You are on page 1of 15

BAGAIMANA TERJADINYA GEMPA

AdeeBee07 (lebahpetebe.blogspot.com)

ABSTRAK Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusa Tenggara, sedangkan dengan Pasifik di utara Irian dan Maluku utara.

I.

PENDAHULUAN Sejumlah wilayah di Indonesia berulang kali dilanda gempa bumi. Dalam rentang waktu yang terbilang singkat gempa mengguncang Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Tasikmalaya, Yogyakarta, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi dan lain-lain. Akibat gempa itu tidak hanya merusakan bangunan, namun banyak menelan korban jiwa. Lalu apa yang menjadi penyebab gempa bumi itu terjadi? Walaupun pulau-pulau di Indonesia merupakan daerah yang rawan gempa bumi, dari persebaran bencana ini, sebenarnya bisa diketahui kawasan mana saja yang rawan ataupun daerah mana saja yang aman. Untuk itu penulis menulis tulisan ini untuk mengetahui apakah gempa itu, kemudian daerah-daerah mana sajakah yang menjadi rawan gempa baik di wilayah kawasan Indonesia maupun di luar negeri, dan mengapa gempa itu bisa terjadi serta hal-hal apa sajakah yang dilakukan bila terjadi datangnya gempa.

II.

PEMBAHASAN MASALAH A. Gambaran Umum Menurut para ahli, hampir seluruh wilayah Indonesia tidak aman dari gempa, kecuali Kalimantan yang relatif tidak memiliki patahan gempa. Semakin ke timur, potensi gempa semakin besar. Menurut Kepala Badan Geologi Departemen ESDM R Sukhyar, selama ada dinamika di lapisan bumi, maka akan tetap terjadi potensi gempa. "Setiap hari kita mencatat ada gempa, cuma skalanya beragam. Lempeng-lempeng yang bergerak menjadikan potensi gempa," paparnya. Potensi gempa di Indonesia memang terbilang besar, sebab berada dalam pertemuan sejumlah lempeng tektonik besar yang aktif bergerak. Indonesia berada di dalam daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusa Tenggara, sedangkan dengan Pasifik di utara Irian dan Maluku utara. Di sekitar lokasi pertemuan lempeng ini akumulasi energi tabrakan terkumpul sampai suatu titik dimana lapisan bumi tidak lagi sanggup menahan tumpukan energi sehingga lepas berupa gempa bumi. Pelepasan energi sesaat ini menimbulkan berbagai dampak terhadap bangunan karena percepatan gelombang seismik, tsunami, longsor, dan liquefaction. Besarnya dampak gempa bumi terhadap bangunan bergantung pada beberapa hal, diantaranya adalah skala gempa, jarak episenter, mekanisme sumber, jenis lapisan tanah di lokasi bangunan dan kualitas bangunan. Sukhyar menambahkan, terjadinya gempa juga berkaitan dengan sesar aktif. Di antaranya sesar Sumatera, sesar Palu, atau sesar di yang berada di Papua. Ada juga sesar yang lebih kecil di Jawa seperti sesar Cimandiri, Jawa Barat.

B. Daerah Gempa Gambar-gambar di bawah ini yang ditandai dengan lingkaran putih keabuabuan menunjukkan gempa-gempa yang terjadi. Makin besar lingkaran maka gempa makin besar. Gambar-gambar tersebut diperoleh melalui aplikasi Google Earth.

Gb. 1 Negara Indonesia

Gb. 2 Australia

Gb. 3 Benua Afrika

Gb. 4 Amerika Utara

Gb. 5 Amerika Latin

Gb. 6 Asia
3

Gb. 7 Eropa

Gb. 8 Kutub Selatan

Gambar. 9 Pulau Kalimantan merupakan pulau di Indonesia yang miskin gempa

Gambar 10 Pulau Sumatera (difoto secara vertikal).

