You are on page 1of 6

Pengertian cara berfikir divergen

Proses berfikir divergen merupakan proses berpikir yang paling mudah muncul pada seseorang yang tidak terlalu memperhatikan baik buruknya suatu nilai sehingga dapat dengan mudah melompat dari satu ide ke yang lain. Atau dengan kata lain gambaran berpikir divergen adalah melingkar-lingkar seperti cakar ayam. Ketika melahirkan sebuah ide, dituntut untuk mampu melihat dunia di sekeliling kita secara menyeluruh. Dengan langkah inilah proses kreatif dalam berfikir semakin tajam sehingga ide yang dimunculkan pun semakin bervariatif. Kunci utama dalam metode berpikir divergen ini adalah menghilangkan penilaian. Karena jika penilaian masih menghantui kita, maka akan sulit untuk dapat menjalankan proses berpikir divergen secara efektif. Langkah selanjutnya setelah kita dapat melahirkan ide-ide, maka biarkanlah ide-ide itu mengalami inkubasi. Yakni biarkan ide itu mengendap sementara waktu di benak kita. Berhentilah untuk melakukan proses berfikir, dan silahkan melakukan aktivitas lainnya yang lebih santai. Ketika kita melakukan aktivitas santai, maka akan muncul sekilas wawasan atau reaksi yang kemudian dapat kita lanjutkan pada proses berfikir berikutnya yakni berfikir secara konvergen, dengan pikiran yang lebih jernih. Setelah kita melakukan proses berfikir secara divergen dengan mengumpulkan semua ide yang kita keluarkan, maka selanjutnya adalah menyaring atau menyeleksi ide tersebut, kita sempitkan menjadi beberapa ide saja yang terbaik. Kita dituntut mampu untuk memilih ide mana yang paling menarik, palik praktis, paling sesuai, paling unik, atau lainnya yang sesuai dengan tujuan yang kita inginkan. Lalu langkah terakhir tetapkan secara bijak satu ide yang akan kita gunakan. Mempersempit fokus dari beberapa ide besar inilah yang dinamakan dengan proses berpikir konvergen. Model ini paling mudah untuk para pemikir yang senang pada segala sesuatu yang terdefenisi dengan jelas. Dari uraian diatas bahwa berpikir divergen adalah membiarkan otak kita bebas bergerak ke segala arah untuk mencari ide-ide yang nantinya kita tampung. Hal ini sesuai denganfungsi otak kiri. Sedangkan berpikir secara konvergen adalah mempersempit ide dengan menyeleksi ide-ide mana yang terbaik, dan hal ini sesuai dengan fungsi otak kanan. Dengan kata lain berfikir divergen dengan konvergen adalah bagaimana cara kita untuk menggunakan otak kiri dan otak kanan secara seimbang.

METODE DIVERGEN
Gaya mengajar Divergen merupakan suatu bentuk pemecahan masalah. Dalam gaya ini siswa memperoleh kesempatan untuk mengambil keputusan mengenai suatu tugas yang khusus di dalam pokok bahasan. Gaya ini memungkinkan jawaban-jawaban pilihan. Ini berbeda dengan gaya Penemuan Terpimpin, yang pertanyaan-pertanyaannya disusun untuk mendapatkan jawabanjawaban yang konvergen. Gaya ini disusun sedemikian rupa sehingga suatu masalah pertanyaan atau situasi yang dihadapkan kepada siswa akan memerlukan pemecahan. Rancangan-rancangan yang diberikan akan membimbing siswa untuk memenuhi pemecahan atau jawaban secara individual.

1.
a.

Anatomi Gaya Divergen


Pra-Pertemuan

Guru membuat tiga keputusan utama: 1) 2) 3) Pokok bahasan umum Pokok bahasan khusus yang berpusat pada episode Menyusun masalah khusus untuk memperoleh jawaban ganda dan pemecahan yang divergen.

b. 1) 2)

Saat Pertemuan Siswa menentukan jawaban dari masalah Dalam perangkat selama pertemuan berlangsung ini, siswa mengambil keputusan-keputusan

yang menyangkit hal-hal khusus dalam pokok bahasan, yang menanggapi masalah yang diajukan oleh guru.

c. 1) 2)

Pasca-Pertemuan Siswa menilai pemecahan yang telah ditemukan Pemeriksaan (verifikasi) mencakup membandingkan pemecahan dengan masalah yang

dirumuskan oleh guru.

2.
a.

