You are on page 1of 5

BAB 1 PENDAHULUAN 1.

Latar Belakang Penyakit Diabetes mellitus (DM) merupakan penyebab utama terjadinya morbiditas dan mortalitas yang dapat mempengaruhi alokasi biaya untuk pelayanan kesehatan yang bersangkutan sehingga menjadi perhatian yang penting dalam dunia kesehatan (Hogan dkk, 2003). Prevalensi penyakit DM telah tingkat/proporsi epidemik di beberapa negara dan menjadi sebuah perhatian yang penting dalam dunia kesehatan. Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insidensi dan prevalensi DM di berbagai negara (Lin Wee dkk, 2005 dikutip dari Dewi, 2009) Organisasi kesehatan sedunia (WHO) menyebutkan bahwa penyakit DM sebagai epidemi global yang besar. Dilaporkan bahwa terdapat 120 juta orang penderita diabetes mellitus di seluruh dunia pada tahun 1998, dan jumlah ini akan naik melebihi 250 juta orang pada tahun 2025. Persentase penyakit diabetes mellitus di Singapura mencapai 6,8% dan itu adalah persentase tertinggi di dunia. Di negara Taiwan dan Amerika Serikat terdapat hanya 6% penduduk yang mengidap penyakit diabetes mellitus, di Malaysia kira-kira 4-8%, di Thailand 3,5%, di Korea dan Australia 3%, di Inggris dan Cina 2% (Johnson, 1998). Hasil Riset kesehatan dasar (Riskesdas) pada tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat penyakit diabetes mellitus pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7% dan daerah pedesaan, penyakit diabetes mellitus menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. Dari hasil tersebut, didapatkan juga prevalensi nasional penyakit diabetes mellitus

Universitas Sumatera Utara

berdasarkan pemeriksaaan darah pada penduduk usia > 15 tahun d perktaan 5,7% (Depkes, 2007). Penderita penyakit DM sejak September-Oktober 2009 merupakan penyakit dengan penderita terbanyak di Medan, dan terus mengalami peningkatan jika dibanding dengan jumlah pasien penyakit Jantung Koroner atau penyakit yang lainnya. Berdasarkan data 10 besar diagnosa penyakit di RSU Pirngadi Medan (RSUPM) pada Oktober 2009, kunjungan pasien rawat jalan sebanyak 1.470 kunjungan, atau meningkat bila dibanding dengan jumlah kunjungan pasien rawat jalan di September 2009, yaitu sebanyak 1.403 kunjungan (Erikaganie, 2009 ). Berdasarkan data dari Pemko Medan (2010) didapatkan bahwa pada bulan Agustus dan September 2010 penyakit Diabetes Mellitus merupakan golongan penyakit terbesar dari sepuluh besar penyakit dengan jumlah 221 kasus, dimana 113 kasusnya pada bulan September. Penderita penyakit DM, umumnya merasakan ketidaknyamanan akibat dari simptoms atau tanda dan gejala dari penyakit. Gejala klinis tersebut, pada malam hari juga dialami oleh penderita penyakit DM, hal ini tentu dapat mengganggu tidurnya. Terjadinya gangguan tidur akan berdampak pada meningkatnya frekuensi terbangun, sulit tertidur kembali, ketidakpuasan tidur yang akhirnya mengakibatkan penurunan kualitas tidur (Potter & Perry, 2005). Disamping itu, kurang tidur selama periode yang lama dapat menyebabkan penyakit lain atau memperburuk penyakit yang ada (Potter & Perry, 2005). Pada klien DM, tidur memiliki pengaruh yang berkesinambungan terhadap fungsi endokrin. Untuk beberapa hormon seperti hormon pertumbuhan (growth hormon),

Universitas Sumatera Utara

50-75% dari sekresi total harian tergantung pada tidur dan berkurang karena penurunan durasi tidur. Terdapat suatu bukti kuat yang mengindikasikan bahwa gangguan tidur berhubungan dengan berkurangnya tingkat sekresi hormon insulin Like Growth Factor (IGF-1). Keterbatasan nilai IGF-1 ini berhubungan dengan gambaran kadar gula darah saat itu (Buysse et al, 1998; Imran, 2010). Imran (2010) juga mengatakan bahwa kurangnya tidur memiliki efek yang signifikan terhadap sistem endokrin, yang bertanggungjawab untuk pelepasan dan penghambatan beberapa substansi termasuk insulin (Arand, 2008). Insulin berpengaruh langsung terhadap hiperglikemia dan peningkatan ambilan glukosa baik ke hati maupun jaringan (Meyes, 2003). Hasil penelitian di University of Chicago membuktikan bahwa orang yang tiga hari kurang tidur, kemampuan tubuhnya dalam memproses glukosa akan menurun sehingga beresiko untuk mengidap diabetes (Cauter, 1997). Untuk itu, tidur yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan khususnya pada penderita penyakit diabetes mellitus (Fass et al, 2000; Miller, 2004). Gangguan tidur sering dialami dan sangat mengganggu para penderita penyakit diabetes mellitus (Chopra, 2003). Hal tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor gangguan tidur yaitu faktor fisik, psikososial, dan faktor lingkungan (Webster & Thompson, 1986; Miller, 2004; Potter & Perry, 2005; Suryani, 2004). Faktor fisik meliputi nokturia, banyak minum, banyak makan, kesemutan dan kram pada kaki, nyeri, dan ketidaknyamanan fisik (Johnson, 1998; Potter & Perry, 2005). Sedangkan faktor psikososial meliputi kecemasan, stres, dan depresi. Serta faktor lingkungan yang meliputi ventilasi yang baik, tempat tidur yang nyaman, suara atau kebisingan, cahaya yang terlalu terang

Universitas Sumatera Utara

ataupun gelap, dan suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin dan lingkungan yang bau (Potter & Perry, 2005). Dari uraian diatas dapat dijabarkan tentang gambaran kualitas tidur dan faktor-faktor yang dapat mengganggu tidur pada penderita penyakit diabetes mellitus. Untuk itu penelitian tentang kualitas tidur dan faktor-faktor gangguan tidur pada penderita penyakit diabetes mellitus perlu dilakukan untuk mengidentifikasi kualitas tidur dan faktor-faktor apa saja yang mengganggu tidur penderita diabetes mellitus di komunitas khususnya di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor.

2. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan dalam penelitian ini adalah : 2.1 Bagaimana kualitas tidur pada penderia diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor ? 2.2 Faktor-faktor apa saja yang mengganggu tidur penderita diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor ?

3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 3.1 Mengidentifikasi kualitas tidur pada penderita diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor. 3.2 Menggambarkan faktor-faktor gangguan tidur pada penderita diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor. 4. Manfaat Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk praktek keperawatan dan penelitian keperawatan yang akan datang. Secara rinci manfaat penelitian ini sebagai berikut: 4.1 Praktek Keperawatan Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang kualitas tidur dan faktor-faktor yang mengganggu tidur pada penderita diabetes mellitus dan akan dijadikan sebagai pertimbangan dalam pemberian asuhan keperawatan pada penderita diabetes mellitus. 4.2 Penelitian keperawatan yang akan datang Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan kualitas tidur dan faktor-faktor gangguan tidur pada penderita diabetes mellitus. 4.3 Ilmu keperawatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi ilmu keperawatan tentang kualitas tidur dan faktor-faktor gangguan tidur pada penderita diabetes mellitus.

Universitas Sumatera Utara

You might also like