Gb. 11 Pulau Jawa

Gambar 12 Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Irian

Gambar 13 Negara Jepang


5

Aktifitas Daerah Gempa Bumi di Indonesia Berdasarkan sejarah kekuatan sumber gempa, aktivitas gempa bumi di Indonesia terbagi dalam enam daerah aktivitas, 1. Daerah Sangat Aktif Wilayah sangat aktif memungkinkan terjadinya gempa dengan kekuatan lebih dari 8 skala Richter. Meliputi wilayah Halmahera dan lepas pantai utara Papua. 2. Daerah Aktif Wilayah ini memungkinkan gempa dengan kekuatan 8 sampai 7 skala Richter sering terjadi. Yaitu di lepas pantai barat Sumatra, Kepulauan sunda, dan Sulawesi Barat. 3. Daerah Lipatan dengan atau Tanpa Retakan Gempa dengan kekuatan kurang dari 7 skala Richter bisa terjadi. Wilayah ini meliputi Sumatra, Kepulauan Sunda, dan Sulawesi Tengah. 4. Daerah Lipatan dengan atau Tanpa Retakan Gempa dengan kekuatan kurang dari 7 skala Richter mungkin terjadi. Wilayah ini meliputi pantai barat Sumatra, Jawa bagian utara, dan Kalimantan bagian timur.

C. Gempa Bumi Paling Mematikan 1) Gempa Bumi Shaanxi Gempa bumi paling mematikan dalam sejarah yang terjadi pada 14 Februari 1556 di Shaanxi, Cina diperkirakan menewaskan tidak kurang dari 830.000 orang. Gempa bumi ini tercatat sebesar 8.0 skala richter. 2) Gempa Bumi Tangshan Gempa bumi ini terjadi pada 28 Juli 1976 di Tangshan Hebei, China. Gempa bumi ini diperkirakan menewaskan sekitar 255.000 orang. Gempa ini berlangsung pada pagi hari dan diperkirakan berlangsung dalam waktu 10 detik dengan skala 8.o Richter. 3) Gempa Bumi Haiyuan Gempa bumi yang terjadi pada 16 Desember 1920 di kota Haiyuan, Ningxia, China ini mengakibatkan setidaknya 240.000 jiwa melayang. Besarnya gempa Haiyun sekitar 7.8-8.5 skala richter. 4) Gempa Bumi Aleppo Gempa bumi yang berpusat di kota Aleppo, Syria pada 11 Oktober 1138 ini menewaskan setidaknya 230.000 orang. Besarnya gempa yang terukur sebesar 8.5 skala richter.
6

5) Gempa Bumi Samudera India Gempa bumi ini terjadi pada 26 Desember 2004 di Samudra Hindia, lepas pantai barat Aceh. Gempa berkekuatan 9.3 skala Richter, yang merupakan gempa bumi terbesar di asia tenggara dalam kurun waktu 40 tahun belakangan ini. Gempa ini menyebabkan terjadinya tsunami dan menewaskan kurang lebih 230.000 jiwa. 6) Gempa Bumi Damghan Gempa bumi ini berpusat di negara Iran pada tahun 856 dan menewaskan setidaknya 200.000 jiwa. 7) Gempa Bumi Ardabil Gempa bumi yang mengakibatkan korban jiwa sebesar 150.000 jiwa ini berpusat di Iran pada tahun 893. 8) Gempa Bumi Hokkaid Gempa bumi Hokkaid terjadi di Jepang pada tahun 1730 dan menewaskan sekurangnya 137.000 jiwa melayang. 9) Gempa Bumi Ashgabat Gempa bumi ini menewaskan sekitar 110.000 korban jiwa di Ashgabat, Turkmenistan pada 5 Oktober 1948. Gempa bumi tercatat sebesar 7.3 skala richter. 10) Gempa Bumi Kanto Gempa bumi Kanto berpusat di dataran Kanto di Pulau Honshu Jepang pada tanggal 1 September 1923 dan menewaskan sekitar 105.000 orang. Gempa bumi ini diperkirakan sebesar 7.9 - 8.4 skala richter.

D. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi Sebelum membahas masalah penyebab datangnya gempa, alangkah baiknya membahas dahulu prediksi datangnya gempa itu. Prediksi Datangnya Gempa Bumi Gempa adalah bencana alam paling misterius, sulit diprediksi. Kalau gunung api meletus, ada tandanya, sehingga penduduk di lereng gunung itu bisa siap siaga. Begitu pula angin ribut, masih memberikan sinyal kapan terjadi, karena manusia bisa meramalkan datangnya. Apalagi banjir, sesungguhnya bisa diprediksi dengan melihat curah hujan di hulu, mengukur ketinggian air di bendungan, dan sebagainya. Kalau bencana-bencana itu masih juga meminta korban berjumlah besar, di dalamnya ada andil kesalahan atau kekurangcermatan manusia. Kepala Balai Besar II Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Suhardjono, mengemukakaan bahwa belum ada satu teknologi pun yang bisa
7

