Professional Documents
Culture Documents
JATENG
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas praktik Keterampilan Dasar Praktik Klinik (KDPK) Semester II
Disusun Oleh : 1. Arum Dyah Linawati 2. Deny Noor Wulandari 3. Ika Nur Hidayati 4. Sri Amanah 5. Yolandha Dwaya P
AKADEMI KEBIDANAN PEMKAB KUDUS TAHUN AJARAN 2009 / 2010 KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam,atas rahmat,inayah, dan hidayahNYA penulis akhirnya dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan judul prosedur pemeriksaan tanda-tanda vital.Maksud makalah ini disusun ialah untuk melengkapi tugas praktik Keterampilan Dasar Praktik Klinik (KDPK). Makalah ini berisi prosedur tentang pemeriksaan tanda tanda vital yang meliputi pengukuran suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan tekanan darah. Setelah mempelajari dan membaca makalah ini, penulis berharap agar pembaca dan penggunanya mendapatkan pengetahuan yang lebih baik. Kami menyadari keterbatasan makalah ini, oleh karena itu saran dan masukan dari pembimbing, clinical instructural, dan pihakpihak terkait sangat kami harapkan sehingga makalah ini kelak menjadi lebih baik lagi dan bermanfaat.
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH Atas tersusunnya makalah tentang prosedur pemeriksaan tanda tanda vital ini, sebagai penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Direktur Akademi Kebidanan Pemkab Kudus ibu Nonie Dwi Astuti, SKM. 2. Seluruh pembimbing lahan RSUD KELET JEPARA PROV. JATENG yang telah membimbing kami selama di lahan praktik. 3. RSUD KELET JEPARA PROV. JATENG atas berbagai sarana dan prasarana yang membuat penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
4.
Seluruh pembimbing dosen AKBID PEMKAB KUDUS yang tak henti-hentinya selalu memberikan nasehat dan bimbingannya kepada kami.
5. Semua pembaca atas berbagai saran, masukan, dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini. 6. Semua pihak yang terkait dalam proses penulisan, perbaikan serta penyempurnaan makalah ini
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan tekanan darah. Tanda vital mempunyai nilai sangat penting pada fungsi tubuh. Adanya perubahan tanda vital, misalnya suhu tubuh dapat menunjukkan keadaan metabolisme dalam tubuh, denyut nadi dapat menunjukkan perubahan pada sistem kardiovaskular, frekuensi pernapasan dapat menunjukkan fungsi pernapasan, dan tekanan darah dapat menilai kemampuan sistem kardiovaskuler, yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi. Semua tanda vital tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Perubahan tanda vital dapat terjadi bila tubuh dalam kondisi aktifitas berat atau dalam keadaan sakit dan perubahan tersebut merupakan indikator adanya gangguan sistem tubuh. Pemeriksaan tanda vital yang dilaksanakan oleh perawat digunakan untuk memantau perkembangan pasien. Tindakan ini bukan hanya merupakan kegiatan rutin pada klien, tetapi merupakan tindakan pengawasan terhadap perubahan atau gangguan sistem tubuh. Pelaksanaan pemeriksaan tanda vital pada semua klien berbeda satu dengan yang lain. Tingkat kegawatan pasien seperti pada kondisi pasien yang kritis akan membutuhkan pengawasan terhadap tanda vital yang lebih ketat dibanding pada kondisi pasien yang tidak kritis demikian sebaliknya. Prosedur pameriksaan tanda vital yang dilakukan pada pasien meliputi pengukuran suhu, pemeriksaan denyut nadi, pemeriksaan pernapasan dan pengukuran tekanan darah.
