You are on page 1of 18

OLEH: Ir. HENRIKUS, S.Psi, C.

Ht

Pengertian Konflik
Robbins (1996) dalam Organization Behavior menjelaskan bahwa konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.

Sedang menurut Luthans (1981) konflik adalah kondisi yang ditimbulkan oleh adanya kekuatan yang saling bertentangan. Kekuatan-kekuatan ini bersumber pada keinginan manusia. Istilah konflik sendiri diterjemahkan dalam beberapa istilah yaitu perbedaan pendapat, persaingan dan permusuhan.

Needs diabaikan. Values- tidak sama /sesuai. Unresolved Disagreements, yang muncul kembali. Feelings and Emotions yang tidak diperhatikan. Personality Clashes. Underlying Stress and Tension. Ego problem. Power, pemaksaan.

Jenis - jenis Konflik


Konflik sendiri tidak selalu harus dihindari karena tidak selalu negatif akibatnya. Berbagai konflik yang ringan dan dapat dikendalikan (dikenal dan ditanggulangi) dapat berakibat positif bagi mereka yang terlibat maupun bagi organisasi. Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik yaitu :

1. Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.

Jenis - jenis Konflik


2. Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentangan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi, karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang akan mempengaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.

Jenis - jenis Konflik


3. Konflik antar individu-individu dan kelompokkelompok .
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai normanorma produktivitas kelompok dimana ia berada.

Jenis - jenis Konflik


4. Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama
Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi organisasi. Konflik antar lini dalam organisasi antara: manajemen, staf, pekerja dan konflik antar kelompok.

Jenis - jenis Konflik


5. Konflik antara organisasi
Konflik ini dapat kita lihat konflik antara organisasi yang berbeda, misalnya organisasi politik vs organisasi politik, organisasi forum A versus forum B, USA vs Soviet, dll.

Peranan Konflik
Dalam pandangan modern, konflik dapat memberikan dampak negatif dan positif dalam suatu group. Sebagai contoh pengembangan konflik yang positif dapat digunakan sebagai ajang adu pendapat, sehingga organisasi bisa memperoleh pendapat-pendapat yang sudah tersaring. Konflik bersifat positif bila : Mengarah ke inovasi dan perubahan Memberi tenaga dan motivasi kepada orang untuk bertindak Merupakan unsur penting dalam analisis sistem organisasi

Faktor Yang Mempengaruhi Konflik


Faktor intern:
1. 2. 3. 4. Kemantapan organisasi Sistem nilai Tujuan Sistem lain dalam organisasi

Faktor Ekstern:
1. 2. 3. 4. Keterbatasan sumber daya Kekaburan aturan/norma di masyarakat Derajat ketergantungan dengan pihak lain Pola interaksi dengan pihak lain

Styles of Expressing Conflict


1. NON-ASSERTION (avoidance, accommodation) NONMengekspresikan konflik dengan cara non agresi, lebih memilih melakukan: a) Avoidance (Penghindaran), dalam bentuk mis: mengalihkan topik pembicaraan, sehingga menciptakan status quo dengan pikiran bahwa tindakan itu lebih baik daripada menghadapi konflik b) Accommodation, menghadapi konflik dengan memenuhi apa yang diinginkan pihak lain, walaupun dia tidak merasa nyaman, cara ini bisa dipakai untuk konflik minor.

Styles of Expressing Conflict


2. DIRECT AGGRESSION
Mengekspresikan konflik dengan cara agresi langsung, baik memakai cara verbal dan non verbal. Biasanya dilakukan bila merasa posisinya terancam, harga dirinya dilukai. Tipe ini sering memakai kalimat direct, mis: Kenapa sih kamu ?!!! , Kerjakan saja sendiri !!! , Kenapa kamu sebodoh itu mau melakukannya !! Apa lagi sih !! Saya butuh tempat yang tenang !!

Styles of Expressing Conflict


2. DIRECT AGGRESSION
Mengekspresikan konflik dengan cara agresi langsung, baik memakai cara verbal dan non verbal. Biasanya dilakukan bila merasa posisinya terancam, harga dirinya dilukai. Tipe ini sering memakai kalimat direct, mis: Kenapa sih kamu ?!!! , Kerjakan saja sendiri !!! , Kenapa kamu sebodoh itu mau melakukannya !! Apa lagi sih !! Saya butuh tempat yang tenang !!

Styles of Expressing Conflict


3. PASSIVE AGGRESSION
Mengekspresikan konflik lebih sopan dibanding Agression, mis: Crazymaking, berpura pura setuju tapi tidak melakukannya. Guiltmakers, mengambil kontrol dengan membuat anda merasa bertanggung jawab dengan apa yang terjadi, mis: Seharusnya saya harus belajar, tapi tak apa saya antar kamu pulang . Jokers, memakai humor sebagai senjata, dan berlindung dibalik humor bila anda keberatan, mengatakan Dimana sih rasa humormu?

Styles of Expressing Conflict


Trivial tyrannizers, sengaja melakukan sesuatu untuk mengusili anda, mis: pura pura lupa membaca sms anda, bunyikan musik keras. Withholders, membalas konflik dengan sikap baik, mis: menjadi sangat sopan pada anda, perhatian dan humor.

Styles of Expressing Conflict


4. INDIRECT COMMUNICATION
Mengekspresikan konflik dengan cara tidak langsung, dimana dia melakukannya untuk melakukannya untuk menyelamatkan wajahnya. Resikonya cara ini bisa membuat orang lain malah salah paham.

Styles of Expressing Conflict


5. ASSERTION
Mengekspresikan konflik dengan cara secara jelas menyampaian perasaannya, kebutuhannya, pikirannya, tanpa menyalahkan orang lain atau mendikte orang lain. Setiap waktu dalam menyelesaikan konflik berusaha agar kedua belah pihak senang (Win-win).

Penanganan Konflik
Ada beberapa cara untuk menangani konflik antara lain :
1. 2. 3. 4. Introspeksi diri. Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat. Identifikasi sumber konflik Mengetahui pilihan penyelesaian atau penanganan konflik yang ada dan memilih yang tepat. a) Dominasi b) Menghindari konflik c) Akomodasi d) Kompromi e) Kolaborasi (integratif)

You might also like