Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya berkat dan kemurahan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Tak lupa pula ucapan terima kasih, kami haturkan kepada semua pihak yang telah meluangkan waktu untuk membantu dalam menyelesaikan tugas Makalah ini, serta kepada dosen pembimbing kami yakni Pdt. S.A.L. Tombeg, S.Th, M.Teol. Makalah Pendidikan Agama Kristen ini membahas tentang "Moralitas". Makalah yang kami buat ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen Pendidikan Agama Kristen, serta memberikan berbagai pemahaman mengenai Moralitas khususnya bagi kita mahasiswa dalam bidang pergaulan. Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan kepada teman-teman mahasiswa agar sama-sama dapat mengerti mengenai Moralitas. Sebagai manusia biasa yang tak luput dari kekhilafan atau kesalahan, kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca yang sifatnya membangun demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.
KELOMPOK 1
Nama Anggota Kelompok ............................................................................... Kata Pengantar ................................................................................................ Daftar Isi ......................................................................................................... Bab I Pendahuluan Latar Belakang ......................................................................................... Bab II Perumusan Masalah Rumusan Masalah .................................................................................... Bab III Pembahasan A. Pengertian Moral Secara Umum ......................................................... B. Pengertian Moral Dalam Kekristenan ................................................. C. Moralitas Kemahasiswaan ................................................................. D. Perkembangan Moral Remaja ............................................................ Bab IV Penutup A. Kesimpulan ........................................................................................ B. Saran .................................................................................................. Daftar Pustaka.................................................................................................
1 2 3
6 7 8 9
10 10 11
Latar Belakang Globalisasi telah menimbulkan pengaruh yang sangat luas dalam dimensi masyarakat. Malcolm Waters mengatakan bahwa ada tiga dimensi proses globalisasi yaitu globalisasi ekonomi, politik, dan budaya. Globalisasi yang merupakan universalisasi nilai-nilai menyebabkan kearifan lokal menjadi luntur. Hal ini menyangkut dengan moral bangsa yang akan terpengaruh dengan moral luar, tentunya akan lebih kuat mempengaruhi karena dalam globalisasi negara-negara majulah yang akan menguasai. Mahasiswa adalah sosok warga negara yang memiliki tanggung jawab penuh, akan dibawa ke mana negeri ini untuk berlari. Apakah menuju kebangkitan yang saat ini begitu santer digalakkan atau justru menuju keterpurukan. Analisis dari kebangkitan dan keterpurukan di masa depan, berkaitan erat dengan kondisi agent of change saat ini. Agent of change yang dimaksud adalah para mahasiswa. Moralitas mahasiswa merupakan unsur penting dalam proses, sejauh mana mahasiswa berperan pada pembangunan untuk menyambut kebangkitan. Moralitas dalam kajian ini tidak hanya berkaitan dengan salah satu nilai religi saja, melainkan secara umum.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah Moralitas dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Apa sebenarnya moral itu? Apa yang menyebabkan kemerosotan moral? Bagaimanakah kondisi kemerosotan moral mahasiswa di Indonesia saat ini? Bagaimana cara memperbaiki dan menjaga moral mahasiswa?
A. Pengertian Moral Secara Umum Kata Moral berasal dari kata latin mos yang berarti kebiasaan. Moral berasal dari Bahasa Latin yaitu Moralitas adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Moral juga dapat diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat, dll. Menurut Immanuel Kant, moralitas adalah hal kenyakinan dan sikap batin dan bukan hal sekedar penyesuaian dengan aturan dari luar, entah itu aturan hukum negara, agama atau adat-istiadat. Selanjutnya dikatakan bahwa, kriteria mutu moral seseorang adalah hal kesetiaannya pada hatinya sendiri. Moralitas adalah pelaksanaan kewajiban karena hormat terhadap hukum, sedangkan hukum itu sendiri tertulis dalam hati manusia. Dengan kata lain, moralitas adalah tekad untuk mengikuti apa yang dalam hati disadari sebagai kewajiban mutlak. Adapun pengertian moral dalam kamus filsafat dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Menyangkut kegiatan-kegiatan yang dipandang baik atau buruk, benar atau salah, tepat atau tidak tepat. b. Sesuai dengan kaidah-kaidah yang diterima, menyangkut apa yang dianggap benar, baik, adil dan pantas. c. Memiliki: Kemampuan untuk diarahkan oleh (dipengaruhi oleh) keinsyafan benar atau salah. Kemampuan untuk mengarahkan (mempengaruhi) orang lain sesuai dengan kaidah-kaidah perilaku nilai benar dan salah. d. Menyangkut cara seseorang bertingkah laku dalam berhubungan dengan orang lain. 6 Kelompok 1 | KELAS A SEMESETER 1 TEKNIK INFORMATIKA FATEK UNIMA
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa moral berasal dari Bahasa Latin yaitu Moralitas adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral merupakan kondisi pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk.
B. Saran Dalam hal-hal di atas yang telah kami terapkan tentang moralitas, tiap-tiap orang harus dapat melaksanakan tanggung jawab dan kewajiban karena hormat terhadap hukum, sedangkan hukum itu sendiri tertulis dalam hati manusia. Dengan kata lain, moralitas adalah tekad untuk mengikuti apa yang dalam hati disadari sebagai kewajiban mutlak. Setiap manusia mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing, dan setiap moral dan moralitas masing-masing orang harus dapat di buktikan ditiap-tiap kehidupan setiap manusia, agar manusia juga dapat memiliki pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik.
10
DAFTAR PUSTAKA
Alkitab Abdul Djamali. 2007. Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta; Rajawali Press. Abdulkadir Muhammad. 1997. Etika Profesi Hukum. Bandung; Citra Aditya Bakti. Bertens K. 1994. Etika. Jakarta; Gramedia Pustaka Utama. C. S. T. Kansil. 1986. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka. Friedman. 1994. Teori dan Filsafat Hukum.Susunan I. Terjemahan Muhammad Arifin. Jakarta; Raja Grafindo Persada. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2008. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Supriadi. 2006. Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia. Jakarta; Sinar Grafika. Cahyadi, Ani, 2006, Psikologi Perkembangan, Ciputat : Press Group Desmita, 2007. Psikologi Perkembangan, Bandung : Rosda Karya Fatimah Enung, 2006. Psikologi Perkembangan, Bandung : Pustaka Setia Hamalik Oemar, 1995. Psikologi Remaja (dimensi-dimensi perkembangan), Bandung: Maju Mundur Hartati Netty, 2004. Islam dan Psikologi, Jakarta: Raja Grafindo Persada Hurlock, Elizabeth B. 1980, Psikoilogi Perkembangan, New York: McGraw-Hill, Inc. Nurihsan, Juntika, 2007. Perkembangan Peserta Didik, Bandung : Sekolah Pasca Sarjana UPI Panuju, Panut, 1999, Psikologi Remaja, Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya Santrock, John W., 1996, Adolescence (Perkembangan Remaja), The University of at Dallas: Times Mirror higher Education Santrock, John W, 1983, Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup), University of Texas at Dallas: Brown and Bench-mark Yusuf, Syamsu, 2007, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: Rosda Karya
11