Professional Documents
Culture Documents
Ahmad Junaidi
Outline
Subjek Pajak Objek Pajak Pembukuan Pengurangan yang Diperkenankan Penghitungan Pajak Perhitungan Angsuran PPh Pasal 25 SPT PPh Badan
Page 2
Dasar Hukum
Page 3
SUBJEK PAJAK
Page 4
Page 5
Page 6
Page 7
Page 8
Page 9
Page 11
11
Page 12
SPDN
SPLN
BADAN
MULAI : SAAT DIDIRIKAN / BERKEDUDUKAN DI INDONESIA BERAKHIR : SAAT DIBUBARKAN ATAU TIDAK LAGI BERKEDUDUKAN DI INDONESIA.
BUT
MULAI : SAAT MELAKUKAN USAHA/KEGIATAN MELALUI BUT DI INDONESIA BERAKHIR : SAAT TDK LAGI MENJALANKAN USAHA/KEGIATAN MELALUI BUT DI INDONESIA.
Page 13
13
Subjek Pajak
Wajib Pajak
Objek Pajak
Page 14
Perbedaan WP DN dan WP LN
WP DN
Dikenai PPh dari penghasilan di Ina dan dari luar Ina Dikenai berdasarkan penghasilan neto
WP LN
Page 15
Organisasiorganisasi Internasional
Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut Tidak menjalankan usaha, kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia selain memberikan pinjaman kepada Pemerintah yang dananya berasal dari iuran anggota
Page 16
OBJEK PAJAK
Page 17
OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (1) PENGHASILAN
SETIAP TAMBAHAN KEMAMPUAN EKONOMIS YANG : - Diterima atau diperoleh WP - Berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, - Dapat dipakai untuk konsumsi/menambah kekayaan WP
Page 18
Klasifikasi Penghasilan
Penghasilan
1. Dikenai Tarif Umum Ps. 17 / Psl 4/1 2. Dikenai PPh Bersifat Final / Psl 4/2 3. Dikecualikan dari Objek Pajak / Psl 4/3
Page 19
Sesuai UU
Tidak Sesuai UU
over
under
Koreksi negatif
Koreksi positif
Koreksi negatif
Koreksi negatif
Page 20
Page 21
Penggantian /imbalan berkenaan dgn pekerjaan/jasa yg diterima/diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, /imbalan dlm bentuk lainnya, kec. ditentukan lain dlm UU ini
Laba usaha
Page 22
Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak
Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaminan pengembalian utang
Page 23
Keuntungan karena pembebasan hutang kecuali sampai dengan jumlah tertentu (Rp 350 juta dan termasuk kriteria debitur kecil/PP130/2000) yang ditetapkan dengan PP
Page 24
Premi asuransi
Iuran yang diterima/diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari WP yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak
Page 25
Page 26
Page 27
CASE : SEWA
biaya-biaya terkait tidak dapat menjadi pengurang
pajak yang dibayar tidak dapat dikreditkan penghasilan tidak dihitung kembali pada saat penghitungan pajak akhir tahun
Page 28
Jenis Penghasilan
Bunga deposito, tabungan, & diskonto SBI Hadiah Undian Bunga simpanan Koperasi Bunga Obligasi 20%
Tarif
DPP
Jumlah Bruto
Peraturan
PP 131/2000
2 3 4
25% 0% (s.d Rp 240.000) 10% (> Rp 240.000) Bunga Obligasi 15% (WP DN dan BUT) 20%/tarif P3B (WP LN) diskonto dari Obligasi dengan kupon 15% (WP DN dan BUT) 20%/tarif P3B (WP LN) diskonto dari Obligasi tanpa bunga 15% (WP DN dan BUT) 20%/tarif P3B (WP LN) bunga dan/atau diskonto dari Obligasi yang diterima dan/atau diperoleh Wajib Pajak reksadana yang terdaftar pada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan 0% 2009 2010 5% 2011 2013 15% 2014
