You are on page 1of 3

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOLOGI

Praktikum ke Hari / tanggal Materi Metode Tujuan : V : Senin, April 2011 : Tes Widal Cara Tabung : Tabung : Memahami cara pemeriksaan Widal Memahami cara interprestasi hasil pemeriksaan Widal : Antigen apabila direaksikan dengan antibodi spesifik akan terjadi gumpalan ( seperti pasir atau awan ) : Serum : Suspensi Kuman yang sudah dilemahkan terdiri dari H antigen : Yaitu : Salmonella typhi H Salmonella paratyphi A H Salmonella para typhi B - H Salmonella paratyphi C H O antigen : Yaitu O Salmonella para typhi B - O Salmonella paratyphi C O : Salmonella typhi O Salmonella paratyphi A

Prinsip Bahan Reagen

LANDASAN TEORI

Uji widal adalah suatu pemeriksaan serologi yang berarti bahwa seseorang pernah terinfeksi kuman Salmonella tipe tertentu. Untuk menentukan seseorang menderita demam tifoid atau bukan, tetap harus didasarkan atas gejala-gejala yang sesuai dengan penyakit tifus. Uji widal hanya dapat dikatakan sebagai penunjang diagnose jika seseorang tanpa gejala dengan uji widal positif tidak dapat dikatakan menderita tifus. Beberapa yang sering disalah artikan dari pemeriksaan widal adalah pemeriksaan widal positif dianggap ada kuman didalam tubuh.

Pemeriksaan widal yang diulang setelah seseorang menderita tifus dan mendapat pengobatan, hasil widal positif untuk waktu yang lama sehingga uji widal tidak dapat digunakan sebagai acuan untuk menyatakan kesembuhan seseorang. Hasil untuk pemeriksaan widal positif telah mendapat pengobatan tifus,bukan indikasi untuk mengulang pengobatan bila mana tidak didapatkan lagi gejala yang sesuai. Hasil uji negative dianggap tidak menderita tifus. Uji widal umumnya menunjukkan hasil positif 5 hari atau lebih setelah infeksi. Karena itu bila infeksi baru berlangsung beberapa hari sering kali hasilnya negatif dan baru akan positif bila mana pemeriksaan diulang. Dengan demikian hasil uji widal negatif terutama pada beberapa hari pertama demam belum dapat menyingkirkan kemungkinan tifus. Widal, seperti semua hasil pemeriksaan laboratorium, harus diinterpretasikan dengan bijak. Tanda-tanda klinis, penderita terus lebih diutamakan daripada reaksi widal positif. Tifus tidak pernah dimulai dengan demam tinggi pada hari pertama sampai ketiga. Bila demam terus berlanjut dan pada hari 5-6 menjadi lebih tinggi maka barulah tiba waktunya untuk memeriksa widal dan melakukan biakan kuman dari darah. Hasil biakan kuman yang positif merupakan bukti adannya tifus. Kelemahan dari pemeriksaan widal yaitu sensitifitas yang kurang memberi hasil negatif sampai 30% dari sampel biakan positif penyakit tifus, sehingga hasil tes widal negatif bukan berarti dapat dipastikan tidak terjadi infeksi tifus.

PENILAIAN Titer widal biasanya angka kelipatan : 1/32 , 1/64 , 1/160 , 1/320 , 1/640. Peningkatan titer uji Widal 4 x (selama 2-3 minggu) : dinyatakan (+). Titer 1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu kedepan, apakah ada kenaikan titer. Jika ada, maka dinyatakan (+). - Jika 1 x pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640, langsung dinyatakan (+) pada pasien

PROSEDUR KERJA : 1. Pada tabung induk diisi dengan NaCl 0,85 % dan 0,2 ml serum 2. Pada tabung 1,2,3,4,5 diisi dengan 2 ml NaCl 0,85 % 3. Dari tabung induk diambil 2 ml lalu dimasukkan dalam tabung 1 lalu diaduk

4. Dari tabung 1 diambil 2 ml lalu dimasukkan dalam tabung 2 seterusnya sampai 5 dari tabung 5 diambil 2 ml lalu dibuang.

dan

5. Smasing masing tabung tadi diisi dengan antigen yang diinginkan sebanyak 0,5 ml 6. Setelah selesai maka semua tabung dikocok 7. Lalu inkubasi di waterbath selama 18 24 jam dengan suhu 27 derajat celcius. INTERPRETASI HASIL Titer O yang tinggi (> : 160) atau kenaikan titer menunjukkan infeksi aktif Titer H yang tinggi (> : 160) menunjukkan pernah divaksinasi/pernah terinfeksi

Kesimpulan :
Pada Praktikum kali ini praktikan melakukan tes widal cara tabung. Hasil : + ( positif ) ada awan.

Daftar pustaka :
Diagnosis of typhoid fever. Dalam : Background document : The diagnosis, treatment and prevention of typhoid fever. World Health Organization, 2003;7-18. Laboratorium Klinik Prodia. Informasi laboratorium 2006 edisi no 5 : 1-4 Gerard Bonang, Enggar S, Koeswardono, Mikrobiologi Kedokteran untuk Laboratorium dan Klinik, Jakarta : Gramedia, 1982, hal 105109. www.wikipedia.com www.blogspot.com Detikhealth.com Palembang, Praktikan April

Mengetahui, 2011 Dosen Pembimbing : 1. Hamril Dani, S.Pd 2. Drs. Refai, M.Kes 3. Yusneli, S.Pd A2 (1)

Kelompok

You might also like