You are on page 1of 2

Prosedur diagnosis kesulitan belajar

Author: konselor 19 Oct

Ross dan Stanley (1956) menyusun tahapan diagnosis menjadi lima pertanyaan, yaitu: 1. Siapa-siapa yang mengalami gangguan? 2. Di mana kelemahan-kelemahan itu dapat dilokalisasikan? 3. Mengapa kelemahan-kelemahan itu terjadi? 4. Penyembuhan-penyembuhan apakah yang disarankan? 5. Bagaimana kelemahan itu dapat dicegah? Burton (1952) menggambarkan tahap diagnosis sebagai berikut : 1) Diagnosis Umum Dipergunakan tes baku seperti yang digunakan untuk evaluasi dan pengukuran psikologis dan hasil belajar. Tujuannya untuk menemukan anak yan diduga mengalami kelemahan tertentu. 2) Diagnosis Analitis Dipergunakan tes diagnosis yang tujuannya untuk mengetahui letak kelemahan tersebut. 3) Diagnosis Psikologis Teknik pendekatan dan instrument yang digunakan antara lain : - Observasi terkontrol - Analisis hasil kerja tertulis atau karangan - Analisis proses dan respon lisan - Analisis berbagai catatan objektif - Wawancara - Pendekatan laboratoris dan klinis - Studi kasus Tujuannya untuk memahami karakteristik dan factor yang menyebabkan terjadinya kesulitan. Dari kedua pendekatan di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pokok prosedur dan teknik diagnosis kesulitan belajar sebagai berikut : 1) Mengidentifikasi anak yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Dapat ditempuh dengan cara : a) Membandingkan kedudukan anak dalam kelompoknya berdasarkan tingkat keberhasilan yang telah ditetapkan oleh guru untuk suatu mata pelajaran tertentu. b) Meneliti nilai raport kemudian membandingkan dengan nilai rata-rata kelas. 2) Melokalisasikan letak kesulitan atau permasalahannya. Setelah menemukan anak yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar, kemudian guru menentukan letak kesulitan yang dialami siswa misalnya pada aspek pengetahuan, aspek pemahaman, aspek keterampilan dan sebagainya. 3) Melokalisasikan jenis, faktor, dan sifat yang meyebabkan kesulitan belajar. Faktor penyebab kesulitan belajar ini bisa disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. 4) Memperkirakan alternatif pertolongan. Guru memperkirakan hal-hal sebagai berikut : a) Apakah anak itu masih mungkin ditolong? b) Berapa lama waktu yang diperkirakan untuk membantu mengatasi kesulitan tersebut? c) Kapan bantuan itu dilaksanakan?

d) Bagaimana cara menolong anak tersebut? e) Siapa saja yang perlu dilibatkan untuk menolong anak tersebut? 5) Menetapkan kemungkinan cara mengatasi kesulitan yang dialami anak. Guru menyusun suatu rencana atau kegiatan yang dapat dilakukan dalam menolong mengatasi kesulitan belajar. Rencana ini sebaiknya berisi tentang : a) Cara-cara yang dapat dipergunakan untuk menolong anak yang mengalami kesulitan belajar. b) Cara-cara untuk menjaga agar kesulitan tersebut tidak dialami kembali oleh anak. Rencana ini dapat dikomunikasikan pada pihak yang berkepentingan seperti wali kelas, orang tua, guru lain atau ahli yang berkompeten. 6) Tindak lanjut Tahap ini yaitu melaksanakan bantuan, mengikuti perkembangan anak yan mengalami kesulitan belajar, dan mengadakan evaluasi terhadap bantuan atau pertolongan yang telah diberikan kepada anak untuk mengetahui ketepatan atau keberhasilannya.

You might also like