You are on page 1of 27

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Sistem kardiovaskuler merupakan salah satu sistem vital yang mengatur segala proses sirkulasi peredaran darah yang terjadi dalam tubuh manusia. Sistem kardiovaskuler dapat berjalan dengan baik karena ditunjang oleh organ yang menyusunnya yaitu jantung dan berbagai macam pembuluh darah. Jantung merupakan organ otot berongga yang terletak di bagian tengah dada. Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium) yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah dari jantung. Ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar. Jantung berfungsi memompa darah untuk menyediakan oksigen, nutrien dan hormon ke seluruh tubuh serta mengangkut sisa metabolisme dari seluruh tubuh seperti karbondioksida, asam laktat, dan ureum. Untuk menjalankan fungsinya sebagai pompa, jantung dapat berkontraksi dan berelaksasi. Proses kontraksi dan relaksasi jantung dikenal sebagai denyut jantung. Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (diastole) selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (sistole). Oleh karena pentingnya organ jantung bagi sistem sirkulasi di dalam tubuh manusia. Maka di dalam laporan ini kami akan membahas mengenai fisiologi jantung, proses kerja jantung sebagai pompa, siklus jantung, curah jantung serta membahas secara menyeluruh mengenai jantung seperti anatomi dan suara jantung.

1.2 Tujuan Penulisan 1. Mahasiswa mampu mengetahui anatomi dan fisiologi jantung sebagai pompa 2. Mahasiswa mampu mengetahui sirkulasi jantung dan sistem konduksi jantung HEMODINAMIK 1

3. Mahasiswa mampu mengetahui asal dan pemeriksaan suara jantung

1.3 Manfaat Penulisan Dengan mempelajari blok 3 modul 1 mengenai nyeri dada ini, kita bisa mengetahui dan mengerti tentang anatomi dan fisiologi jantung sebagai pompa, mengetahui sirkulasi jantung, sistem konduksi jantung serta asal dan pemeriksaan suara jantung.

HEMODINAMIK 2

BAB II ISI 2.1 Skenario SKENARIO : JALAN SEHAT ` Tn. Yusuf (50 tahun) mengikuti lomba jalan sehat 10 Km yang diadakan

Kaltim Pos, tiba-tiba mengeluh nyeri dada sebelah kiri tembus ke belakang diikuti palitasi dan sesak, keluhan ini berkurang dengan istirahat. Malam harinya Pak Amir pergi ke dokter spesialis jantung dan dilakukan pemeriksaan vital sign, denyut jantung dan suara jantungnya. Step 1
1. Palpitasi

: Perasaan atau sensasi denyut jantung yang kuat atau abnormal, berdebar-debar dan bersifat subjektif.

HEMODINAMIK 3

2. Vital Sign

: Tanda-tanda vital tubuh meliputi suhu tubuh, tekanan darah, denyut nadi,dan frekuensi napas.

3. Denyut jantung : Periode jantung saat sistol (otot berkontraksi) dan diastole (otot

berelaksasi) yang menyebabkan perbedaan tekanan sehingga menghasilkan denyut. Denyut ini dapat diperiksa dengan teknik palpasi
4. Nyeri dada

: Perasaan nyeri atau sakit pada daerah dada dan seringkali merupakan sebuah system pertahanan tubuh agar menjauhi atau menghilangkan sumber nyeri.

5. Suara Jantung

: Suara yang dihasilkan dari katup jantung yang menutup. Selain itu, tumpukan darah dapat menyebabkan fibrasi sehingga menimbulkan suara. Suara 1 (loop) dihasilkan dari katup atrioventrikularis yang menutup dan Suara 2 (dup) dihasilkan dari penutupan katup aorta dan pulmonary.

2.3 Step 2 Identifikasi Masalah 1. Mengapa Tn.Yusuf mengalami nyeri dada setelah jalan sehat ?
2. Mengapa terjadi palpitasi?

3. Mengapa pada saat istirahat keluhan yang dirasakan berkurang ?


4. Mengapa Pak Yusuf melakukan pemeriksaan vital sign ? Apa tujuan dan

manfaatnya ? 5. Mengapa rasa nyeri dada yang dirasakan Tn.Yusuf terasa dari sebelah kiri tembus ke belakang ? 6. Apa penyebab nyeri dada ? 7. Bagaimana mekanisme sirkulasi dengan suara jantung ?