selisih lebih harga jual/nilai nominal di atas harga perolehan (bunga) selisih lebih harga jual /nilai nominal di atas harga perolehan /
Page 29
Jenis Penghasilan
Penjualan Saham di Bursa Efek 0,1%
Tarif
DPP
Jumlah Bruto Jumlah Bruto Jumlah Bruto nilai pengalihan atau NJOP mana yang lebih tinggi
Peraturan
PP 14/1997
5%
PP 71/2008
7 8
10% Pelaksana 2% (kualifikasi us. kecil) Pelaksana 4% (tidak memiliki kualifikasi usaha) Pelaksana 3% (untuk selain a dan b) Perencana/Pengawas 4% (memiliki kualifikasi usaha) Perencana/Pengawas 6% (tidak memiliki kualifikasi usaha)
Jumlah Bruto
Page 30
Page 31
harta hibahan
warisan
harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal
Page 32
Penggantian/imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan
pembayaran perusahaan asuransi kepada OP: asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa
dividen /bagian laba yang diterima /diperoleh PT sebagai WPDN, koperasi, BUMN, atau BUMD, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:yaitu :
PT/BUMN/BUMD, kepemilikan saham paling rendah 25% ( Deviden diatas 25 % yaitu BOP )
Page 33
Page 34
beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut
bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu
Page 35
Ilustrasi HIBAH:
Tidak ada hubungan usaha, kepemilikan sesuai Ps.4 ayat 3 UU PPh PT. ABC/Pemberi YAYASAN XYZ/Penerima
NILAI BUKU TANAH & GEDUNG TIDAK DAPAT DIBEBANKAN ( NON DEDUCTIBLE)
Page 36
NILAI BUKU TANAH & GEDUNG BUKAN OBYEK PPh ( NON OBJEK PAJAK)
Jenis Objek Pajak a. b. c. Hadiah langsung Hadiah undian Hadiah/penghargaan sehub. dg pekerjaan, kegiatan, perlombaan yg diterima o/ WP OP
Objek Non OP -
Tarif
OP Final 25% Objek PPh PPh ps 21 ps 17 Objek 15% PPh ps 23 Objek 20% PPh ps 26
Hadiah/penghargaan sehub. dg pekerjaan, kegiatan, perlombaan yg diterima o/ WP Badan e. Hadiah/penghargaan yg diterima o/ WPLN
d.
Page 37
PEMBUKUAN
Page 38
Siapa?
Pengecualian
(Tetap Wajib Pencatatan)
WP OP Norma (peredaran < Rp 4,8 miliar) WP OP tidak melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas
Page 39
PENGERTIAN PEMBUKUAN
Pasal 1 angka 26 UU KUP
MELIPUTI
Harta Kewajiban Modal Penghasilan dan Biaya Harga Perolehan dan Penyerahan Barang/Jasa
Dengan menyusun LAPORAN KEUANGAN (NERACA & LABA RUGI) pada setiap tahun pajak berakhir
Page 40
Di Indonesia, huruf latin, angka Arab, mata uang Rupiah, bahasa Indonesia
6
Page 42
PENGISIAN SPT
BENAR
LENGKAP
JELAS
DITANDATANGANI :
BADAN : PENGURUS/DIREKSI ATAU KUASA KHUSUS
WP YANG WAJIB PEMBUKUAN, DILENGKAPI DGN LAP. KEUANGAN (NERACA, LABA RUGI DAN KETERANGAN LAIN)
Page 43
Dokumen Sumber
Jurnal transaksi
Buku Besar
Neraca saldo
Rekonsiliasi Fiskal
Koreksi Fiskal
Penghasilan (Income)
Beban (Expenses)
Pendapatan (Revenue)
Keuntungan (Gain)
Kerugian (Loss)
Biasa (ordinary)
Biasa (ordinary)
Page 45
Pendapatan Biaya dan beban: Beban pokok penjualan Beban pemasaran dan administrasi Beban bunga Penghasilan/beban lain (net) Laba sebelum pajak Beban Pajak Penghasilan Laba bersih Laba per saham biasa
Page 46
xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) xxx (xxx) (xxx) xxx
46
47
xxx
Page 48
Sesuai UU
Tidak Sesuai UU
over
under
Koreksi positif
Koreksi negatif
Koreksi positif
Page 49
Page 50
1.
biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara lain:
a. b. c. d. e. f. g. h. i. biaya pembelian bahan; biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang; bunga, sewa, dan royalti; biaya perjalanan; biaya pengolahan limbah; premi asuransi; biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; biaya administrasi; dan pajak kecuali Pajak Penghasilan;
Page 51
2. penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A 3. iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan; 4. kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan
Page 52
5. kerugian selisih kurs mata uang asing; 6. biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia; 7. biaya beasiswa, magang, dan pelatihan
Page 53
Page 54
9. sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah; 10. sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah; 11. biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;
Page 55
12. sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah; dan 13. sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah. 14. Apabila penghasilan bruto setelah pengurangan biayabiaya di atas didapat kerugian, kerugian tersebut dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 (lima) tahun
Page 56
KOMPENSASI KERUGIAN
1. MAX 5 TAHUN BERTURUT-TURUT 2. PEMBUKUAN 3. KERUGIAN DARI SPT/ SKP JIKA TELAH DIPERIKSA
Page 57
58
BIAYA YANG TIDAK DIPERBOLEHKAN MENJADI PENGURANG PENGHASILAN BRUTO PASAL 9 (1)
Page 59
1. pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen, termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi; 2. biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau anggota;
Page 60
3.
pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali, cadangan untuk jenis usaha tertentu yang ditetapkan menteri keuangan. Yaitu :
cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang; cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial; cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan; cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan; cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri untuk usaha pengolahan limbah industri, yang ketentuan dan syarat-syaratnya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
Page 61
4.
premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan; penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan;
5.
6.
Page 62
7. harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, kecuali sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf i sampai dengan huruf m serta zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah; 8. Pajak Penghasilan
Page 63
9. biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya; 10. gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham; 11. sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundangundangan di bidang perpajakan.
Page 64
Page 65
Page 66
Aktiva Tetap: harta perusahaan yang dimiliki untuk menciptakan penghasilan dan mempunyai masa manfaat (umur ekonomis) lebih dari satu tahun. Terhadap aktiva ini diperkenankan untuk dilakukan alokasi pembebanan biaya melalui penyusutan dan dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto. Harta Tak Berwujud
Page 67
Kapan ?
Pada Bulan Dilakukannya Pengeluaran Kecuali untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta tesebut. Dengan persetujuan Dirjen Pajak, bulan digunakannya harta tersebut untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta tersebut mulai menghasilkan
Page 68
Page 69
Jumlah yang seharusnya dikeluarkan berdasarkan harga pasar wajar, dalam hal: tukar menukar likuidasi, penggabungan, pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan perusahaan, kecuali ditetapkan lain oleh Menteri Keuangan.
