You are on page 1of 13

COLON IN LOOP Definisi Suatu pemeriksaan radiologis colon dengan memakai kontras bubur barium.

Permeriksaan untuk mendeteksi kelainan yang terdapat pada colon (usus besar) dengan teknis fluoroskopi-radiografi. Colon adalah saluran pencernaan bagian bawah yang berfungsi menyerap air dan garam-garam mineral. Pada ukuran panjang normal 1,5 sampai 1,90 m, ukuran diameter 4-7 cm. Ukuran terluas adalah bagian coecum dan tersempit recto sigmoid. - Pemotretan Colon in Loop adalah pemotretan dengan menggunakan sinar-X dan fluoroscopy untuk membantu menegakkan diagnosa dengan melihat kelainan di daerah usus besar dengan menggunakan media kontras positif yaitu Barium Sulphat (BaSO4) yang dimasukkan lewat anus. (radiologynet.blogspot.com)

Indikasi Untuk melihat adanya kelainan pada colon, :      Colitis : Peradangan / Imflamasi pada mucosa colon. Polyp,lesi,tumor,carcinoma. Diverticulitis. Megacolon. Invaginasi yaitu masuknya lumen usus bagian proximal ke dalam lumen usus bagian lebih distal yang diameternya lebih besar, pemeriksaan ini dilakukan pada pasien anak-anak, sifatnya sebagai tindakan terapi.

(caf-radiologi.blogspot.com) Kontraindikasi Kontra-indikasi, tidak boleh dilakukan saat perdarahan intestinal aktif, adanya perforasi (usus bocor), diarrhea profuse/berlebihan, atau panas tinggi. (yesna.wordpress.com)

Metode Pemeriksaan Metoda Kontras Tunggal Metoda Kontras ganda

 

Satu tahap Dua Tahap

y y y

Kontras Media: Kontras media positif Barium Sulfat dengan viscositas 1:8, Kontras media negative (Udara). Metoda satu tahap : Pemasukan kontras media negative dilakukan setelah pemasukan kontras media poitif tanpa evacuasi terlebih dahulu. Metoda dua tahap : Pemasukan kontras media negative dilakukan setelah pemasukan kontras media positif setelah evacuasi terlebih dahulu. (caf-radiologi.blogspot.com)

Alat dan bahan yang digunakan  Pesawat dengan fluoroscopy yang dapat dilengkapi image intensifier dan TV monitor, dan meja pemeriksaan tilting table.  Irigator set atau disposable soft plastic enema tips and enema bags.  Receiver.  Vaseline.  Rectal canule/tube.  Sarung tangan  Laken/kain penutup meja pemeriksaan.  Kontras Ba Sulfat encer (3/4:10) sebanyak 2 liter (caf-radiologi.blogspot.com)

Persiapan  Sebelum dilakukan pemeriksaan perlu dilakukan persiapan supaya tidak ada sisa makanan/kotoran. (Prinsipnya colon harus dikosongkan dari feses dan fecal mass, serta udara dalam colon harus sesedikit mungkin). 2 hari sebelum pemeriksaan os makan bubur kecap (kaldu ayam) Hari pertama os minum tablet Dulcolax 2x Hari kedua os minum garam inggris 30mg Dianjurkan agar os banyak minum agar buang air besar lancer Sebelumnya dilakukan foto maksudnya adalah untuk melihat apakah persiapannya baik atau tidak (ada kotoran dalam usus besar)

    

(Kumpulan kasus dan ekspertise radiologi/buku kuning)

Dua hari sebelum dilakukan pemeriksaan colon inloop, pasien diberitahu untuk melakukan persiapan yang nantinya akan membantu kelancaran pelaksanaan pemeriksaan. Hari Pertama:

y y y

Pagi : Makan bubur kecap + telur rebus 2 biji + minum air banyak. Siang : Makan bubur kecap + telur rebus 1 biji + minum air banyak. Malam : Makan bubur kecap + telur rebus 1 biji + minum air banyak.