HEMODINAMIK 4

2.4 Step 3 Curah Pendapat 1. Saat berolahraga, otot jantung Tn. Yusuf dipaksa untuk berkontraksi secara cepat sementara kemamouan otot jantung tersebut mulai melemah karena usia Tn. Yusuf yang sudah mencapai 50 tahun. Hal ini juga bisa disebabkan adanya gangguan pada pembuluh darah jantung 2. Palpitasi dapat terjadi karena : Peningkatan curah jantung Dalam keadaan normal curah jantung sekitar 5 L/menit, namun saat berolahraga, terjadi peningkatan hingga sekitar 25-35 L/menit
Peningkatan kebutuhan terhadap O

Saat berolahraga, kebutuhan O untuk metabolisme semakin meningkat sehingga terjadi peningkatan denyut jantung. Denyut jantung dipercepat untuk mempercepat aliran darah yang mengantarkan O ke jaringan dan sel serta untuk mempercepat pengeluaran CO hasil metabolisme sel. Perubahan tekanan darah Tekanan sistole : Tekanan saat otot jantung berkontraksi dan terjadi pengosongan jantung dari darah Tekanan diastole : Tekanan saat otot jantung berelaksasi dan terjadi pengisian jantung oleh darah 3. Pada saat istirahat terjadi : Kembalinya curah jantung pada keadaan normal, palpitasi berkurang

Kebutuhan O untuk proses metabolism kembali normal, sehingga papitasi dan sesak berkurang.

Tekanan darah kembali normal, palpitasi berkurang Otot jantung tidak perlu lagi berkontraksi dengan cepat, sehingga nyeri berkurang 4. Tujuan dan manfaat pemeriksaan Vital Sign : HEMODINAMIK 5

Untuk mengetahui Tn.Yusuf dalam keadaan hemodinamik atau tidak 5. Nyeri dada terasa pada dada kiri dan tembus ke belakang karena posisi anatomis jantung yang terletak di :

di sebelah kanan sternum, di sebelah kiri sternum

Antara sternum dan collumna vertebralis


6.

Penyebab nyeri adalah karena otot jantung yang mulai melemah dipaksa untuk berkontraksi.

2.5 Step 4 Strukturisasi Konsep

HEMODINAMIK

NYERI DADA
GANGGUAN KONDUKSI

PALPITASI

SESAK

CURAH JANTUNG SIKLUS JANTUNG SUARA JANTUNG

PERFUSI

ANATOMI

VITAL SIGN KARDIA OUTPUT MENURUN

FISIOLOGI

HEMODINAMIK 6

2.6 Step 5 Merumuskan Sasaran Pembelajaran 1. Menjelaskan anatomi jantung 2. Menjelaskan a. Fisiologi jantung sebagai pompa b. Siklus jantung c. Sistem konduksi jantung 3. Menjelaskan asal dan pemeriksaan suara jantung

2.7 Step 6 Belajar Mandiri Pada tahap belajar mandiri ini, kami akan mencari dan menelaah referensi untuk mendapatkan penjelasan mengenai Learning Objective yang telah dicapai. Proses belajar mandiri di wajibkan terhadap setiap individu kelmpok. 2.8 Step 7 Sintesis 1. Anatomi jantung Jantung adalah organ berongga dan berotot seukuran kepalan. Organ ini terletak di rongga thoraks (dada) sekitar garis tengah antara antara sternum (tulang dada) di sebelah anterior dan vertebra (belakang) di sebelah posterior. Bagian-bagian permukaan jantung:
a. Apex cordis adalah ujung dari ventriculus sinistra, pada bagian ini dapat

dilihat atau

diraba denyut jantung. Letaknya normal pada ruang antar costa

ke V kiri, kira-kira 1 jari disebelah medial linea medio clavicularis sinistra. HEMODINAMIK 7

b. Basis cordis adalah tempat keluar aorta dan truncus pulmonalis dari jantung serta tempat masuknya Vv. Cavae serta Vv. Pulmonalis kedalam kejantung. c. Facies anterior (sternocostalis) cordis adalah bagian permukaan jantung yang terletak berhadapan dengan sternum dan costae. Sebagian besar dibentuk oleh ventriculus dexter dan sebagian kecil oleh atrium dextrum, ventriculus sinister dan auricular sinistra. d. Facies posterior (mediastinalis) cordis, adalah bagian posterior permukaan jantung. Sebagian besar dibentuk oleh atrium sinistrum dan sebagian kecil oleh atrium dextrum serta ventriculus sinister. e. Sulcus coronaries (atrioventricularis) adalah cekungan yang berjalan melingkari jantung dan memisahkan atrium dengan ventriculus. Sulcus ini dilalui oleh: ramus circumflexus A. coronaria sinistra, A. coronaria dextra, sinus coronaries, V. cordis parva dan jaringan lemak. f. Sulcus interventricularis anterior, terletak pada facies anterior tepat pada septum interventricularis, dilalui : ramus interventricularis (descenden) anterior A. coronaria sinistra dan V. cordis magna.
g. Sulcus