Tujuan instruksional Setelah mempelajari prosedur ini mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan tujuan tanda tanda vital
2. Mengidentifikasi aspek yang perlu dikaji dalam melaksanakan pemeriksaan tanda tanda vital. 3. Menjelaskan perbedaan pengkajian tanda tanda vital
BAB 2 ISI
Pengukuran Suhu A. Pengertian Nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator untuk menilai keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Nilai ini akan menunjukkan peningkatan bila pengeluaran panas meningkat. Kondisi demikian dapat juga disebabkan oleh vasodilatasi, berkeringat, hiperventilasi dan lain lain. Demikian sebaliknya, bila pembentukan panas meningkat maka nilai suhu tubuh akan menurun. Kondisi ini dapat dilihat pada peningkatan metabolisme dan kontraksi otot. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan secara oral, rektal, axila.
B. Tujuan tindakan Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh.
Botol pertama berisi larutan sabun Botol kedua berisi larutan desinfektan Botol ketiga berisi air bersih
D. Prosedur kerja Pemeriksaan suhu oral. 1. Jelaskan prosedur pada klien 2. Cuci tangan 3. Gunakan sarung tangan 4. Atur posisi pasien 5. Tentukan letak bawah lidah 6. Turunkan suhu thermometer di bawah 34C - 35C 7. Letakkan thermometer dibawah lidah sejajar dengan gusi 8. Anjurkan mulut dikatupkan selama 3 5 menit 9. Angkat thermometer dan baca hasilnya 10. 11. Catat hasil Bersihkan thermometer dengan kertas tisu
12. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih
dan keringkan
13.
Pemeriksaan suhu rectal 1. Jelaskan prosedur pada klien. 2. Cuci tangan. 3. Gunakan sarung tangan. 4. Atur posisi pasien dengan posisi miring. 5. Pakaian diturunkan sampai dibawah glutea. 6. Tentukan thermometer dan atur pada nilai nol lalu oleskan vaselin. 7. Letakkan telapk tangan pada sisi glutea pasien dan masukkan thermometer kedalam rectal jangan sampai berubah tempatnya dan ukur suhu. 8. Setelah 3-5 menit angkat thermometer. 9. Catat hasil. 10. Bersihkan thermometer dengan kertas tisu.
11. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan. 12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Pemeriksaan suhu aksila 1. Jelaskan prosedur pada klien. 2. Cuci tangan. 3. Gumakan sarung tangan. 4. Atur posisi pasien. 5. Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan tisu.
6. Turunkan thermometer dibawah suhu 34-35 c. 7. Letakkan thermometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleks I diatas dada. 8. Setelah 3-10 menit thermometer diangkat dan dibaca hasilnya. 9. Catat hasil. 10. Bersihkan thermometer dengan kertas tisu.
11. Cuci dengan air sabun, desinfektn, bilas dengan air bersih dan keringkan. 12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Pemeriksaan denyut nadi Nilai denyut nadi merupakan indikator untuk menilai sistem kardiovaskular. Denyut nadi dapat diperiksa dengan mudah menggunakan jari tangan (palpasi) atau dapat juga dilakukan dengan alat elektronik yang sederhana maupun canggih. Pemeriksaan denyut nadi dapat dilakukan pada daereh arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri brakhialis pada siku bagian dalam, arteri karotis pada leher, arteri temporalis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, dan arteri frontalis pada bayi.
A.
Tujuan pemeriksaan denyut nadi 1. Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatan) 2. Menilai fungsi simtem kardiovaskular
B.
C.
Prosedur kerja 1. 2. 3. 4. 5. Jelaskan prosedur pada klien. Cuci tangan. Atur posisi pasien. Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh. Tentukan letak arteri .
6. Periksa denyut nadi dengan menggunakan ujung jari telunjuk, tengah, manis. 7. Tentukan frekuensinya per menit dan keteraturan irama, dan kekuatan denyut. 8. 9. Catat hasil. Cuci tangan.
Pemeriksaan pernapasan
Nilai pemeriksaan pernapasan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui sistem pernapasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam paru dan pengaturan keseimbangan asam basa.
A. Tujuan
1. Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan 2. Menilai kemampuan fungsi pernapasan.
C. Prosedur pelaksanaan
1.
