You are on page 1of 13

Ulumul Quran

Ilmu Tartib al-Ayat Al-Quran

OLEH KLP I
Ahmad Zulki Muh. Saharuddin Hasrul
Dosen Pembimbing: Drs. H.M. Thoha Ghofar
Tahun Akademik 2011/2012

Ilmu Tartib al-Ayat Al-Quran

Fakultas Ushuluddin Semester II

INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QURAN JAKARTA SELATAN

2011-2012

Pendahuluan
Segala Puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Kitab (al-Quran) kepada hambaNya sebagai bimbingan yang lurus bagi seluruh Ummat. Kitab yang berisi tuntunan dalam kehidupan dunia serta membimbing kepada jalan yang lurus menuju kehidupan Akhirat. Slawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Sang reformasi dalam sejarah kehidupan ummat manusia. Memberikan tauladan yang baik terhadap sesama serta kepada seluruh makhluk hidup berdasarkan nilai-nilai yang termuat dalam kitab Suci Al-Quran. Kita semua memaklumi bahwa semua umat beragama memiliki kitab-kitab suci tersendiri. Kitab-kitab inilah yang dijadikan tuntunan dalam menjalankannya agamanya. Adapun Al-Quran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Sudah menjadi kenyakinan umat Islam bahwa al-Quran merupakan kitab bimbingan hidup manusia guna mencapai kebahagian sejati di dunia maupun di akhirat. Namun untuk memahami serta dapat mengambil hikmah yang terkandung di dalamnya ada separangkat Ilmu yang harus digunakan yang disebut Ulumul Quran. Insya Allah dalam makalah ini, kami memaparkaan satu tema dari kajian Ulumul Quran, yaitu Ilmu Tartib Al-Ayat Al-Quran. Makalah ini memberikan keterangan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Ayat-ayat dalam Al-Quran. Kajian ini secara terperinci terdiri dari definisi Ayat, Ayat yang pertama dan terkhir diturunkan, Jumlah ayat Al-Quran dan sekilas tentang sistematika penyusunan ayat Al-Quran. Mengetahui hal ihwal ayat al-Quran akan memberikan sisi kemudahan dalam mengkaji Al-Quran, memahami makna kandungannya dan dapat mengetahui tempat waqaf katika membacanya. Harapan kami, mudahan-mudahan Makalah ini dapat barnilai Ibadah disisi Allah SWT. Amin !! Disamping itu juga agar dapat menghadirkan hal baru dalam kajian Ulumul Quran khususnya dalam kajian studi ayat-ayat Al-Quran. Namun kami juga memaklumi, karya ini masih perlu perbaikan karena keterbatasan kami dalam menyusunya. Oleh karena itu, masih perlu saran dan kritikan yang membangun dari segenap pembaca. Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 21 Maret 2011

A. DEFINISI AYAT a) Secara Etimologi/Bahasa Kata yah ( )adalah bentuk tunggal dari kata yt ( .)Menurut pengertian etimologi, kata itu dapat diartikan sebagai mukjizat ( ,)tanda ( ,)dan pelajaran 1 ( .) Selain itu, yah ( )dapat diartikan pula sebagai sesuatu yang menakjubkan ( )dan kelompok, masyarakat ( ,)keterangan/penjelasan ( 2.) /Dari definisi di atas, secara terperinci dapat ditemukan dari ayat-ayat Al-Quran sebagai berikut: 1) Mukjizat, arti ini diperkuat oleh firman Allah SWT:

...

Artinya: Tanyakanlah kepada Bani Israil: "Berapa banyaknya tanda-tanda (kebenaran)3 yang nyata... 2) Tanda, arti ini diperkuat dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah : 248:

......
Artinya: "...Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan4 dari Tuhanmu... 3) Pelajaran atau Ibrah, arti ini dapat dilihat dalam firman Allah SWT:

...

Artinya: ...Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman 4) Peristiwa yang luar biasa, perhatikan ayat dibawah ini:

...
Artinya: Dan Telah kami jadikan (Isa) putera Maryam beserta ibunya suatu bukti yang nyata...

