You are on page 1of 9

VOC, KOLONISASI BANGSA EROPA DI INDONESIA

paididesa under Uncategorized Pada Tahun 1596 Armada Belanda Yang Dipimpin Cornelis De Houtman Tiba Di Pelabuhan Banten. Pada Awalnya, Kedatangan Belanda Tersebut Disambut Baik Oleh Rakyat Banten .Namun, Dalam Perkembangannya,Pihak Belanda Bersikap Sombong Dan Congkak Sehingga Menimbulkan Pertentangan Dengan Orang-Orang Belanda. Maka, Pihak Belanda Diusir Dari Banten. Kemudian, Pihak Belanda Menyusur Pantai Utara Jawa, Namun Karena Kesombongannya Pihak Belanda Juga Ditentang. Akhirnya, Pihak Belanda Kembali Ke Belanda Melalui Pulau Bali. Ternyata Pemerintah Belanda Menyambut Baik Pelayar Pelayar Yang Gagal Di Indonesia.Pemerintah Merasa Gembira Serta Memberikan Julukan Kepada Pelayar Pelayar Yang Gagal Di Indonesia Dengan Sebutan Pahlawan Di Negeri Belanda. Pelayar Pelayar Tersebut Mendapat Julukan Tersebut Karena Mereka Menemukan Jalan Ke Asia Dan Ke Indonesia Yang Kaya Raya. [1] Dengan Adanya Penemuan Jalan Menuju Indonesia Maka Kapal Kapal Belanda Banyak Yang Berlayar Ke Indonesia Untuk Berdagang. Pedagang Belanda Berlomba Lomba Mencari Laba Sehingga Dalam Perkembangannya Terjadilah Persaingan Dan Permusuhan Di Antara Pedagang Pedagang Tersebut. Praktek Kolonial Di Indonesia Dilakukan Oleh Verenigde Oostindische Compagnie Atau VOC. VOC Berpusat Di Batavia Tanggal 20 Maret 1602. VOC Dibentuk Atas Usul Johan Van Oldenbarneveld. Tujuan Pembentukan VOC Tidak Lain Adalah Menghindarkan Persaingan Antar Pedagang Belanda (Intern) Serta Mampu Menghadapi Persaingan Dengan Bangsa Lain Terutama Spanyol Dan Portugis Sebagai Musuh Eksternal. Tujuan Utama Dari VOC Adalah Mempertahankan Monopolinya Terhadap Perdagangan Rempah-Rempah. Dalam Melaksanakan Tujuan Tersebut VOC Melakukan Berbagai Langkah Yang Ditempuh Yaitu Melalui Penggunaan Dan Ancaman Kekerasan Terhadap Penduduk Di Kepulauan-Kepulauan Penghasil Rempah Rempah Dan Terhadap Orang-Orang Non Belanda Yang Mencoba Berdagang.. Misalnya Penduduk Banda Yang Menjual Biji Pala Kepada Pedagang Inggris, Maka Pasukan Belanda Membunuh Penduduk Banda Tersebut. Kepemimpinan VOC Dipegang Oleh Dewan Beranggotakan 17 Orang Yang Berkedudukan Di Amsterdam. Adapun Hak Hak Istimewa Yang Dimiliki VOC Antara Lain : 1. Memonopoli Perdagangan Di Daerah Antara Tanjung Harapan Di Benua Afrika Dan Selat Magelhaens Di Benua Amerika. 2. Mengadakan Perjanjian Dengan Raja Atau Kepala Pemerintah Negeri. 3. Memiliki Angkatan Perang Sendiri. 4. Mengangkat Pegawai Pegawai Yang Diperlukan. 5. Membuat Mata Uang Sendiri. 6. Mengumumkan Perang Dan Mengadakan Perdamaian. [2]

