You are on page 1of 8

ASKEB IUD SPIRAL

Posted on April 2, 2009 by ayurai BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Teori IUD dan Pemakai IUD 2.1.1 Pengertian IUD 2.1.1.1 Suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim terbuat dari plastik halus (Polyethelen) untuk mencegah terjadinya konsepsi atau kehamilan (BKKBN, 2003). 2.1.1.2 Suatu alat yang terbuat dari palstik atau tembaga yang dimasukkan kedalam rahim oleh seorang dokter untuk jangka waktu yang lama (WHO, 2004).

2.1.2 Jenis IUD Jenis IUD yang ada di Indonesia antara lain : 2.1.2.1 Cooper T Berbentuk T terbuat dari bahan polyethelen dimana dibagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan ini mempunyai efek anti fertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. 2.1.2.2 Cooper 7 Berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm, ditambahkan gulungan tembaga yang fungsinya sama seperti lilitan tembaga halus pada jenis Cooper T. 2.1.2.3 Multi Load Terbuat dari plastik atau polyethelen dengan dua tangan, kiri dan kanan terbentuk sayap yang fleksibel. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga untuk menambah efektifitas. 2.1.2.4 Lippes Loop Terbuat dari polyethelen, berbentuk spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol diberi benang pada ekornya. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah, keuntungan lain dari AKDR/IUD jenis ini adalah jarang terjadi luka atau porforasi, sebab terbuat dari bahan plastik (Maryani, 2004).

2.1.3 Pengertian Pemakai IUD Pemakaian IUD adalah seorang wanita yang menggunakan alat kontrasepsi IUD mencegah atau menghindari kehamilan (BKKBN, 2003). 2.1.4 Yang dapat menggunakan dan yang tidak diperkenankan menggunakan IUD. Yang dapat menggunakan IUD adalah : usia reproduksi, menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang, menyusui, setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi, risiko rendah dari IMS, tidak menghendaki metode hormonal, dan tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari. Sedangkan yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil), perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi), sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, sevisitis), tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita Penyakit Radang Panggul atau abortus septik, kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim, kanker alat genital, dan ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (Saifuddin, 2003). 2.1.5 Keuntungan dan Keterbatasan IUD Keuntungan memakai alat kontrasepsi IUD banyak sekali diantaranya : memerlukan hanya satu kali motivasi dan pemasangan, tidak ada efek sistemik, dapat mencegah kehamilan dalam jangka panjang, kegagalan yang disebabkan karena kesalahan akseptor tidak banyak, efektifitas tinggi, kesuburan dapat pulih kembali (reversible), dan juga ekonomis (Mochtar, 1998). Sedangkan keterbatasan IUD antara lain : diperlukan pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi ginetalia sebelum pemasangan IUD, diperlukan tenaga terlatih untuk pemasangan dan pencabutan IUD, klien tidak dapat menghentikan sendiri setiap saat, pada penggunaan jangka panjang bisa terjadi aminorhea, dapat terjadi perforasi uterus pada saat insersi (< 1/1000 kasus), kejadian kehamilan ektropik relatif tinggi, bertambahnya risiko mendapat penyakit radang panggul, terjadi perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan pemakaian), tidak bisa mencegah IMS termasuk HIV/AIDS, klien harus memeriksa posisi benang IUD, sedangkan beberapa perempuan tidak mau melakukan hal ini, dan juga mahal (Saifuddin, dkk, 2003).

2.1.6 Waktu Pemasangan IUD dipasang diluar hamil dan saat selesai menstruasi. Pemasangan program post partum belum memuaskan karena banyak terjadi ekspulsi dan masyarakat segan untuk kembali. 2.1.6.1 IUD dapat dipasang pada : 1. Bersamaan dengan menstruasi 2. Segera setelah bersih menstruasi 3. Pada masa akhir menstruasi

