You are on page 1of 8

Kalimat majemuk setara

Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat. Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni: Konjungsi penggabungan penguatan/Penegasan pemilihan berlawanan urutan waktu Jenis dan bahkan atau tetapi, sedangkan, melainkan kemudian, lalu, lantas

Kalimat majemuk bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat. Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yakni: Konjungsi syarat tujuan perlawanan (konsesif) penyebaban pengakibatan cara alat perbandingan penjelasan kenyataan Contoh: Jenis jika, kalau, manakala, andaikata, asal(kan) agar, supaya, biar walaupun, kendati(pun), biarpun sebab, karena, oleh karena maka, sehingga dengan, tanpa dengan, tanpa seperti, bagaikan, alih-alih bahwa padahal

1. Kemarin ayah mencuci motor. (induk kalimat) 2. Ketika matahari berada di ufuk timur. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu) Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1) Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2) 1. Gadis yang memakai baju kuning itu. (anak kalimat pengganti subjek) 2. Gadis datang ke pesta pernikahan. Gadis yang memakai baju kuning itu datang ke pesta pernikahan

Kalimat majemuk campuran


Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat. Contoh: 1. Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1) 2. Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)

3. Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu) Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya. (kalimat majemuk campuran)

Kalimat Majemuk
Senin, 30 Agustus 2010 22:25 | Author: Binagus.net | Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua pola kalimat tunggal atau lebih Kalimat majemuk dapat dibentuk dari gabungan beberapa buah kalimat tunggal. Pembentukan kalimat majemuk ada yang memerlukan kata penghubung ada pula yang tidak. Kalimat majemuk dibedakan menjadi 1. Kalimat Majemuk Setara 2. Kalimat Majemuk Rapatan 3. Kalimat Mejemuk Bertingkat 4. Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat Majemuk Setara


Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk dimana hubungan antar unsurunsurnya sederajat. Kalimat majemuk setara terdiri dari : 1. Kalimat majemuk penjumlahan ditandai dengan kata sambung lalu, lagi, kemudian, dan. Contoh : Kakak membaca buku, kemudian menulis surat. 2. Kalimat majemuk pemilihan ditandai dengan kata sambung atau. Contoh : Ibu membeli ikan atau ayam. 3. Kalimat majemuk pertentangan ditandai dengan kata penghubung tetapi, melainkan. Contoh : Ayah tidak pergi ke kantor melainkan ke rumah sakit.

Kalimat Majemuk Rapatan


Kalimat majemuk rapatan adalah kalimat majemuk setara yang bagianbagiannya dirapatkan. Hal tersebut terjadi karena kata-kata yang dirapatkan pada bagian-bagian kaliamat itu memiliki fungsi yang sama. Perapatan dilakukan dengan menghilangkan salah satu fungsi kalimat yang sama. 1. Kalimat majemuk rapatan subjek

Contoh : Pak Adi guru mengaji. Pak Adi ketua RT. Pak Adi guru mengaji dan ketua RT. 2. Kalimat majemuk rapatan predikat. Contoh : Kiki pandai bermain bola. Galih pandai bermain bola. Kiki dan Galih pandai bermain bola. 3. Kalimat majemuk rapatan keterangan. Contoh : Sore hari kakak menyiram bunga. Sore hari adik menyapu halaman. Sore hari kakak menyiram bunga dan adik menyapu halaman.

Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang hubungan antar unsurunsurnya tidak sederajat. Salah satu unsurnya sebagai induk kalimat. Unsur lainnya sebagai anak kalimat. Jenis-jenis kalimat mejemuk bertingkat : 1. Kalimat majemuk hubungan pengandaian, ditandai dengan kata penghubung jika, seandainya, andaikan. Contoh : Jika tidak hujan, saya akan datang ke rumahmu. 2. Kalimat majemuk hubungan perbandingan, ditandai dengan kata sambung ibarat, seperti, bagaikan, daripada, laksana. Contoh : Doni lebih senang bermain sepakbola daripada bermain basket. 3. Kalimat majemuk hubungan penyebabab, ditandai dengan kata sambung sebab, karena, oleh karena Contoh : Amir tidak masuk sekolah karena sakit. 4. Kalimat majemuk hubungan akibat, ditandai dengan kata sambung sehingga, sampai-sampai, maka. Contoh : Ia bekerja terlalu keras sehingga jatuh sakit. 5. Kalimat majemuk hubungan cara, ditandai dengan kata sambung dengan. Contoh : Sari dapat mempertahankan prestasinya dengan cara berlatih dengan giat.

6. Kalimat majemuk hubungan penjelasan, ditandai dengan kata sambung bahwa, yaitu. Contoh : Pak Madi telah menggemburkan tanah, yaitu dengan mencangkul tanah itu sampai kedalaman 10 centimeter. 7. Kalimat majemuk hubungan waktu, ditandai dengan kata sambung ketika, sewaktu, semasa. Contoh : Ibu selesai memasak ketika saya pulang sekolah.