Pukul 24.00 WITA masukkan dulcolax melalui lubang dubur 1 biji. Hari Kedua:
y

Pagi

: Makan bubur kecap + telur rebus 1 biji + minum air banyak. o Siang : - Makan bubur kecap + telur rebus 1 biji + minum air banyak.

Pukul 20.00 WITA minum 1 botol fleet phosphosoda dibagi dalam 3 dosis. (15 ml fleet phosphosoda + 1 gelas air 240 ml). 3 gelas ini diminum habis dalam waktu 20 menit. Selanjutnya pasien puasa sampai selesai di foto. Pukul 05.00 WITA masukkan dulcolax melalui lubang dubur 1 biji. Pukul 06.00 WITA pasien di klisma tinggi ( untuk pasien di opname). Pukul 07.00 WITA pasien datang ke bagian radiologi untuk di foto ( dalam keadaan puasa).

(semaatromakassar.wordpress.com)

Teknik Pemberian Bahan Kontras 1. Pasien ditempatkan di atas meja pemeriksaan. 2. Bahan kontras Barium Sulfat (BaSO4) dicampur dengan air di dalam blender kemudian di aduk. 3. Sebelum bahan kontras dimasukkan terlebih dahulu pasien diinjeksi dengan obat anti peristaltik yaitu buskopan. 4. Untuk memasukkan bahan kontras pasien diinstruksikan untuk berbaring miring ke kiri. 5. Selang irrigator diklem, kemudian campuran Barium Sulfat dan air dimasukkan ke dalam irrigator. 6. Ujung kateter diolesi dengan jelly kemudian dimasukkan ke dalam rectum kira-kira 5 cm. 7. Irrigator dipasang pada standar infus dengan ketinggian kira-kira 75 cm dari permukaan meja pemeriksaan kemudian Barium Sulfat dimasukkan dengan membuka klem. 8. Setelah kontras Barium Sulfat masuk ke dalam colon kemudian pasien dikocok-kocok perutnya agar kontras merata ke seluruh colon. 9. Pasien di ubah posisinya menjadi terlentang dan kateter dikuatkan letaknya. 10. Selanjutnya dilakukan pemotretan. (semaatromakassar.wordpress.com)

Teknik Pemeriksaan Colon In Loop Proyeksi-proyeksi yang dipergunakan pada pemeriksaan colon inloop di Rumah Sakit Ibnu Sina yaitu: 1. Plain Foto Tujuan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Untuk melihat persiapan pasien. Untuk melihat rongga abdomen secara keseluruhan. Untuk menentukan faktor eksposi selanjutnya. Untuk melihat kontur ginjal ( batas ginjal ). Untuk melihat organ-organ apakah ada pembesaran hepar, ginjal dan lain-lain. Kecurigaan perforasi, obstruksi usus dan klasifikasi patologis. Proyeksi : AP Supine

Posisi pasien : Pasien supine di atas meja pemeriksaan, Posisi objek : Pusatkan MSP tubuh di tengah-tengah meja pemeriksaan, kedua bahu diatur sama tinggi di atas meja pemeriksaan, dan kedua lengan di letakkan di sisi tubuh. Letakkan kaset dengan memakai bucky. Obyek yang akan di foto berada pada pertengahan meja pemeriksaan sejajar dengan kaset. CR : Vertikal dengan film CP : Pada umbilicus FFD: 90 cm Factor Eksposi : KV mA s Film Kaset : 70 : 200 : 0,25 : 30 x 40 cm : 30 x 40 cm Foto II Tujuan : Untuk melihat bagian lateral dari rectum dan colon sigmoid. Proyeksi : Lateral kiri

Posisi pasien : Pasien miring di atas meja pemeriksaan,

Posisi objek : Bahan kontras Barium Sulfat dimasukkan 100 cc, kemudian perut pasien dikocokkocok agar bahan kontras melumuri dinding colon. Setelah itu, pasien miring dengan sisi kiri menempel pada meja pemeriksaan. Tangan kiri diletakkan di bawah kepala dan tangan kanan di atas kepala. Letakkan kaset dengan memakai bucky. Obyek yang akan di foto berada pada pertengahan meja pemeriksaan sejajar dengan kaset. CR CP FFD : vertikal dengan film : pada pertengahan os sacrum : 90 cm