1 2

Drs. Rosihon Anwar, Mag, Samudera Al-Quran, Bab Jumlah Ayat Al-Quran, Hal 71-72. Ibid. 3 Yaitu tanda-tanda kebenaran yang dibawa nabi-nabi mereka, yang menunjukkan kepada keesaan Allah, dan kebenaran nabi-nabi itu selalu mereka tolak. 4 Tabut ialah peti tempat menyimpan Taurat yang membawa ketenangan bagi mereka.

5) Bukti dan Dalil, konotasi ini diperkuat oleh firman Allah SWT:

...

Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu... Di dalam bahasa Arab yang sering digunakaan masyarakat Arab pun ayat terkadang mempunyai arti khusus. Orang arab Arab sering mengucapkan kalimat yang berarti kaum keluar dengan Jamaah mereka. Kata pada kalimat itu bermakna dengan Jamaah atau Kelompok mereka, bukan dengan tanda mereka.5 b) Secara Terminologi/Istilah Adapun secara terminologi, ayat adalah sejumlah kalam Allah yang terdapat dalam sebuah Surah dari Al-Quran6. Jika dikaitkan dengan Kitab suci Alquran, yah ( )berarti huruf-huruf hijaiyah atau sekelompok kata yang terdapat di dalam surah Alquran yang mempunyai awal dan akhir yang ditandai dengan nomor ayat. Korelasi antara makna ayat dari sudut pandang Bahasa dan Istilah adalah ayat-ayat Al-Quran merupakan mukjizat dan tanda kebenaran dari semua yang dibawah nabi Muhammad SAW. Di dalamnya terdapat nasihat dan peringatan bagi orang-orang yang berfikir. Ayat-ayat Al-Quran merupakan sebuah fenomena yang luar biasa karena mengandung unsur mukjizat. Ayat-ayat Al-Quran merupakan sebuah kelompok kalimat dan huruf. Walaupun demikian, Al-Quran merupakan bukti dan dalil atas petunjuk dan kekuasaan Allah serta kebenaran Rasulnya. B. AYAT Al-QURAN YANG PERTAMA DAN TERAKHIR TURUN Pembahasan ini bertumpu semata pada Naql dan tauqifi. Akal tidak memiliki wewenang sama sekali kecuali sebatas mentarjih antar dalil atau mengkompromikan yang secara literal nampak kontradiksi. Dalam bahasan ini, tidaklah menjadi tujuan kami membicarakan ayat yang pertama dan terakhir diturunkan berkenaan dengan seluruh aspek ajaran Islam. Hal ini jelas terlalu jauh jangkuannya dan memerlukan upaya yang panjang dalam menyusunnya. Disini kami hanya membicarakan mengenai Ayat yang pertama dan terakhir yang diturunkan secara Mutlak. a) Ayat yang Pertama Diturunkan Ada empat pendapat tentang hal ini: Pertama, Pendapat inilah yang paling shahih bahwa ayat yang pertama diturunkan adalah ayat 1-5 surah al-Alaq.7 Diantara dalil yang menguatkan pendapat ini adalah:
5 6

Kamaluddin Marzuki, Ulumul Quran, Bab Surah dan Ayat Al-Quran, Hal. 98. Manna Khalil Al-Qaththan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran, Bab Tertib Ayat dan Surah, Hal. 205. 7 Muhammad Abdul Adzim Al-Zarqani, Manahil Al- Urfan fii Ulum Al-Quran, Bab Ayat yang pertama dan terakhir diturunkan, Hal. 92.

1. Imam Bukhari dan Imam Muslim Meriwayatkan (dengan redaksi Imam Bukhari) dari Aisyah Ummul Mukminin ra. Bahwa ia berkata:

2. Imam Al-Hakim di dalam al-Mustadraknya dan Al-Baihaqi di dalam Dalailnya menilai shahih Riwayat dari Aisyah ra. bahwa ia berkata: Surah pertama yang diturunkan ialah bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu (Q.S. Al-Alaq: 1).8 3. Ath-Thabrani di dalam Al-Kabir dengan Sanadnya sendiri menilai shahih riwayat dari Abu raja al-Atharidiy, katanya: Abu Musa membacakan al-Quran kepada kami lalu membuat majlis-majlis untuk kami. Setiap kali membaca surah bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan sampai apa yang tidak diketahunya (Q.S. Al-Alaq: 1).9 Kedua, bahwa ayat yang pertama diturunkan adalah:

