You are on page 1of 10

Makalah

HABITAT DAN RELUNG EKOLOGI


Untuk memenuhi tugas mata kuliah ekologi tumbuhan Yang dibina oleh Bpk.Faturrachman

Oleh Kelompok 3 : Offering GG Musaadah Dora dayu Chandra Kurnia 407342408150 407342408155 407342409189

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN IMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI Maret 2009

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Habitat Setiap populasi mahluk hidup menempati habitat atau biotop tertentu.Habitat suatu populasi hewan pada dasarnya menunjukkan totalitas dari corak lingkungan yang ditempati populasi itu,termasuk faktor-faktor abiotik berupa ruang,tipe substratum atau medium yang ditempati,cuaca dan iklimnya serta vegetasinya. 2.2 Macam-macam Habitat Secara garis besar dikenal empat tipe habitat utama yakni: daratan,perairan tawar,perairan payau,dan estuaria serta perairan bahari/laut. Masing-masing kategori utama itu dapat dipilah-pilahkan lagi tergantung corak kepentingannya,mengenai aspek yang ingin diketahui.Dari sudut pandang dan kepentingan populasi-populasi hewan yang

menempatinya,pemilihan tipe-tipe habitat itu terutama didasarkan pada segi variasinya menurut waktu dan ruang. Berdasarkan variasi habitat menurut waktu,dapat dikenal 4 macam habitat. 1. Habitat yang konstan, yaitu suatu habitat yang kondisinya terus-menerus relatif baik atau kurang baik. 2. Habitat yang bersifat memusim,yaitu suatu habitat yang kondisinya secara relatif teratur secara berganti-ganti antara baik dan kurang baik. 3. Habitat yang tidak menentu,yaitu suatu habitat yang mengalami suatu perioda dengan kondisi baik yang lamanya juga bervariasi sehingga kondisinya tidak dapat diramalkan. 4. Habitat yang efemeral,yaitu suatu habitat yang mengalami perioda kondisi baik yang berlangsung relatif singkat,diikuti oleh suatu perioda dengan kondisi yang berlangsung relatif lama sekali.

Berdasarkan variasi kondisi habitat menurut ruang,habitat dapat diklasifikasi menjadi 3 macam. 1. Habitat yang bersinambung,yaitu apabila suatu habitat mengandung area dengan kondisi baik yang luas sekali,yang melebihi luas area yang dapat dijelajahi populsi hewan penghuninya.Sebagai contoh yang luas sebagai habitat dari populasi rusa yang berjumlah 10 ekor. 2. Habitat yang terputus-putus,merupakan suatu habitat yang mengandung area dengan kondisi baik letaknya berselang-seling dengan area berkondisi kurang baik,dan hewan-hewan penghuninya dengan mudah dapat menyebar dari area berkondisi baik yang satu ke yang lainnya. 3. Habitat yang terisolasi,merupakan suatu habitat yang mengandung area berkondisi baik yang terbatas luasnya dan letaknya terpisah jauh dan area berkondisi baik yang lain,sehingga hewan-hewan tidak dapat menyebar untuk mencapainya,kecuali bila didukung oleh faktor kebetulan.Misal suatu pulau kecil yang dihuni oleh populasi rusa.Jika makanan habis rusa tersebut tidak dapat pindah ke pulau lain.Pulau kecil tersebut bukan merupakan habitat terisolasi bagi suatu populasi burung yang dapat dengan mudah pindah ke pulau lainnya,tetapi lebih cocok disebut habitat yang terputus. Mikrohabitat Populasi-populasi hewan yang mendiami suatu habitat tertentu akan terkonsentrasi ditempat-tempat dengan kondisi yang paling cocok bagi pemenuhan persyaratan hidupnya masing-masing. Mikrohabitat adalah bagian dari habitat yang merupakan lingkungan yang kondisinya paling cocok dan paling akrab berhubungan dengan hewan. 2.3 Pengertian Relung Ekologi Istilah relung ekologi diluar bidang ekologi praktis tidak dikenal. Hal ini dikarenakan konsep relung ekologi relatif baru. Secara umum dapat dikatakan bahwa relung ekologi merupakan suatu konsep abstrak mengenai keseluruhan persyaratan hidup dan interaksi organisme dalam habitatnya. Dalam hal ini habitat merupakan penyedia berbagai kondisi dan sumberdaya yang dapat digunakan oleh organisme sesuai dengan persyaratan hidupnya. Menurut Keindegh (1980), Relung ekologi suatu populasi atau hewan adalah status fungsional hewan itu dalam habitat yang ditempatinya berkaitan dengan adaptasi-adaptasi fisiologis, struktur/morfologi, dan pola perilaku hewan itu.