interventricularis

posterior,

merupakan

kelanjutan

sulcus

interventricularis anterior dan terletak pada facies inferior cordis. Dilalui oleh ramus interventricularis posterior A. coronaria dextra dan V. cordis media. Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu: 1. Endocardium, adalah lapisan tipis endothelium yang membatasi ruangan jantung. 2. Myocardium, adalah lapisan yang terletak ditengah dan terdiri dari otot-otot jantung. Otot-otot ini berorigo dan berinsertio pada kerangka jantung. Pada lapisan ini terdapat pacemaker dan jaringan sistem konduksi jantung. HEMODINAMIK 8

3. Epicardium atau lamina viscelaris pericardium serosum, merupakan

lapisan terluar dari dinding jantung.

Jantung terbagi menjadi beberapa ruangan yaitu atrium dextra dan atrium sinistra serta ventrikel dextra dan ventrikel sinistra. Pada masing-masing ruangan ini terdapat struktur yang berbeda-beda dan memiliki fungsi masing-masing. a) Atrium dextra Pada atrium dextra terdapat ostium vena cava Superior, ostium vena cava inferior, ostium sinus coronarius, fossa ovalis dan limbus serta terdapat valvula eustachii dan valvula thebessii. Pada atrium dextra juga terdapat Aurikula yang terdiri dari Mm. Pectinati.

b) Atrium Sinistra Pada atrium sinistra terdapat muara Vv. Pulmonalis dan juga terdapat aurikula yang terdiri dari Mm. Pectinati. c) Ventrikel dextra Pada ventrikel dextra terdapat Ventrikulus proprius yang terdiri dari Valvula trikuspidalis, chorda tendinea, Mm. Papillaris, dan trabeculae carneae serta terdapat trabeculae septomarginalis atau biasa disebut moderator band, yaitu trabeculae carneae yang mengarah pada septum interventrikuler. Kemudian HEMODINAMIK 9

pada ventrikel dextra terdapat infundibulum yang terdiri dari Valvula truncus pulmonalis dan sinus valsava. d) Ventrikel sinistra Pada ventrikel sinistra terdapat ventrikulus propria yang terdiri dari valvula bikuspidalis, chorda tendinea, Mm. Papillaris, trabeculae carneae. Pada vestibulum aorta terdapat valvula aorta dan sinus aortikus.

2. Fisiologi Jantung HEMODINAMIK 10

a. Jantung sebagai pompa Sebagai pompa, jantung berfungsi untuk memompa dan mengalirkan darah ke seluruh bagian pada tubuh kita. Dimana terjadi proses sistolik yaitu kontraksi dari atrium dan ventrikel, serta fase atau proses diastole, yang diketahui sebagai fase dimana kedua bagian ventrikel dan atrium dalam keadaan relaksasi. Adapun pada setiap proses, dipengaruhi adanya aksi potensial, disini terdiri dari proses depolarisasi dan repolarisasi. Proses depolarisasi teratur memicu suatu gelombang kontraksi yang menyebar melalui miokardium. Di setiap otot, kontraksi dimulai tepat setelah depolarisasi dan bertahan sampai setelah repolarisasi selesai. Kontarksi seperti inilah yang mengakibatkan perubahan sekuensial dalam tekanan dan aliran di rongga-rongga jantung dan pembuluh darah. Perlu diingat bahwa tekanan sistolik bukanlah tekanan rata-rata dalam tekanan di dalam jantung dan pembuluh darah, melainkan tekanan puncak selama sistolik, sedangkan tekanan diastolik mengacu pada tekanan terendah selama diastolik.

Pengaturan pemompaan jantung. Bila seorang dalam keadaan istirahat, setiap menitnya jantung hanya akan memompa 4-6 liter darah. Selama bekerja berat, jantung mungkin perlum memompa darah sebanyak empat sampai tujuh kali lipat dari jumlah ini. Dua alat dasar yang mengatur volume darah yang dipompa jantung adalah (1) pengaturan instrintik pemompaan jantung sebagai respons terhadap perubahan volume darah yang mengalir kedalam jantung, dan (2) pengendalian frekuensi HEMODINAMIK 11