Mereka yang melontarkan pendapat ini berdalih juga dengan hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Abu Salamah bin Abdurrahman ibn Auf bawha ia berkata: saya bertanya kepada Jabir ibn abdullah, mana Al-Quran yang mula-mula diturunkan? Lalu Ia menjawab: Hai orang-orang yang berselimut (Al-Muddatstsir: 1).10 Ketiga, Dikatakan pula bahwa yang pertama kali turun adalah surah Al-Fatihah. Pendapat ini dikuatkan oleh hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi. Namun para Ulama menilai bahwa hadis tersebut tidak bisa dijadikan argumentasi sebab disamping statusnya Mursal, hadis itu hanya memberitakan turunnya Surah al-Fatihah setelah turunnaya ayat Al-Iqra bismi Rabbika.11
8

Muhammad Abdul Adzim Al-Zarqani, Manahil Al- Urfan fii Ulum Al-Quran, Bab Ayat yang pertama dan terakhir diturunkan, Hal. 93. 9 Ibid. Hal. 93-94. 10 Muhammad Abdul Adzim Al-Zarqani, Manahil Al- Urfan fii Ulum Al-Quran, Bab Ayat yang pertama dan terakhir diturunkan, Hal. 94. 11 Muhammad ibn Alami al-Maliki Al-Hasani, Samudera Ilmu-Ilmu Al-Quran Ringkasan Kitab Al-Itqan. Bab Ayat pertama dan terakhir diturunkan, Hal. 16.

Keempat, Disebutkan juga bahwa yang pertama turun adalah: Mereka yang mengemukakan pendapat ini berdalih dengan Riwayat yang ditakhrij oleh Al-Wahidiy dengan sanadnya sendiri dari Ikrimah dan al-Hasan, keduanya berkata: yang mula-mula diturunkan adalah ( dengan menyebut Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang) dan awal surah Al-Alaq. Penggunaan dalil diatas ditolak dengan dua alasan:12 1. Hadis itu Mursal, seperti hadis sebelumnya sehingga tidak bisa menggoyahkan yang Marfu. 2. Basmalah memang biasanya turun mengawali setiap surah, kecuali surah yang dikecualikan. Dengan demikian posisinya merupakan sesuatu yang turun bersama awal surah Al-Alaq sehingga tidak tepat menyebutnya sebagai yang pertama diturunkan secara mandiri. b) Ayat yang Terakhir Diturunkan Ulama berbeda pendapat dalam menentukan ayat yang terakhit diturunkan. Masingmasing bertumpu kepada Atsar karena memang tidak ada hadis Marfunya. Inilah yang merupakan faktor utama munculnya berbagai kesangsian dan beragamnaya pendapat. Pertama, mengatakan bahwa yang terakhir diturunkan adalah firman Allah SWT pada surah Al-Baqarah ayat 281:


Pendapat diatas berdasarkan riwayat ini ditakhrij oleh Imam an-Nasai melalui Ikrimah dari Ibnu Abbas. Setelah ayat ini turun, Nabi SAW masih hidup selama sembilan malam. Kemudian selang dua hari dari bulan Rabiul Awwal, beliau wafat.13 Kedua, bahwa yang terakhir diturunkan adalah firman Allah SWT pada surah AlBaqarah ayat 278:

Riwayat ini ditakhrij oleh imam Al-Bukhari dari Ibnu Abbas dan Al-Baihaqi dari Ibnu Umar. Ketiga, bahwa ayat yang terakhir diturunkan adalah tentang hutang-piutang yang terdapat daalm dalam Surah Al-Baqarah pula, firman Allah SWT:

...

Ibnu Jarir juga mentakhrij riwayat dari Said ibnu Masayyab bahwa beliau mendengar ayat yang terakhir diturunkan yang sudah merupakan ketentuan Arsy adalah ayat tentang hutang-piutang.14
12

Muhammad Abdul Adzim Al-Zarqani, Manahil Al- Urfan fii Ulum Al-Quran, Bab Ayat yang pertama dan terakhir diturunkan, Hal. 97. 13 Ibid. Hal. 98. 14 Ibid, Hal. 99.