Faktor Eksposi: KV mA s Film Kaset : 70 : 200 : 0,25 : 24 x 30 cm : 24 x 30 cm Foto III Tujuan : Untuk melihat bahan kontras sudah sampai ke rectum dan sigmoid. Proyeksi : AP Supine

Posisi pasien : Pasien supine di atas meja pemeriksaan, Posisi objek : Pusatkan MSP tubuh di tengah-tengah meja pemeriksaan, kedua bahu diatur sama tinggi di atas meja pemeriksaan, dan kedua lengan di letakkan di sisi tubuh. Letakkan kaset dengan memakai bucky. Obyek yang akan di foto berada pada pertengahan meja pemeriksaan sejajar dengan kaset. CR : vertical dengan film CP : pada pertengahan os sacrum FFD: 90 cm Faktor Eksposi: KV mA : 70 : 200

s Film Kaset

: 0,25 : 24 x 30 cm : 24 x 30 cm Foto IV

Tujuan : Untuk melihat bahan kontras sudah sampai ke colon desendens transversum flexura hepatica colon ascendens caecum Proyeksi : AP Supine

flexura lienalis

colon

Posisi pasien : Pasien supine di atas meja pemeriksaan, Posisi objek : Bahan kontras Barium Sulfat dimasukkan 500 cc, kemudian perut pasien dikocokkocok agar bahan kontras melumuri dinding colon.Pusatkan MSP tubuh di tengah-tengah meja pemeriksaan, kedua bahu diatur sama tinggi di atas meja pemeriksaan, dan kedua lengan di letakkan di sisi tubuh. Letakkan kaset dengan memakai bucky. Obyek yang akan di foto berada pada pertengahan meja pemeriksaan sejajar dengan kaset. CR CP FFD : Vertikal dengan film : Pada umbilicus : 90 cm

Faktor Eksposi: KV mA s Film Kaset Foto V Tujuan : Untuk mempertegas kelainan-kelainan yang ada di dalam colon dan mempertegas organ dengan organ disekitarnya. Proyeksi : AP Supine : 70 : 200 : 0,25 : 30 x 40 cm : 30 x 40 cm

Posisi pasien : Pasien supine di atas meja pemeriksaan,

Posisi objek : Pusatkan MSP tubuh di tengah-tengah meja pemeriksaan, kedua bahu diatur sama tinggi di atas meja pemeriksaan, dan kedua lengan di letakkan di sisi tubuh. Letakkan kaset dengan memakai bucky. Obyek yang akan di foto berada pada pertengahan meja pemeriksaan sejajar dengan kaset. Kemudian dimasukkan bahan kontras negatif ( udara ) melalui dubur. Bahan kontras negatif dimasukkan sampai pasien merasakan ingin kentut. Setelah itu dilakukan ekspose. CR CP FFD : vertikal dengan film : Pada umbilicus : 90 cm

Faktor Eksposi: KV mA s Film Kaset : 70 : 200 : 0,25 : 30 x 40 cm : 30 x 40 cm

(semaatromakassar.wordpress.com)

Prosedur pemeriksaan Metoda kontras Tunggal  Pasien diposisikan supine diatas meja pemeriksaan, dibuat foto pendahuluan.  Kemudian miring kearah kiri, sehingga bagian tubuh kanan terangkat dengn kemiringan 35-40 derajat,lutut kanan fleksi dan diletakkan di depan lutut kiri.  Irrigator dipasang dengan tinggi kira-kira 24 inci diatas ketinggian anus, volume barium sulfat kirakira 2000 ml.  Rectal tube dipolesi Vaseline, dimasukkan melalui anal kedalam rectum.  Klem irrigator dibuka, barium akan mengalir masuk ke dalam rectum.  Dengan dikontrol fluoroscopy, dibuat spot view/ foto untuk daerah yang dicurigai ada kelainan.  Bila pengisian barium sulfat telah mencapai ileo-caecal, klem ditutup kembali, dibuat foto full filling dari colon.  Pasien disuruh evacuasi di kamar kecil atau bila menggunakan irrigator set disposable,bags direndahkan sehingga barium akan keluar dan ditampung dengan receiver.  Setelah evacuasi dibuat foto post evacuasi. Posisi-posisi yang dibuat:  PA/AP  LAO  RAO  PA AXIAL/AP AXIAL  Lateral