denyut jantung dan kekuatan pemompaan jantung oleh sistem saraf otonom. Dalam berbagai kondisi, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menit hamper seluruhnya ditentukan oleh kecepatan aliran darah kedalam jantung yang berasal dari vena-vena, yang disebut alir balik vena. Ini berarti bahwa, setiap jaringan perifer pada tubuh mengatur aliran darah ditempatnya sendiri, dan seluruh aliran setempat jaringan tersebut akan berkumpul dan kembali melalui vena-vena kedalam atrium kanan. Jantung, kemudian secara otomatis akan memompa darah yang masuk mengalir kedalam arteri, sehingga darah tersebtu dapat mengalir kembali mengelilingi sirkulasi. Kemampuan instrintik jantung untuk beradaptasi terhadap volume yang meningkatkan aliran masuk darah, disebut sebagai mekanisme Frank-Starling, secara mendasar, mekanisme Frank-Starling berarti semakin besar otot jantung diregangkan selama pengisian, semakin besar kekuatan kontraksi dan semakin besar pula jumlah darah yang dipompa kedalam aorta atau dinyatakan dengan cara lain: Dalam batas-batas fisiologis, jantung akan memompa semua darah yang kembali ke jantung melalui vena. Fisiologi curah jantung Pada orang dengan fungsi kardiovaskuler yang normal maka curah jantung menentukan distribusi darah keseluruh tubuh, untuk memenuhi kebutuhan jaringan sel-sel. Curah jantung normal berkisar 5 liter/menit yang dapat dipengaruhi oleh usia, posisi tubuh, olahraga, serta obat-obatan seperti digitalis dan penyakit intrakardial dan ekstrakardial. Definisi curah jantung ialah jumlah darah yang dapat dipompa oleh ventrikel setiap menitnya. Curah jatung dapat ditentukan dengan mengalihkan komponen denyut jantung dan isi sekuncup (stroke volume) dengan isi sekuncup didefinisikan sebagai sejumlah darah yang dapat dikeluarkan oleh ventrikel disetiap denyutnya. HEMODINAMIK 12

Denyut jantung diketahui bahwa curah jantung merupakan hasil perkalian antara denyut jantung dan isi sekuncup. Pengaruh denyut jantung terhadap curah jantung sangat tergantung atas rangsangan saraf simpatis dan parasimpatis. Dengan rangsangan simpatis dapat meningkatkan denyut jantung sedangkan parasimpatis memberikan pengaruh sebaliknya. Saraf simpatis dan parasimpatis mempengaruhi slope potensial aksi depolarisasi diastolik sel-sel pacu (pacemaker) jantung yang terdapat pada simpul nodul sinus. Peningkatan atau penurunan frekuensi perubahan potensial aksi pacu jantung menyebabkan perubahan irama denyut jantung Isi sekuncup (stroke volume) Setiap kali setelah ventrikel berkontraksi, terdapat sejumlah sisa darah didalam ventrikel. Dan jumlah darah yang dapat dikeluarkan oleh ventrikel ditiap denyutnya disebut isi sekuncup, yang dapat diperkirakan besarnya dengan mengurangi isi akhir diastolik dan isi akhir sistolik. Jika diketahui isi sekucup sebesar 70 ml dan denyut jantung rata-rata 70-80 kali/menitnya. Maka dapat dihitung curah jantungnya yang berkisar antara 4900/menit-5600ml/menit pada wanita dan lima setengah liternya pada pria. Isi sekuncup selalu bervariasi ini disebabkan oleh perubahan-perubahan panjang serabut myokardium. Ia dipengaruhi oleh pengisian diastolik, keadaan inotropik tekanan aorta dan arteri baru serta denyut jantung. Selain itu isi sekuncup dapat ditentukan oleh preload, afreload dan kontraktilitas myocardium. Yang dimaksud dengna preload adalah faktor regangan (tension) dinding ventrikel selama diastole. Hubungan dengannya isi sekuncup dilukiskan pada kurva Frank-Starling. Pada prakterk klinik, maka faktor preload adalah manisfetasi dari tekanan akhir diastolik ventrikel (tekanan pengisian) yang dapat dengan mudah diketahui sebagai pulmonary capillary wedge pressure.

HEMODINAMIK 13

Curah jantung adalah jumlah volume darah yang dipompa oleh darah masing-masing ventrikel dalam tiap menitnya 70 kali/menit. Curah jantung dipengaruhi oleh kecepatan denyut jantung dan isi sekuncup. Curah jantung dapat dihitung: CO = SV X HR CO = 70x70 = 4900 ml/ 5 liter