Page 70
Metode Penyusutan
Bukan Bangunan
Page 71
Aktiva Tetap
Bukan Bangunan
Page 72
IV (20 th)
MASA MANFAAT
4 8 16 20
25 % 12,5 % 6,25 % 5 % 5 10 % %
50 % 25 % 12,5 % 10 % -
- PERMANEN
20 THN 10 THN
73
25 % 12,5 % 6,25 % 5 %
50 % 25 % 12,5 % 10 %
Page 74
74
2007 12,000,000 2008 12,000,000 2009 12,000,000 2010 12,000,000 2011 12,000,000
Page 75
6/12 x 50% x Rp 12.000.000 50% x Rp 9.000.000 50% x Rp 4.500.000 50% x Rp 2.250.000 SEKALIGUS
INVENTORY
Page 76
Page 77
No
1 2 3
Description
Persediaan Awal Pembelian
Quantity
Price
9 12
COGS
Ending Inventory
0 100 @ 9 = 900
100 Rp 100 Rp
Pembelian
100 Rp 11,25
4 5
Penjualan
100 100
= 2,150 = 1,075
Penjualan
Rp
Page 78
2,150 Rp
1,075
9 + 12 = 21/2 = 10,50
MPKP
No
1 2 3
Description
Persediaan Awal Pembelian
Quantity
Price
9 12
COGS
Ending Inventory
0 100 @ 9 0 100 @ 9 100 @ 12 = 900
100 Rp 100 Rp
= 900 = 1,200
Pembelian
100 Rp 11,25
0 100 @ 9 = 900 100 @ 12 = 1,200 100 @ 11,25 = 1,125 - 100 @ 9 = 900 100 @ 12 = 1,200 100 @ 11,25 = 1,125 100 @ 11,25 = 1,125
4 5
Penjualan
100 100
Penjualan
- 100 @ 12 = 1,200
Rp
Page 79
2,100 Rp
1,125
MTKP
No 1 2 3 Description Persediaan Awal Pembelian Quantity Price 9 12 COGS Ending Inventory 0 100 @ 9 0 100 @ 9 100 @ 12 = 900
100 Rp 100 Rp
= 900 = 1,200
Pembelian
100 Rp 11,25
0 100 @ 9 = 900 100 @ 12 = 1,200 100 @ 11,25 = 1,125 - 100 @ 11,25 =1,125 - 100 @ 12 = 1,200 100 @ 9 100 @ 12 100 @ 9 = 900 = 1,200 = 900
4 5
Penjualan
100 100
Penjualan
Rp
Page 80
2,325 Rp
900
Description
Sales Less : Cost of Sales Beginning Inv. Purchase ( sama ) Less Ending Inv Cost of Sales Gross Profit Tax 10 % Net Income
Page 81
FIFO
4,000 900 2,325 (1,125) (2,100) 1,900
AVERAGE
4,000 900 2,325 (1,075) (2,150) 1,850
LIFO
4,000 900 2,325 (900) (2,325) 1,675
(190) 1,710
(185) 1,665
(168) 1,507
BIAYA BUNGA
Page 82
BIAYA BUNGA (1) BIAYA BUNGA Biaya bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto Bunga pinjaman selama masa konstruksi suatu aset merupakan komponen biaya langsung atas harga pokok atau harga perolehan aset yang bersangkutan
Page 83
BIAYA BUNGA (2) Apabila terdapat penempatan deposito/ tabungan yang dananya langsung/tidak langsung berasal dari dana pinjaman yang dibebani bunga, maka
Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya atau lebih kecil dibanding jumlah rata-rata deposito atau tabungan, maka bunga atas pinjaman tersebut seluruhnya tidak dapat dikurangkan sebagai biaya Apabila jumlah rata-rata pinjaman lebih besar dibanding jumlah rata-rata deposito atau tabungan, maka bunga atas pinjaman yang boleh dikurangkan sebagai biaya adalah biaya bunga atas selisih antara jumlah rata-rata pinjaman dengan jumlah rata-rata deposito atau tabungan. Misalnya ;
Jumlah rata-rata pinjaman dalam 1 tahun =Rp 150.000.000,00 Jumlah rata-rata deposito dalam 1 tahun =Rp 40.000.00000 Bunga pinjaman seluruhnya =Rp 30.000.000,00 Bunga pinjaman yang dapat dikurangkan sebagai biaya = {(150 juta - 40 juta) / 150 juta} x Rp 30 juta = Rp 22 Juta.
Page 84
Biaya Entertainment
Benar-benar dikeluarkan dan ada hubungannya dengan kegiatan usaha wajib pajak Dibuatkan daftar nominatif dan dilampirkan dalam SPT Tahunan PPh, yang memuat:
Page 85
nomor urut, tanggal dan jenis entertainment, nama tempat, alamat, jumlah, nama relasi, posisi, nama perusahaan, jenis usaha.