4. Tiga bulan pasca puerperium 5. Bersamaan dengan seksio secaria 6. Bersamaan dengan abortus dan kuretage 7. Hari kedua ketiga pasca persalinan (Manuaba, 1998). 2.1.6.2 Tidak dapat dipasang pada : 1. Terdapat infeksi genetalia a. Menimbulkan eksaserbasi (kambuh) infeksi b. Keadaan patologis lokal : flungkle, stenosis vagina, infeksi vagina. 2. Dugaan keganasan serviks 3. Perdarahan dengan sebab yang tidak jelas 4. Pada kehamilan : terjadi abortus, mudah perforasi, perdarahan, infeksi (Manuaba, 1998). 2.1.7 Prosedur Klinik Proses Pemasangan IUD 2.1.7.1 Pencegahan Infeksi Untuk mengurangi risiko infeksi pasca pemasangan yang dapat terjadi pada klien petugas klinis harus berupaya untuk menjaga lingkungan yang bebas dari infeksi dengan cara sebagai berikut : 1. Tidak melakukan pemasangan bagi klien dengan riwayat kesehatan maupun hasil pemeriksaan fisiknya menunjukkan adanya IMS. 2. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah tindakan. 3. Bila perlu, minta klien untuk membersihkan daerah genitalnya sebelum melakukan pemeriksaan panggul. 4. Gunakan instrumen dan pakai sepasang sarung tangan steril. 5. Setelah memasukkan spekulum dan memeriksa serviks, usapkan larutan antiseptik beberapa kali secara merata pada serviks dan vagina sebelum memulai tindakan. 6. Memasukan AKDR dalam kemasan sterilnya. 7. Gunakan teknik tanpa sentuh pada saat pemasangan AKDR untun kengurangi kontaminasi kavum uteri. 8. Buang bahan-bahan terkontaminasi. 9. Segera lakukan dekontaminasi peralatan dan bahan-bahan pakai ulang dalam larutan klorin 0,5% setelah digunakan (Saifuddin, 2003). DAFTAR PUSTAKA BKKBN. 2003. Kamus Istilah Kependudukan, KB dan Keluarga Sejahtera. Jakarta : BKKBN. BKKBN. 2003. Umpan Balik Laporan Pencapaian Program KB Nasional Propinsi Jawa Timur. Surabaya : BKKBN. Dorland, Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 29. Jakarta : EGC. Hartanto, Hanafi. 2004. KB dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Iswarati. 2003. KB, KP, Gender dan Pembangunan Kependudukan. Jakarta : BKKBN. Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakata : EGC. Maryani, Heti. 2004. Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana Bagi Wanita, (internet). 5th October.

Available from http://www.tempo.co.id/medika/arsip/032002/PUS-1.html. Accesed (Jan 10th 2005). Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta : EGC.

KB PIL 1.Pil Kombinasi 1.Definisi Pil kombinasi adalah kontrasepsi yang berupa tablet-tablet kecil yang berisi 2 jenis hormon, yaitu estrogen dan progestin, hal ini serupa dengan hormon-hormon yang secara alamiah terdapat di dalam tubuh. Pil ini mencegah kehamilan dengan menekan pematangan sel telur. Mengentalkan lendir serviks (leher rahim) sehingga hanya sedikit sperma yang dapat melaluinya dan kemungkinan sperma akan terhalang. Merubah pergerakan rahim, sehingga mengganggu jalanya sperma dan sel telur. Menimbulkan perubahan pada dinding rahim, sehingga tidak memungkinkan terjadinya nidasi (penempelan hasil konsepsi pada dinding rahim). Biasanya kemasan pil kombinasi terdiri dari 28 tablet, dimana 7 tablet diantaranya adalah plasebo yang tidak berisi hormon. Sebagai gantinya pil tersebut berisi zat besi. Fungsi ke-7 pil tersebut adalah membantu klien untuk membiasakan diri minum pil setiap hari. 2.Efektifitas Jika penggunaannya benar, maka keberhasilan penggunaannya mencapai 99,9 %. 3.Keuntungan Efektifitas tinggi Risiko terhadap kesehatan rendah Tidak memerlukan pemeriksaan dalam untuk memulai penggunannya Tidak mengganggu hubungan seksual Mudah digunakan Siklus haid teratur, banyaknya darah haid menjadi berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid. Dapat digunakan untuk jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan. Mudah dihentikan setiap saat. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan. 4.Kerugian Mahal dan membosankan karena harus digunakan setiap hari. Tidak mencegah penyakit menular seksual Beberapa efek samping yang sering terjadi :

1.Mual, terutama pada 3 bulan pertama 2.Rasa tidak enak di payudara 3.Sakit kepala 4.Mengurangi ASI 5.Menambah berat badan 6.Pusing 7.Pada sebagian kecil perempuan dapat menyebabkan depresi, dan perubahan suasana hati, sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seksual berkurang. 8.Perdarahan di anatara masa menstruasi, yang biasanya terjadi pada permulaan menggunakan pil KB, dan keadaan ini akan berhenti dengan sendirinya ketika menginjak bulan ke-3 atau ke-4. 9.Terbentuknya kloasma atau bercak-bercak kecoklatan di wajah, dagu, atau leher. Penggunaan krim pelindung sinar matahari akan membantu mencegah pembentukan kloasma. 10.Dapat meningkatkan tekanan darah dan peningkatan cairan, sehingga terjadi resiko stroke, dan gangguan pembekuan darah pada pembuluh darah vena dalam sedikit meningkat. 5. Indikasi 1. Keinginan untuk memperoleh metoda kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi. Rasionalnya : Pil kontrasepsi 90% efektif bila digunakan dengan benar. 2. Adanya anemia karena haid yang berlebihan. Rasionalnya : Pil kombinasi mengurangi kehilangan jumlah darah, meningkatkan hemoglobin pada banyak klien. 3. Nyeri haid hebat. Rasionalnya : Pil kombinasi mengurangi rasa nyeri (dismenorhea). 4. Riwayat kista ovarium jinak. Rasionalnya : Dengan menekan ovulasi, pil kombinasi biasanya mencegah pembentukan kista ovarium. 5. Siklus haid tidak teratur. Rasionalnya : Siklus haid yang tidak teratur akan teratur karena pil kombinasi. 6. Keluhan haid. Rasionalnya : Siklus haid menjadi baik dengan pil kombinasi. 7. Riwayat kanker ovarium dalam keluarga. Rasionalnya : Pil kombinasi mencegah beberapa jenis kanker ovarium. 8. Tumor jinak payudara. Rasionalnya : Pil kombinasi melindungi terjadinya tumor jinak payudara. 6.Kriteria yang Harus Menghentikan Penggunaan Pil Kombinasi Sakit kepala yang amat sangat Sakit di dada atau pembengkakan di kaki Kehilangan ketajaman pandangan Pucat atau kekuning-kuningan seperti orang sakit kuning 7.Kriteria yang Tidak Boleh Menggunakan Pil Kombinasi Hamil atau dicurigai hamil. Tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, kelainan pada pembekuan darah. Penyakit hati yang akut maupun kronis Gatal pada kulit pada waktu hamil Kanker Perdarahan vagina yang abnormal Kencing manis atau diabetes Pusing-pusing dengan sebab yang tidak jelas

