You are on page 1of 30

LAPORAN KERJA PRAKTEK PERBAIKAN TATA LETAK BAHAN BAKU UTAMA BERDASARKAN POPULARITAS BAHAN PADA WAREHOUSE PT.

FRISIAN FLAG INDONESIA PASAR REBO, JAKARTA

Disusun Oleh: Widha Septi Dwi Utami 08/268922/TP09203

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2011

PERBAIKAN TATA LETAK BAHAN BAKU UTAMA BERDASARKAN POPULARITAS BAHAN PADA WAREHOUSE PT. FRISIAN FLAG INDONESIA PASAR REBO, JAKARTA

A. Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah Dalam aktivitas industri diperlukan sebuah produktifitas yang didukung dengan adanya efektifitas dan efisiensi kerja guna mendapatkan performansi yang tinggi. Gudang merupakan salah satu contoh fasilitas yang harus selalu ditingkatkan dalam hal efisiensi dan efektifitas fungsi gudang, sehingga dapat tercapai performansi yang bagus. Salah satu permasalahan yang tidak boleh dipandang sebelah mata adalah pengaturan tata letak barang di gudang sesuai dan ketersediaan space gudang yang dapat menghambat proses produksi dikarenakan fungsi gudang tidak berjalan normal. Salah satu penyebabnya adalah tidak adanya pengaturan khusus mengenai tata letak dan adanya fluktuasi kebutuhan bahan baku dalam setiap bulannya, sehingga kapasitas yang dibutuhkan secara otomatis akan merubah seluruh kebutuhan space gudang. Sesuai dengan fungsinya gudang bahan baku merupakan tempat melakukan aktivitas penerimaan dan penyimpanan serta transfer bahan baku menuju tempat produksi. Apabila penerimaan dan penyimpanan melebihi kapasitas gudang yang ada, maka perlu dilakukan pengaturan alokasi space sesuai dengan komposisi bahan baku yang di butuhkan untuk produksi. Selain dilakukan pengaturan alokasi space, perlu dilakukan pengaturan aliran bahan baku yang seimbang. Sehingga tidak ada bahan baku yang disimpan ketika dilakukan penerimaan bahan baku pada kurun waktu transfer berikutnya. Dengan adanya pengaturan alokasi space dan aliran bahan baku yang seimbang maka performansi gudang akan dapat menjamin kinerja proses produksi. Apabila kinerja proses produksi bagus maka tidak akan terjadi keterlambatan produksi ataupun pemborosan yang disebabkan oleh aktivitas gudang yang terlalu banyak.

PT. Frisian Flag Indonesia Plant-Pasar Rebo merupakan sebuah industri yang bergerak di bidang pengolahan produk susu. Produk yang diproduksi di PT Frisian Flag Indonesia Plant Pasar Rebo merupakan produk susu bubuk dan susu kental manis. PT Frisian Flag Plant Pasar Rebo memiliki departemen warehouse, yang bertanggung jawab dalam penanganan bahan baku untuk produksi, yang meliputi aktivitas penyimpanan dan penyiapan. Masalah yang terjadi saat ini pada departemen warehouse PT Frisian Flag Indonesia adalah tidak ada pengaturan khusus mengenai penempatan bahan baku dan alokasi luas gudang yang kurang sesuai untuk area raw material. Masalah tersebut menyebabkan terjadinya hambatan pada aliran bahan dan kurang luasnya area gudang yang digunakan. Hal tersebut berdampak pada kurang lancarnya pelaksanaan prosedur FIFO (first in first out) pada proses pengambilan bahan baku. Dengan ada maasalah tersebut, maka perlu dilakukan penelitian ulang untuk mengidentifikasi masalah dalam tata letak diwarehouse PT Frisian Flag Indonesia Plant-Pasar Rebo, agar dapat diperoleh usulan tata letak bahan baku yang optimum.

b. Permasalahan Permasalahan yang akan dibahas pada pelaksanaan kerja praktek di PT. Frisian Flag Indonesia yaitu bagaimana menentukan tata letak bahan baku dan kebutuhan space yang optimal agar proses penyimpanan dan pemindahan bahan baku dapat dilakukan dengan baik dan lancar, sehingga resiko hambatan aliran bahan maupun kerusakan bahan dapat dihindari. Penyimpanan bahan yang kurang baik dapat menyebabkan kerusakan bahan baku, dan pemindahan bahan yang tidak lancar akan menyebabkan proses produksi terhambat. Oleh karena itu diperlukan perancangan tata letak dan pengalokasian luas bahan baku yang tepat.

c. Batasan Masalah Dalam hal ini, masalah yang dibahas dibatasi pada :

a. Tempat yang dijadikan objek kajian adalah warehouse PT Frisian Flag Indonesia, terutama pada area raw material. b. Objek penelitian merupakan penerimaan dan transfer 4 raw material utama yang digunakan untuk proses produksi susu bubuk, yaitu gula, skimmed milk powder (SMP), buttermilk powder (BMP), dan whey permeate consence (WPC), selama bulan Januari 2010 hingga Januari 2011.

d. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan usulan perbaikan pengaturan tata letak dan alokasi kebutuhan luas bahan baku di warehouse PT Frisian Flag Indonesia.