Ketiga pendapat diatas dapat dipadukan, yaitu bahwa ketiga ayat tersebut diturunkan sekaligus seperti tertib urutannya di dalam mushaf. Ayat mengenai riba, ayat pelihara dirimu dari azab yang terjadi pada suatu hari kemudian ayat mengenai utang karena ayat-ayat tersebut masih satu kisah. Setiap perawi mengabarkan bahwa sebagian dari yang diturunkan itu sebagai yang terakhir kali dan itu memang benar. Dengan demikian, ketiga ayat itu tidak saling bertentangan.15 Keempat, dikatakan pula bahwa yang terakhir kali diturunkan adalah Ayat mengenai Kalalah. Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Barra bin Azib. Kelima, pendapat lain yang menyatakan yang terakhir turun adalah:

Pendapat diatas dikutip dari Al-Mustadrak yang bersumber dari Ubay bin Kaab. Keenam, Dikatakan pula bahwa yang terakhir turun adalah Surah Al-Maidah. Ini didasarkan pada riwayat Tirmidzi dan Hakim dari Aisyah ra. Ketujuh, juaga dikatakan bahwa yang terakhir turun adalah firman Alllah:

: ...

... :
Ini didasarkan pada Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Mardawaih melalui Mujahid dari Ummu Salamah, dia berkata: ayat yang terakhir kali diturunkan adalah ayat ini sampai akhir ayat diatas.16 Pendapat-pendapat diatas tidak mengandung sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW. Masing-masing merupakan Ijtihad dan dugaan. Mungkin pula bahwa masing-masing mereka itu memberitahukan mengenai apa yang terakhir didengarnya dari Rasulullah. Ini juga bisa dilatarbelakangi hal terakhir yang diturunkan dalam perundang-undangan tertentu serta mengenai surah terakhir yang diturunkan secara lengkap. Menurut Syeikh Muhammad Abdul Adzim Al-Sarqani, pendapat yang paling melegakan hati adalah ayat 281 dalam Surah Al-Baqarah.17

15

Manna Khalil Al-Qaththan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran, Bab Pengetahuan Mengenai yang Turun Pertama dan Terakhir, Hal 96. 16 Ibid. Hal 97-98. 17 Muhammad Abdul Adzim Al-Zarqani, Manahil Al- Urfan fii Ulum Al-Quran, Bab Ayat yang pertama dan terakhir diturunkan, Hal 103.

C. JUMLAH AYAT AL-QURAN Mengenai jumlah ayat Al-Quran, di dalam At-Tibyan karangan Imam An-Nawawi disebutkan, para Ulama sepakat bahwa jumlah ayat Al-Quran adalah 6200 ayat lebih. Hanya saja keleihannya ini dipersilahkan. Perbedaan ini berasal dari keragaman cara menghitung ayat yang dilakukan oleh Ulama Qiraat Madinah, Mekkah, Bashrah, Kuffah dan Syam. Abu Ubaidillah al-Maushili dalam Dzat Ar-Rusyd fi Al-Adad menjelaskan para ulama berbeda pendapat dalam menentukan jumlah ayat seperti dibawah ini: 1) Kalangan Ulama Madinah dikenal dua versi. Pertama, disampaikan oleh abu Jafar bin Yazid Al-Qaqa (6.210 ayat) dan Syaibah bi Nashshah (6.214 ayat). Sedangkan, versi kedua disampaikan oleh Ismail bin Jafar bin abi Katsir Al-Anshari (6.217 ayat). 2) Kalangan Ulama Mekkah dari Abdullah Bin Katsir dari Mujahid dari Ibnu Abbas dari Ubay Bin Kaab (6.220 ayat). 3) Kalangan Ulama Kuffah diriwayatkan dari Hamzah Az-Zayyat (6236 ayat). 4) Kalangan Ulama Bashrah, diriwayatkan dari Ashim Al-Jah (6.205 ayat). 5) Kalangan Ulama Syam diriwayatkan dari Yahya bin al-Harits adz-Dzamari (6.226). Perbedaan cara menghitung jumlah ayat diatas dipicu oleh kenyataan bahwa ketika membaca Al-quran, nabi selalui memulai dari pangkal ayat untuk mengajarka kepada para sahabatnya bahwa itu merupakan pangkal ayat. Namun, nabi sering pula mewahalkan (menggabungkan dua ayat) demi kesempurnaan makna. Sebagian sahabat lalu ada yang menghitungnya sebagai satu ayat, sedangkan yang lainnya menghitungnya dua ayat.18 Sering terdengar seseorang menyatakan bahawa jumlah ayat di dalam Al-Quran adalah enam ribu, enam ratus, dan enam puluh enam (6.666). Angka itu manis disebut, mudah diingat, dan sedap didengar. Namun begitu, bukan semua yang sedap didengar dan senang diingat yang dikeluarkan daripada mulut yang manis itu benar. Haruslah diperiksa dahulu sebelum menerimanya bulat-bulat. Apa lagi kalau ia mengenai agama, Firman Allah SWT:

: ... ...
Artinya: ...Syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)...