Pada Awalnya, VOC Belum Memiliki Tempat Kedudukan Yang Tetap Di Indonesia, Namun Dalam Perkembanganya, VOC Memiliki Tempat Yang Tetap Di Indonesia. Maka VOC Segera Mendirikan Kantor Dagang, Gudang, Arloji, Benteng Di Ambon, Gresik Dan Banten. Untuk Mengkoordinasi VOC Di Indonesia Dan Diangkatlah Gubernur Jenderal. Pada Tahun 1610 Diangkatlah Pieter Both Sebagai Gubernur Jenderal Yang Pertama. Pieter Both Mendapat Tugas Untuk Memilih Tempat Kedudukan Gubernur Jenderal Untuk Dijadikan Pusat Kedudukan Dan Pusat Kekuasaan. Maka Dipilihlah Jayakarta (Batavia) Yang Terletak Di Muara Sungai Ciliwung Sebagai Pusat Kedudukan VOC. Pada Tahun 1613 Jan Pieterszoon Coen Diberi Izin Untuk Membeli Tanah Yang Ada Di Jayakarta Untuk Di Dirikan Kantor Dagang Dan Loji. Selanjutnya, Tahun 1618 Jan Pieterszoon Coen Diangkat Sebagai Gubernur Jenderal Menggantikan Pieter Both, Maka Langkah Awal Yang Dilakukan JP Coen Adalah Menetapkan Jayakarta Sebagai Pusat Kedudukan VOC. Dengan Ditetapkannya Jayakarta Sebagai Pusat Kedudukan VOC, Maka VOC Telah Melanggar Perjanjian Dan Terjadilah Peperangan Dengan Pihak Banten.

1. I.

KOLONIALISASI DI BERBAGAI DAERAH DI NUSANTARA

A. Perkembangan Kolonial Di Maluku Pada Tahun 1650 Belanda Sudah Mencapai Banyak Kemajuan Dalam Meletakkan Dasar-Dasar Militer Untuk Mendapatkan Hegemoni Perdagangan Atas Perniagaan Laut Di Indonesia. Belanda Berkuasa Di Ambon, Yang Terletak Di Jantung Kepulauan Penghasil Rempah-Rempah. Pada Pertengahan Abad Ke XVII Menjadi Jelas Bahwa Hegemoni VOC Tidak Bisa Dipertahankan Hanya Melalui Perjanjian-Perjanjian Perdamaian, Pembangunan BentengBenteng Dan Dipertahankannya Keunggulan Angkatan Laut Saja. Oleh Karena Itu VOC Melakukan Kebijakan Militer Dengan Campur Tangan Secara Langsung Dalam Urusan Dalam Negeri Beberapa Negara Di Indonesia. Dengan Demikian, Diletakkanlah Dasar-Dasar Bagi Apa Yang Disebut Sebagai Kerajaan Belanda Yang Pertama Di Indonesia. Maka Pada Saat Itulah Indonesia Mulai Dipimpin Oleh Gubernur Jenderal Tahap Pertama Dalam Periode Yang Lebih Agresif Tersebut Dimulai Di Indonesia Bagian Timur Yaitu Di Kepulauan Rempah-Rempah Maluku. Pada Periode Ini Belanda Mencoba Memaksakan Monopoli Atas Produksi Pala, Bunga Pala,Dan Cengkeh. Namun, Itu Semua Belum Maksimal Hasilnya. Maka Muncullah Persekutuan Lokal Untuk Menentang Belanda Yaitu Kaum Muslim Hitu Dan Pasukan-Pasukan Ternate Yang Ada Di Hoamoal Dengan Dukungan Kerajaan Bangsa Makassar (Gowa). Persekutuan Anti VOC Tersebut Dipimpin Oleh Kakiali.[3] Orang-Orang Hitu Mulai Membangun Benteng Benteng Di Wilayah Pedalaman Dan Pejuang Islam Mulai Menjarah