B. Landasan Teori 1. Persediaan Persediaan adalah sumber daya tertahan yang digunakan untuk proses lebih lanjut. Sumber daya tertahan ini dimaksudkan untuk mengatur kegiatan produksi pada sistem manufaktur atau sistem nonmanufaktur. Jadi yang termasuk persediaan meliputi sejumlah bahan-bahan, parts-parts yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi untuk memenuhi permintaan konsumen. Fungsi utama persediaan yaitu sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. Fungsi lain persediaan adalah sebagai stabilisator harga terhadap fluktuasi permintaan (Purnomo, 2004). Manajemen persediaan bahan dan komponen perlu, karena

(Reksohadiprodjo, 1986) : 1. Bahan-bahan dan komponen-komponen tidak dapat tersedia satu per satu pada waktu bahan-bahan dan komponen-komponen tersebut dibutuhkan. Apabila datangnya dalam jumlah yang banyak. perusahaan harus menanggung adanya persediaan tersebut.

2. Perlunya menghindari kekurangan persediaan supaya kualitas produksi terjamin.

2. Gudang Gudang atau storage merupakan tempat penyimpanan barang, baik bahan baku yang akan menjalani proses manufacturing, maupun barang jadi yang siap dipasarkan. Sedangkan pergudangan tidak hanya merupakan penanganan kegiatan barang menyimpan mulai dari barang saja, melainkan barang, proses

penerimaan

pencatatan,

penyimpanan, pemilihan, pelabelan, sampai dengan proses pengiriman barang. Melaui manajemen pergudangan maka akan dapat memperpendek jarak transportasi dan pendistribusian barang dan juga dapat meningkatkan frekuensi pengambilan item dan pengiriman ke pelanggan (Apple, 1997). Tujuan dari sistem penggudangan adalah untuk mengurus dan menyimpan barang-barang yang siap untuk didistribusikan dan disalurkan. Melalui perancangan gudang yang baik dapat meminimalkan biaya pengadaan dan pengoprasian sebuah gudang serta tercapai kelancaran pada proses pendistribusian barang dari gudang ke konsumen (Apple, 1997). Pergudangan dapat dibedakan menjadi 3 fungsi dasar yaitu (Francis, 1992): A. Movement (perpindahan) material yang terdiri dari : 1. Receiving (penerimaan) 2. Transfer (perpindahan) 3. Order Selection (melakukan penyeleksian barang-barang) 4. Shipping (pengiriman) B. Storage (penyimpanan) 1. Temporare (sementara) 2. Semi- permanen 3. Transfer informasi Menurut aliran kerja dari pergudangan, fungsi pergudangan merupakan rangkaian dari aktivitas-aktivitas berikut ini (Francis, 1992):

1. Receiving, yaitu melakukan penerimaan bahan dari pemasok 2. Prepackaging, setiap bahan yang diterima setelah dilakukan aktivitas administrasi (pencatatan material masuk) selanjutnya dilakukan pengepakan. Pengepkan bisa dilakukan satu per satu dari komponen, bisa juga dikombinasikan dengan komponen lainnya 3. Put-way, material yang sudah dilakukan pengepakan ditempatkan pada tempat penyimpanan sebelum dilakukan proses selanjutnya 4. Strorage/gudang, merupakan proses penahanan barang sambil

menunggu permintaan. Bentuk gudang tergantung ukuran dan kualitas item di dalam persediaan dan karakter dari proses pemindahan / penanganna produk. 5. Order Packing, merupakan proses pemindahan / pengambialn komponen dari tampat penyimpanan (misal dari palet rak), memilih dan mengetahui sejauh mana barang sesuai dengan permintaan. 6. Pengepakan dan atau pemberian harga. Proses ini dilakukan setelah proses pemungutan /barang dari tempat penyimpanan. Sama halnya dalam aktivitas prepacking, item-item barang baik secara individu maupun kombinasi dari beberapa item barang dilakukan pengepakan. Kemudian dilakukan penetapan daftar harga barang. 7. Sortation, merupakan proses penyortiran barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi pemasaran. 8. Proses pemuatan dan pengiriman. Sebelum dilakukan pengepakan dan pengiriman ke pelanggan, maka terlebih dahulu dilakukan pengecekan barang yang akan dilempar ke pasar. Kemudian di pak ke dalam kontainer yang sesuai, dengan meneliti dokumen-dokumen pengiriman termasuk packing list, pelabelan alamat dan bill of loading. Tugas ini menimbang berat untuk menentukan biaya pengiriman dan memuatnya ke dalam alat angkut.

Fungsi dari gudang beserta aliran yang terjadi di gudang dapat dilihat pada gambar berikut (Tompkins, et al, 2003):

Gambar 7.1 Fungsi gudang dan aliran bahan yang terjadi Tujuan dari kegiatan penyimpanan dan fungsi gudang adalah untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya sekaligus memaksimalkan kepuas-an konsumen yang tergantung pada adanya keterbatasan sumber daya. Sumber daya yang ada dalam kegiatan penyimpanan dan gudang adalah ruang (space), peralatan (equipment), dan orang atau pekerja (personal). Keinginan konsu-men terhadap adanya penyimpanan dan gudang adalah untuk dapat mempero-leh barang yang diinginkan dengan cepat dan dalam kondisi yang bagus. Kare-na itu dalam merancang sistem penyimpanan dan gudang, maka diinginkan untuk memaksimalkan (Tompkins, et al, 2003): 1. Pemanfaatan ruang (space utilization) 2. Pemanfaatan peralatan (equipment utilization) 3. Pemanfaatan pekerja (labor utilization) 4. Kemampuan untuk menjangkau material (material accessibility) 5. Perlindungan terhadap material (material protection)