Cuci tangan Atur posisi pasien Hitung frekuensi dan irama pernapasan Catat hasil Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
Nilai tekanan darah merupakan indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler bersamaan dengan pemeriksaan nadi. Pemeriksaan tekanan darah dapat di ukur dengan dua metode. Metode langsung yaitu metode yang menggunakan kanula atau jarum yang di masukkan ke dalam pembuluh darah yang dihubungkan dengan menometer. Metode ini merupakan cara yang paling tepat untuk menentukan tekanan darah, tetapi memerlukan persyaratan dan keahlian khusus. Metode tak langsung yaitu metode yang menggunakan sfigmomanometer.
Pengukuran tak langsung ini menggunakan dua cara yaitu palpasi yang mengukur tekanan sistolik dan auskultasi yang dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolik dan cara ini memerlukan alat stetoskop.
A.
Tujuan
B. 1. 2. 3. 4.
Alat dan bahan Sfigmomanometer (tensimeter) yang terdidri dari : Manometer air raksa + klep penutup dan pembuka Manset udara Selang karet Pompa udara dari karet + skrup pembuka dan penutup Stetoskop Buku catatan tanda vital Pena
C.
Prosedur kerja
Cara palpasi 1. 2.
3.
4. Meletakkan lengan yang hendak di ukur pada posisi terlentang. 5. Membuka lengan baju.
6. Memasang manset pada lengan kanan atau kiri atas sekitar 3cm diatas fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar). 7. Menntukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra.
8. Memompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba. Memompa terus saasienmpai manometer setinggi 20mmHg lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba.
9.
10. Meletakkan diafragma stetoskop diatas nadi brachialis dan mengempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar skrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam. 11. Mencatat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali. Nilai ini menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi. 12. 13. Mencatat hasil Cuci tanagn setelah prosedur dilakukan.
Cara auskultasi 1. 2. 3. Jelaskan prosedur pada klien Cuci tangan Atur posisi pasien
5.
6. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3cm diatas fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar) 7. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra
8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba 9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg Lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba 10. Letakkan diafragma stetoskop di atas nadi brakhialis dan kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam. Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali. Nilai ini menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi.
11.
12. 13.
Umur
Suhu
Nadi
Pernafasan
18 th atau lebih
37,0c
70 75 kali/menit
15 20 kali/menit
65 th atau lebih
36,0 c
70 75 kali/menit
15 20 kali/menit
140/90 mm Hg
Umur
Rentang (x /menit)
Neonatus 1 bln 1 thn 1 thn 2 thn 3 thn 4 thn 5 thn 10 thn 10 thn lebih
30 - 60 30 60 25 50 20 - 30 15 30 15 - 30
Umur
80 - 160 80 - 200
80 - 150 70 - 110
70 - 120 60 - 90
55 - 90
50 - 90
Sampai 200
Diastolik (mmHg) 45 60 65 60 60
PEMERIKSAAN TANDA TANDA VITAL DI RSUD KELET JEPARA PROV. JATENG Misalnya : Identitas pasien : Nama Umur Alamat Agama Diagnosa : : Tn. M 60 thn : Bandungharjo : Islam retensio urin
Identitas Penanggung Jawab : Nama Umur Alamat Agama Hasil S TD Nd RR : : Ny. M 54 thn : Bandungharjo : Islam
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan
Suhu tubuh dapat menunjukkan keadaan metabolisme dalam tubuh, denyut nadi dapat menunjukkan perubahan pada sistem kardiovaskular, frekuensi pernapasan dapat menunjukkan fungsi pernapasan, dan tekanan darah dapat menilai kemampuan sistem kardiovaskuler, yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A.Aziz Alimul, S.Kp dan Musrifatul Uliyah, S.Kp.2005.Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta :EGC. Hidayat, A.Aziz Alimul, S.Kp dan Musrifatul Uliyah, S.Kp.2008.Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan.Jakarta : Salemba Medika.