You are on page 1of 12

KALIMAT AKTIF DAN PASIF Kalimat aktif adalah Kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan atau melakukan perbuatan.

Ciri-ciri : 1. Subjeknya sebagai pelaku. Helsa Situmorang membaca buku. (Helsa sebagai pelaku) 2. Predikatnya berawalan me- atau ber-. 3. Predikatnya tergolong kata kerja aus. Contoh : 1. Adik membaca buku. 2. Tatang bermain bola. 3. Yuli mandi di kolam renang. 4. Wawan telah membeli buku gambar. Kalimat Pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau dikenai perbuatan. Ciri-ciri : 1. Subjeknya sebagai penderita. 2. Predikatnya berawalan di-, ter-, atau ,ter-kan. 3. Predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang, disusul oleh kata kerja yang kehilangan awalan). Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif : 1. Subjek akan menjadi Objek 2. Predikat berimbuhan me ~ di3. Bila subjeknya berupa kata ganti orang pada kalimat aktif maka predikat pada kalimat aktif tidak menggunakan awalan di-. Kata ganti orang tersebut diletakkan sebelum predikat tanpa imbuhan.

Contoh : 1. Andi membaca novel di kamar. (Kalimat aktif) S P O K Novel dibaca Andi di kamar. (kalimat pasif) S P O K 2. Saya menulis cerita di teras rumah. (aktif) S P O K (kalimat aktif dengan subyek kata ganti orang ) Cerita saya tulis di teras rumah. (pasif) S O P K (kalimat pasif kata kerja imbuhan di hilangkan) Saya sudah membeli buku itu. (aktif) Buku itu sudah kubeli. (pasif)

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA Kalimat adalah:Satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh . Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain subyek,predikat, obyek ,pelengkap dan keterangan. Kalimat dikatakan sempurna jika minimal memliki unsur Subyek dan Predikat. 1. Ciri-Ciri Subjek  Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat. Contoh : 1. Juanda memelihara binatang langka Siapa memelihara? Jawab : Juanda. (maka juanda adalah S sedangkan memelihara adalah ) Siapa atau apa Binatang langka ? = tidak ada jawaban 2. Meja itu dibeli oleh paman. Apa dibeli ? = jawab Meja Biasanya disertai kata itu,ini,dan yang (yang ,ini,dan itu juga sebagai pembatas antara subyek dan predikat) Contoh : Anak itu mengambil bukuku SP 2 CIRI-CIRI PREDIKAT Menimbulkan Pertanyaan apa atau siapa. Dalam hal ini jika predikat maka dengan pertanyaan tersebut akan ada jawabannya. Perhatikan pada Subyek diatas. Subyek dan predikat ditentukan secara bersama-sama. Kata Adalah atau Ialah Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Kalimat dengan Predikat demikian itu terutama digunakan pada kalimat majemuk bertingkat anak kalimat pengganti predikat. Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau. 3 CIRI-CIRI OBJEK Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atauter-) tidak memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek ini sebagai berikut. Langsung di Belakang Predikat Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat. Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.

Didahului kata Bahwa Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif. 4 CIRI-CIRI PELENGKAP Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap. Di Belakang Predikat Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut. a) Diah mengirimi saya buku baru. b) Mereka membelikan ayahnya sepeda baru. Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat. Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa. Contoh : a. Pemuda itu bersenjatakan parang. Kata parang adalah pelengkap. Bersenjatakan apa ? jawab parang ( maka parang sebagai pelengkap ) b. Budi membaca buku. Membaca apa ? jawab buku (buku sebagai obyek karena dapat menempati Subyek) 5 CIRI-CIRI KETERANGAN Ciri keterangan adalah dapat dipindah pindah posisinya . perhatikan contoh berikut: Cintya sudah membuat tiga kue dengan bahan itu. SPOK Dengan bahan itu Cintya sudah membuat tiga kue . Cintya dengan bahan itu sudah membuat tiga kue. Dari jabatan SPOK menjadi KSPO dan SKPO . Jika tidak dapat di pindah maka bukan keterangan. Kalimat Langsung dan Tak Lansung Posted on September 14, 2007 | 7 Comments Kopentensi : 1. Siswa dapat menuliskan kalimat langsung dengan benar. 2. Siswa dapat mengubah kalimat langsung ke tak langsung atau sebaliknya 3. Siswa dapat menggunakan dengan tepat dalam kehidupan sehari-hari Kalimat langsung adalah : Kalimat hasil kutipan pembicaaraan seseorang persis seperti apa yang dikatakannya. Contoh : Kata Desmon, Anggel nanti pulangnya saya antar! Anggel Nanti pulangkanya kamu saya antar ya? kata Desmon.