3. Tata Letak Gudang Tata letak merupakan suatu proses perancangan dan pengaturan tata letak fasilitas fisik seperti mesin atau peralatan, lahan, bangunan, dan ruang. Untuk mengoptimalkan keterkaiatan antara pekerja, aliran bahan, aliran informasi dan

metode yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan secara efisien, ekonomis, dan aman (Apple, 1990). Layout gudang yang baik akan tercapai apabila mmenuhi lima kriteria (Doubler, 1990): 1. Tidak ada backtracking 2. Minimnya pemindahan dan transportasi bahan baku 3. Minimnya pergerakan personil 4. Efisien dalam penggunaan space gudang 5. Ketetapan/ketersediaan dalam fleksibilitas dan ekspansi layout Untuk menyusun sebuah layout penyimpanan, untuk mencapai tujuan penyimpanan dan pergudangan yang diinginkan, beberapa prinsip area penyimpanan harus diperhatikan secara terintegrasi. Prisnsip-prinsip yang digunakan untuk menyusun layout adalah (Tompkins, et al, 2003): 1. Popularitas (popularity) Popularity merupakan prinsip meletakkan item yang memiliki accessibility terbesar didekat titik I/O (input/output) tertentu. Popularity menggunakan rasio R/Sdengan R adalah receiving dan S adalah shipping. Jika material atau bahan masuk dan meninggalkan gudang atau tempat penyimpanan melalui titik yang sama, bahan atau material tersebut harus ditempatkan sedekat mungkin dengan titik keluar-masuk. Jika material atau bahan masuk dan keluar melalui titik yang berbeda dan penerimaan dan pengiriman dalam volume atau jumlah yang sama, bahan yang paling populer sebaiknya ditempatkan di sepanjang jalur antara tempat pemasukan dan pengeluaran. Jika material atau bahan masuk dan keluar melalui titik yang berbeda dan jumlah atau volume pada saat penerimaan lebih besar daripada volume pengiriman maka bahan tersebut diposisikan dekat dengan titik pemasukan di sepanjang jalur antara tempat pemasukan dan pengeluaran. Jika material atau bahan masuk dan keluar melalui titik yang berbeda dan jumlah atau volume pada saat penerimaan lebih kecil daripada volume pengiriman

maka bahan tersebut diposisikan dekat dengan titik pengiriman di sepanjang jalur antara tempat pemasukan dan pengeluaran.

Gambar Penyimpanan bahan berdasarkan tingkat popularitas 2. Kesamaan (similarity) Bahan atau barang yang biasanya diterima atau dikirimkan secara bersamaan sebaiknya juga disimpan secara bersama-sama. 3. Ukuran (size) Ukuran lokasi penyimpanan harus disesuaikan dengan ukuran materi yang disimpan. 4. Karakteristik (charactiristics) Karakteristik bahan yang disimpan sering kali membutuhkan penyimpanan dan penanganan yang justru bertentangan dengan prinsip yang lain. Contoh karakteristik bahan anatara lain: perishable materials, oddly shapped and crushable items, bahan berbahaya, bahan keamanan dan lain-lain. 5. Pemanfaatan ruang (space utilization) Dalam pemanfaatan ruang, perlu juga memperhatikan beberapa hal berikut: 1) Pengkonsetrasian ruang atau lokasi penyimpanan 2) Keterbatasan ruang 3) Orderlines

4) Accessability

Gambar 7.3 Storage accessibility Gang (aisles) harus ada pada sebuah fasilitas atau ruangan untuk memberikan sebuah aliran yang efektif. Lebar gang harus diperkirakan atau ditentukan dengan mempertimbangkan jenis dan jumlah (volume) aliran yang terjadi di gang. Jenis aliran lebih khusus tergantung oleh orang (pekerja) dan jenis peralatan yang menggunakan gang. Lebar gang untuk berbagai jenis aliran ditunjukkan oleh tabel berikut (Tompkins, et al, 2003):

Tabel 7.1 Lebar gang yang disarankan Jenis aliran Tractor Forklift 3 ton Forklift 2 ton Forklift 1 ton Narrow aisle truck Manual platform truck Personal (pekerja) Personal dengan pintu terbuka ke gang dari salah satu sisi Personal dengan pintu terbuka ke gang dari dua sisi Lebar gang (kaki) 12 11 10 9 6 5 3 6 8

C. Metodologi a. Objek dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini merupakan kajian mengenai tata letak gudang bahan baku di PT Frisian Flag Indonesia, Jalan Raya Bogor Km 5 Pasar Rebo, Jakarta Timur.

b. Data yang Diperlukan 1. Dimensi bangunan gudang. 2. Rata-rata kedatangan bahan baku ke gudang perbulan 3. Rata-rata transfer bahan baku ke produksi perbulan

c. Metode Pengumpulan Data Data yang diambil dari penelitian ini berupa dua macam data yaitu data primer dan data sekunder. a. Data primer Data primer adalah data yang diambil dari pengamatan secara langsung di PT. Frisian Flag Indonesia. Data primer didapat melalui dua metode yaitu :