Perkampungan Perkampungan Kristen, Penyelundupan Cengkeh Semakin Berkembang. Pihak VOC Di Ambon Tidak Memiliki Kekuatan Militer Untuk Menumpas Perlawanan Tersebut. Pada Tahun 1637, Kakiali Kembali Menjabat Kapitein Hitu Atas Saran Van Dietmen.Maka Mulai Saat Itu Juga Kakiali Mulai Menyusun Dan Merencanakan Rencana Untuk Menghancurkan VOC. Tahun 1641 Kakiali Menyerang Desa Yang Bersahabat Dengan VOC, Namun Peperangan Itu Dimenangkan Oleh VOC. Dengan Demikian Benteng Kakiali Dapat Direbut. Lalu Perlawanan Tersebut Pindah Ke Kapaha Di Sebelah Utara Hitu, Akhirnya Kapaha Juga Berhasil Direbut VOC. Perlawanan Terakhir VOC Adalah Telukabesi, Akhirnya Tahun 1646 VOC Menghukum Mati Telukabesi. Maka Perlawanan Melawan Muslim Hitu Dimenangkan Oleh VOC. B. Perkembangan Kolonial Di Makassar Peperangan Antara VOC Melawan Kerajaan Gowa Dilatar Belakangi Oleh Keinginan VOC Memaksakan Hak Monopoli Perdagangan Di Kepulauan Maluku Khususnya Dan Indonesia Bagian Timur Pada Umumnya. Pihak VOC Sewenang Wenang Membuat Aturan Aturan Yang Mengekang Dan Merugikan Kerajaan Gowa. Jadi,Kepentingan Kerajaan Gowa Dan VOC Saling Bertentangan Dan Bertabrakan. Dengan Latar Belakang Tersebut Maka Antara Kerajaan Gowa Dn VOC Terjadi Peperangan. Kerajaan Gowa Beribukota Di Sombaopu Yang Terkenal Sebagai Pelabuhan Yang Menjadi Pusat Perdagangan Hasil Rempah-Rempah. Ada Perbedaan Antara Maluku Dengan Sombaopu Yaitu Mengenai Harga Rempah-Rempah, Di Sombaopu Harga Rempah-Rempah Lebih Murah Dibanding Di Maluku. Di Sombaopu Merupakan Penghasil Beras Dengan Kualitas Yang Baik Dan Kayu Cendana. Maka Pihak VOC Segera Mengambil Langkah Untuk Menguasai Sombaopu.[4] Langkah Yang Pertama Ditempuh Adalah Mengirim Surat Kepada Sultan Alaudin, Akhirnya VOC Diberi Izin Untuk Melakukan Hubungan Dengan Kerajaan Gowa. Pada Tahun 1607 Abraham Mathysz Bertugas Menyelidiki Kerajaan Gowa Supaya Mau Bekerja Sama Melawan Kerajaan Banda. Akhirnya Tahun 1615 Kapal Belanda Tiba Di Sombaopu Dibawah Pimpinan Dirck De Vries. Maka Dirck De Vries Dibantu Abraham Sterck Mengundang Pembesar Gowa Dan Bangsawan Untuk Naik Ke Kapal Enkhuysen , Pembesar Gowa Dan Bangsawan Tersebut Dipaksa Untuk Memberikan Keris Serta Mereka Dijadikan Tawanan, Sejak Itulah Perlawanan Antara VOC Dengan Gowa Berlangsung. Adapun Langkah-Langkah Yang Dilakukan VOC Antara Lain Melarang Orang Gowa Berdagang Di Maluku, Melakukan Kecurangan Dan Pembunuhan Di Atas Kapal Enkhuysen. Pada Tahun 1632 JP Coen Diganti Oleh Jacques Specx, Dia Mengusulkan Demi Keamanan VOC Maka Langkah Yang Ditempuh Adalah Menaklukkan Gowa, Namun Langkah Tersebut Gagal Karena VOC Belum Memiliki Pasukan Yang Kuat. Langkah Selanjutnya Adalah Memblokade Pantai Kerajaan Gowa, Namun Langkah Ini Juga Gagal. Antonio Van Diemen Menggantikan Jacques Specx Sebgai Gubernur Jenderal, Maka Langkah Yang Dilakukan Oleh Antonio Van Diemen Adalah Mengusulkan Agar VOC Dan Gowa Berdamai. Ternyata Usulan Tersebut Disetujui Oleh Raja Gowa.