Hutchinson (1957) dalam Begon, et al. (1986) telah mengembangkan konsep relung ekologi multidimensi (dimensi-n atau hipervolume). Setiap kisaran toleransi hewan terhadap suatu faktor lingkungan, misalnya suhu, merupakan suatu dimensi. Dalam kehidupannya hewan dipengaruhi oleh bukan hanya satu faktor lingkungan saja, melainkan banyak faktor lingkungan secara simultan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi atau membatasi kehidupan organisme bukan hanya kondisi lingkungan, seperti suhu, cahaya, kelembaban, salinitas, tetapi juga ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan hewan (makanan dan tempat untuk membuat sarang bagi hewan dan nutrien bagi tumbuhan). Selanjutnya Hutchinson membagi konsep relung menjadi relung fundamental dan relung yang terealisasikan. relung fundamental menunjukkan potensi secara utuh kisaran toleransi hewan terhadap faktor lingkungan, yang hanya dapat diamati dalam laboratorium dengan kondisi lingkungan terkendali. Relung terealisasi adalah status fungsional yang benarbenar ditempati dalam kondisi alami,dengan beroperasinya banyak faktor lingkungan, seperti interaksi faktor, kehadiran pesaing, predator dsb. Dibandingkan dengan kisaran relung fundamental, kisaran dari relung yang terealisasikan itu pada umumnya lebih sempit, karena tidak seluruhnya dari potensi hewan dapat diwujudkan, tentunya karena pengaruh dari beroperainya berbagai kendala dari lingkungan. Dua spesies hewan atau lebih yang hidup bersama dalam satu habitat dikatakan berkohabitasi atau berkoeksistensi. Hewan-hewan yang berkoeksistensi biasanya memilki keserupaan dalam kisaran toleransi dan preferendum terhadap faktor lingkungan dalam habitat, bahkan mungkin juga memiliki keserupaan dalam jenis sumber daya yang dibutuhkan. Berdasarkan konsep relung ekologi multidimensi, hal ini berarti antara kedua populasi tersebut memiliki keselingkupan relung atau beberapa dimensi. Jika dalam suatu saat jumlah sumber daya yang dibututhkan terbatas maka akan terjadi persaingan. 2.4 Asas Ekslusi Persaingan dan Pemisahan Relung Ekologi Asas Ekslusi Persaingan atau aturan Gause menyatakan bahwa suatu relung ekologi tidak dapat ditempati secara simultan dan sempurna oleh populasi stabil lebih dari satu spesies. Sehubungan dengan asas tersebut diatas, menurut Asas koeksistensi, beberapa spesies yang dapat hidup secara langgeng dalam habitata yang sama ialah spesies-spesies yang relung ekologinya berbeda-berbeda. Darwin menyatakan bahwa semakin besar perbedaan-perbedaan yang diperlihatkan oleh berbagai spesies yang hidup disuatu tempat,

makin besar pula jumlah spesies yang dpat hidup disuatu tempat itu. pernyataan darwin tersebut dikenal sebagai Asas divergensi. Dari uraian tersebut diatas tampak bahwa aspek relung ekologi yang menyangkut dimensi sumber daya, khususnya yang vital untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan dari beberapa spesies harus berbeda (terpisah) agar dapat berkoeksisitensi dalam habitat yang sama. Perbedaan atau pemisahan relung itu juga mencakup aspek waktu aktif. 2.5 Ekivalen Ekologi Jika memperhatikan tentang kehidupan berbagai jenis hewan diberbagai tempat sering ditemukan spesies-spesies hewan serupa yang hidup didaerah geografi yang berbeda. Jenisjenis hewan yang menempati relung ekologi yang sama (ekivalen) dalam habitat yang serupa didaerah zoogeografi yang berbeda disebut ekivalen-ekivalen ekologi. Biasanya perkerabatan taksonomi dari ekivalen-ekivalen ekologi sangat dekat, namun tidak selalu demikian. Secara umum ekivalen-ekivalen ekologi itu dapat dikenali dari kemiripan-kemiripan yang diperlihatkan hewan-hewan tersebut dalam adaptasi-adaptasi morfologi (struktural) serta pola perilakunya. Sebabnya ialah karena berbagai adaptasi itu adalah tiada lain daripada perangkat modal kemampuan hewan untuk memanfaatkan sumber dayasumber daya didalam lingkungannya atau habitatnya. 2.6 Pergeseran Ciri Spesies-spesies hewan yang berkerabat dekat,suatu marga atau genus misalnya,dapat ditemuka pada habitat atau daerah penyebaran yang sama (simpatrik) atau ditemukan pada daerah penyebaran yang berbeda (alopatrik). Jika spesies-spesies hewan yang berkerabat dekat (kogenerik) ditemukan dalam keadaan simpatrik,seleksi alam akan menghasilkan ciriciri tubuh yang semakin mencolok perbedaannya diantara spesies-speies itu atau dikatakan mengalami evolusi divergen.Sebaliknya,apabila dalam keadaan alopatrik seleksi alami akan menghasilkan evolusi konvergen sehingga perbedaan ciri-ciri itu makin kabur. Fenomena tersebut diatas dikenal sebagai pergeseran ciri. Evolusi yang menghasilkan pergeseran ciri pada spesies-spesies hewan dalam keadaan simpatrik mempunyai dua kepentingan adaptif bagi spesies-spesies yang bersangkutan. Pertama,karena ciri (adaptasi morfologis,misalnya) yang nyata bedanya akan menyebabkan terjadinya pemisahan relung ekologi, dengan demikian maka kemungkinan terjadinya