Kata Desmon disebut kalimat pengiring. Jikapengiring di belakang perhatikan tanda baca sebelum tanda kutib( Jika kalimat tanya dan perintah sebelum tanda kutib menggunakan tanda ? atau ! jika kalimat berita menggunakan koma. Selain itu Huruf awal di pengiring huruf kecil perhatikan contoh berikut. 1. Kapan bukuku kamu kembalikan? tanya Samid. 2. Belikan saya mobil baru! pinta Tria. 3. Saya akan datang nanti malam, kata Hamid. Perubahan Kalimat Langsung ke Tak Langsung Dalam perubahan bentuk ini perhatikan perubahan kata gantinya: Langsung >Tak Lansung Saya -> Dia Kamu > Saya Kalian > Kami Kami > Mereka Kita > Kami Ada alternatif lain agar tidak menghafal : Caranya Posisikan diri anda menjadi orang yang diajak bicara setelah itu informasikan kepada orang ketiga. Contoh : Kata Dhani, Coba kamu bantu saya menyelesaikan tugas ini! Maka anda menjadi orang yang diajak bicara Dhani, Setelah itu ada orang lain yg bertanya : Dhani tadi bicara apa? jawab: Dhani mengatakan supaya saya membatu dia menyelesaikan tugas. Jawaban anda itulah kalimat tak langsungnya. Selamat mencoba. 1. Paman mengatakan, Pulanglah kalian secepatnya karena sebentar lagi hujan turun. 2. Kata Ketua Rombongan, Terimakasih atas sambutan kalian kepada kami pada acara kunjungan kami, Kalimat Tak Lansung. Kalimat menyatakan isi ujaran orang ketiga tanpa mengulang kata-katanya secara Cara merubah Kalimat tak langsung ke Kalimat langsung. Contoh : Webby mengatakan bahwa dia akan datang kerumahku nanti sore. Untuk merubahnya maka anda harus : 1. Menerka kira-kira Webby bicaranya apa saat itu.

2. Ubahlah kembali ke Tak Langsung lagi sebagi cek ulang. Hasilnya : Kata Webby, Saya nanti sore akan kerumahmu. Kalimat majemuk Posted on October 25, 2007 | Leave a comment KALIMAT MAJEMUK Suatu bentuk kalimat luas hasil penggabungan atau perluasan kalimat tunggal sehingga membentuk satu pola kalimat baru di samping pola yang ada. Kalimat majemuk dibagi menjadi : 1. 1.Kalimat majemuk setara (koordinatif) 2. 2.Kalimat majemuk rapatan 3. 3.Kalimat majemuk bertingkat (subordinatif) 4. 4.Kalimat majemuk campuran A. Kalimat majemuk Setara Kalimat majemuk setara adalah : Kalimat gabung yang hubungan antar pola-pola kalimat di dalamnya sederajat atau seharkat. Ciri-ciri : 1. 2. 3. 4. 1.Kedudukan pola-pola kalimat, sama derajatnya. 2.Penggabungannya disertai perubahan intonasi. 3.Berkata tugas/penghubung, pembeda sifat kesetaraan. Pola umum uraian jabatan kata : S-P+S-P

Jenis majemuk Setara 1. Setara Sejalan (kata hubungnya dan, serta, lagi pula dll) 2. Setara memilih 3. Setara berlawanan 4. Setara menguatkan (bahkan) 5. Setara sebab akibat B. Majemuk Bertingkat. 1. Siswa dapat membuat kalimat majemuk bertingkat 2. Siswa dapat menentukan Kalimat majemuk bertingkat. 1. Membuat Majemuk Bertingkat.