Curah Jantung

Faktor yang mempengaruhi denyut jantung dan isi sekuncup

Denyut Jantung

Isi Sekuncup

Pengaruh Parasimpa tis ke jantung Pengaruh Simpatis ke HEMODINAMIK jantung

Epinephrine

14

Akhir Diastolik Isi ventrikel Ejeksi sistolik

b. Siklus jantung Siklus jantung (cardiac cycle) terdiri dari sistole dan diastole. Periode sistole adalah manisfetasi kontraksi jantung dan diastole merupakan manisfetasi relaksasi jantung. Satu siklus jantung memerlukan waktu 0,38-040 detik pada irama sinus yang normal dengan frekuensi 80 denyut/menit, dengan sistole memerlukan waktu sepertiga dari seluruh waktu. Fase jantung adalah tahapan perubahan bentuk jantung dalam siklus jantung itu sendiri. Fase-fase jantung ini akan berulang secara terus menerus sampai jantung berhenti berdenyut. Di dalam fase-fase jantung ini terjadi pengisian ventrikel, pemompaan darah, kontraksi dan relaksasi ventrikel. Pada fase-fase jantung ini juga terdapat suara denyut nadi yang diakibatkan oleh penutupan katup semilunaris dan katup Atrioventrikel. Satu dnyutan jantung adalah satu kumpulan fase yang terdiri dari : (a) (b) Ventricel Filling Isovolumetric Ventricel Contraction HEMODINAMIK 15

(c)

Ventricel ejection (d) Isovolumetric ventricel relaxtation Fase (a) dan (d) di atas termasuk dalam proses diastole sedangkan fase (b) dan (c) termasuk ke dalam fase sistole. Pada saat fase (a) terjadi pengisian Ventrikel akibat perbedaan tekanan antara atrium dan ventrikel dan juga akibat otot otot ventrikel yang berelaksasi. Kemudian setelah ventrikel berisi penuh oleh darah, maka jantung akan masuk ke dalam fase (b) yaitu dimana otot ventrikel berkontraksi tetapi tidak merubah volume darah yang ada pada ventrikel. Setelah fase (b) maka jantung akan masuk ke fase selanjutnya, yaitu fase (c). Pada fase (c) ini terjadi ventricel ejection, yaitu proses pemompaan darah akibat perbedaan tekanan antara atrium dan ventrikel juga akibat ventrikel yang berkontraksi. Kemudian setelah fase (c) selanjutnya jantung akan masuk ke fase (d) dimana terjadi relaksasi daro otot ventrikel. Relaksasi dari otot ventrikel ini tidak akan menambah atau mengurangi volume dari ventrikel ini. Perubahan volume akan terjadi saat jantung kembali ke fase (a) dimana terjadi pengisiian ventrikel. Proses perputaran/ siklus dari fase ini akan berulang terus menerus sampai jantung tidak mampu menjalankan fungsinya lagi atau karena ada kelainan pada jantung.

HEMODINAMIK 16

Gambar. Fase jantung c. Sistem konduksi jantung Terdapat 2 jenis khusus sel otot jantung :
1)

99 % sel otot jantung adalah sel kontraktil yang melakukan kerja mekanis, yaitu memompa. Sel-sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri potensial aksi.

2)

Sebagian kecil sisanya, sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja. Sel sel otoritmik terbagi menjadi : Nodus sinoatrial (SA) HEMODINAMIK

17

Nodus sinus disebut juga (Nodus sinoatrial) merupakan bagian otot jantung yang khusus, berukuran kecil, tipis, dan berbentuk elips, dengan lebar kira-kira 3 milimeter, panjang 15 milimeter. Nodus SA terletak di dalam dinding posterior-lateral superior dari atrium kanan tepat di bawah dan sedikit lateral dari lubang vena kava superior, serabut-serabut nodus ini hampir tidak memiliki filament otot kontraktil dan masing-masing hanya berdiameter 3 sampai 5 mikrometer, yang sangat berbeda dengan diameter serabut-serabut otot yang terdapat di sekeliling atrium yang besarnya 10 sampai 15 mikrometer. Namun, serabut-serabut nodus sinus secara langsung berhubungan dengan serabut-serabut otot atrium, sehingga setiap potensial aksi yang di mulai di dalam nodus sinus akan segera menyebar ke dalam dinding otot atrium. Dengan cara inilah, potensial aksi menyebar keseluruh massa otot atrium dan akhirnya, ke nodus AV. Kecepatan konduksi di sebagian besar otot atrium kira-kira 0,3 m/detik, tetapi konduksi lebih cepat sekitar 1 m/detik, dibeberapa pita serabut otot atrium yang kecil. Salah satu dari pita ini, disebut pita antar atrium anterior (anterior interatrial band), berjalan di sepanjang dinding anterior atrium menuju ke atrium kiri. Selain itu, ada tiga pita kecil lain yang melalui dinding anterior, lateral dan posterior atrium dan berakhir di dalam nodus AV. Nodus Atrioventrikular (AV) Nodus AV merupakan sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus yang terletak pada dinding posterior atrium kanan, tepat di belakang katup trikuspid. Nodus AV dan serabut-serabut konduksi yang berdekatan berfungsi untuk memperlambat penjalaran impuls ke ventrikel, sehingga impuls jantung tidak menjalar terlalu cepat dari atrium menuju ke ventrikel. Dengan demikian penundaan tersebut akan memberi waktu yang cukup bagi atrium untuk mengosongkan darah ke dalam ventrikel sebelum kontraksi ventrikel di mulai. Alur dalam penundaan tersebut adalah sebagai HEMODINAMIK 18

