Banyak gaya hidup modern tersebut bertentangan dengan iman-iman Kristiani.
Paham yang menurut kita menyimpang itu misalnya materialisme (menempatkan materi sebagai hal dan tujuan tertinggi dalam hidup manusia), konsumerisme (menganggap barang-barang mewah sebagai ukuran kebahagiaan), hedonisme (kesenangan adalah tujuan tertinggi segala usaha manusia), liberalism (menekankan kebebasan yang seluas- luasnya bagi hidup individu dan social), kapitalisme liberal (menumpuk modal sebanyak- banyaknya sebagai tujuan tindakan ekonomi manusia), elitism (kecendrungan bergaya hidup mewah). Timbulnya dampak negative dari gaya hidup tersebut diantaranya disebabkan oleh adanya pergeseran nilai yang dianut masyarakat, pertama-tama oleh masyarakat maju, yang tingkat ekonominya tinggi dan tatanan masyarakat nya sudah mapan. Mereka menganggap itulah pola hidup yang sesuai dengan status di zaman modern ini. Akibatnya, pola hidup mereka bertentangan dengan norma yang ada di dalam masyarakat setempat.
a. Materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu, termasuk kehidupan manusia, di dalam alam kebendaan semata-mata dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indera. Bagi para penganut paham ini, segala aktivitas hidup mereka diarahkan dengan harta benda. Seperti di dalam injil (iRaj. 21:1-29), Karena itu alkitab sangat menentang gaya hidup seperti ini.
b. Hedonistis adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta pora, dan pelesiran merupakan tujuan hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Gaya hidup seperti ini dengan tegas bertentangan dengan Alkitab. Dalam Roma 13:12-14.
c. Individualistis adalah paham yan menganggap manusia secara pribadi perlu diperhatikan. Paham ini juga berarti paham yang menghendaki kebebasan berbuat dan menganut kepercayaan bagi setiap orang. Namun, paham ini juga berarti paham yang menganggap diri sendiri lebih penting dari pada orang lain.
d. Konsumeristis adalah gaya hidup yang suka menghabiskan waktu dan terutama uang untuk berbelanja secara berlebihan (berfoya-foya), bukan hanya benda melainkan juga makanan dan kesenangan. Dampak buruk hoidup seperti ini, antara lain mereka tidak di didik untuk hidup sederhana atau hemat, dan menabung. Dampak yang lebih buruk lagi adalah mereka dapat menghalalkan segala cara demi mencapai kepuasannya, mereka rela melakukan apa saja agar dapat mendapatkan uang dan guna memuaskan kehidupannya untuk hidup berfoya-foya. (2 ptr.2:13)
(itra Pelajar Kristen
Di dalam membahas citra pelajar Kristen, kita perlu bertanya: adakah tokoh yang menampilkan citra Kristen yang dapat dijadikan teladan ? Tentu, Tuhan Yesus adalah teladan utama (Rm.8:29). Kita juga dapat belajar dari beberapa tokoh seperti Abraham Lincoln, Martin Luther King, Jr., Bunda Theresa, Uskup Belo, John Wesley, John Sung dan tokoh lainnya. Dari cerita dan biografi yang pernah di tulis tentang mereka, kita dapat beberapa titik mencolok, yang dapat kita jadikan sebagai bahan pelajaran bagi kehidupan kita: 1. Kesadaran bahwa menampilkan citra Kristus merupakan tugas utamanya di dalam kehidupannya, 2. Meneliti kehidupan Tuhan Yesus dan menjadikan-Nya sebagai teladan utama. 3. Memetik dari beberapa aspek keteladanan Yesus dan perkataan-perkataan hikmat dalam Alkitab untuk dijadikan arah perkembangan diri dan karyanya. 4. Membedakan dengan sadar nilai-nilai Kristiai dengan yang bukan. 5. Memiliki gaya hidup, penampilan, dan gaya kerja yang unik serta keberanian menggambil risiko besar. 6. Mampu mengkomunikasikan visi dan panggilannya (misi) Hidup yang bersaksi adalah hidup yang melalui pikiran, perkataan, dan perbuatan memberitakan karya Kristus yang sudah mati karena dosa kita (bnd.yoh. 14:7). Alkitab memberikan beberapa ciri dan sekaligus identitas gaya hidup yang bersaksi dari orang-orang percaya antara lain: 1. kamu adalah garam Dunia (Mat. 5:13-16) 2. kamu adalah surat kristus yang di tulis oleh pelayan kami, bukan dengan tinda, tetapi dengan Roh dari Allahyang hidup (2Kor. 3:3) 3. kami adalah kawan sekerja Allah (1 Kor. 3:9) 4. kamulah ranting-rantingnya (Mat.5:14)
Hidup Sederhana berarti hidup seadanya, bersahaja, secukupnya, tidak berlebih-lebihan. Latihan hidup sederhatana, atau mencakup diri sendiri secara bersahaja, juga membuat kita menyadari bahwa kehidupan kita di dunia ini seperti layaknya orang musafir, seorang yang hanya menumpang hidup di dunia ini. Yesus sendiri, dalam Doa Bapa Kami, secara tersirat mengajarkan hidup sederhana ini kepada murid-murid-Nya, Berikanlah kami pada hari ini makanan kamj yang secukupnya (Mat 6:11). Begitupun Rasul Paulus, Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah (1 Tim. 6:8).