1. Observasi Yaitu pengumpulan data yang didasarkan pada pengamatan langsung di lapangan. Data yang diambil dari observasi adalah data dimensi gudang, dimensi palet, dan jumlah bahan baku yang ada. 2. Wawancara Suatu metode pengambilan data yang dilakukan dengan

menggunakan wawancara langsung dengan narasumber. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung dan menjelaskan data yang

diperoleh dari pengamatan secara langsung di lapangan. Data yang diambil dari wawancara adalah data jumlah kedatangan bahan baku perbulan dan data transfer bahan baku ke produksi per bulan. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data informasi yang didapatkan langsung. Data sekunder diperoleh dari literatur-literatur secara tidak yang ada

hubungannya dengan objek atau masalah yang dibahas untuk mendukung pemecahan persoalan dan solusi dari masalah tersebut. Pada permasalahan ini, data sekunder yang digunakan adalah tata letak gudang yang baik, teori prinsip popularity,rasio R/S,dan lebar gang yang disyaratkan.

d. Metode Penelitan Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah yang menentukan arah dan tujuan penelitian. Adapun langkah-langkah yang diterapkan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan survei pendahuluan Survei pendahuluan dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang ditemui pada objek penelitian. Dengan survey pendahuluan dapat diketahui gambaran tentang masalah pada objek penelitian dan data-data yang diambil untuk mendukung penyelesaian masalah tersebut. 2. Mengidentifikasi permasalahan Masalah yang diidentifikasi pada penelitian ini terkait dengan tata letak bahan baku utama dan alokasi luas untuk penempatan bahan baku.

3. Merumuskan permasalahan Perumusan masalah diperlukan untuk memberikan batasan pada penelitian yang dilakukan. Perumusan permasalahan menggambarkan masalah yang dihadapi secara umum serta tujuan penelitian yang berkaitan dengan masalah tersebut. 4. Pengumpulan data-data yang diperlukan Data-data yang dikumpulkan meliputi data pengiriman bahan baku menuju gudang tiap bulan, data konsumsi bahan baku tiap bulan, dan dimensi luas bangunan gudang. Data yang diambil merupakan data yang tercatat selama bulan Januari 2010 sampai dengan Januari 2011. 5. Perhitungan data stok bahan baku tiap bulan Stok bahan baku tiap bulan merupakan data yang digunakan dalam menghitung popularitas dan alokasi luas. Stok bahan baku dihitung dengan menggunakan asumsi yaitu pengiriman bulan lalu dikurangi konsumsi bulan lalu ditambah dengan pengiriman bulan ini. Stok = pengiriman bulan lalu-konsumsi bulan lalu +pengiriman bulan ini

6. Uji Keseragaman Data Dilakukan untuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari sistem yang sama dan untuk memisahkan data yang memiliki karakteristik yang berbeda. Dilakukan untuk menentukan data yang mewakili penelitian. Pemilihan dilakukan dengan menggunakan peta kontrol, yaitu dengan menggunakan rata-rata, standar deviasi, batas atas dan batas bawah.

Batas Kontrol Atas (BKA) = CL + 3 Batas Kontrol Bawah (BKB) = CL

7. Menentukan popularitas bahan baku Popularitas bahan baku ditentukan dengan perhitungan rasio antara pengiriman dengan konsumsi bahan baku.

8. Menentukan kebutuhan luas bahan baku Kebutuhan luas bahan baku dilakukan dengan memprosentasekan luas yang dibutuhkan untuk masing-masing bahan baku. Prosentase ini kemudian dikalikan dengan luas yang tersedia digudang, sehingga dapat diketahui luas yang dibutuhkan untuk masing-masing bahan baku. 9. Pengaturan tata letak Pengaturan tata letak didasarkan pada teori tata letak yang baik, yaitu adanya keteraturan peletakan sesuai dengan popularitas bahan dan alokasi luas bahan baku yang mencukupi. 10. Analisis hasil pengaturan Hasil pengaturan dianalisis agar dapat diketahui tercapainya tujuan penelitian. 11. Kesimpulan dan saran

e. Tahapan Penelitian Secara garis besar, tahapan penelitian yang akan dilakukan bisa terlihat dalam flowchart berikut ini.

TAHAPAN PELAKSANAAN PENELITIAN

D. Hasil dan Pembahasan Gudang yang terdapat di PT. Frisian Flag Indonesia terdiri dari gudang utama dan gudang yang ada ditiap plant yang masing-masing memiliki fungsi berbeda. Gudang utama atau lebih dikenal dengan nama gudang Karplindo berfungsi sebagai tempat penyimpanan semua bahan baku baik bahan baku mayor maupun minor yang ditransfer langsung dari pelabuhan tanjung priok ataupun dari supplier lokal. Sedangkan gudang yang ada ditiap plant merupakan gudang yang