Sasaran Gaya Divergen


Mendorong siswa untuk menemukan pemecahan ganda melalui pertimbangan-pertimbangan

kognitif. b. Mengembangkan wawasan (insight) ke dalam struktur kegiatan dan menemukan variasi-

variasi. c. d. Memungkinkan siswa untuk bebas dari guru dan melampaui jawaban-jawaban yang diharapkan. Mengembangkan kemampuan untuk memeriksa dan menganalisis pemecahan-pemecahannya.

3.
a.

Penerapan gaya Divergen


Mula-mula, mungkin perlu menyakinkan siswa bahwa gagasan dan pemecahan mereka akan

diterima. Seringkali siswa sudah terbiasa dengan mereka diberitahu tentang apa yang harus mereka lakukan, dan tidak diperkenankan untuk menemukan sendiri jawaban-jawaban yang benar. b. Pada waktu siswa bekerja mencari pemecahan, guru harus mengawasi dan menunggu untuk

memberi kesempatan kepada siswa untuk menyusun jawaban-jawaban mereka. 1) Umpan balik harus dapat membimbing siswa kepada masalah untuk menentukan jawaban yang

tepat. 2) Guru harus menahan diri untuk tidak memilih jawaban-jawaban tertentu sebagai contoh. Sebab

itu akan mendorong penjiplakan dan bukan pemecahan masalah secara individual. Pembagian model-model pengajaran tersebut di atas pada hakikatnya bukan merupakan klasifikasi yang bersifat diskrit. Pengajaran yang didasarkan atas model komando pada suatu ketika memiliki kesamaan atau terjadi pada bentuk-bentuk pengontrolan guru pada saat pengajaran penemuan terbimbing atau pemecahan masalah. Dalam pembelajaran, guru secara kreatif dapat memilih dan menerapkan satu atau lebih model. Dalam model pengajaran penemuan, misalnya, anak dapat diberikan keleluasaan untuk melakukan eksplorasi dengan atau tanpa bimbingan guru. Anak diajak berfikir mulai dari menemukan fakta-fakta yang bersifat khusus untuk membuat simpulan secara umum (model induktif). Dalam kasus tertentu guru dapat berperan sebagai pusat proses belajar, mengontrol percepatan pelajaran. Guru memberikan suatu konsep atau teori yang bersifat umum, kemudian anak diminta untuk mencari fakta-fakta secara khusus (model deduktif). Dalam praktik pelaksanaan pembelajaran, suatu konsep atau keterampilan dapat diajarkan mulai dari global menuju ke bagianbagian (parsial) atau sebaliknya dari parsial ke global. Guru yang efektif akan mampu memilih dan menerapkan secara kreatif model-model pengajaran yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi.

Apapun model tersebut yang digunakan oleh guru hendaknya diperhatikan kesesuaian model tersebut dengan kondisi anak dan situasi lingkungan. Pemilihan model pengajaran yang sesuai dengan kondisi dan situasi lingkungan itu sering disebut model pengajaran refleksi atau dikenal dengan model pendekatan modifikasi.

4.

Mendesain pokok bahasan


1. Pilihan: a. Masalah tunggal b. Masalah ganda Masalah harus menyatakan garis petunjuk atau parameter untuk pemecahannya. Misalnya: Di dalam kelas, gerakan pengembangan siswa dapat diminta untuk menyusun cara-cara bergerak dari satu ujung ke ujung yang lain, dengan menggunakan tiga posisi yang berbeda, atau di dalam kelas kesegaran jasmani: menyusun latihan pemanasan yang rutin, yang meliputi: pemanasan umum, perenggangan otot-otot besar, kegiatan untuk ketahanan otot pada lingkaran bahu, lengan atas, perut, pantat, paha dan betis. Lamanya kegiatan rutin ini sekitar 10 menit. Masalah-masalah yang dipilih harus memungkinkan adanya pemecahan pilihan. Penggunaan keterampilan khusus tidak tepat, yaitu seperti cara baru dalam melempar cakram, servis baru dalam tenis. Kegiatan-kegiatan ini mempunyai aturan-aturan dan parameter tertentu untuk penampilannya. Siswa harus cukup akrab dengan pokok bahasan.

2.

3.

4.

Makalah Strategi Pembelajaran Penjas

METODE DIVERGEN
D I S U S U N

Oleh:
Kelompok 5

Efendi Pramono Bakara Haris Purnama Muhammad Adnan Pohan Saddam Husein Nasution

(609411022) (609411082) (609411042) (609411067)

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2011

You might also like