Bermurah Hati Memberi (sedekah) berart memberi bantuan kepada orang lain yang kekurangan. Seluruh hidup Tuhan yesus adalah hidup yang memberi, bahkan dia memberikan yang paling berharga yaitu nyawa-Nya sendiri bagi tebusan dosa kita. Didalam impitan kesulitan dan penderitaan yang luar biasa diatas kayu salinbjustru Yesus mengalirkan anugrah, belas kasihan dan cinta kasih yang menyelamatkan manusia. Hidup-Nya adalah berkelimpahan di tengah-tengah kekurangan. Akhirnya, hidup sederhana dan bermurah hati memberi sedekah adalah sebuah latihan bagi iman kita akan kemahakuasaan Tuhan dalam memelihara dan mencukupkan kebutuhan kita, atau dalam istilah teologi disebut providensia, pemelihartaan Allah.
Kebudaan dan Hubungannya dengan Iman Kristen
Kebudayaan adalah semua yang di dapatkan dan di pelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Ciri-ciri khas kebudayaan: 1. Bersifat Historis 2. Bersifat Geografis 3. Bersifat perwujudan nilai-nilai tertentu. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Seni sebagai Bagian dari Kebudayaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah bagian dari kebudayaan. Ilmu Pengetahuan berhubungan dengan dorongan manusia atas pengetahuan, pengenalan, dan pemahaman. Kesandaran akan keindahan disebut kesadaran etetis atau kesadaran keindahan, dan dorongan atas penyetaan atau pemberian wujud itu disebut dorongan ekspresi etetis. Di sinilah kemudian timbul seni, yaitu keahlain mewujudkan keindahan mewujudkan keindahan itu dengan alat-alat tertentu.
Hubungan iman Kristen dan Kebudayaan Ada 5 macam sikap umat Kristien terhadap kebudayaan: 1. Antagonistis atau oposisi Sikap antagonistis atau oposisi terhadap kebudayaan ialah sikap yang melihat pertentangan yang tidak terdamaikan antara agama Kristen dan kebudayaan. Sebab akibatnya, sikap ini menolak dan menyingkirkan kebudayaan pada semua ungkapannya. Gereja dan umat beriman memang harus berkata tidak atau menolak ungkapan kebudayaan tertentu, yakni kebudayaan yang ; (1. Menghina Tuhan 2. Menyembah berhala dan 3. Yang merusak kemanusiaan ) 2. Akomodasi atau persetujuan Kebalikan dari sikap antagonis adalah mengakomodasi, menyetujui atau menyesuaikan diri dengan kebudayaan yang ada. Terjadilah sinkretisme. Sala satu sikap demikian ditujukan untuk membawa orang pada cara berfikir, cara hidup dan berkomunikasi atau berhubungan dengan orang lain sedemikian rupa sehingga seolah-olah semua agama sama saja.