dimiliki oleh tiap plant produksi PT. Frisian Flag Indonesia, yaitu Plant Pasar Rebo dan Plant Ciracas, yang berfungsi sebagai buffer area bagi produksi. Gudang Plant Pasar Rebo memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan bahan baku utama yang siap digunakan untuk produksi sesuai dengan komposisi yang dibutuhkan dalam produksi susu kental manis maupun susu bubuk. Jarak antar gudang dari gudang Karplindo menuju gudang Plant Pasar Rebo adalah 7 km. Pengiriman bahan baku dari gudang Karplindo ke gudang Plant Pasar Rebo dilakukan setiap hari karena gudang Plant Pasar Rebo tidak memiliki kapasitas yang mencukupi untuk menyimpan bahan baku dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu diperlukan alokasi kebutuhan dan space gudang secara tepat sesuai kebutuhan agar dapat diketahui kebutuhan luas gudang yang memadai. 1. Gudang Plant Pasar Rebo Gudang Plant Pasar Rebo merupakan gudang yang berfungsi sebagai penyimpanan sementara bahan baku yang siap untuk diproduksi tiap harinya. Luas gudang Plant Pasar Rebo tidak terlalu besar karena hanya berfungsi sebagai buffer area bahan baku untuk produksi. Terdapat 4 macam bahan yang disimpan ddidalam gudang ini yaitu bahan baku raw material (gula, skim, buttermilk, witamin, mineral, dll), packing material (karton, duplex, alumunium foil, kemasan sachet, dll), bahan semi finish (gumbase, infantbase, dll), dan bahan finish goods. Setiap bahan baku tersebut memiliki areanya sendiri didalam gudang, sehingga penggelompokan bahan lebih mudah dilakukan.

2. Area raw material Area raw material merupakan area yang menyimpan bahan baku utama produksi. Terdapat tiga area raw material, yaitu area raw material utama, yang berisi bahan baku utama untuk produksi yaitu gula, skimmed milk powder, buttermilk powder, dan whey permeate consense, area bahan pembantu yang berada di rak-rak penyimpanan, dan area vitamin, yang berada di cool storage dan sekitarnya.

Area raw material utama memiliki ukuran panjang 26,2 m dan lebar 10 m. Area ini berada didekat pintu masuk gudang dan pintu masuk bahan ke produksi. Area raw material utama ini selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut.

U
Warehouse Office and Training Room

Buffer Area for Powder production

to production (powder dept)

Rack

to production (SCM dept)

Raw material area

entrance

KETERANGAN Jalur Forklift

Luas area raw material = 267,24 m 2 Skala = 1 : 250

Gambar 1.1 Layout area raw material utama gudang Plant Pasar Rebo Sumber : Data Primer, 2011

3. Penempatan Bahan Baku Berdasarkan Gambar 1.1, diketahui bahwa area raw material utama merupakan sebuah area penyimpanan yang kosong, atau tidak menggunakan media rak. Pada area raw material utama, tedapat empat bahan utama yang disimpan yaitu gula, skimmed milk product (SMP), buttermilk product (BMP), dan whey permeate consence (WPC). Selama ini tidak ada pengaturan khusus mengenai peletakan masing-masing bahan baku tersebut. Petugas (forklift driver) hanya meletakkan bahan baku yang dibawanya kedalam area kosong yang masih tersedia. Petugas tidak

memperhatikan penempatan bahan baku yang baik berdasarkan jenisnya, dan tidak memperhitungkan jarak gang antar bahan baku yang diletakkan. Hal ini

menimbulkan beberapa masalah seperti ketidaklancaran pemindahan bahan, ketidaklancaran aliran FIFO (first in first out) bahan baku, dan kesulitan pengecekan bahan baku oleh checker. Oleh karena itu diperlukan pengaturan khusus mengenai peletakan bahan baku dan alokasi gang yang diperlukan agar beberapa masalah tersebut dapat diatasi.

4. Kapasitas gudang Dari gambar 1.1 dapat terlihat bahwa area berukuran 10,2x 26,2 m, atau memiliki luas 267,24 m2. Area ini digunakan untuk menampung bahan utama yang diletakkan didalam palet. Palet yang digunakan adalah pallet jumbo yang berukuran 110 x 135 cm. Kebutuhan luas untuk 1 palet dapat dilihat dari tabel berikut Tabel 4.1 Tabel Ukuran Palet Nama barang Palet jumbo Ukuran P 110 cm L 135 cm

Untuk menghitung luas area 1 palet, digunakan asumsi kelonggaran sebesar 10%. Kelonggaran digunakan untuk memberi jarak antar palet yang ditempatkan, sehingga memudahkan pengecekan bahan baku bagi checker dan mengurangi resiko kerusakan akibat gesekan antar bahan baku yang ditempatkan. Tabel 4.2 Alokasi Luas Palet Nama barang Palet jumbo Palet jumbo (dengan kelonggaran 10%) Ukuran P 110 cm 121 cm L 135 cm 148 cm

5. Stok gudang Plant Pasar Rebo

Bahan baku utama dikirimkan setiap hari dari gudang karplindo ke gudang pasar rebo menggunakan jasa transportasi truk kontainer. Jumlah pengiriman bahan baku ini disesuaikan dengan stok yang masih tersisa di gudang Plant Pasar Rebo dan permintaan bahan baku dari produksi. Data pengiriman bahan baku dari gudang karplindo ke gudang Plant Pasar Rebo untuk 4 bahan baku utama adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1 Pengiriman bahan baku dari gudang Karplindo ke gudang Pasar Rebo BULAN Januari 2010 Februari 2010 Maret 2010 April 2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agustus 2010 September 2010 Oktober 2010 Nopember 2010 Desember 2010 Januari 2011 GULA (kg) 507.500 357.000 15.000 650.000 30.000 120.000 269.000 135.000 2.135.000 400.500 860.000 959.000 SMP (kg) 1.139.400 1.252.700 1.740.950 1.534.325 1.708.600 1.780.525 1.491.900 1.711.650 1.427.250 1.320.500 877.825 1.273.450 1.098.125 BMP (kg) 185.425 73.925 123.075 131.500 129.175 124.325 167.200 150.000 109.750 96.300 110.750 124.800 100.900 WPC (kg) 173.525 147.400 238.975 186.225 219.900 250.300 369.300 501.750 314.150 321.425 322.600 383.350 317.350

Selain pengiriman dari gudang Karplindo, gudang Pasar Rebo juga menerima bahan baku yang dikirim langsung dari supplier. Bahan baku yang dikirim langsung tersebut antara lain gula, dan SMP. Sedangkan untuk bahan baku BMP dan WPC, gudang Pasar Rebo tidak menerima pengiriman langsung dari supplier. Data-data kedatangan bahan baku langsung di gudang Pasar rebo dapat terlihat pada tabel berikut.