KALIMAT MAJEMUK CAMPURAN


Kalimat majemuk campuran merupakan gabungan dari kelimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat majemuk campuran dibentuk sekurang-kurangnya oleh tiga kalimat tunggal. Contoh : Adik selesai mengerjakan PR ketika ayah datang dari kantor dan ibu selesai memasak. B. Kalimat Majemuk Bertingkat a. Batasan Kalimat Majemuk bertingkat ialah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukanya tidak setara/ sederajat, yakni yang satu menjadi bagian yang lain. b. Proses Terjadinya Kalimat Majemuk Bertingkat Kalimat majemuk bertingkat sesungguhnya berasal dari sebuah kalimat tunggal. Bagian dari kalimat tunggal tersebut kemudian diganti atau diubah sehingga menjadi sebuah kalimat baru yang dapat berdiri sendiri. Bagian kalimat majemuk bertingkat yang berasal dari bagian kalimat tunggal yang tidak mengalami pergantian/ perubahan dinamakan induk kalimat, sedang bagian kalimat majemuk yang berasal dari bagian kalimat tunggal yang sudah mengalami penggantian/ peubahan dinamakan anak kalimat. Contoh: Ia datang kemarin. Kalimat tunggal tersebut ialah kalimat tunggal yang mempunyai keterangan waktu: kemarin. Jika kata kemarin diganti/ diubah menjadi kalimat yang dapat berdiri sendiri, yakni diubah/ diganti dengan kalimat: ketika orang sedang makan, maka berubahlah kalimat tunggal tersebut menjadi kalimat majemuk bertingkat sebagai berikut: Ia datang, ketika orang sedang datang. Perkataan: ia datang (yang tidak pernah mengalami perubahan/ pergantian) dinamai induk kalimat, sedang perkataan: ketika orang sedang makan (yang mengubah/ mengganti kata kemarin) dinamai anak kalimat. c. Macam Anak Kalimat Ada bermacam-macam anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat. Hal itu

bergantung kepada bagian kalimat tunggal mana yang diubh/ digantinya. Karena itu macam anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat dapat diperinci sebagai berikut: 1. Anak kalimat pengganti subyek Contoh: Siapa bersalah, akan dihukum. Yang mencuri sepeda saya, telah ditangkap polisi. Contoh uraian kalimat: Yang mencuri sepeda saya, telah ditangkap polisi. G Kalimat tersebut ialah kalimat majemuk bertingkat G A. Telah ditangkap polisi = induk kalimat Ditangkap = predikat Polisi = obyek/ pelengkap pelaku Telah = keterangan waktu/ keterangan modalitas. B. Yang mencuri sepeda saya = anak kalimat pengganti subyek Yang = subyek Mencuri = predikat Sepeda saya = obyek/ pelengkap penderita Catatan: Tiap kali hendak menguraikan kalimat majemuk bertingkat, hendaknya lebih dulu diusahakan mencari/ menyelidiki kalimat tunggal mana yang menjadi asal kalimat majemuk bertingkat itu. Dengan cara itu kita akan mudah mencari induk kalimat dan anak kalimat dari kalimat majemuk bertingkat yang hendak kita uraikan. 2. Anak kalimat pengganti predikat Anak kalimat pengganti predikat hanya terdapat pada kalimat nominal. Contoh: Rumah itu batu. (kalimat tunggal) Rumah itu bahannya terbuat dari benda keras. (kalimat majemuk bertingkat) 3. Anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap penderita Contoh: Basir mencintai Nova. (kalimat tunggal) Basir mencintai yang sangat dikasihinya. (kalimat majemuk bertingkat) 4. Anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap pelaku Contoh: Ali ditikam oleh penjahat. (kalimat tunggal) Ali ditikam oleh orang yang menggedor pintu rumahnya semalam. (kalimat majemuk bertingkat) 5. Anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap penyerta Contoh: Norief memberikan uang kepada anaknya. (kalimat tunggal) Norief memberikan uang kepada yang menumpang di Surabaya. (kalimat majemuk