Majemuk bertingkat adalah kalimat luas yang mana perluasannya membentuk klausa bawahan (anak kalimat) Cara membuat majemuk bertingkat. 1. Buatlah kalimat tunggal atau kalimat luas terlebih dahulu. 2. Kembangkan salah satu jabatan kalimat menjadi klausa bawahan (anak kalimat ) sesuai dengan anak kalimat apa yg diinginkan Contoh : Ansar akan menyunting seorang gadis minggu depan. S P O K Kalimat diatas akan dijadikan bertingkat anak O Ansar akan menyunting Wanita cantik yang bernama Mutia Rahman minggu depan s p S P Pel Ko Frase Posted on October 25, 2007 | 1 Comment Frase adalah bagian kalimat yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi. Artinya satu frase maksimal hanya menduduki gatra subjek (S), predikat (P) atau objek (O) atau keterangan (K). Frase dibedakan atas: a. Frase endosentris, ada dua macam: 1. Endosentris koodinatif (setara), yaitu frase yang setidaknya memiliki dua inti. Misalnya: meja kursi, maju mundur, bapak ibu. 2. Endosentris atributif (frase bertingkat), yaitu frase yang terdiri atas unsur inti (Diterangkan/D) dan unsur penjelas (Menerangkan/M). Misalnya: pegawai negeri,perusahaan rokok, tidak pergi Frase bertingkat mempunyai pola DM, MD dan MDM( dalam frase bertingkat hanya ada satu unsur inti (D) sedangkan penjelasnya boleh lebih dari satu.

Contoh: baju baru DM anak manis DM sebatang rokok kretek MDM

sebuah rumah mewah MDM seorang guru MD sepotong roti MD 2. Frase eksosentris. sebuah susunan yang merupakan gabungan dua kata (atau lebih) yang menunjukkan bahwa kelas kata dari perpaduan itu tidak sama dengan kelas kata dari salah satu(atau lebih) unsur pembentukannya. Contoh : dari sekolah (kata keterangan) dari (kata depan) sekolah (kata benda), yang memimpin(kata benda) yang (kata tugas) memimpin(kata kerja Menurut jenis kata, frase dibedakan: -frase nominal (kata benda) -frase verbal (kata kerja) -frase adjektival (kata sifat) -frase numeralia (kata bilangan) -frase adverbial(kata keterangan) -frase preposisional (kata depan) Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama Posted on September 26, 2007 | Leave a comment 1. Paragraf deduktif Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas. Contoh : Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru. Keterangan :Kalimat yang tercetak miring sebagai pokok pikiran sedangkan yang lain sebagai penjelas. 2. Paragraf Induktif Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik

Contoh Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancar. Informasi tersendatsendat. Memang bahasa alat komunikasi yang penting, efektif, dan efisien. 3. Paragraf Campuran Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf. Contoh 1 Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi. 2. MACAM-MACAM POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF 1. Pengembangan Umum-Khusus Paragraf yang dimulai dengan pikiran pokok kemudian diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas Contoh: Pada waktu menulis surat kita harus tenang. Kalau sedang sedih, bingung, kesal, atau marah kita jangan menulis surat. Kesedihan, kebingungan, kekesalan, dan kemarahan itu akan tergambar dalam surat kita. Mungkin akan tertulis kata-kata yang kurang terpikir, terburu nafsu, dan dapat merusak suasana. 2. Pengembangan Khusus-Umum Paragraf yang dimulai dengan pikiran-pikiran penjelas kemudian diikuti oleh pikiran pokok atau kesimpulan. Contoh Dengan bahasa, manusia dapat menyampaikan bermacam-macam pikiran dan perasaan kepada sesama manusia. Dengan bahasa pula, manusia dapat mewarisi dan mewariskan semua pengalaman dan pengetahuannya. Seandainya manusia tidak berbahasa, alangkah sunyinya dunia ini. Memang bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Polisemi dan Homonim Posted on September 13, 2007 | Leave a comment Polisemi adalah : Satu kata yang mempunyai makna lebih dari satu. Contoh : a. Saya masih punya hubungan darah dengan keluarga Bu Rani. b. Tubuhnya berlumuran darah setelah kepalanya terbentur tiang listrik. Perhatikan kata darah pada kalimat a berarti keluarga (makna konotasi), sedangkan darah pada kalimat b berarti zat merah dalam tubuh kita(Makna denotasi).