Tabel 5.2 Kedatangan bahan baku dari supplier di gudang Pasar Rebo BULAN Januari 2010 Februari 2010 Maret 2010 April 2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agustus 2010 September 2010 Oktober 2010 Nopember 2010 Desember 2010 GULA (kg) 2.676.000 1.902.000 3.075.000 3.337.500 2.566.500 3.706.000 770.350 4.292.950 2.678.000 2.225.150 2.755.400 2.611.550 SMP (kg) 592.550 602.575 239.525 285.525 324.725 314.850 319.550 24.975 35.925 135.800 35.390 49.975

Dengan demikian kedatangan bahan baku total di gudang Plant Pasar Rebo adalah sebagai berikut. Tabel 5.3 Kedatangan bahan baku total di gudang Pasar Rebo BULAN Januari 2010 Februari 2010 Maret 2010 April 2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agustus 2010 September 2010 Oktober 2010 GULA (kg) 2.676.000 2.408.500 3.432.000 3.352.500 3.216.500 3.736.000 890.350 4.561.950 2.813.000 2.438.650 SMP (kg) 1.731.950 1.855.275 1.980.475 1.819.850 2.033.325 2.095.375 1.811.450 1.736.625 1.463.175 1.456.300 BMP (kg) 185.425 73.925 123.075 131.500 129.175 124.325 167.200 150.000 109.750 96.300 WPC (kg) 173.525 147.400 238.975 186.225 219.900 250.300 369.300 501.750 314.150 321.425

Nopember 2010 Desember 2010 Januari 2011 Rata-rata

3.155.900 3.471.550 3.487.150

913.215 1.323.425 1.220.000

110.750 124.800 100.900

322.600 383.350 317.350

3.049.234,61 1.649.264,61 125.163,46 288.173,07

Bahan baku tersebut digunakan untuk proses produksi tiap harinya. Jumlah konsumsi bahan baku perbulan pada gudang Plant Pasar Rebo adalah sebagai berikut: Tabel 5.4 Konsumsi bahan baku oleh departemen produksi BULAN Januari 2010 Februari 2010 Maret 2010 April 2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agustus 2010 September 2010 Oktober 2010 Nopember 2010 Desember 2010 Januari 2011 Rata-rata GULA (kg) 2.649.150 2.694.000 3.070.050 3.399.200 3.401.100 3.569.050 3.394.150 4.112.200 2.797.700 2.766.700 2.711.950 3.183.200 3.470.300 SMP (kg) 1.731.950 1.847.775 1.918.700 1.817.400 2.065.125 2.034.875 1.910.275 1.708.500 1.384.800 1.448.600 987.000 1.251.100 1.335.700 BMP (kg) 111.675 107.175 118.075 124.375 140.050 125.575 164.000 152.800 116.150 92.600 104.425 129.875 109.250 122.771,15 WPC (kg) 169.825 148.650 238.225 117.475 227.400 249.675 363.675 511.750 310.575 310.400 343.275 391.625 337.125 286.128,84

3.170.673,07 1.649.369,23

Konsumsi bahan baku untuk produksi perbulannya tidak menghabiskan seluruh bahan baku yang dikirimkan. Oleh karena itu gudang Plant Pasar Rebo masih memiliki stok tiap bulannya. Stok bahan baku yang meliputi sisa bahan bulan lalu dan pengiriman bulan ini dapat dihitung dengan rumus berikut.

Stok = pengiriman bulan lalu-konsumsi bulan lalu +pengiriman bulan ini

Dengan perhitungan tersebut, maka dapat dilihat stok bahan baku perbulan pada gudang Pasar Rebo yaitu sebagai berikut.

Tabel 5.5 Stok bahan baku gudang Pasar Rebo per bulan BULAN Januari 2010 Februari 2010 Maret 2010 April 2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agustus 2010 September 2010 Oktober 2010 Nopember 2010 Desember 2010 Januari 2011 GULA (kg) 2.676.000 2.694.000 3.432.000 3.714.450 3.531.750 3.866.650 4.026.550 5.194.350 3.895.150 3.536.100 3.925.300 4.684.900 4.988.850 SMP (kg) 1.731.950 1.855.275 1.987.975 1.889.125 2.105.050 2.135.300 1.911.875 1.738.225 1.492.900 1.564.400 1.029.015 1.365.440 1.334.340 BMP (kg) 185.425 147.675 163.575 177.000 181.800 166.075 207.700 193.700 150.650 130.800 148.950 169.325 140.350 WPC (kg) 173.525 151.100 241.425 189.425 291.850 314.750 434.375 572.450 374.850 385.700 397.900 437.975 363.700

Pengiriman yang dilakukan dari gudang karplindo dilakukan setiap hari. Maka rata-rata stok harian pada gudang Plant Pasar Rebo adalah sebagai berikut