berikut: nodus AV berjalan melalui jalur-jalur internodus, impuls akan mencapai nodus AV kira-kira 0,03 detik sesudah keluar dari nodus AS. Kemudian, penundaan lain terjadi pada selama 0,09 detik di dalam nodus AV sendiri debelum impuls masuk ke bagian penembusandari berkas AV (penetrating portion), tempat impuls memasuki ventrikel. Penundaan terakhir selama 0,04 detik terjadi terutama dalam bagian penembusan di berkas AV ini, yang terdiri atas fasikulus kecil multiple yang melewati jaringan fibrosa yang memisahkan atrium dari ventrikel. Jadi, total penundaan dalam nodus AV dan sistem berkas AV adalah sekitar 0,13 detik. Hal tersebut, ditambah penundaan konduksi yang pertama selama 0,03 detik dari nodus sinus ke nodus AV, menyebabkan jumlah penundaan seluruhnya adalah 0,16 detik, sebelum akhirnya sinyal eksitasi menyebabkan kontraksi otot ventrikel. Berkas His (berkas atrioventrikel) Berkas his merupakan suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum antarventrikel, tempat berkas tersebut bercabang membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan kebawah melalui septum, melingari ujung bilik ventrikel, dan kembali ke atrium di sepanjang dinding luar. Karena Berkas his berasal dari nodus AV maka Berkas his memiliki fungsi yang sama dengan nodus AV yaitu memperlambat perjalanan impuls ke ventrikel. Serabut purkinje Serabut purkinje merupakan serabut-serabut terminal halus yang berjalan dari berkas His dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon. Serabut purkinje khusus berjalan dari nodus AV melalui berkas AV dan masuk ke dalam ventrikel. Kecuali untuk bagian awal serabut ini yang menembus sawar fibrosa AV, serabut purkinje HEMODINAMIK 19

memiliki karakteristik fungsional yang berlawanan dengan fungsi serabut nodus AV. Serabut purkinje merupakan serabut yang sangat besar, bahkan lebih besar dari serabut otot ventrikel normal, dan serabut ini menjalarkan potensial aksi dengan kecepatan 1,5 sampai 4,0 m/detik, yang kira-kira 6 kali kecepatan dalam otot ventrikel biasanya, dan 150 kali kecepatan dalam serabut nodus AV. Keadaan ini memungkinkan penjalaran impuls jantung secara cepat ke seluruh otot ventrikel yang tersisa. Penjalaran potensial aksi yang sangat cepat oleh serabut purkinje diyakini disebabkan oleh tingkat permeabilitas gap junctions yang sangat tinggi pada diskus interkalatus yang terdapat diantara sel-sel yang saling berderet menyusun serabut-serabut purkinje. Oleh Karena itu ion-ion yang dihantarkan dengan mudah dari sel satu ke sel yang lain,yang dapat meningkatkan kecepatan penjalaran. Serabut purkinje juga mempunyai miofibril yang sangat sedikit, yang berarti serabut purkinje tidak sama sekali mengalami kontraksi selama perjalanan penjalaran impuls. Secara singkat mekanismenya seperti ini:

HEMODINAMIK 20

Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan di lokasi: a. Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang (muara) vena cava superior. b. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di dasar atrium kanan dekat septum. c. Berkas His (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum interventrikel, tempat berkas tersebut bercabang membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui septum. d. Serat Purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas His dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon. e. Penjalaran potensial aksi dari Nodus Sinus ke Nodus A-V melalui jalur internodus membutuhkan waktu 0,03 detik f. Di Nodus A-V potensial aksi mengalami penundaan selama 0,09 detik g. Berkas A-V atau Berkas His terdiri dari bagian penembusan, bagian distal dan percabangannya. Di bagian penembusan Berkas A-V atau Berkas His, potensial juga mengalami penundaan selama 0,04 detik, sehingga potensial aksi akan sampai di bagian distal Berkas A-V dalam waktu 0,16 detik h. Potensial aksi nmemerlukan waktu selama 0,03 detik untuk sampai ke Serabut Purkinje i. Lalu dari Serabut Purkinje, potensial aksi menjalar ke sel otot jantung selama 0,03 detik j. Dari diterimanya potensial aksi oleh sel otot jantung sampai kontraksi ventrikel memerlukan waktu selama sekitar 0,3 detik HEMODINAMIK 21