Dalam Perkembangannya, Pihak VOC Merasa Iri Terhadap Gowa Yang Memperbolehkan Portugis Dan Inggris Berdagang Di Sombaopu. Maka Tahun 1639 Pihak VOC Melalui William Verbecq Merampas Perahu Yang Penuh Kayu Cendana Dan Akhirnya Pihak VOC Harus Membayar Ganti Rugi Sebesar 6240 Ringgit. Pada Tahun 1646 Terjadi Lagi Perampasan Yang Dilakukan Oleh VOC. Namun Semasa Gubernur Jenderal Cornelis Van Der Lijn, Hubungan Antara VOC Dengan Gowa Berlansung Baik. Akhirnya Tahun 1651 Pertempuran Muncul Kembali Yang Disebabkan Tindakan Sewenang- Wenang Yang Dilakukan VOC Terhadap Rakyar Maluku. Selanjutnya Tahun 1652 Terjadilah Pertempuran Antara VOC Di Pimpin De Vlamight Van Outshoorn Melawan Rakyat Maluku Yang Dibantu Rakyat Gowa. Tahun 1653 Sultan Muhammad Said Wafat, Lalu Digantikan Oleh Sultan Hasanuddin. Semasa Pemerintahan Sultan Hasanuddin Hubungan VOC Dengan Gowa Semakin Tegang, Hal Tersebut Disebabkan Oleh Pihak Gowa Tidak Mau Mengakui VOC Sebagai Yang Dipertuan Di Kepulauan Maluku. Maka Tahun 1645 -1655 Terjadi Pertempuran Di Sulawesi Selatan, Kepulauan Maluku,Pulau Buru Dan Pulau Seram. Akhirnya Tahun 1655 Sultan Hasanuddin Berhasil Mengalahkan VOC Di Pulau Buton. Kemudian, Sultan Hasanuddin Kembali Ke Gowa. Pada Tanggal 2 Februari 1656 Diadakan Perjanjian Perjanjian Antara VOC Dengan Gowa , Namun Sultan Hasanuddin Merasa Sanksi Terhadap Perjanjian Tersebut Yang Diakibatkan Oleh Kelicikan Yang Dilakukan VOC Seperti Rakyat Maluku Yang Terkenal Sebagai Penghasil Rempah Rempah Kemakmuran Tidak Dapat Terwujud Akibat Datangnya VOC. Maka Antara VOC Dengan Sultan Hasanuddin Selalu Mengadakan Perjanjian- Perjanjian Perdamaian.[5]

C. Perkembangan Kolonial Di Banten Pada Tahun 1596, Belanda Tiba Di Banten Dengan Menggunakan Empat Buah Kapal Di Bawah Pimpinan Cornelis De Houtman. Dengan Kedatangan VOC Maka Timbul Persaingan Antara Banten Dengan VOC. Akibatnya Tahun 1619 Ibukota Banten Jayakarta Jatuh Ke VOC. Pada Tahun 1603 Pihak VOC Memperoleh Hak Membuka Kantor Dagang Di Banten Maka Nama Jayakarta Diubah Menjadi Batavia Pada Tahun 1619.[6] Adapun Langkah-Langkah Yang Dilakukan VOC Adalah Mengadakan Blokade Terhadap Pelabuhan Banten Dan Melarang Jungjung Dari Cina Serta Perahu Dari Maluku Untuk Berdagang Di Banten Dengan Tindakan Yang Dilakukan Oleh VOC Tersebut Maka Sultan Ageng Tirtayasa Mengadakan Tindakan Balasan Terhadap VOC Dengan Cara Merusak Kapal-Kapal Belanda Pada Tahun 1655 Dan Merusak Perkebunan Milik VOC. Namun, Dengan Tipu Daya VOC Maka Di Internal Banten Terjadi Perselisihan Yaitu Antara Sultan Ageng Tirtayasa Dengan Sultan Haji.[7] Maka Banten Dapat Dikuasai Oleh Sultan Haji Yang Mendukung VOC, Dengan Demikian Kedudukan VOC Semakin Kuat. Akhirnya Pada Awal Abad Ke-19 Terjadi Konflik Antara VOC Pimpinan Daendels Dengan Banten Yang Dimenangkan Oleh VOC,Maka Sultan Banten Dibuang Ke Surabaya. Akhirnya, Pedagang Asing Pindah Berlabuh Dari Banten Ke Batavia.[8] Banten Dihancurkan Dan Tidak Ada Lagi Pusat Kekuasaan Dan Niaga Antar Bangsa Di Banten.