Tabel 5.6 Rata-rata stok harian bahan baku gudang Pasar Rebo per bulan BULAN Januari 2010 Februari 2010 Maret 2010 April 2010 GULA (kg) 86.322,58 96.214,29 110.709,68 123.815,00 SMP (kg) 55.869,35 66.259,82 64.128,23 62.970,83 BMP (kg) 5.981,45 5.274,11 5.276,61 5.900,00 WPC (kg) 5.597,58 5.396,43 7.787,90 6.314,17

Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agustus 2010 September 2010 Oktober 2010 Nopember 2010 Desember 2010 Januari 2011 Rata-rata

113.927,42 128.888,33 129.888,71 167.559,68 129.838,33 114.067,74 130.843,33 151.125,81 160.930,65 126.471,65

67.904,84 71.176,67 61.673,39 56.071,77 49.763,33 50.464,52 34.300,50 44.046,45 43.043,23 55.974,84

5.864,52 5.535,83 6.700,00 6.248,39 5.021,67 4.219,35 4.965,00 5.462,10 4.527,42 5.459,72

9.414,52 10.491,67 14.012,10 18.466,13 12.495,00 12.441,94 13.263,33 14.128,23 11.732,26 10.887,78

6. Popularitas Bahan Baku Popularitas merupakan prinsip penting yang diperlukan dalam pengaturan penempatan bahan baku. Dengan mengetahui popularitasnya, bahan baku dapat dikelompokkan menjadi bahan fast moving, medium moving, dan slow moving. Popularitas bahan baku dapat diketahui dengan menghitung rasio R/S dengan R adalah receiving dan S adalah shipping. Rasio R/S yang besar menunjukkan bahwa bahan merupakan barang slow moving, sedangkan rasio R/S yang kecil menunjukkan bahwa barang fast moving. (Hadiguna dan Setiawan, 2008).

Dalam hal ini receiving adalah jumlah kedatangan total bahan baku, sedangkan shipping adalah jumlah konsumsi bahan baku. Sehingga pada perhitungan rasio popularitas pada masalah ini dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut.

Dari perhitungan dengan rumus tersebut, maka dapat dilihat rasio antara penerimaan dan konsumsi bahan baku perbulan pada gudang Pasar Rebo, yaitu sebagai berikut.

Tabel 6.1 Rasio Popularitas Bahan Baku BULAN Januari 2010 Februari 2010 Maret 2010 April 2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agustus 2010 September 2010 Oktober 2010 Nopember 2010 Desember 2010 Januari 2011 Rata-rata GULA 1.010135326 SMP BMP WPC

1 1.660398478 1.021787134

0.894023756 1.004058936 0.689759739 0.991590986 1.117897103 1.032196279 1.042345967 1.003148284 0.986261473 1.00134808 1.057286432 1.5852309 0.96701847

0.945723442 0.984601416 0.922349161

1.046777154 1.029731556 0.990045789 1.002503254 0.26231899 0.948266611 1.019512195 1.015467107 1.10936968 1.016461809 0.981675393 0.980459209 1.005468778 1.05659662 0.944898838 1.011510907

0.881429139 1.005315477 1.039956803 1.035518686 1.163701396 0.925243161 1.060569787 0.93977132

1.090584946 1.057809128 0.960923965 0.978870093 1.004855488 0.913378753 0.923569794 0.941342232 0.962965129 0.998077525 1.022560949 1.036478352

Dari tabel diatas diketahui bahwa bahan baku dengan rasio terkecil adalah gula, sedangkan bahan baku dengan rasio terbesar adalah WPC. Dengan demikian dapat diurutkan bahan baku yang paling popular (fast moving hingga slow moving) adalah sebagai berikut. Tabel 6.2 Urutan bahan baku menurut popularitasnya No 1 2 Bahan Baku Gula SMP

3 4

BMP WPC

Maka dari urutan tersebut dapat ditentukan penempatan bahan baku yang sesuai, yaitu gula berada paling dekat dengan pintu masuk bahan baku. 7. Alokasi kebutuhan luas Pada perhitungan sebelumnya telah diketahui stok harian rata-rata jumlah bahan baku utama yang tersedia di gudang Plant Pasar Rebo. Bahan baku tersebut diletakkan pada sebuah palet jumbo yang berukuran 110x145 cm. kapasitas maksimal untuk bahan baku gula dalam 1 palet adalah 1500kg, sedangkan untuk bahan baku SMP, BMP, dan WPC adalah 1250 kg. perbedaan ini mungkin terjadi akibat perbedaan daya tahan bahan dalam tumpukan. Dari data stok perhari tersebut dapat diketahui jumlah palet yang digunakan untuk masing-masing bahan baku adalah sebagai berikut. Tabel 7.1 Jumlah palet yang dibutuhkan untuk tiap bahan baku GULA BULAN Januari 2010 Februari 2010 Maret 2010 April 2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agustus 2010 September 2010 Oktober 2010 Nopember 2010 Desember 2010 Januari 2011 (buah) 58 65 74 83 76 86 87 112 87 77 88 101 108 SMP (buah) 45 53 52 51 55 57 50 45 40 41 28 36 35 BMP (buah) 5 5 5 5 5 5 6 5 5 4 4 5 4 WPC (buah) 5 5 7 6 8 9 12 15 10 10 11 12 10 TOTAL (buah) 113 128 138 145 144 157 155 177 142 132 137 154 157

Rata-rata

85

45

144

Dalam peletakkan di gudang, masing-masing bahan baku tersebut dapat ditumpuk hingga maksimal 3 tumpukan palet. Maka jumlah tumpukan per bahan baku adalah sebagai berikut.