3. Dominasi atau sintesis Dalam gereja yang mendasari ajarannya pada teologi Thomas Aquinas. Ia menganggap bahwa sekalipun kejatuhan manusia kedalam dosa telah membuat citra ilahinya merosot pada dasarnya manusia tidak jatuh total, manusia masih memiliki kehendak bebas yang mandiri. Itulah sebabnya didalam menghadapi kebudayaan kafir sekalipun, umat bias melakukan akomodasi secara penuh dan menjadikan kebudayaan kafir itu sebagai bagian imam, namun kebudayaan itu disempurnakan dan disucikan oleh sangkramen yang menjadi anugrah ilahi. 4. Dualisme atau pengutuban Yang dimaksud dengan sikap dualistis atau pengutuban terhadap kebudayaan ialah pendirian yang hendak memisahakan iman dari kebudayaan ialah ; terdapat pada kehidupan kaum beriman kepercayaan kepada karya Allah kepada Tuhan Yesus Kristus, namun manusia tetap berdiri didalam kebudayaan kafir. Peran penebusan Tuhan Yesus yang mengubah hati manusia berdosa menjadi manusia yang hidup didalam iman tidak lagi berarti menghadapi kebudayaan. 5. Pengudusan atau pertobatan Sikap pengudusan adalah sikap yang tidak menolak, namun tidak juga menerima, tetapi sikap keyakinan yang teguh bahwa kejatuhan manusia kedalam dosa tidak menghilangkan kasih Allah atas manusia. Manusia dapat menerima kebudayaan selama hasil hasilitu memuliakan Allah, tidak menyembah berhala, mengasihi sesama dan kemanusiaan. Sebaliknya, bila kebudayaan itu memenuhi salah satu atau keempat sikap budaya yang salah satu itu, umat beriman harus menggunakan firman Tuhan untuk mengkudusan kebudayaan itu, sehingga terjadi trasformasi budaya kearah budaya yang, memuliakan Allah.
PANDANGAN ALKITAB TERHADAP KEBUDAYAAN
Kebudayaan adalah hasil usaha manusia sedangkan agama secara khusus agama wahyu, dipercaya bukan berasal dari manusia, melainkan diwahyukan oleh yang ilahi. Dipandang dari sudut alkitab, kebudayaan dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain dapat dilihat dari;
1. Tugas manusia dan kebudayaan.
Allah mengangkat manusia sebagai mahkota ciptaannya dan memberi mandate kepadanya dan manusia harus mempertanggungjawabkan kepadanya. Tugas dan tanggung jawab manusia, Allah sangat penting dan juga mulia. Sejak awal penciptaan, Allah senangtiasa menyatakan bahwa ciptaannya itu sungguh baik adanya, sehingga sebagai ciptaan yang serupa dan segambar dengan Allah (kej. 1:26), hendaklah tugas dan tanggung jawab itu dijalankan sesuai dengan tujuan penciptaan itu sendiri. Disinilah dasar pemahaman alkitabiah dan kebudayaan menurut iman Kristen.
2. Tujuan Kebudayaan
Tujuan ideal dari kebudayaan adalah, ujuan manusia adalah utik memuji Tuhan dalam mencapai tujuan kebudayaan itu, manusia harus senang tiasa mendasarkan segala upaya dan pemikirannya pada hukum kasih.
Hukum kasih memiliki dua dimensi, yaitu dimensi vertical yang bertujuan untuk memuliakan Tuhan Horizontal yang ditujukan untuk melayani sesame manusia, kedua dimensi kebudayaan itu sangat penting daam menentukan dimana kebudayaan itu diarah. Kuasa dosa dan iblis dalam kebudayaan, sejak kejatuhan manusia didalam dosa kia melihat betapa manusia dapat mengarahkan kebudayaan bukan untuk memuliakan Allah. Selain sebagai berhala, kebudayaan dan hasil-hasilnya dapat juga diarahkan untuk kesombongan diri atau kelompok pencipta atau orang yang menguasai teknologinya. Bagaimana dan dimana kuasa dosa itu kelihatan dalam kebudayaan? Tidaklah mudah untuk melihat dimana dan bagaimana kuasa dosa itu kelihatan didalam kebudayaan. Kadang-kadang kuasa dosa itu kelihatan pada hasil kebudayaan itu sendiri. Para nabi dan rasul sering kali mengkritik kebudayaan dan tugas yang tidak sesuai dengan Allah. Amos mengecam segala mamonisme, kemabukan dan nabsu kemewahan dan bercambuk disamaria. Nabi Yunus jug mengecam hawa napsu yang merajalela dalam kebudayaan masyarakat niniwe.