bertingkat) 6. Anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap berkata depan Contoh: Ia rindu kepada ibunya. (kalimat tunggal) Ia rindu kepada yang memeliharanya sejak kecil. (kalimat majemuk bertingkat) 7. Anak kalimat pengganti obyek pasangan Contoh: Kami telah berunding dengan Bpk. Susilo Bambang Yudhoyono. (kalimat tunggal) Kami telah berunding dengan yang memimpin negara Indonesia. (kalimat majemuk bertingkat) 8. Anak kalimat pengganti obyek alat Contoh: Norief bersenjatakan pena. (kalimat tunggal) Norif bersenjatakan yang dibuat untuk menulis. (kalimat majemuk bertingkat) 9. Anak kalimat pengganti keterangan tempat Contoh: Henny pergi ke pasar. (kalimat tunggal) Henny pergi ke yang dikunjungi orang tiap hari. (kalimat majemuk bertingkat) 10. Anak kalimat pengganti keterangan waktu Contoh: Anis datang kemarin. (kalimat tunggal) Anis datang ketika orang sedang sholat. (kalimat majemuk bertingkat) 11. Anak kalimat pengganti keterangan sebab Contoh: Basir tidak berkuliah karena sakit. (kalimat tunggal) Basir tidak berkuliah karena jiwanya terganggu. (kalimat majemuk bertingkat) 12. Anak kalimat pengganti keterangan alasan Contoh: Saya tidak pergi karena hujan. (kalimat tunggal) Saya tidak pergi karena suasana yang tidak mengizinkan. (kalimat majemuk bertingkat) 13. Anak kalimat pengganti keterangan akibat Contoh: Basir dianiaya sehingga sakit. (kalimat tunggal) Basir dianaya sehingga badannya terbaring. (kalimat majemuk bertingkat) 14. Anak kalimat pengganti keterangan alat Contoh: Ia menikam dengan pisau. (kalimat tunggal) Ia menikam dengan yang dibelinya kemarin. (kalimat majemuk bertingkat) 15. Anak kalimat pengganti keterangan asal Contoh: Sepatunya Norief terbuat dari emas. (kalimat tunggal)

Sepatunya Norief terbuat dari bahan yang diinginkannya. (kalimat majemuk bertingkat) 16. Anak kalimat pengganti keterangan syarat Contoh: Kalau begitu, saya tidak mau mengajak . (kalimat tunggal) Kalau kamu nakal, saya tidak mau mengajak. (kalimat majemuk bertingkat) 17. Anak kalimat pengganti keterangan tujuan Contoh: Tora Sudiro belajar keras agar lulus. (kalimat tunggal) Tora Sudiro belajar keras agar cita-citanya tercapai. (kalimat majemuk bertingkat) 18. Anak kalimat pengganti keterangan kualitas Contoh: Boneng tersenyum manis. (kalimat tunggal) Boneng tersenyum seperti yang kita lihat. (kalimat majemuk bertingkat) 19. Anak kalimat pengganti keterangan perihal Contoh: Dengan tertawa ia menjawab pertanyaan itu. (kalimat tunggal) Dengan mulut tertawa lebar ia menjawab pertanyaan itu. (kalimat majemuk bertingkat) 20. Anak kalimat pengganti keterangan perlawanan Contoh: Meskipun mendung, ia berangkat juga. (kalimat tunggal) Meskipun cuaca buruk, ia berangkat juga. (kalimat majemuk bertingkat) 21. Anak kalimat pengganti keterangan kuantitas Contoh: Mereka berjalan seratus kilometer. (kalimat tunggal) Mereka berjalan jauh sekali jaraknya. (kalimat majemuk bertingkat) 22. Anak kalimat pengganti keterangan derajat Contoh: Udara itu dingin sekali. (kalimat tunggal) Uadara itu tak terperikan rasanya. (kalimat majemuk bertingkat) 23. Anak kalimat pengganti keterangan modalitas Contoh: Mungkin ia meninggal di sana. (kalimat tunggal) Desas-desus tersiar ia meninggal di sana. (kalimat majemuk bertingkat) 24. Anak kalimat pengganti keterangan perbandingan Contoh: Paimo lebih rajin daripada Mopai. (kalimat tunggal) Paimo lebih rajin daripada orang yang mirip dengannya itu. (kalimat majemuk bertingkat) 25. Anak kalimat pengganti keterangan perwatasan Contoh:

Semua tahanan dibebaskan, kecuali Basir. (kalimat tunggal) Semua tahanan dibebaskan, kecuali yang berseragam merah jambu itu. (kalimat majemuk bertingkat) Cataanak kalimat pengganti obyek/ pelengkaptan: Dalam kalimat majemuk bertingkat kadang-kadang dipergunakan kalimat langsung dan kalimat tak langsung. G Kalimat langsung Ali mengatakan, saya pergi kemarin. Kata Ali saya pergi kemarin. G Kalimat tak langsung Ali mengatakan bahwa ia pergi kemarin. Kata Ali, ia pergi kemarin. d. Cucu Kalimat Dalam kalimat majemuk bertingkat kadang-kadang terdapat cucu kalimat, yaitu anak dari anak kalimat. Cucu kalimat tersebut terjadi jika bagian kalimat dari anakkalimat diubah/ diganti menjadi sebuah kalimat yang dapat berdiri sendiri. Contoh: Norief menyepak bola. (kalimat tunggal) Ia menyepak yang disenangi oleh adiknya. (kalimat majemuk bertingkat yang mempunyai anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap penderita) Ia menyepak yang disenangi oleh yang memakai baju baru itu. (kalimat majemuk bertingkat yang mempunyai cucu kalimat pengganti obyek/ pelengkap pelaku pada anak kalimat)

makin.makin. kian.kian. tidak hanya.tetapi juga. sedemikian rupa.sehingga. baik.maupun.

You might also like