Posisi PA atau AP Tujuan : Untuk menggambarkan seluruh colon dengan CP setinggi Crista Iliaca Pasien : Supine atau prone, CR vertical Kriteria gambar Seluruh usus besar tergambar termasuk semua flexura tampak. Columna vertebralis pada pertengahan film. Posisi LAO Tujuan : Untuk menggambarkan flexura linealis dan colon descendens Pasien : LAO 45 derajat, CR vertikal, CP kira-kira 2 inci ke arah kanaari msl setinggi crista iliaca Kriteria gambar : Tampak gambaran flexura lienalis dan colon desenden Posisi RAO Tujuan : Untuk menggambarkan flexura hepatika,colon ascenden dan colon sigmoid. Pasien : RAO 35 45 derajat CR vertikal, CP : kira-kira 2 inci ke arah kiri dari MSL setinggi crista iliaca Kriteria gambar : Tampak gambaran flexura hepatika,colon ascendens,cecum,colon sigmoid. Posisi PA axial Tujuan : Untuk menggambarkan daerah rectosigmoid Pasien : prone CR : 30 40 derajat, CP : pada MSL setinggi sias Film : 24 cm X 30 cm Kriteria gambar : Tampak daerah rectosigmoid dengan superposisi yang lebih kecil di bandingkan gambaran posisi PA Posisi AP Axial Tujuan : Untuk menggambarkan daerah rectosigmoid Pasien : supine CR : 30 - 40 derajat, CP : tepi bawah syimpisis pubis Film : 24 X 30 cm Kriteria gambar : Tampak gambaran daerah rectosigmoid dengan superposisi lebih kecil di bandingkan dengan posisi AP Posisi Lateral Tujuan : untuk menggambarkan rectum dan daerah rectosigmoid Pasien : Lateral recumbent padasisi kiri atau kanan CR vertikal, CP : pada mid Axilari plane 5 7 cm di atas syimfisis pubis Film : 24 X 30 cm Kriteria gambar : Tampak rectum pada pertengahan kaset Kedua femur superposisi

Metode kontras ganda Metode satu tahap  Dibuat foto pendahuluan : abdomen posisi AP  Prosedur pemasukan bahan kontras positif sama dengan metode kontras tunggal

         

Klem selang irigator dibuka bahan kontras(+) akan mengalir kira-kira 300-400 ml masuk ke dalam rektum dikontrol dengan fluoroscopy Bila kontras media positif telah mencapai colon transversum klem ditutup,meja diposisikan horizontal,lalu pompakan udara dengan menggunakan reguler sphygnomomanometer bulb. Dengan memposisikan pasien: lateral kiri,LAO,prone,RAO,lateral kanan,RPO,dan supine masingmasing 7 pompaan. Foto-foto dibuat dengan posisi-posisi : PA/AP,LAO,RAO,PA/AP axial,lateral Tujuan masing-masing posisi sama dengan metode kontras tunggal Metode dua tahap Prosedur awal pemasukan bahan kontras positi dan pengambilan foto sama dengan metode satu tahap Bila bahan kontras telah mencapai ileo caecal, klem selang irigator di tutup,kemudian di buat foto full filling dengan posisi pasien supine Kemudian pasien evacuasi ke kamar kecil atau enema bag direndahkan posisina sampai lebih rendah dari meja pemeriksaan,bahan kontras dari dalam colon akan mengalir kembali ke dalam enema bag Setelah colon kosong,pompakan udara melalui anus,sampai terjadi distensi usus Bibuat foto post evacuasi dengan posisi pasien supine. (caf-radiologi.blogspot.com)

Berikut hasil gambar radiologi :

You might also like