Homonim adalah : Dua kata yang bentuk penulisan dan pengucapanya sama tetapi artinyaberbeda. Contoh: a. Saya sudah bisa menyetir mobil. (bisa berarti dapat dan bermakna denotasi) b. Tetanggaku terkena bisa ular yang mematikan.(artinya racun makna denotasi) Imbuhan Asing Dalam pertumbuhan bahasa Indonesia, banyak imbuhan baru atau serapan dari bahasa daerah, terutama dari bahasa-bahasa asing. Imbuhan-imbuhan tersebut sangat produktif, lebih banyak tampil dalam surat kabar-surat kabar atau karya ilmiah.

Kopetensi yang harus dimiliki siswa 1. Siswa dapat menentukan jenis Imbuhan Asing. Contoh perintah soal : Kalimat berikut yang menggunakan ibuhan asing adalah ? 2. Siswa dapat menentukan arti imbuhan asing. Contoh perintah soal : a. Nosi (arti ) imbuhan asing pada kalimat berikut adalah. b. Imbuhan asing yang berarti .(misal intesitas) terdapat dalam kalimat. 3. Siswa dapat menggunakan ibuhan asing dengan tepat. Contoh perintah soal : a. Penggunaan imbuhan asing isme yang tepat adalah. b. Penggunaan imbuhan asing yg tepat terdapat dalam kalimat

Macam-macam Imbuhan Asing dan maknanya A. Imbuhan asing dari bahasa Daerah (1) Awalan tak = tidak Contoh: tak sadar,tak aktif,tak sosial,dsb. (2) Awalan serba = seluruhnya/semuanya Contoh: serba merah, serba susah,dsb. (3) Awalan tuna = kehilangan sesuatu,ketiadaan, cacad. Contoh: tuna karya, tuna wisma, tuna susila, dsb. B. Imbuhan asing dari bahasa Sanskerta 1. Bentuk awalan sebagai berikut: Awalan maha = sangat/besar, pra = sebelum (= pre), swa = sendiri, dan dwi = dua, dsb

Contoh: (a). Para mahasiswa sedang melakukan penelitian di Gunung Merapi. (b). Zaman prasejarah manusia belum mengenal tulisan. 2. Bentuk akhiran dari bahasa Asing (wan, -man, -wati,i, iah ,isasi, isme, isasi) Nosi atau arti : 1. Menyatakan orang yang ahli Misalnya : ilmuwan, rohaniwan, dan budayawan, sastrawan, dsb. 2. Menyatakan orang yang mata pencahariannya dalam bidang tertentu Misalnya : karyawan, wartawan, dan industriwan 3. Orang yang memiliki sifat khusus Misalnya : hartawan dan dermawan 4. Menyatakan jenis kelamin 5. Menyatakan sifat contoh alami, badani, insani, hewani, artinya menyatakan 6. Menyatakan bersifat bersifat, duniawi, manusiawi, dan surgawi, Dalam mempelajari Imbuhan ini sebagian siswa belajar dengan cara menghafal arti maupun fungsinya . Perhatikan cara mencari fungsi imbuhan dan arti imbuhan berikut. Cara mencari arti imbuhan Pemerintah sedang menggalakkan program komputerisasi di perkantoran. Kata computer mendapat imbuhan isasi Apa nosi /arti isasi pada kata komputerisasi ? Jawab : Menyatakan proses. Pemerintah sedang menggalakkan program computer di perkantoran. Sebenarnya arti atau nosi imbuhan tak ubahnya kita mencari sinonim dari imbuhan tersebut. Coba kamu cari kata yg tepat untuk mengisi titik-titik itu. (itulah arti imbuhannya) Bahkan jika soal adalah pilihan ganda anda tinggal memasukkan satu persatu dari jawaban ke titiktitik itu. NIscaya anda akan menemukan sinonimnya. Pengecualian Imbuhan. Sejarah + wan = sejarawan bukan sejahwan Rohani + iah = rohaniah - bukan rohaniiah Sejarah di akhiri konsonan h dan mendapat imbuhan yang diawali Konsonan w Rohani di akhiri vocal idan mendapat imbuhan yang diawali vocal i Jadi jika huruf akhir bertemu dengan akhiran yang sejenis akan luluh salah satunya.