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI SERTA PENYALAHGUNAANNYA
Apakah ilmu pengetahuan dan teknologi itu? Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang diperoleh dari hasil penyelidikan dan penelitian suatu hal tertentu yang disusun secara sistematis. Ilmu pengetahuan itu bersifat objektif dan subjektif yang pada hakikatnya bergantung pada logika. Bagai Pedang bermata dua Sejak awal manusia berupaya untuk mengali pengetahuan dan akan menciptakan teknologi demi meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraannya. Perkembangan iptek selalu dibarengi oleh perkembangan penyalahgunaan iptek itu sendiri. Penyalahgunaan itu jelas bertujuan untu kepentingan-kepentingan egoistis yang berpusat pada kepenting itu sendiri baik pribadi maupun kelompok. Bagaimana sikap kita? Yang terpenting bagaimana usaha-usaha memajukan iptek dan ditujukan untuk keselamatan ekosistem dan mahluk hidup, maka berdasarkan firman Allah itu kita dapat menjaga keutuhan ciptaan secara berkualitas dan manusia. Pandangan yang menolak hasil iptek, dengan alas an sebagai rekayasa kuasa kegelapan, sebenarnya menganggap bahwa hal-hal yang belum dapat terselidiki, akal manusia bukanlah wilayah wewenang kuasa Allah sikap pandangan ini sebenarnya picik, mereka mengabaikan karunia Allah berupa Akal budi yang secara kodrati tidak mudah puas dan senangtiasa berkembang. System dan kekuatan otak manusia akan terus berkembang, sehingga akan menghasilkan revolusi dan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan. Beberapa sikap yang berkembang dalam orang-orang percaya diberbagai tempat: 1. Bersikap positif atas semua temuan iptek yang bertujuan untuk peningkatan mutu dan kesejahteraan kehidupan manusia dan lingkungannya.
2. Turut serta dalam pengembangan Iptek, sebagai jawaban kita terhadap perkembangan iman kita untuk meningkatakan mutu dan kesejateraan manusia dan lingkungannya.
3. Menolah hasil-hasil iptek yang merupakan rekayasa hasil kegelapan yang mendorong manusia untuk meragukan bahkan menyingkirkan kuasa Allah dan meragukan dan menyingkirkan kuasa Allah dan merusak kemanusian dan lingkungan.
4. Menolak penyalahgunaan hasil-hasil iptek demi kepentingan kesejahteraan umat manusia dan lingkungannya.
SIKAP KRISTEN TERHADAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Hal-hal yang berhubungan dengan Tuhan tidaklah sepenuhnya dapat diterima dan dimengerti dengan sikap yang objektif saja, tetapi melalui hidup dan pengalaman kehidupan manusia di bumi ini. Namun demikian, iman pada Allah, tidak akan membuat kita menjadi ilmuan yang lebih cakap dibandingan dengan orang yang tidak memiliki iman. Bebrapa sikap terhadap iptek: a. Sikap etis manusia dalam menguasai iptek. Manusia hadir dengan segala aspek yang ada didalam keberadaannya sebagai manusia oleh karena itu, manusia memiliki tanggung jawab terhadap iptek, termasuk hasil-hasilnya. Sebab, kelahiran iptek justru memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan manusia dengan segala aspek.
b. Iptek bukan sesuatu yang berdiri sediri Barangkali kita mengira bahwa iptek itu bagaikan sebuah alat yang akan membuahkan kebaikan dan kejahatan tergantung si pemakai, tetapi alat itu sendiri netral. Sejak kejatuhan manusia kedalam dosa, sejak itupula segala yang dihasilkan manusia tidak lepas dari dosa. Dalam setiap pengembangan dan rekayasa iptek haruslah didasari bahwa apapun yang dilakukan dan dihasilkan tidaklah lepas dari dosa.
