You are on page 1of 3

Epidemiologi

Epidemiologi berasal dari bahasa yunani(epi = di antara; demos = masyarakat; logos = kata) yang berarti ilmu yang mempelajari kejadian yang ada di masyarakat. Salah satu defenisi dari epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi suatu penyakit di masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi tersebut dengan menggunakan perhitungan statistik. Epidemiologi bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suatu penyakit sehingga dapat dilakukan suatu intervensi yang dalam hal ini terutama bertujuan untuk intervensi yang berupa tindakan preventif. Studi epidemiologi dapat dibagi menjadi studi yang bersifat observasional yang terbagi lagi menjadi studi epidemiologi yang bersifat deskriptif dan studi epidemiologi yang bersifat analitik. Studi yang bersifat analitik berusaha untuk mencari kaitan antara factor paparan dan terjadinya suatu penyakit. Studi analitik yang sering dilakukan adalah studi kohort dan studi kasus control. Studi epidemiologi yang lain adalah studi eksperimental, di mana studi tersebut memberikan perlakuan pada populasi kemudian diamati efek yang terjadi. Salah satu tujuan studi epidemiologi deskriptif adalah untuk mengetahui karakteristik populasi dikaitkan dengan suatu penyakit. Sebagai contoh adalah studi yang bertujuan untuk mengetahui faktor umur, jenis kelamin, etnis, dam pekerjaan dengan terjadinya suatu penyakit. Tujuan lainstudi epidemiologi deskriptif adalah untuk mengetahui perjalanan penyakit di dalam suatu populasi. Sebagai contoh adalah suatu studi yang bertujuan untuk melihat perubahan insidens dan mortalitas dari suatu penyakit. Sementara itu, studi epidemiologi analitik bertujuan untuk menganalisis kesimpulan yang didapat dari studi epidemiologi deskriptif.

Studi epidemiologi Studi epidemiologi observasional Pada studi yang bersifat observasional, paparan yang terjadi bukan merupakan suatu intervensi. Hal ini berbeda dengan studi eksperimental. Pada studi eksperimental, paparan yang terjadi merupakan intervensi. Studi observasional sendiri dibagi menjadi 2 jenis, yaitu studi yang bersifat deskriptif dan studi yang bersifat analitik. Pada studi yang bersifat deskriptif tidak dilakukan analisis adanya kaitan antara faktor paparan dan terjadinya suatu efek atau penyakit. Studi tersebut menggambarkan kejadian suatu penyakit di populasi atau menggambarkan ada tidaknya faktor risiko suatu penyakit di populasi.

Studi deskriptif Studi deskriptif memberikan gambaran suatu kejadian dikaitkan dengan orang, tempat, dan waktu. Studi ini dapat bertujuan untuk mengetahui karakteristik seseorang, karakteristik gegografis, karakteristik

sosioekonomi, dan lain-lain dikaitkan dengan terjadinya suatu penyakit. Hasil penelitian yang bersifat deskriptif seringkali sebagai pemicu timbulnya suatu hipotesis. Hipotesis tersebut kemudian diuji dalam suatu studi klinis atau analitik. Di bidang kanker studi ini dapat memberikan gambaran jumlah kejadian kanker di suatu populasi, karakteristik penderita kanker, kecenderungan kejadian suatu kanker pada kurun waktu tertentu, apakah terjadi peningkatan atau penurunan kejadian kanker.

Studi analitik Studi analitik bertujuan mengukur suatu hubunga(asosiasi) antara paparan dan efek atau penyakit yang terjadi. Paparan di sini bisa berupa tingkah laku (merokok, diet, perilaku seksual), karakteristik individu (obesitas, dll), genetik, polusi, dan lain sebagainya. Jenis studi analitik yang paling sering dilakukan adalah studi kohort dan studi kasus kontrol. Perbedaan kedua jenis ini terletak pada variable yang diamati. Pada studi kasus kontrol pengamatan bermula dari kasus atau penyakit kemudian dilakukan penelusuran ke belakang untuk melihat apakah terjadi paparan pada kedua kelompok tersebut dan kemudian dilihat apakah terdapat kaitan antara paparan dan terjadinya penyakit tersebut. Sementara itu, pada studi kohort, pengamatan bermula dari individu yang bebas dari penyakit kemudian dilakukan pengamatan pada kelompok yang terpapar dan yang tidak terpapar selanjutnya dilihat apakah terjadi suatu efek atau penyakit pada kedua kelompok tersebut.