D. Perkembangan Kolonial Di Mataram Kerajaan Mataram Adalah Satu-Satunya Yang Menjadi Lawan Paling Berat Bagi VOC. Hal Tersebut Disebabkan Karena Kerajaan Mataram Memiliki Wilayah Kekuasaan Yang Sangat Luas, Pemasok Beras Yang Paling Besar Bagi Belanda Dan Kerajaan Mataram Merupakan Penghasil Kayu Yang Berguna Untuk Pembuatan Kapal. Dalam Perkembangannya, VOC Mendapat Perlawanan Dari Mataram Yang Dipimpin Oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma. Dalam Pemerintahan Sultan Agung Kerajaan Mataram Mencapai Puncak Kejayaan. Kekuasaan Mataram Mencapai Wilayah Hampir Seluruh Jawa. Sultan Agung Melakukan Strategi Dalam Bidang Politik,Militer,Ekonomi Dan Kebudayaan. Adapun Langkah Yang Dilakukan Oleh Sultan Agung Adalah Memindahkan Penduduk Jawa Tengah Ke Karawang Untuk Bertani, Menyesuaikan Kebudayaan Indonesia Asli Dengan Hindu Dan Islam Seperti Gerebeg Yang Disesuaikan Dengan Kelahiran Nabi Muhammad Saw.. Pada Tahun 1645 Sultan Agung Wafat Dengan Meninggalkan Kerajaan Mataram Dalam Keadaan Kokoh, Aman, Dan Makmur. Selanjutnya, Pemerintahan Kerajaan Mataram Dipegang Oleh Putranya Yang Bergelar Amangkurat I. Pada Masa Pemerintahan Amangkurat I Banyak Terjadi Kekejaman Dan Pembunuhan. Pada Tahun 1674 Timbullah Perang Trunajaya Yang Didukung Oleh Ulama, Bangsawan Dan Putra Mahkota.[9] Setelah Perang Tersebut Keadaan Amangkurat I Jatuh Sakit Dan Akhirnya Wafat. Pemerintahan Selanjutnya Dipegang Oleh Amangkurat II Yang Memerintah Tahun 1677-1703. Dalam Menjalankan Pemerintahan Amangkurat II, Keberadaan VOC Sangat Dominan. VOC Membantu Amangkurat II Dalam Melawan Trunajaya. VOC Dalam Membantu Amangkurat II Memiliki Kompensasi Yaitu Mataram Harus Menggadaikan Pelabuhan Semarang Dan Mataram Harus Mengganti Kerugian Akibat Perang. Namun, Untuk Mengganti Kerugian Tersebut Mataram Mengalami Kesulitan Keuangan. Maka, Amangkurat II Melakukan Langkah Yaitu Mendukung Surapati Yang Menjadi Musuh Dan Buron VOC. Sehingga, Hubungan Amangkurat II Dan VOC Semakin Tegang Dan Memanas. Puncak Dari Ketegangannya Adalah Ketika Amangkurat II Wafat Dan Digantikan Oleh Amangkurat III. Amangkurat III Memiliki Sifat Yang Menentang VOC, Maka Dengan Langkah Yang Cepat VOC Melakukan Langkah Untuk Melawan Amangkurat III Tersebut. Langkah Tersebut Adalah Menolak Penobatan Amangkurat III Sebagai Raja Mataram, Dan Memilih Pangeran Puger Yang Bergelar Paku Buwono I Untuk Menjadi Raja Mataram. Dengan Kejadian Tersebut Maka Terjadilah Perang Saudara Yang Pada Akhirnya Dimenangkan Oleh Paku Buwono I Dengan Konsekuensi Paku Buwono I Harus Membayar Ongkos Perang Dengan Menyerahkan Daerah Priangan, Cirebon, Dan Madura Bagian Timur Ke Pihak VOC. Pada Tahun 1719 Paku Buwono I Wafat Dan Digantikan Oleh Amangkurat IV Yang Bergelar Sunan Prabu. Dalam Masa Pemerintahan Amangkurat IV Sering Terjadi Pemberontakan Sehingga Hal Tersebut Dimanfaatkan Oleh VOC Untuk Ikut Campur. Maka, VOC Melakukan Langkah Yaitu Membantu Amangkurat IV Untuk Menyelesaikan Pemberontakan.