interaksi berupa persaingan, apabila spesies itu berkohabitasi, akan tereduksi. Kedua berbedanya ciri morfologi yang menghasilkan berbedanya pola perilaku, misalnya perilaku berbiak, akan lebih menjamin terjadinya pemisahan genetik diantara spesies-spesies yang berkerabat itu bial berkohabitasi, atau menghindari terjadinya inbreeding yang tidak menguntungkan.

BAB III PENUTUP Kesimpulan 1. Setiap populasi mahluk hidup menempati habitat atau biotop tertentu.Habitat suatu populasi hewan pada dasarnya menunjukkan totalitas dari corak lingkungan yang ditempati populasi itu,termasuk faktor-faktor abiotik berupa ruang,tipe substratum atau medium yang ditempati,cuaca dan iklimnya serta vegetasinya. 2. Secara garis besar dikenal empat tipe habitat utama yakni: daratan,perairan tawar,perairan payau,dan estuaria serta perairan bahari/laut. Berdasarkan variasi habitat menurut waktu,dapat dikenal 4 macam habitat. 1. Habitat yang konstan, 2. Habitat yang bersifat memusim, 3. Habitat yang tidak menentu, 4. Habitat yang efemeral, Berdasarkan variasi kondisi habitat menurut ruang,habitat dapat diklasifikasi menjadi 3 macam. 1. Habitat yang bersinambung, 2. Habitat yang terputus-putus, 3. Habitat yang terisolasi 3. Menurut Keindegh (1980), Relung ekologi suatu populasi atau hewan adalah status fungsional hewan itu dalam habitat yang ditempatinya berkaitan dengan adaptasiadaptasi fisiologis, struktur/morfologi, dan pola perilaku hewan itu.konsep relung dibagi menjadi relung fundamental dan relung yang terealisasikan 4. Asas Ekslusi Persaingan atau aturan Gause menyatakan bahwa suatu relung ekologi tidak dapat ditempati secara simultan dan sempurna oleh populasi stabil lebih dari satu spesies. Asas koeksistensi, beberapa spesies yang dapat hidup secara langgeng dalam habitata yang sama ialah spesies-spesies yang relung ekologinya berbeda-berbeda. 5. Ekivalen-ekivalen ekologi adalah jenis-jenis hewan yang menempati relung ekologi yang sama (ekivalen) dalam habitat yang serupa di daerah zoogeografi yang berbeda.

Biasanya perkerabatan taksonomi dari ekivalen-ekivalen ekologi sangat dekat, namun tidak selalu demikian 6. Evolusi divergen terjadi jika spesies-spesies hewan yang berkerabat dekat (kogenerik) ditemukan dalam keadaan simpatrik, seleksi alam akan menghasilkan ciri-ciri tubuh yang semakin mencolok perbedaannya. Evolusi konvergen terjadi jika spesies-spesies hewan yang berkerabat dekat (kogenerik) dalam keadaan alopatrik seleksi alami, sehingga perbedaan-perbedaan ciri-ciri itu makin kabur. Kedua fenomena tersebut dikenal dengan pergeseran ciri.

DAFTAR PUSTAKA Dharmawan, Agus; dkk. 2005. Ekologi Hewan. Malang : UM Press

1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas dapat diperoleh rumusan-rumusan masalh sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan Habitat? 2. Sebut dan jelakan macam-macam habitat? 3. Apa yang dimaksud dengan Relung ekologi? 4. Bagaimana bunyi Asas Ekslusi Persaingan dan Pemisahan Relung Ekologi? 5. Apa dan jelaskan yang dimaksud Ekivalen Ekologi? 6. Apa dan jelaskan yang dimaksud Pergeseran Ciri?

1.3 Tujuan Dari rumusan masalh diatas dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya : 1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Habitat 2. Dapat mengetahui macam habitat 3. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Relung ekologi 4. Dapat mengetahui Asas Ekslusi Persaingan dan Pemisahan Relung Ekologi 5. Dapat mengetahui apa yang dimaksud Ekivalen Ekologi 6. Dapat mengetahui apa yang dimaksud Pergeseran Ciri?

You might also like