memprediksi kapan terjadi gempa secara pasti. Saat ini teknologi yang ada baru bisa melakukan identifikasi lokasi dan perkiraan besaran maksimum jika terjadi gempa. Menurut Suhardjono, jika bicara tentang prediksi gempa, yang bisa diidentifikasi adalah lokasi. Adapun lokasi itu diketahui berdasarkan pergerakanpergerakan lempeng, termasuk pertemuan lempeng yang menyebabkan terjadinya patahan. Kedua, yang bisa diidentifikasi adalah besaran gempa. Identifikasi itu diketahui berdasarkan kondisi geologi yang ada, bagaimana, pergerakan lempeng, lempeng seperti apa, jenis tanah seperti apa, dan lainnya. Sedangkan mengenai kapan gempa bisa terjadi belum dapat diidentifikasi. "Belum bisa dijawab secara exact," tutur Suhardjono. Metode yang bisa dilakukan baru berdasarkan statistik, seperti probabilitas dan perkiraan periode. Walaupun susah diprediksi, namun ada fenomena alam yang dianggap sebagai tanda datangnya gempa 1. Melihat langit. Apabila terlihat ada awan yang bentuknya seperti angin tornado atau seperti pohon atau seperti batang, kemungkinan adalah awan gempa yang biasanya muncul sebelum gempa terjadi.

Gambar 14 Awan yang muncul di Kobe, Jepang sebelum tragedi Gempa Besar Kobe 17 januari 1995 Awan yang bentuknya aneh itu terjadi karena adanya gelombang elektromagnetis berkekuatan hebat dari dasar bumi, jadinya 'menghisap' daya listrik di awan.. makanya bentuk awannya jadi kayak tersedot kebawah. Gelombang elektromagnetis berkekuatan besar itu sendiri terjadi akibat adanya patahan atau pergeseran lempeng bumi.
8

2. Uji medan elektromagnetis didalam rumah. Seandainya tiba-tiba siaran TV kabur, teks pada fax yang kita terima berantakan dan lampu dirumah tetap nyala walaupun tidak ada arus listrik, itu berarti sedang ada gelombang elektromagnetis luar biasa yang sedang terjadi tapi kasat mata dan tidak bisa dirasa manusia. 3. Tingkah laku hewan-hewan. Hewan-hewan seperti lari, atau bertingkah laku aneh/ gelisah, karena insting hewan biasanya tajam Dan hewan bisa merasakan gelombang elektromagnetis. 4. Air tanah Air tanah tiba-tiba menjadi surut tidak seperti biasanya. Tanda-tanda tersebut kemungkinan besar menunjukkan bila akan gempa berkekuatan besar. Walaupun demikian, adanya awan gempa yang bentuknya aneh itu tetap tidak bisa memastikan kapan gempa terjadi. Sebagai contoh, awan seperti itu terlihat di Kobe yaitu 8 hari sebelum gempa. Tetapi di Niigata, awan seperti itu terlihat hanya 4 jam sebelum gempa Niigata Oktober 2004. Bila skala gempanya besar dan episentrumnya terletak di laut, kemungkinan besar akan datangnya gelombang tsunami. Beberapa tanda akan terjadi gelombang tsunami adalah laut tiba-tiba menyurut dan burung-burung laut terbang dengan kecepatan tinggi ke arah daratan. Beberapa tanda akan terjadi gelombang tsunami adalah laut yang tiba-tiba menyurut dan burung-burung laut terbang dengan kecepatan tinggi ke arah daratan.

Penyebab Gempa Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi. Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit ke dalam, mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km. Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang) juga terjadi karena
9

menumpuknya massa air yang sangat besar di balik DAM, seperti DAM Karibia, Afrika Selatan. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ ke dalam bumi (contoh pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi

Gambar 15 Proses Terjadinya Gempa

Gambar 16 Pergerakan Lempeng Hiposenter dan Episenter Hiposenter (Fokus Gempa) adalah istilah yang dugunakan untuk menyebut titik pusat gempa, tempat dimana sumber energi dilepaskan.
10

Episenter adalah daerah permukaan yang terdeka dengan Hiposenter. Daerah yang terletak di Episenter inilah yang merasakan guncangan gempa paling besar.