Kerugian selisih kurs merupakan biaya (deductible expense) Selisih kurs karena fluktuasi :
Apabila wajib pajak membukukan transaksi yang bersangkutan dengan kurs tetap, maka selisih kurs diakui pada saat terjadi realisasi pembayaran. Apabila wajib pajak membukukan transaksi yang bersangkutan dengan kurs tengah BI (kurs yang sebenarnya berlaku pada akhir tahun), maka selisih kurs diakui pada akhir tahun. * Wajib Pajak harus menggunakan metode di atas secara taat azas.
Page 86
Pemberian Natura /Kenikmatan dalam bentuk barang, (contoh: pemberian sembako ke karyawan); Rekreasi, piknik, olahraga; PPh Pasal 21 dibayar /ditanggung perusahaan; Biaya pengobatan yang dibayar langsung ke Rumah Sakit, Dokter dan Apotek; Biaya sewa perumahan untuk pegawai kecuali pegawai yang bersangkutan diberikan tunjangan sewa sebesar biaya sewa rumah tersebut; Pakaian yang tidak terkait dengan pelaksaan operasional perusahaan.
Page 88
Daerah Terpencil (harus mendapat persetujuan Dari Ditjen Pajak) mencakup: Tempat Tinggal; Pelayanan Kesehatan; Pendidikan bagi pegawai dan keluarganya; Pengangkutan bagi pegawai di lokasi kerja;
Page 89
NATURA-DEDUCTIBLE
Pemberian Natura / Kenikmatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan (KMK No.466/KMK.04/2000 & Kep.Dirjen Pajak No.KEP-213/PJ/2001 Bukan Daerah Terpencil: Penyediaan Makan Minum untuk seluruh pegawai termasuk dewan direksi dan komisaris di tempat kerja (SE-14/PJ.31/2003) Pakaian dan peralatan bagi pegawai pemadam kebakaran, proyek, pakaian seragam pabrik, satpam, awak kapal/pesawat, antar jemput pegawai. Daerah Terpencil (harus mendapat persetujuan dari Ditjen Pajak) mencakup: Tempat Tinggal Pelayanan Kesehatan Pendidikan bagi pegawai dan keluarganya Pengangkutan bagi pegawai di lokasi kerja Olah raga kecuali golf, bolling dan pacuan kuda Sepanjang bentuk fasilitas diatas sebelumnya tidak tersedia dilokasi.
Page 90
Didukung oleh bukti-bukti (tiket, kuitansi agen, hotel dan akomodasi) dan sebaiknya dilengkapi Surat Tugas; Honor atau uang saku dalam perjalanan dinas merupakan obyek PPh Pasal 21 dan dapat dikurangkan dari penghasilan bruto;
Page 91
Biaya perjalanan pemegang saham dan keluarganya yang dibayar perusahaan tidak dapat dikurangkan dan
PONSEL
Biaya Pembelian: Penyusutan kelompok I 50% Biaya Pulsa : Biaya Rutin 50%
KENDARAAN SEDAN
Biaya Pembelian/Reparasi Besar: Penyusutan Klpk. II 50% Biaya Pemeliharaan : Biaya Rutin 50%
Page 92
Telepon seluler, termasuk juga alat komunikasi berupa pager; Kendaraan sedan atau yang sejenis, termasuk juga kendaraan jenis minibus, Kijang, Panther dan kendaraan lain sejenisnya sepanjang digunakan hanya untuk seorang pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya, dan penggunaannya full-time baik untuk kepentingan perusahaan maupun keperluan pribadi dan keluarga pegawai yang bersangkutan; Biaya pemeliharaan kendaraan, termasuk juga pengeluaran rutin untuk pembelian/ pemakaian bahan bakar. Bagaimana jika perusahaan menyewa kendaraan untuk pegawai tertentu karena jabatannya?