Studi epidemiologi eksperimental Studi eksperimental bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu paparan dengan terjadinya suatu penyakit. Namun, pada studi ini paparan yang diberikan oleh peneliti, sehingga bukan bersifat hanya mengamati seperti pada studi observasional,melainkan memberikan intervensi berupa paparan dan selanjutnya diamati efek yang terjadi. Studi yang bersifat eksperimental mempunyai kelebihan jika disbanding dengan studi observasional dalam hal memperkecil kemungkinan peran faktor pengganggu(confounding factor) oleh karena pada studi yang bersifat eksperimental penelitilah yang menentukan siapa yang mendapat paparan siapa yang tidak. Penetuan tersebut dilakukan secara acak(random) sehingga studi tersebut dikenal dengan istilah randomized controlled trial(RCT). Bahkan randomisasi tersebut dilakukan sedemikian rupa sehingga baik peneliti maupun yang diteliti tidak mengetahui apakah mereka termasuk kelompok terpapar atau tidak. Hal ini dikenal dengan istilah double blind RCT.

Pengukuran hubungan asosiasi Untuk menganalisis hubungan antara suatu paparan dan terjadinya suatu penyakit diperlukan suatu alat ukur untuk menentukan seberapa kuat hubungan tersebut. Ukuran suatu hubungan biasanya dinyatakan dengan risiko relatif(relative risk/RR) atau odds ratio(OR). Untuk studi kohort ukuran asosiasi yang digunakan adalah RR, sedangkan pada studi kasus kontrol, ukuran yang dipakai adalah OR.

Resiko Relatif Resiko relatif memberikan gambaran seberapa besar faktor risiko tertentu mempengaruhi suatu penyakit. Bila suatu kohort mempunyai risiko relatif 2, berarti kelompok dengan faktor risiko mempunyai kemungkinan 2 kali lebih besar untuk mendapat suatu penyakit jika dibanding dengan kelompok tanpa risiko. Nilai RR=1 menunjukkan tidak terdapat perbedaan di dalam kemungkinan untuk mendapat penyakit, atau kelompok yang terpapar dan tidak terpapar mempunyai kemungkinan yang sama untuk mendapatkan penyakit.

Odds Ratio Penghitungan risiko tidak dapat diterapkan pada studi kasus kontrol karena pengamatan didasarkan pada saat kasus atau penyakit sudah ditemukan sehingga tidak dapat diukur seberapa besar kemungkinan terjadinya suatu penyakit. Untuk itu, pada studi kasus kontrol yang dapat dihitung adalah estimated relative risk atau dikenal dengan odds ratio.

Mortalitas Untuk mengukur suatu kematian akibat penyakit tertentu di dalam masyarakat diperlukan suatu ukuran yang disebut dengan mortality rate, yang didefenisikan sebagai jumlah kematian di dalam suatu populasi yang berisiko pada kurun waktu tertentu. Berkaitan dengan ukuran suatu kematian dikenal beberapa istilah, seperti: y y Cause specific mortality rate adalah suatu ukuran kematian yang disebabkan oleh penyakit yang spesifik. Case fatality rate adalah jumlah kematian akibat penyakit tertentu dibagi dengan seluruh jenis penyakit.

Faktor risiko Faktor risiko adalah suatu variabel yang meningkatkan risiko terjadinya suatu penyakit. Faktor risiko tidak harus merrupakan penyebab dari suatu penyakit. Sebagai contoh adalah usia, di mana usia tua bukan merupakan faktor risiko terjadinya suatu kanker, tetapi dengan semakin meningkatnya usia, kemungkinan untuk terpapar bahan-bahan karsinogen semakin besar. Selain itu, juga dikaitkan dengan menurunnya status imun seseorang sehingga kanker pada umumnya dikaitkan dengan faktor usia. Faktor risiko berbeda dengan faktor prognostik di mana faktor prognostik adalah variabel yang dipakai untuk memperkirakan prognosis dari suatu penyakit, kemungkinan sembuh dari suatu penyakit, ataupun kemabuh dari suatu penyakit.

You might also like