c. Potensi kostruktif dan destruktif iptek Iptek modern memiliki potensi yang luar biasa yang manusia belum dapat menduga dengan pasti mana batas-batasnya. Dengan potensi luar biasa yang terkandung didalamnya, iptek itu mengandung dua kemungkinan: iptek mungkin akan menghancurkan kemanusiaan atau manusia mungkin akan meleburkan dan memusnahkan iptek, karena khawatir iptek akan menghancurkan manusia. Karena itu, iptek harus dikait eratkan dengan sesuatu yang akan dapat menolong agar perkembangan dan pemanfaatannya menuju kebaikan bagi manusia dan kemanusiaan. Berdasarkan ketiga pokok diatas kita dapat menarik kesimpulan; 1. Iptek tidak pernah lepas dar I tanggung jawabnya. 2. Iptek merupakan Perpanjangan tangan sebagaimana manusia, iptek juga mempunyai sifat dan kecendrungan tertentu. 3. Iptek harus dibimbing dengan etika yang benar. 4. Iptek bukan sesuatu yang netral dan tidak boleh diperlakukan sebagai yang netral.
ALKITAB DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
1. Usaha ilmiah merupakan tugas dari Tuhan.
Ada orang yang mempertentangan iptek dengan firman Tuhan. Iptek dinilai bertentangan dengan iman kepada Allah, padahal Iptek itu lahir dari proses secara ilmiah, sikap ini pertentangan dengan sikap alkitab sendiri. Sebaliknya, sikap menerima iptek dengan begitu saja juga tidak sesuai dengan iman Kristen; pengembangan iptek harus diwaspadai. Firman Allah didalam kejadian 2 ayat 15 dengan jelas merupakan mandate utama yang diberikan Allah kepada manusia dalam mengembangkan iptek yang meliputi seluruh alam semesta. Didalam matius 22 ayat 37 secara tegas Tuhan Yesus menyatakan supaya mengasihi Tuhan dengan, akal budi yang diberikan kepadanya, inilah dasar pemahaman kita untuk menolak sikap yang negative terhadap iptek.
2. Tugas dari Tuhan itu meliputi seluruh alam semesta. Manusia ditugaskan supaya menguasai, menyelenggarakan dan mengusahakan seluruh alam semesta. Tugas dari Tuhan itu tidak terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan benda benda mati, tumbuhan dan hewan, tetapi juga berkaitan dengan tubuh dan jiwa manusia. Termasuk didalamnya mengenai hal- hal yang bagi sebagian orang dianggap sebagai orang yang berada dalam wilayah kuasa alah saja seperti kesuburan Rahim, pencakokan organ tubuh, dan lain sebagainya. Monisme metode ilmiah yaitu angapan bahwa hanya ada satu metode yang dapat berlaku untuk semua cabang dan disiplin ilmu, tidak dapat berlaku untuk semua cabang dan tidak dapat diterima, dan tidak mungkin diterapkan. Karena itu pemutlakan salah satu cabang iptek yang tidak mungkin dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. 3. Syarat-syarat etis yang diperlukan Ada beberapa etis yang mendasar sifatnya dalam perkembangan iptek antara lain: a. Setiap usaha ilmiah harus dilakukan dengan takut akan Tuhan dan kesediaan untuk memberlakukan kehendaknya. b. Semua kegiatan ilmuah harus dilaksanakan dengan kejujuran yaitu jujur dalam mengemukakan fakta. Fakta apa adanya dikemukan dan bukan dimanipulasi demi kepentingan tertentu. c. Ilmuan perlu rendah hati.
4. Batas-batas pengembangan iptek
Jika kita meninjau dari kemungkinan yang ada pada iptek, maka dalam hal ini sangatlah sukar untuk mengatakan suatu batas karena itu, hal-hal yang elama ini tidaku tidak mungkin tergapai menjadi kenyataan, seringkali kita terlambat dalam kemungkinan dan pengembangan pemanfaatan iptek itu ternyata lebih sering dan masih akan menabrak nilai-nilai etis. Oleh karena itu, etika harus secara tegas menetapkan batas-batas pmbangan dan pemanfaatan iptek itu. Dalam amsal 3 ayat 6 firman Tuhan mengatakan: akuilah Dia dalam segala jalanmu, maka Dia akan meluruskan jalanmu. Firman diatas menyuruh kita mengetahui, mengenal dan memberlakukan kehendak Tuhan dalam setiap segi kehidupan kita termasuk dalam bidang iptek artinya kehendak Tuhan itu menjadi patokan, arah, petunjuk bagi dunia iptek. Pengembangan dan pemanfaatan iptek diluar kehendak Tuhan tidak dapat kita setujui.