Professional Documents
Culture Documents
SUHARIYONO AR
www.djpp.depkumham.go.id
JENJANG KARIER PNS Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, jenjang karier PNS dapat ditempuh melalui jenjang jabatan struktural dan jenjang jabatan fungsional.
www.djpp.depkumham.go.id
Salah satu kelompok jabatan fungsional yang terdapat pada instansi pemerintah sebagai salah satu pilihan/jenjang karier adalah Perancang Peraturan Perundang-undangan
www.djpp.depkumham.go.id
9.
10.
11.
12.
PERATURAN PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PERANCANG YANG SEDANG DIPERSIAPKAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
1. RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERPANJANGAN BATAS USIA PENSIUN PNS YANG MENDUDUKI JABATAN FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN RANCANGAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN RANCANGAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN RANCANGAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA SERTIFIKASI RANCANGAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN PANGKAT/JABATAN, PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI DAN PEMBERHENTIAN DALAM DAN DARI JABATAN FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG JABATAN STRUKTURAL YANG DIRANGKAP OLEH PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
2.
3.
4. 5.
6.
www.djpp.depkumham.go.id
www.djpp.depkumham.go.id
PERAN PERANCANG
menentukan pilihan-pilihan (alternatif) yang dikehendaki oleh penentu kebijakan; merumuskan substansi secara konsistens atau taat asas; merumuskan substansi yang tidak menimbulkan penafsiran (ambigu); merumuskan substansi yang adil, sepadan, atau tidak diskriminatif; menjamin bahwa peraturan yang dirancang dapat dilaksanakan dengan mudah oleh pelaksana; menjamin bahwa peraturan yang dirancang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di atasnya atau melanggar kepentingan umum; menjamin bahwa peraturan yang dirancang dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh penentu kebijakan; menjadi penengah dalam penyelesaian tumpang tindih kewenangan dan pengaturan dalam pembahasan di tingkat antardepartemen atau antarlembaga; melakukan negosiasi atau pendekatan-pendekatan psikologis terhadap penentu kebijakan demi tercapainya tujuan yang diinginkan.
www.djpp.depkumham.go.id
KEWAJIBAN PERANCANG?
MEMAHAMI KETATANEGARAAN INDONESIA, JUGA NEGARA-NEGARA LAIN; MEMAHAMI SISTEM POLITIK NEGARA DAN PETA POLITIK; MEMAHAMI HUKUM PADA UMUMNYA, JIKA PERLU, MEMAHAMI SECARA KOMPREHENSIF DAN INTEGRAL (HUKUM PIDANA, HUKUM PERDATA, HUKUM ADMINISTRASI NEGARA, HUKUM TATA NEGARA, HUKUM AGAMA, HUKUM ADAT) MENGUASAI UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2004 DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004; MENGETAHUI SECARA DETAIL LAMPIRAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2004; MEMAHAMI DENGAN CEPAT MENGENAI OBJEK GARAPANNYA (DARI NA SAMPAI RANCANGAN PERATURAN), TERMASUK BAGAIMANA MELAKUKAN HARMONISASI & SINKRONISASI UNTUK MENGHASILKAN KONSEPSI SESUAI DENGAN PANCASILA DAN UUD 1945
www.djpp.depkumham.go.id
KEWAJIBAN PERANCANG?
MEMAHAMI BAHASA HUKUM & PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN; MEMAHAMI ASAS MATERI MUATAN; MEMAHAMI MATERI MUATAN; MEMAHAMI PENORMAAN; MEMAHAMI ASAS PEMBENTUKAN & TATA URUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN;
www.djpp.depkumham.go.id
INSTANSI PEMBINA
2
www.djpp.depkumham.go.id
2. 3. 4. 5. 6. 7.
www.djpp.depkumham.go.id
Salah satu kelebihan/keuntungan dari jabatan fungsional Perancang adalah dapat merangkap jabatan struktural Jabatan struktural yang dapat dirangkap oleh Perancang adalah jabatan struktural yang tugas pokoknya berkaitan erat dengan bidang peraturan perundang-undangan (Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1997 tentang Pegawai Negeri Sipil yang Menduduki Jabatan Rangkap.)
www.djpp.depkumham.go.id
(Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2007 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Perancang
Peraturan Perundang-undangan)
Usia Pensiun Perancang adalah 56 (lima puluh enam) tahun.* * saat ini masih dalam pembahasan dengan Menpan dan instansi terkait, bahwa usia
Perancang akan diperpanjang menjadi 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Perancang Pertama, 60 (enam puluh) tahun bagi Perancang Muda dan Perancang Madya, serta 65 (enam puluh lima) tahun bagi Perancang Utama.