Kalimat Verbal dan Nominal Posted on October 25, 2007 | Leave a comment 1. Kalimat verbal. yaitu kalimat yang predikatnya kata kerja. Contoh: Adik tidur.  Dia tidak melamun, tetapi berpikir, 2. Kalimat nominal, yaitu Kalimat yang predikatnya bukan kata kerja.
   

Nartosabdo dalang. Mereka murid-murid kebanggaan. Pelajar di sekolah ini hampir semuanya rajin dan disiplin

Belajar Majas atau Gaya Bahasa Posted on September 5, 2007 | 2 Comments Banyak yang mengalami kesulitan yang di alami siswa dalam belajar majas gaya bahasa. Mengapa ? karena siswa lebih banyak menghafal dan meninjau dari sisi definisi. Ada cara yang lebih Praktis untuk belajar ini. Perhatikan contoh berikut : Majas Personifikasi = Membandingkan benda mati seolah-olah hidup Ombak pantai menyapu gubuk-gubuk di Pantai Parangtritis. Perhatikan kata kerjanya adalah menyapu Ombak = benda mati melakukan tindakan menyapu (ombak tidak bisa melakukan itu) Jadi pada majas ini yg diperhatikan adalah pekerjaan kalau pelaku tidak bisa melakukan maka Personifikasi. Coba-coba Majas perbandingan 1. Alegori: Menyatakan perbandingan secara menyeluruh : Contoh : Mereka mengarungi bahtera kehidupan. 2. Simile , Asosiasi, perumpamaan : Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan pengubung, sepertibak,bagai,laksana, umpama, seperti, tak ubahnya dll. Contoh : Perilakunya seperti binatang. Dalam majas ini mempunyai ciri kata hubung diatas, jadi jika menentukan majas carilah yang menggunakan kata hubung tersebut 3. Metafora: Pengungkapan berupa perbandingan analogis. Majas ini biasanya menggunakan ungkapan. Contoh : Dewi malam leuar dari peraduannya Pemuda sebagai tunas-tunas bangsa harus bekerja keras. 4. Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.

Dalam majas ini perhatikan menggunakan merek. Contoh : Ayah ke Jakarta naik Garuda. Ibu naik honda ke pasar. 5. Litotes: Ungkapan berupa mengecilkan fakta dengan tujuan merendahkan diri. Contoh : Silahkan singgah ke gubuk kami. ( gubuk yang di maksud adalah rumah) Wah, saya ini hanya pelengkap saja.( berperan penting) 6. Hiperbola(melebih-lebihkan) : Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal. Contoh : Suaranya menggema di angkasa. Mobil itu hancur lebur. (hancur lebur berarti tidak berwujud lagi) 7. Personifikasi: Pengungkapan dengan menyampaikan benda mati atau tidak bernyawa sebagai manusia. 8. Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek. COntoh : Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya. ( batang hidungnya mewakili seluruh tubuh) 9. Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian. Contoh : Indonesia bertanding Volly melawan Thailand. (menyebutkan seakan-akan seluruh bangsa Indonesia bermain padahal hanya 6 orang yg bermain) Dalam mengahafal sinekdoce yang terbagi pars pro toto dan tontem pro parte sering terbalik agar tidak terbalik gunakan trik : Pars = sebagian artinya sebagian untuk seluruh. 10. Eufimisme (memperhalus pernyataan): Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus. contoh : Maaf bapak ini pendengarannya sudah berkurang.( Orang tersebut tuli) Mohon ijin ke belakang .(ke WC)

You might also like