Kendaraan yang dimiliki atau disewa oleh perusahaan, apabila hanya dipergunakan oleh pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya secara penguasaan penuh (full time) baik untuk kepentingan pekerjaan/ perusahaan maupun dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi/keluarganya, atas biaya penyusutan ataupun biaya sewa tahunannya dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan sebesar 50% (lima puluh persen) (S 245/PJ.42/2003)
Page 93
Amortisasi Kelompok I
Page 94
Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan Sumbangan fasilitas pendidikan Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga Biaya pembangunan infrastruktur sosial
Page 95
Mempunyai penghasilan neto fiskal berdasarkan SPT PPh Tahun Pajak sebelumnya
Page 96
Tidak melebihi 5% dari penghasilan neto fiskal Tahun Pajak sebelumnya Tidak dapat dikurangkan apabila diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Dapat diberikan dalam bentuk uang dan/atau barang Biaya pembangunan infrastruktur sosial diberikan hanya dalam bentuk sarana dan/atau prasarana
Page 97
back
PENGHITUNGAN PAJAK
Page 98
1 2 3 4 5 6 7 8
Page 99
KP : Kredit Pajak
Pemotongan Penghasilan dari Modal & Jasa
PPh Ps 23
Pemungutan
Hasilnya
PPh Ps 24
PT = KP (NIHIL)
Page 101
Page 102
Page 103
Tarif PPh
=
PPh Terutang
Page 104
TARIF PAJAK
Page 105
Page 106
PPh Terutang
Kredit Pajak
PPh Pemotongan/Pemungutan
- Witholding Tax PPh (tdk bersifat final) yang dipotong/ dipotong/ dipungut pihak ketiga, dan merupakan ketiga, pembayaran pajak dimuka. dimuka.
PPh Pasal 23
Pajak atas penghasilan berupa dividen, bunga, royalty, dan imbalan jasa-jasa tertentu; PPh Pasal 23 merupakan pembayaran pajak dimuka yang pada umumnya dapat dikreditkan pada SPT Tahunan oleh WP yang menerima penghasilan/WP yang dipotong pajak (kecuali atas PPh yang bersifat final); WP akan menerima Bukti Pemotongan setiap kali dilakukan pemotongan PPh Pasal 23 oleh pihak pemotong pajak
Page 110
PPh Pasal 24
Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri boleh dikreditkan terhadap pajak yang terutang berdasarkan Undangundang PPh dalam tahun pajak yang sama Besarnya kredit pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebesar pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri tetapi tidak boleh melebihi penghitungan pajak yang terutang berdasarkan Undang-undang PPh
Page 111
PPh Pasal 24
Pilih yang terkecil antara: Pajak yang dipotong di luar negeri; atau Max.Kedit Pajak Luar Negeri (MKPLN) MKPLN = Pengh. Pengh. LN PKP X PPh Terutang
Page 112
Page 113
113
PPh Pasal 25 ( Angsuran bulanan pembayaran pajak yang dilaporkan sebagai SPT Masa STP PPh Pasal 25 ( Hanya atas pokok pajak )
Page 114
Dapat dikreditkan
Page 115
Page 116
DIKURANGI
PPh YANG DIPOTONG ATAU DIPUNGUT : PPh PSL 21 PPh PSL 22 PPh PSL 23 PPh YANG TERUTANG ATAU DIBAYAR DI LUAR NEGERI YANG BOLEH DIKREDITKAN (PPh PSL 24)