Eksistasi atrium Potensial aksi yang berasal dari SA mula-mula menyebar ke kedua atrium, terutama dari sel ke sel melalui taut celah. Selain itu, beberapa jalur penghantar khususu yang batasnya kurang jelas mempercepat hantaran impuls ke seluruh atrium. Jalur antaratrium Terbentang dari nodus SA di dalam atrium kanan ke atrium kiri. Karena jalur ini dengan cepat menghantarkan potensial aksi dari nodus SA ke ujung jalur di atrium kiri maka gelombang eksitasi dapat menyebar melintasi taut celah di seluruh atrium kiri pada saat yang sama dengan eksitasi menyebar ke seluruh atrium kanan. Hal ini memastikan bahwa kedua atrium terdepolarisasi untuk berkontraksi secara bersamaan. Jalur antarnodus Terbentang dari nodus SA ke nodus SA ke nodus AV. Nodus AV adalah satu satunya titik kontak listrik antara atrium dan ventrikel; dengan kata lain, karena atrium dan ventrikel secara structural dihubungkan oleh jaringan fibrosa yang tidak menghantarkan arus listrik maka satu satunya cara bagi potensial aksi di atrium untuk dapat menyebar ke ventrikel dengan malalui nodus AV. Jalur penghantar antarnodus mengarahkan penyebaran potensial aksi yang berasal dari nodus SA ke nodus AV untuk menjamin kontraksi sekuensial ventrikel setelah kontraksi atrium. Dengan sipercepat oleh jalur ini, potensial aksi tiba di nodus AV dalam 30 menit/det setelah nodus SA melepaskan muatan. Eksitasi ventrikel

HEMODINAMIK 22

Setelah tertunda di nodus AV, impuls lalu mengalir cepat menuruni septum melalui cabang kanan dan kiri berkas His dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikal melalui serat Purkinje. Anyaman serat pada sistem penghantar ventrikel ini dikhususkan untuk mwnyalurkan potensial aksi dengan cepat. Keberadaan sistem ini mempercepat dan mengkoordinasikan penyebaran eksitasi ventrikel untuk memastikan bahwa kedua ventrikel berkontraksi sebagai satu kesatuan. Potensial aksi disalurkan melalui seluruh system serat Purkinje dalam 30 mdet. Meskipun membawa potensial aksi dengan cepat ke sejumlah besar sel otot jantung namun system ini tidak berakhir di setiap sel. Impuls cepat menyebar dari sel sel tereksitasi ke sel sel otot ventrikel sisanya melalui taut celah. Sistem hantaran ventrikel lebih teratur dan lebih penting daripada jalur penghant antar atrium dan antarnodus. Karena massa ventrikel jauh lebih besar daripada massa atrium, maka keberadaan system penghantar yang cepat sangat krusial bagi percepatan penyebaran eksitasi di ventrikel. Serat Purkinje dapat menghantarkan suatu potensial aksi enam kali lebih cepat daripada yang dilakukan oleh sel sel kontraktil sinistium ventrikel. Jika proses depolarisasi ventrikel keseluruhan bergantung padaq penyebaran impuls sel ke sel melalui taut celah maka jaringan ventrikel yang berada tepat di samping nodus AV akan tereksitasi dan berkontraksi sebelum impuls mencapai apeks jantung.
3. Asal dan suara jantung

Bunyi jantung normal, dengan stetoskop kita dapat mendengar bunyi jantung normal, yang biasanya di deskripsikan sebagai lub, dub, lub, dub. Bunyi lub dikaitkan dengan penutupan katup atrioventrikel (A-V) pada permulaan sistol, dan bunyi dub dikaitkan dengan penutupan katup semilunaris (aorta dan pulmonaris) pada akhir sistol. Bunyi lub disebut bunyi jantung pertama, dan disebut bunyi HEMODINAMIK 23