Perokok berat Menyusui eksklusif Perdarah pervaginam yang belum diketahui penyebabnya Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari 8.Waktu Mulai Menggunakan Pil Kombinasi Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil Hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid Boleh menggunakan pada hari ke-8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke-8 sampai hari ke-14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai klien menghabiskan paket pil tersebut Setelah melahirkan: Setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif Setelah 3 bulan dan tidak menyusui Pascakeguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid. 2.Pil Mini Merupakan pil kontrasepsi yang hanya mengandung hormon progesterone saja dalam dosis yang rendah yang diberikan terus menerus. 1.Cara kerja : Mengentalkan lendir serviks sehingga hanya sedikit sperma yang dapat melaluinya dan kemungkinan sperma akan terhalang. Mengubah dinding rahim sehingga tidak siap untuk implantasi 2.Keuntungan Sangat efektif bila digunakan secara benar, sekitar 96% Tidak mempengaruhi ASI Tidak memerlukan pemeriksaan dalam Tidak mengganggu hubungan seksual Kesuburan cepat sekali Sedikit efek samping Dapat dihentikan setiap saat 3.Kerugian Efek samping : Nyeri kepala Perubahan mood Penambahan atau penurunan berat badan Pusing Perdarahan bercak atau perdarahan tidak teratur Payudara menjadi tegang Mual Jerawat

Harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama Kegagalan menjadi besar bila lupa minum satu pil saja Efektivitas pil menjadi rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberklosis atau obat epilepsi Tidak melindungi terhadap PMS atau HIV / AIDS 4. Indikasi 1. Menginginkan suatu metoda yang sangat efektif selama periode menyusui. Rasionalnya : 98,5 % pil mini hanya efektif dalam 9 bulan postpartum bila menyusui. 2. Tidak dapat menggunakan pil kombinasi karena efek samping esterogen, migrain, TD tinggi atau payudara menjadi tegang. Rasionalnya : Pil mini tidak mengandung esterogen. 3. Mempunyai tekanan darah tinggi. Rasionalnya : Pil mini mengandung 1/3 dari jumlah progestin yang ada dalam pil kombinasi. Pil mini jarang memepengaruhi tekanan darah. 4. Usia lebih dari 35 tahun dan perokok berat dan tidak dapat menggunakan kontrasepsi jangka panjang. Rasionalnya : Dibandingkan dengan esterogen dosis rendah progestin tidak meningkatkan resiko pembekuan darah (wanita di atas 35 tahun dan memakai pil kombinasi lebih terpapar terhadap resiko pembekuan darah komplikasi kardiovaskuler. 5.Kriteria Yang Tidak Boleh Menggunakan Minipil Hamil atau diduga hamil Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid Menggunakan obat tuberklosis atau obat epilepsi Kanker payudara atau riwayat kanker payudara Sering lupa menggunakan pil Riwayat stroke 6.Waktu Mulai Menggunakan Minipil Mulai hari pertama sampai ke-5 siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dengan kontrasepsi lain. Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila menggunakannya setelah hari ke-5 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja. Bila klien tidak haid, minipil dapat digunakan setiap saat, asal saja diyakini tidak hamil. Jangan melakukan hubungan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk dua hari saja. Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pascapersalinan dan tidak haid, minipil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan. Minipil dapat diberikan segera pascakeguguran Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantinya dengan minipil, minipil dapat segera diberikan, bila saja kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau ibu sedang tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datang haid berikutnya. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal dan ibu tersebut ingin menggantikannya denagn minipil, minipil diberikan pada hari 1-5 siklus haid dan tidak memerlukan metode kontrasepsi lain. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, minipil diberikan pada jadwal suntikan berikutnya.

sumber : Notodiharjo, Riano. 2002. Reproduksi, Kontrasepsi, dan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Kanisius. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2006 www.mediasehat.com

You might also like