DIBAGI
Page 117
117
Page 118
118
ANGSURAN BULANAN UNTUK BULAN SEBELUM BATAS WAKTU PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh Pasal 25 ayat (2) SAMA BESARNYA DENGAN : - Angsuran pajak untuk bulan terakhir dari tahun pajak yang lalu
CONTOH : - SPT TAHUNAN PPh 2011 DISAMPAIKAN MARET 2012 ANGSURAN PPh DESEMBER 2011 Rp 1.000.000,00. BESARNYA ANGSURAN UNTUK BULAN JANUARI 2012 DAN PEBRUARI 2012 SEBESAR Rp 1.000.000,00 - APABILA BULAN SEPTEMBER 2011 DITERBITKAN KEPUTUSAN PENGURANGAN ANGSURAN PAJAK MENJADI NIHIL SEHINGGA ANGSURAN PAJAK SEJAK OKTOBER 2011 S.D DESEMBER 2011 MENJADI NIHIL - BESARNYA ANGSURAN UNTUK BULAN JANUARI 2012 DAN PEBRUARI 2012 Puspenpa 2000 119 Page 119 NIHIL YAITU
ANGSURAN PPh PASAL 25 APABILA DALAM TAHUN BERJALAN DITERBITKAN skp UNTUK TAHUN PAJAK YANG LALU Pasal 25 ayat (4)
ANGSURAN PAJAK DIHITUNG KEMBALI BERDASARKAN skp TAHUN PAJAK YANG LALU, BERLAKU MULAI BULAN BERIKUTNYA SETELAH BULAN PENERBITAN skp
CONTOH : - BERDASARKAN SPT TAHUNAN PPH 2011, BESARNYA ANGSURAN PAJAK RP. 1.250.000,00 - JUNI 2012 DITERBITKAN SKP TAHUN 2011 MENGHASILKAN ANGSURAN SETIAP BULAN RP. 2.000.000,00 * ANGSURAN PAJAK MULAI JULI 2012 SEBESAR Rp 2.000.000,00
Page 120
120
ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN BERJALAN DALAM HAL-HAL TERTENTU Pasal 25 ayat (6)
WP MEMPEROLEH PENGHASILAN TIDAK TERATUR SPT TAHUNAN PPh TAHUN YG LALU DISAMPAIKAN SETELAH LEWAT BATAS WAKTU YG DITENTUKAN
WP MEMBETULKAN SENDIRI SPT THNAN PPh YG MENGAKIBATKAN ANGSURAN BULANAN LEBIH BESAR DARI ANGSURAN BULANAN SEBELUM PEMBETULAN WP DIBERIKAN PERPANJANGAN JANGKA WAKTU
Page 121
PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh 121 TERJADI PERUBAHAN KEADAAN USAHA ATAU KEGIATAN WP
Penghasilan Neto 2011 Rp 120.000.000 Sisa kerugian yang masih dapat dikompensasikan di tahun 2011 Rp20.000.000 Dasar Perhitungan PPh Pasal 25 tahun 2012 adalah:
Penghasilan yang dijadikan dasar perhitungan PPh Pasal 25 adalah Rp120.000.000,00 - Rp 20.000.000,00 =Rp100.000.000,00
Page 122
Angsuran PPh Pasal 25 Bagi Wajib Pajak yang Memperoleh Penghasilan Tidak Teratur
Mengingat penghasilan yang tidak teratur belum tentu diterima lagi di tahun berikutnya, maka penghasilan yang dipakai sebagai dasar penghitungan angsuran PPh Pasal 25 dalam tahun berikutnya adalah hanya berdasarkan penghasilan teratur
Page 123
penghasilan neto sebulan yang disetahunkan dikurangi terlebih dahulu dengan PTKP dikalikan tarif umum dibagi 12
Page 124
Page 125
PENGISIAN SPT
BENAR
LENGKAP
JELAS
DITANDATANGANI :
BADAN : PENGURUS/DIREKSI ATAU KUASA KHUSUS
WP YANG WAJIB PEMBUKUAN, DILENGKAPI DGN LAP. KEUANGAN (NERACA, LABA RUGI DAN KETERANGAN LAIN)
Page 126
SPT Masa
(PPh Ps. 25)
SPT Tahunan
Page 127
Setor : sebelum menyampaikan SPT Tahunan Lapor : akhir April thn berikutnya
Format
1771
Page 128