jantung kedua, karena siklus pompa jantung normal dianggap dimulai saat penutupan katup A-V pada permulaan sistol ventrikel. Penyebab bunyi jantung pertama dan kedua. Semula diduga bahwa penyebab bunyi jantung adalah bentun (slapping) dari daun-daun katup secara bersama-sama shingga menimbulkan getaran. Namun, getaran ini hanya ternyata hanya menimbulkan suara yang kalaupun ada hanya sedikit karena darah yang terdapat diantara diantara daun katub meredam efek benturan dan mencega timbulnya suara yang nyata terdengar. Ternyata, penyebab bunyi ialah getaran pada katup yang tegang segera setelah penutupan bersama dengan getaran dinding jantung yang berdekatan, dan pembuluh-pembuluh utama sekitar jantung. 1. Bunyi jantung pertama (0,14 detik) Kontraksi ventrikel menyebabkan aliran balik darah secara tiba-tiba yang mengenai katub AV, sehingga katub in mencembung kerarah atrium sampai corda tendinea secara tiba-tiba menghentikan pencembungan in. Elastis dari katub yang tegang kemudian akan mendorong darah kembali ke ventrikelventrikel yang bersangkutan. Peristiwa ini menyebabkan darah dan dinding ventrikel serta katub yang tegang bergetar dan menyebabkan turbulensi getaran dalam darah. Getaran kemudian merambat melalui jaringan di dekatanya, di dinding dada sehingga dapat terdengar sebagai bunyi melalui stetoskop. 2. Bunyi jantung ke 2 (0,11 detik) Ditimbulkan oleh penutupan katub semilunaris yang berlangsung tiba-tiba. Ketika katub semilunaris menutup, katub ini menonjol kearah ventrikel dan regang elastis katub akan melentingan darah kembali ke arteri, yang menyebabkan pantulan yang membolak-balik darah antara dinding arteri dan katub semilunaris dan juga antara katub dan dinding ventrikel. Kemudian getaran in dihantarkan sepanjang arteri. Bila getaran dari pembulih / ventrikel

HEMODINAMIK 24

mengenai dinding dada: getaranya menimbulkan suara yang dapat didengar bunyi jantung 3. 3. Bunyi jantung 3 Kadang-kadang terdengar bunyi jantung 3 yang lemah dan bergemuruh pada awal 1/3 dari bagian tengah diastol karena pada permukaan diastol, jantung belum cukup terisi sehingga belum tedapat tegangan elastis yang cukup dalam ventrikel untuk menimbulkan lentingan frekuensi dari bunyi ini sangat rendah, sehingga tidak dapat mendengarnya. 4. Bunyi Jantung 4 (Bunyi Atrium) Tidak bisa didengar karena frekuensi 20 siklus / detik.Terjadi ketika atrium berkontraksi dapat direkam oleh fonokardiogram.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Pada orang normal,jumlah darah yang keluar dipompa oleh jantung sesuai dengan jumlah darah yang masuk kembali ke jantung 5 liter/menit,jika exercise pada olahraga yang berat aliran dapat meningkat sampai 25-35 liter/menit.

2.

Jantung memiliki structural anatomis dan fisiologi. Letak anatomis jantung terletak dirongga toraks,sekitar garis tengah antara sternum disebelah anterior dan vertebra di sebelah posterior, dan tiap sel otot dip[isahkan satu dengan yang lain oleh intercalated disc yang memiliki kemampuan untuk HEMODINAMIK

25

mempercepat hantaran rangsangan listrik pontesial diantara serabut-serabut sel otot jantung.

3.

Adanya aksi pontensial pada kontraksi dan relaksasi pada otot jantung yang berupa aksi pontensial sel automatic yang memiliki fungsi mengatur konsentrasi serta mengawali dan mendistribusikan impluks melalui sel-sel miokardium dan potensial pace maker, S-A node dan A-V node.

4. Penyebab bunyi jantung adalah penutup bersama dengan darah berdekatan

dinding jantung dan pembuluh-pembuluh sekitar jantung pada bunyi pertama terjadi kontraksi ventrikel menyebabkan aliran balik darah secara tiba-tiba, menutup katub A-V (mitral dan trikuspidalis). Dan bunyi kedua timbul oleh penutup katub semilunaris. Ketika katup semilunaris, katup ini menonjol kearah ventrikel dan regang elastis katup akan melentingkan darah kembali ke arteri, yang menyebabkan pantulan yang membolakbalikan darah dan dinding katup semilunaris dan juga antara katup dinding ventrikel. 5. Tinggi nada dan lama bunyi jantung pertama dan kedua lama setiap bunyi jantung sedikit kurang lebih 0,10 detik. Dan bunyi pertama kira-kira 0,14 detik dan bunyi kedua kira-kira 0,11 detik. 3.2 Saran Dengan mempelajari mekanisme fisiologi dan anatomi jantung ini kita bisa mengerti dan memahami, dan struktural jantung serta fungsi jantung sebagai pemompa darah yang mengalirkan keseluruh tubuh. Ada juga Elektrokardiografi (EKG) yang difungsikan sebagai indentifikasi kelainan irama jantung, dan membantu diagnosa kelainan pada jantung.

HEMODINAMIK 26

HEMODINAMIK 27

You might also like