Amangkurat IV Wafat Pada Tahun 1727 Lalu Digantikan Oleh Paku Buwono II . Pada Masa Pemerintahan Paku Buwono Terjadi Pemberontakan China Terhadap VOC. Dalam Peristiwa Tersebut Paku Buwono II Memihak Kepada China. Namun Dalam Peperangan Tersebut Dimenangkan Oleh Pihak VOC, Dengan Demikian Paku Buwono Berbalik Mendukung VOC . Maka Hubungan VOC Dengan Paku Buwono II Semakin Harmonis. Dengan Adanya Kejadian Tersebut, Maka Bangsawan Menolak Hubungan Paku Buwono II Dengan VOC , Muncullah Pemberontakan Untuk Melawan Kebijakan Paku Buwono Tersebut. Pemberontakan Tersebut Antara Lain Pemberontakan Yang Dipimpin Oleh Raden Mas Said Dan Akhirnya Pemberontakan Bisa Diatasi Oleh Pangeran Mangkubumi Yang Dijanjikan Oleh Paku Buwono II Akan Diberi Tanah Di Sukowati, Namun Hal Tersebut Tidak Ditepati Oleh Paku Buwono. Maka Mangkubumi Dan Raden Mas Said Bersama-Sama Melawan Paku Buwono II, Akhirnya Paku Buwono Wafat. Kemudian Pemerintahan Di Pegang Oleh Paku Buwono III Yang Diangkat Atas Inisiatif VOC. Dalam Perjalananan Pemerintahannya Banyak Terjadi Pemberontakan. Namun, Dalam Pemerintahan Ini Antara Mangkubumi Dan Raden Mas Said Terjadi Perpecahan. Dengan Kondisi Tersebut Keadaan VOC Tidak Menentu. Untuk Menyelesaikan Permasalahan Tersebut Maka Diadakan Perjanjian Giyanti.[10]

II. Dampak Praktek Kolonial Di Indonesia A. Dalam Bidang Politik Dalam Bidang Politik VOC Memiliki Pengaruh Yang Besar Terhadap Peta Politik Di Indonesia. Dalam Melakukan Praktek Colonial VOC Menggunakan Berbagai Langkah Untuk Menguasai Politik Di Indonesia. Contoh Langkah Langkah Yang Dilakukan Oleh VOC Dalam Bidang Politik Antara Lain : 1. Membagi Wilayah-Wilayah Yang Ada Di Indonesia Menjadi Beberapa Bagian. Pembagian Daerah Tersebut Bertujuan Untuk Mempermudah Koordinasi Dari Tingkat Pusat Ke Daerah. Pada Saat Ini Dikenal Dengan Adanya Otonomi Daerah Yang Bertujuan Untuk Meningkatkan Kualitas Daerah Tersebut. 2. Membuat Produk Hukum Yang Berguna Untuk Memperlancar Kegiatan VOC Di Indonesia. Adapun Produk Hukum Tersebut Adalah Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Dan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Sampai Saat Ini Banyak Produk Hukum Tersebut Masih Digunakan Dalam Menyelesaikan Permasalahan Yang Berkaitan Dengan Hukum Pidana Atau Hukum Perdata. 3. Mempengaruhi Raja-Raja Yang Berkuasa Di Indonesia Dalam Menentukan Kebijakan. Hal Tersebut Memiliki Dampak Yang Berpengaruh Terhadap Keberadaan Kerajaan Tersebut, Apabila Kerajaan Tersebut Sudah Terpengaruh Oleh VOC Maka Kerajaan Tersebut Dalam Melakukan Kebijakan Sangat Dipengaruhi VOC Sehingga Kebijakan Tersebut Menguntungkan VOC.