18

Drs. Rosihon Anwar, Mag, Samudera Al-Quran, Bab Jumlah Ayat Al-Quran, Hal 73.

Adapun, jumlah ayat berdasarkan Al-Quran terbitan Departemen Agama R.I dapat dilihat berdasarkan hitungan skema dibawah ini:19

Nomor
1-5 6-10 11-15

Jumlah ayat Masing-Masing Surah Kolom Kolom Kolom Kolom Kolom 1 2 3 4 5 7 286 200 176 120 165 123 128 112 227 34 83 54 35 60 96 14 12 28 31 29 17 15 19 11 4 5 206 111 111 78 93 30 182 53 38 49 29 11 30 28 50 19 19 21 5 8 7 4 75 43 110 118 88 73 88 89 29 62 22 11 52 20 40 36 26 11 8 3 3 5 129 52 98 64 69 54 75 59 18 55 24 18 52 56 46 25 30 8 8 9 6 6 109 99 135 77 60 45 85 37 45 78 13 12 44 40 42 22 20 8 11 5 3

Jumlah Ayat 789 684 428 582 449 537 236 513 292 165 304 184 66 190 172 209 131 112 63 51 36 23 20

U R U T A N

16-20 21-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 56-60 61-65 66-70

S U R A h

71-75 76-8o 81-85 86-90 91-95 96-100 101-105 106-110 111-114

114 surah

Jumlah Ayat secara keseluruhan

6.236

19

Ogos, http://www.e-bacaan.com/artikel_6666.htm, 2002

D. SISTEMATIKA PENYUSUNAN AYAT AL-QURAN Ijma ulama sepakat bahwa urutan ayat sebagaimana yang kita lihat sekarang ini dalam mushaf-mushaf adalah berdasarkan tauqifi (ketetapan Rasul atas petunjuk Wahyu). Jibril atas titah Allah memerintahkan Nabi untuk meletakkan ayat pada tempatnya masing-masing. Lalu nabi pun memerintahkan sekretarisnya untuk melaksanakan titah itu. Rayu dan Ijtihad tidak mamiliki kesempatan di dalamnya. Jibril membawa ayat-ayat itu kepada Rasulullah SAW dan memberikan bimbingan letak ayat itu dalam suratnya.20 Berbicara mengenai penempatan ayat-ayat dalam surah-surah Al-Quran berbeda dengan penempatan surah. Dalam pembahasan penyusunan surah perselisihan pendapat berlangsung cukup seru. Dalam hal ini nampak perimbangan antara pendukung tauqifi dan Ijtihadi boleh dibilang sama-sama kuat. Adapun dalam pembahasan penempatan ayat-ayat perselisihan tidak setajam di atas. Dalil-dalil naqli pun cukup kuat dalam persoalan ini.21 Dalam sebuah hadis yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dan ketiga orang pemilik kitab As-Sunan dari Riwayat Ibnu Abbas, dari Usman bin Affan dijelaskan bahwa apabila turun ayat kepadanya Nabi memanggil sebagian sekretarisnya dan bersabda: letakanlah ayat ini pada surah yang di dalamnya terdapat ayat ini...ini... Hadis diatas memberikan kepastian kuat bahwa susunan ayat pada mushaf Usman berasal dari bacaan sendiri. Dalam kaitan ini pun, para ulama telah sepakat bahwa susunan ayat itu bersifat tauqifi dan didukung oleh nash-nash yang shahih. Diantara hadis-hadis yang mendukungnya adalah beriku ini:22 1) Al-Bukhari telah mengeluarkan sebuah Hadis dari Ibnu Az-Zubair. Ibnu Az-Zubair berkata kepada Usman bin Affan, ayat 240 dari surah Al-Baqarah telah dinasikh oleh ayat lain, lalu engapa engkau tetap menulisnya? Usman menjawab, wahai anak saudaraku, saya tidak akan mengurangi satu ayat pundari tempatnya. Ibnu Az-Zubair memahami bahwa ayat yang telah dinasikh seharusnya tidak ditulis, tetapi Usman pun memahami bahwa perintah penetapan ayat pada tempanya berdasarkan tauqifi dan tidak ada seorang pun dapat merubahnya. 2) Muslim mengeluarkan sebuah Hadis dari Umar. Umar pun berkata: Aku belum pernah bertanya kepada Nabi sesering pertanyaanku tentang Kalalah sampai-sampai Beliau menunjuk dadaku dan Bersabda, tidak cukupkah engkau dengan ayat Ash-Shahif pada surah An-Nisa?. Dalam hadis ini, kita bisa melihat bahwa Nabi SAW menunjukan kepadanya tempat di mana ayat itu berada yakni pada surah An-Nisa sebagaimana yang kita lihat sekarang, yaitu firman Allah SWT:

20

Muhammad Abdul Adzim Al-Zarqani, Manahil Al- Urfan fii Ulum Al-Quran, Bab Ayat yang pertama dan terakhir diturunkan, Hal 363. 21 Kamaluddin Marzuki, Ulumul Quran, Bab Surah dan Ayat Al-Quran, Hal. 99. 22 Drs. Rosihon Anwar, Mag, Samudera Al-Quran, Bab Jumlah Ayat Al-Quran, Hal 57-58.

E. KESIMPULAN Al-Quran sebagai kitab suci Umat Islam merupakan pedoman hidup dunia-akhirat. Bagi umat Islam, dalam membahas masalah Al-Quran, tak ada sumber yang lebih bernilai ketimbang Al-Quran itu sendiri. Dalam hal ini, pemahaman terhadap ayat-ayatnya pun memiliki peranan penting untuk memahami Al-Quran. Adapun pemahaman terhadap ayat yang dimaksud ialah jumlah ayat, batas awal ayat, serta akhir sebuah ayat. Diantara manfaat yang dapat dipetik terhadap pemahaman ayat adalah mengetahui waqaf. Berhenti pada pangkal ayat menurut hadis merupakan kesunnahan. Disamping itu juga, mengetahui ayat-ayat, jumlahnya dan fashilah-fashilahnya memiliki sejumlah konsekuensi hukum. Disamping pemahaman tentang ayat, mengetahui yang pertama dan terakhir turun adalah sesuatu yang sangat penting. Diantara fungsi mengetahui yang pertama dan terakhir diturunkan adalah: 1) Dapat membedakan yang Nasikh dan yang di Mansukh. Bila ada dua atau lebih ayat yang memiliki objek yang sama, dimana hukum yang terkandung dalam salah satu ayatnya berbeda dengan hukum yang terkandung dalam ayat lainnya. 2) Fungsi lainnya adalah mengetahui sejarah pembentukan hukum Islam, mengamati pentahapannya, mengenal kebijaksanaan dan strategi yang ditempuh Islam dalam mengadili masnyarakat, baik dalam menghancurkan kebatilan yang mereka lakukan ataupun dalam membangun prilaku positif yang belum mereka kenal. 3) Disamping kedua fungsi diatas, yaitu menampakan sejauh mana perhatian yang diberikan Al-Quran Al-karim sehingga dapat diketahui yang pertama dan yang terakhir diturunkan, yang shafari dan yang hadhari, dan lain-lain.

Daftar Pustaka
Al-Zarqani, Muhammad Abdul Adzim, Syeikh. Manahil Al- Urfan fii Ulum Al-Quran, Jakarta : Gaya Media Pratama, 2001. Ash-Shiddieqy, Muhammad Hasbi. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1994. Anwar, Rosihon. Samudera Al-Quran, Bandung: CV Pustaka Setia, 2001. Al-Qattan, Manna Khalil. Studi ilmu-Ilmu al-Quran, Jakarta: PT Pustaka Litera AntarNusa, 2007. Al-Hasani, Muhammad ibn Alami al-Maliki. Samudera Ilmu-Ilmu Al-Quran Ringkasan Kitab Al-Itqan. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2003.

You might also like