www.djpp.depkumham.go.id
PERMASALAHAN PERANCANG
KURANGNYA KUANTITAS PERANCANG (DI PUSAT SEKITAR 151 ORANG DI ANTARNYA DI DEP. HUK DAN HAM 22 ORANG. KURANGNYA KUALITAS PERANCANG BANYAKNYA RANCANGAN PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN, BAIK BERASAL DARI KEMENTERIAN/LPNK. MUTASI KE JABATAN STRUKTURAL ATAU JABATAN LAINNYA YANG MENJANJIKAN
www.djpp.depkumham.go.id
www.djpp.depkumham.go.id
www.djpp.depkumham.go.id
EFISIENSI ANGGARAN
Penganggaran dengan pendekatan kinerja ini berfokus pada efisiensi penyelenggaraan suatu aktivitas. Efisiensi itu sendiri adalah perbandingan antara output dengan input. Suatu aktivitas dikatakan efisien, apabila output yang dihasilkan lebih besar dengan input yang sama, atau output yang dihasilkan adalah sama dengan input yang lebih sedikit. Anggaran ini tidak hanya didasarkan pada apa yang dibelanjakan saja, seperti yang terjadi pada sistem anggaran tradisional, tetapi juga didasarkan pada tujuan/rencana tertentu yang pelaksanaannya perlu disusun atau didukung oleh suatu anggaran biaya yang cukup dan penggunaan biaya tersebut harus efisien dan efektif.
www.djpp.depkumham.go.id
www.djpp.depkumham.go.id
www.djpp.depkumham.go.id
Pengukuran Kinerja
Untuk melakukan suatu pengukuran kinerja perlu ditetapkan indikator-indikator terlebih dahulu antara lain indikator masukan (input) berupa dana, sumber daya manusia dan metode kerja. Agar input dapat diinformasikan dengan akurat dalam suatu anggaran, maka perlu dilakukan penilaian terhadap kewajarannya. Dalam menilai kewajaran input dengan keluaran (output) yang dihasilkan, peran analisa standar biaya (ASB) sangat diperlukan. ASB adalah penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan.
www.djpp.depkumham.go.id
www.djpp.depkumham.go.id
MAKNA
Masukan (Input) adalah sumber daya yang digunakan dalam suatu proses untuk menghasilkan keluaran yang telah direncanakan dan ditetapkan sebelumnya. Indikator masukan meliputi dana, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, data dan informasi lainnya yang diperlukan. Keluaran (Output) adalah sesuatu yang terjadi akibat proses tertentu dengan menggunakan masukan yang telah ditetapkan. Indikator keluaran dijadikan landasan untuk menilai kemajuan suatu aktivitas atau tolok ukur dikaitkan dengan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dengan baik dan terukur. Hasil (Outcome) adalah suatu keluaran yang dapat langsung digunakan atau hasil nyata dari suatu keluaran. Indikator hasil adalah sasaran program yang telah ditetapkan. Manfaat (Benefit) adalah nilai tambah dari suatu hasil yang manfaatnya akan nampak setelah beberapa waktu kemudian. Indikator manfaat menunjukkan hal-hal yang diharapkan dicapai bila keluaran dapat diselesaikan dan berfungsi secara optimal. Dampak (Impact) pengaruh atau akibat yang ditimbulkan oleh manfaat dari suatu kegiatan. Indikator dampak merupakan akumulasi dari beberapa manfaat yang terjadi, dampaknya baru terlihat setelah beberapa waktu kemudian.
www.djpp.depkumham.go.id
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalah proses pembuatan peraturan perundang-undangan yang pada dasarnya dimulai dari perencanaan, persiapan, teknik penyusunan, perumusan, pembahasan, pengesahan, pengundangan, dan penyebarluasan (Pasal 1 angka 1 UU 10/2004). Penyusunan RUU didasarkan pada Prolegnas yang telah ditetapkan oleh DPR setelah dibahas bersama dengan Pemerintah (Kemhukham); Prolegnas dengan sistem terbuka (antara lain ratifikasi dan putusan MK); Prolegnas dengan sistem pengecualian [Pasal 17 ayat (3) UU 10/2004] jo Perpres No. 68 Thn. 2005. Setiap tahun masih akan ditentukan prioritas RUU yang dibahas pada tahun berikutnya (termasuk luncuran RUU yang belum sempat dibahas tahun sebelumnya).
www.djpp.depkumham.go.id
www.djpp.depkumham.go.id
Ukuran Kinerja
Secara konsisten, penyusunan Prolegnas di lingkungan DPR-RI dan Pemerintah dilakukan dengan memperhatikan konsepsi RUU yang meliputi: latar belakang dan tujuan penyusunan; sasaran yang akan diwujudkan; pokok-pokok pikiran, lingkup atau objek yang akan diatur; dan jangkauan dan arah pengaturan. Semua konsep di atas sudah harus dituangkan dalam NA sehingga menghasilkan substansi yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
www.djpp.depkumham.go.id
Ukuran Kinerja
Secara konsisten, upaya pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi RUU diarahkan pada perwujudan keselarasan konsepsi tersebut dengan: falsafah negara; tujuan nasional berikut aspirasi yang melingkupinya; UUD Negara RI Tahun 1945; undang-undang lain yang telah ada berikut segala peraturan pelaksanaannya; dan kebijakan lainnya yang terkait dengan bidang yang diatur dengan RUU tersebut. Konsepsi di atas juga harus dituangkan dalam NA dan sekaligus dalam substansi RUU yang dilaksanakan secara konsisten baik di Baleg (jika RUU inisiatif DPR) maupun di Kemhukham (jika inisiatif pemerintah)
www.djpp.depkumham.go.id