B. Dalam Bidang Sosial Budaya Keberadaan VOC Di Indonesia Mempengaruhi Keadaan Sosial Budaya Indonesia. Hal Tersebut Memunculkan Perubahan Perubahan Yang Menimbulkan Permasalahan Baru Di Indonesia. Contoh Dampak Yang Ditimbulkan Oleh VOC Di Bidang Sosial Budaya Antara Lain : 1. Munculnya Stratifikasi Yaitu Adanya Kelas Eropa Barat, Timur Asing Dan Kelas Pribumi 2. Adanya Difusi Dan Asimilasi Budaya Contoh : Seorang Raja Yang Memakai Pakaian Jas,Celana Yang Dipakai Oleh Raja Adanya Jamban Yang Sebelum VOC Masyarakat Buang Air Besar Ke Sungai Maka Setelah VOC Dikenalkan Isilah Jamban. C. Dalam Bidang Ekonomi Keberadaan VOC Di Indonesia Berpengaruh Terhadap Perekonomian Indonesia. Adapun Langkah Yang Dilakukan Oleh VOC Adalah Memonopoli Kekayaan Indonesia Yang Berupa Lada, Pala Dan Gula. Contoh Dampak VOC Dalam Bidang Ekonomi Antara Lain: Memonopoli Emas Yang Dilakukan Oleh PT Freepot Yang Sampai Saat Ini Masih Dikuasai Pihak Asing. D. Dalam Bidang Teknologi Dalam Bidang Teknologi VOC Memiliki Peninggalan Yang Bermanfaat Bagi Perkembangan Teknologi Indonesia. Teknologi Yang Dihasilkan Oleh VOC Bermanfaat Bagi Perkembangan Kehidupan Masyarakat Indonesia. Sehingga Dalam Bidang Teknologi Ini Banyak Peninggalan Yang Sampai Saat Ini Masih Dimanfaatkan Oleh Masyarakat Indonesia.Contoh Dampak VOC Dalam Bidang Teknologi Antara Lain : 1. Adanya Alat Tulis Dan Pensil Tahun 1913 , Pensil Berawal Dari Persediaan Jawata Kerata Api. Jenis Pensil Yang Tinta Yang Pertama Bernama Johan Fabers No 400 2. Kereta Jenazah Dari Trem Aceh 3. Mobil Tahun 1927 , Pabrik Baru Dibuka Di Tanjung Priok Oleh Oleh General Motor . Dalam Perkembangannya Tahun 1939 Di Jawa Ada 37.500 Mobil, Di Batavia Ada 7557 Mobil, Di Bandung Ada 4945 Mobil. 4. Penyiram Tanaman , Yang Berfungsi Untuk Merawat Jalan-Jalan Modern.