Gambar 17 Hiposentrum dan Episentrum

Gelombang Gempa Dikenal ada dua jenis gelombang yang dihasilkan dari proses terjadinya gempa bumi, yaitu gelombang S dan gelombang P, gambar dibawah memberikan ilustrasi dari gelombang P dan S.

Gambar 18 Gelombang Gempa

11

Gambar 19 Guncangan di Permukaan Akibat Perambatan Gelombang Gempa

Tipe Gempa Kalo dilihat dari penyebab terjadinya gempa, gempa bisa dikelompokkan menjadi dua yaitu gempa vulkanik dan gempa tektonik. 1. Gempa vulkanik Gempa vulkanik adalah gempa yang dihasilkan akibat adanya hubungan dengan letusan gunung berapi. Gempa ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut. 2. Gempa tektonik Gempa tektonik adalah gempa yang dihasilkan akibat adanya hubungan dengan pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa tektonik disebabkan oleh perlepasan (tenaga) yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tektonik plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan
12

tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang

menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa tektonik ialah Gempa Yogya. Ada pula gempa yang terjadi karena tumbukan, reruntuhan ataupun buatan manusia Gempa bumi tumbukan : Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi Gempa bumi runtuhan : Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
-

Gempa bumi buatan : Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.

E. Tindakan Penyelematan Saat Gempa Terjadi Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat dijadikan pegangan dimanapun anda berada. 1. Di dalam rumah Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah ke bawah meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang menyalakan kompor maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran. 2. Di luar rumah Lindungi kepala anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda bawa. 3. Di Mall, Bioskop, dan Lantai Dasar Mall Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam.
13

4. Di dalam Lift Jangan menggunakan lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran. Jika anda merasakan getaran gempabumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia. 5. Di dalam Kereta Api Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan. 6. Di dalam Mobil Saat terjadi gempabumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci. 7. Di Gunung/ Pantai Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi. 8. Beri Pertolongan Petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang berada di sekitar anda. 9. Evakuasi Pengungsian perlu dilakukan jika kebakaran meluas akibat gempa bumi. Pada prinsipnya, evakuasi dilakukan dengan berjalan kaki dibawah kawalan petugas polisi atau instansi pemerintah. Bawalah barang-barang secukupnya. 10. Dengarkan Informasi Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yang benar dari pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.
14

III.

KESIMPULAN Gempa adalah suatu fenomena bencana alam yang terjadi ketika dua blok (lempengan) dari bumi bergeser satu sama lain. Dengan kata lain, Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.

IV.

DAFTAR PUSTAKA Ardian Riski. 2010. Diakses pada http://www.ardianrisqi.com/2010/02/gempa-bumi-dan-dampaknya.html Diunduh pada 11 Maret 2010. Artikel Indonesia. 2009. Diakses pada http://artikelindonesia.com/penyebab-gempa-bumi-tips-penangannya.html Diunduh pada 11 Maret 2010. Asahan News. 2009. Diakses pada http://asahannews.com/inilah-4-tanda-ciri-ciri-akan-terjadinya-gempa-bumi-dan-10-tipsmenghadapi-gempa Diunduh pada 11 Maret 2010 Febiany, T. , dan Wardhani, D.K. 2007. Seri Bencana Alam di Indonesia Gempa Bumi. Jakarta: Erlangga. Koran Jakarta. 2009. Diakses pada http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=29442 Diunduh pada 11 Maret 2010. Oke Zone. 2009. Diakses pada http://news.okezone.com/read/2009/09/09/1/255831/indonesia-rawan-gempa-akibatpertemuan-lempeng-tektonik Diunduh pada 13 Maret 2011. Shvoong. 2008. Diakses pada http://id.shvoong.com/exact-sciences/1855241-proses-terjadinya-gempa-bumi Diunduh pada 11 Maret 2010. Technology Indonesia. 2009. Diakses pada http://www.technologyindonesia.com/lpndristek.php?page_mode=detail&id=35 Diunduh pada 13 Maret 2010. Viva News. 2009. Diakses pada http://nasional.vivanews.com/news/read/95213bmkg_tak_ada_yang_bisa_prediksi_waktu_gempa Diunduh pada 11 Maret 2010 Wikipedia. 2010. Diakses pada http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi Diunduh pada 11 Maret 2010. Adib Wahyu Hidayat Petebe Nol Nam

15

You might also like