Tabel 7.2 Jumlah tumpukan palet yang dialokasikan BULAN Januari 2010 Februari 2010 Maret 2010 April 2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agustus 2010 September 2010 Oktober 2010 Nopember 2010 Desember 2010 Januari 2011 Rata-rata GULA SMP BMP WPC TOTAL

(tumpukan) (tumpukan) (tumpukan) (tumpukan) (tumpukan) 20 22 25 28 26 29 29 38 29 26 30 34 36 29 9 18 18 17 19 19 17 9 14 14 10 12 12 9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 4 5 4 4 4 4 4 3 33 44 48 49 50 53 52 54 49 46 46 52 54 43

Dari perhitungan tersebut diketahui jumlah total tumpukan raw material utama yang dibutuhkan. Dengan menggunakan data dimensi lebar dan panjang palet, dapat diketahui alokasi luas gudang yang digunakan untuk menempatkan palet. Alokasi luas tumpukan tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 7.3 Alokasi luas tumpukan palet

BULAN Januari 2010 Februari 2010 Maret 2010 April 2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agustus 2010 September 2010 Oktober 2010 Nopember 2010 Desember 2010 Januari 2011 Rata-rata

GULA (m2) 35,82 39,40 44,77 50,14 46,56 51,93 51,93 68,05 51,93 46,56 53,72 60,89 64,47 51,93

SMP (m2) 16,12 32,23 32,23 30,44 34,03 34,03 30,44 16,12 25,07 25,07 17,91 21,49 21,49 16,12

BMP (m2) 3,58 3,58 3,58 3,58 3,58 3,58 3,58 3,58 3,58 3,58 3,58 3,58 3,58 3,58

WPC (m2) 3,58 3,58 5,37 3,58 5,37 5,37 7,16 8,95 7,16 7,16 7,16 7,16 7,16 5,37

8. Usulan Perbaikan Pada gudang PT Frisian Flag Plant Pasar Rebo ini, jenis forklift yang digunakan merupakan forklift 3 ton. Oleh karena itu lear gang yang disyaratkan untuk lalu lintas forklift ini adalah 13 feet atau 4 m. Dari perhitungan sebelumya telah diketahui kebutuhan jumlah dan luas palet yang diperlukan untuk penempatan bahan baku yang baik. Urutan penempatan bahan baku juga telah dikketahui dari popularitas bahan yang diketahui. Dengan ditambahkan alokasi lebar gang, maka perbaikan layout gudang yang dapat diusulkan adalah sebagai berikut.

U
Warehouse Office and Training Room

Buffer Area for Powder production

to production (powder dept)

Rack

to production (SCM dept)

KETERANGAN Jalur Forklift Bahan baku : Gula SMP BMP WPC Kapasitas :

Luas area raw material = 431,46 m 2 Skala = 1 : 250

126.471,65 kg 55.974,84 5.459,72 10.887,78

Gambar 1.1 Layout area raw material utama gudang Plant Pasar Rebo Sumber : Data Primer, 2011

Dari rancangan layout usulan tersebut diketahui bahwa luas area untuk raw material utama yang dibutuhkan lebih besar dari luas area yang tersedia. Oleh

karena itu pada perbaikan ini diusulkan agar luas area untuk raw material utama diperbesar menjadi 42,3 m x 10,2 m agar dapat mengoptimalkan pemindahan bahan dan penyimpanan.

E. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan a. Jumlah penerimaan vahan baku di gudang dan konsumsi bahan baku untuk produksi sangat mempengaruhi pengaturan kapasitas dan tata letak bahan baku, sehingga perlu dilakukan penyesuaian kapasitas dan tata letak gudang yang baik. b. Perbaikan alokasi kapasitas dan tata letak bahan baku di gudang yang dihasilkan menunjukkan keteraturan dan kesesuaian letak bahan baku sesuai alur perpindahan bahannya setiap hari. Hal ini dapat ditunjukkan dengan peletakan bahan baku yang cepat habis di area dekat pintu penerimaan. Dengan demikian penempatan vahan dan aliran perpindahan bahan akan berjalan dengan lancar. 2. Saran Layout akan lebih baik bila luas area yang tersedia mencukupi kebutuhan, karena pada perbaikan ini luas area yang dibutuhkan melebihi yang tersedia sehingga harus menggunakan area untuk bahan baku lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Apple, James M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Penanganan Bahan. Terjemahan Nurhayati, Mardiono, M.T. Penerbit Institut Teknologi Bandung. Bandung. Doubler, D. W. 1990. Purchasing and Material Management. McGraw-Hill, Inc. New York Hadiguna, R.A. dan Setiawan, Hari. 2008. Tata Letak Pabrik. Penerbit Andi. Yogyakarta Purnomo, H. 2004. Pengantar Teknik Industri. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta. Tompkins, J. A. 2003. Facilities Planning. John Wiley & Sons, Inc. Canada Wignjosoebroto, Sritomo. 1996. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Penerbit Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya. Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Ergonomi : Studi Gerak dan Waktu. Penerbit Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya. Reksohadiprodjo, S., 1995. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi 4. BPFE. Yogyakarta.

You might also like