5. Lampu Sorot 6. Mesin-Mesin Giling Jalan Yang Bermanfaat Bagi Perbaikan Jalan ,Dengan Alat Tersebut Maka Jalan Jalan Yang Ada Di Indonesia Semakin Baik Kualitasnya. 7. Mikroskop Untuk Mengetahui Sidik Jari, Dengan Sidik Jari Maka Segala Bentuk Kejahatan Dapat Diidentifikasi Pelaku Yang Melakukan Kejahatan Tersebut. E. Dalam Bidang Pembangunan Dan Transportasi Dalam Bidang Pembangunan Dan Transportasi, Maka VOC Memberikan Dampak Yang Positif Bagi Pembangunan Di Indonesia. Melalui Pembangunan Tersebut, Maka VOC Bisa Cepat Dalam Melakukan Distribusi Rempah Rempah Untuk Dikirim Ke Negeri Belanda. Contoh Dampak Yang Ditimbulkan Oleh VOC Dalam Bidang Pembangunan Dan Transportasi : 1. Adanya Jalan Jalan Yang Bersih Dan Keras.[11] Jalan Jalan Tersebut Berawal Dari Pembukaan Lahan Untuk Pejalan Kaki, Dengan Bertambahnya Kebutuhan Maka Jalan Jalan Terseburt Diperluas Dan Ditata. Maka Sejak Awal Abad Ke19 ,Jalan Raya Pos Daendels Telah Digunakan Untuk Menghubungkan Jawa Dari Arah Barat Ke Timur. Namun Jalan Jalan Tersebut Tidak Memadai Untuk Kebutuhan Transportasi Maka Dibangunlah Jalur Rel Kereta Api. Tahun 1888 Di Jawa Sudah Memiliki Delapan Jalur Utama Kereta Api. Tahun 1899 Dibangun Trem Listrik, Dalam Perkembangannya Tahun 1909 Jalur Trem Tersebut Sepanjang 14 Km. 2. Klub Sosial Harmonie Di Batavia Tahun 1890 Harmonie Yaitu Gedung Yang Didirikan Tahun 1814 ,Ada Ruang Bilyat, Ruang Kartu, Lapangan Bowling. Gedung Tersebut Bertujuan Untuk Tempat Berkunjung Dan Menjelajah. F. Dalam Bidang Media Massa Dalam Bidang Media Massa VOC Mempunyai Pengaruh Yang Kuat Akan Keberadaan Media Massa. Dalam Perkembangannya Terbitlah Surat Kabar Yang Pertama.[12] Dengan Munculnya Surat Kabar Tersebut Maka Terjadi Perubahan Pola Komunikasi Dari Komunikasi Lisan Menjadi Komunikasi Cetak Yang Bersifat Massal Dan Impersonal. Sehingga Dengan Perkembangan Tersebut , Masyarakat Jawa Muncul Modernisasi.[13] Dengan Perkembangan Yang Pesat Tersebut Maka Didirikanlah Perusahaan Pers Yang Terbesar Yang Bernama ANETA.[14] Contoh Media Massa Yang Terdapat Selama VOC Berkuasa Di Indonesia Antara Lain :
y

Pers Kolonial Berbahasa Belanda Di Jawa

Pada Masa Ini VOC Berada Di Bawah Pemerintahan Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Terbitlah Surat Kabar Di Batavia Yang Bernama Memorie Der Nouvelles.[15]

Pers Berbahasa Belanda Di Batavia

Pada Masa Ini Muncul Undang Undang Pers Reglement Opde Drukwerken In Nederladsch Indie Pada Tahun 1856 Yang Mengatur Tentang Pers. Selanjutnya Pada Tahun 1851 Bruining Diberi Kebebasan Menerbitkan Het Bataviaosche Advertentieblad.
y y y

Pers Berbahasa Belanda Di Semarang Seperti De Locomotief Pers Berbahasa Belanda Di Solo Dan Yogyakarta Seperti De Vorstenlanden , De Solo Post Pers Berbahasa Belanda Di Surabaya Seperti Soerabaiaasche

Daftar Pustaka : Arahkiri2009.Blogspot.Com./2008/12/Jurnalisme Dan Anti Kolonialisme.Html Jurnal Ekonomi Rakyat , Notulensi Seminar Seri V: Sejarah Melawan Politik Pertanian 13 Maret 2002 Jurnal Ilmu Politik.. Jakarta. 1989.AIPI Dan LIPI. PT Gramedia. Jurnal Kajian Wilayah Eropa. Volume II,No 2/2006. Uni Eropa Di Mata Para Mitra. Jurnal LSU Edisi Perdana Maret 2009. Lembaga Studiurban.Multiply.Com/Journal /Item/8/Kolonialisme. Clark, Robert P. 1986. Menguak Kekuasaan Dan Politik Di Dunia Ketiga.Edisi Ke 3. Jakarta : Erlangga. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1995. Banten Kota Pelabuhan Jalan Sutra. Jakarta : Proyek Inventarisasi Dan Dokumentasi Sejarah Nasional.

You might also like