You are on page 1of 4

y o

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS DI UNIT HEMODIALISA RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH A. Latar Belakang Penyakit gagal ginjal merupakan salah satu penyebab kematian di Indonesia dimana peningkatan jumlah penderita terus bertambah hingga saat ini. Berdasarkan hasil survei Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) tahun 1990 sampai 1992 menunjukkan bahwa 13% dari sekitar 50.000 orang pasien rawat inap di rumah sakit di seluruh Indonesia menderita gagal ginjal. Penderita gagal ginjal tahap akhir/ terminal di Indonesia bertambah sekitar 100 orang pasien setiap 1 juta penduduk/tahun dan hanya 3000 orang yang menjalani terapi dialisis dari 150 ribu orang penderita gagal ginjal di Indonesia saat ini (Sapri, 2004). Sumber lain menyebutkan, jumlah penderita ginjal di Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 150 ribu pasien. Dari jumlah pasien sebanyak ini, yang benar-benar membutuhkan terapi pengganti fungsi ginjal atau TPFG (cuci darah atau dialisa, CAPD dan transplantasi) tidak kurang dari tiga ribu pasien. Sedangkan di AS, menurut dokter ahli penyakit dalam dan ginjal dari RS Siloam Graha Medika Jakarta, dr Toga A Simatupang, jumlah penderita ginjal bertambah 6-7 persen. Pada 2010 diperkirakan lebih dari 600 ribu pasien yang membutuhkan TPFG. Pada 1998, di AS terdapat 300 ribu pasien yang membutuhkan TPFG. Rinciannya sebanyak 220 ribu pasien menjalani cuci darah (dialisa) dan 80 ribu membutuhkan transplantasi (cangkok). Sedangkan yang mengalami gagal ginjal menahun (GGM) sebanyak dua juta pasien (www.ikcc.or.id). Menurut Price & Wilson (2005), Pengobatan gagal ginjal kronik dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu tindakan konservatif dan tindakan dialysis atu transplantasi ginjal. Tindakan konservatif ditujukan untuk meredakan atau memperlambat progresifitas gangguan fungsi ginjal. Salah satunya adalah pengaturan diet makanan berupa protein, natrium, cairan dan kalium. Menurut Brunner & suddarth (2002), intervensi diet diperlukan pada gangguan fungsi renal dan mencakup pengaturan yang cermat terhadap masukan protein, masukan cairan untuk mengganti cairan yang hilang, masukan natrium untuk mengganti natrium yang hilang dan pembatasan kalium. The modification of diet renal disease (MDRD) multi center study (penelitian mengenai modifikasi diet pada penyakit ginjal yang dilakukan dibanyak pusat pendidikan, memperlihatkan efek menguntungkan dari pembatasan protein dalam memperlambat perkembangan gagal ginjal pada pasien diabetes maupun non diabetes (Price & Wilson.2005). Pengaturan pola makan/diet pada penderita gagal ginjal merupakan anjuran yang harus dipatuhi oleh setiap penderita gagal ginjal selain terapi dialisis/cuci darah atau transplantasi ginjal. Pentingnya pengaturan pola konsumsi pangan penderita gagal ginjal dilakukan untuk membantu mengurangi kerja ginjal yang tidak dipatuhi dapat meningkatkan angka mortalitas pasien gagal ginjal (Lumenta, 1992). Pengaturan diet pada penyakit gagal ginjal yang menjalani hemodialisis sedemikian kompleks, pengaturan diet tersebut sangat sukar untuk di patuhi oleh pasien sehingga memberikan dampak terhadap status gizi dan kualitas

hidup penderita ( Sidabutar, 1992 ). Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (1993), bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap dan kepercayaan. Diet makanan adalah salah satu program yang diterapkan pada penderita gagal ginjal kronik dengan tujuan untuk mempertahankan keadaan gizi agar kualitas hidup dan rehabilitasi dapat dicapai semaksimal mungkin, mencegah dan mengurangi sindrom uremik, serta mengurangi resiko semakin berkurangnya fungsi ginjal (Rachmach,2007) Menurut Perry & Potter (1995) salah satu variabel yang mempengaruhi perilaku dan keyakinan seseorang tentang kesehatan adalah tingkat pengetahuan. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien terhadap program terapi adalah pengetahuan. Menurut brunner &Suddarth(2002), Ketaatan terhadap program teurapeutik mengharuskan individu untuk membuat satu atau lebih perubahan gaya hidup untuk menjalankan aktivitas spesifik seperti mempertahankan diet. Fakta bahwa banyak orang tidak mentaati program terapeutik tidak dapat diabaikan Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Diet Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisis Di Unit Hemodialisa `RSUD Dr.Zainoel Abidin Banda Aceh

B. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis di unit hemodialisa RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aceh. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan diet protein dengan kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di unit hemodialisa RSUD dr.Zainel Abidin Banda Aceh. b. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan diet kalium dengan kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di unit hemodialisa RSUD dr.Zainel Abidin Banda Aceh. c. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan diet natrium dengan kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di unit hemodialisa RSUD dr.Zainel Abidin Banda Aceh. C. Kerangka konsep Faktor diet merupakan salah satu faktor penting yang butuh perhatian besar. Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (1993), bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap dan kepercayaan. Sedangkan untuk menjelaskan tentang kepatuhan diet, peneliti menggunakan konsep kepatuhan menurut niven (2002) yang mengatakan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien dalam menjalani terapi medis. Berdasarkan paparan tersebut, peneliti mencoba menyusun sebuah kerangka penelitian dalam upaya mengkaji sejauh mana hubungan tingkat pengetahuan pasien terhadap kepatuhan diet pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

terapi hemodialisis di unit hemodialisa RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aceh . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari variabel independen dan dependen pada skema kerangka kerja penelitian dibawah ini : Variabel Independen Variabel dependen

D. Hipotesa Penelitian Berdasarkan kerangka kerja, maka hipotesa penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Hipotesis Mayor Ho = Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di unit hemodialisa RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aceh. Ha = Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan diet pada pasien gagal gnjal kronik yang menjalani hemodialisa di unit hemodialisa RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aceh. 2. Hipotesis Minor a. Ho = Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan diet protein dengan kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di unit hemodialisa RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aceh. Ha = Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan diet protein dengan kepatuhan diet pada pasien gagal gnjal kronik yang menjalani hemodialisa di unit hemodialisa RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aceh. b. Ho = Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan diet kalium dengan kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di unit hemodialisa RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aceh. Ha = Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan diet kalium dengan kepatuhan diet pada pasien gagal gnjal kronik yang menjalani hemodialisa di unit hemodialisa RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aceh. c. Ho = Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan diet natrium dengan kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di unit hemodialisa RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aceh. Ha = Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan diet kalium dengan kepatuhan diet pada pasien gagal gnjal kronik yang menjalani hemodialisa di unit hemodialisa RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aceh. E. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional yang mempunyai tujuan untuk memperoleh gambaran tentang hubungan pengetahuan dengan kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis di unit hemodialisa RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aceh . Pendekatan yang akan digunakan adalah cross sectional study, yaitu cara pengumpulan data melalui angket dan pengukuran variabel yang dilakukan sekaligus pada suatu saat (point time approach). Tiap objek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2005). F. Populasi dan Sampel

1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis di unit hemodialisa RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aceh. 2. Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode nonprobability sampling dengan tehnik purposive sampling. Purposive sampling yaitu penetapan sampel dari populasi berdasarkan tujuan tertentu atau sesuai dengan kriteria yang dikehendaki peneliti (Arikunto, 2002). G. Referensi Ahmad Sapri. (2004). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan dalam Mengurangi Asupan Cairan pada Penderita GGK yang Menjalani Hemodialisa di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Dapat diakses di http://www.dostoc.com/docs/6849068/Asuhan-Gagal-Ginjal-Kronik, dibuka pada tanggal 16 Agustus 2011. Arikunto. 2002. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Edisi revisi. Jakarta PT Rineka Cipta Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8, vol 2. Jakarta: EGC Lumenta, Nico, A, dkk. (1992). Penyakit Ginjal. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia Notoatmodjo,S.(2005).Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rhineka Cipta. Notoatmodjo,S.(1993).Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Prilaku Hidup Sehat. Jakarta: Bahatara. Perry & Potter. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta EGC Price,Sylvia Anderson & Wilson,Lorrain Mc carty. 2005. Patofisiologi konsep klinis dan proses-proses penyakit. Jakarta: EGC Rachmach,Lien auliya. 2007. Tuhan Aku Divonis Cuci Darah.femmeline. Bandung Sidabutar, S.P. (1992). Gizi Pada Gagal Ginjal Kronik. perhimpunan Nefrologi Indonesia, Jakarta. http:// www.ikcc.or.id/gangguan kardiovaskuler pada penyakit gagal ginjal, diakses pada 16 Agustus 2011 o IKCC

You might also like