You are on page 1of 7

1.

Di zaman penulis sudah ada karya-karya lain yang hanya mengisahkan suatu bagian dari kehidupan Yesus atau ynag memberikan laporan yang tidak benar tentang kehidupan dan pekerjaan Yesus. 2. Catatannya sudah mengenal usaha penyasunan yang sistematis atas fakta-fakta yang ada. 3. Fakta-fakta ini sudah dikenal baik dikalangan umat Kristen dan diterima secara terpisahdari berita tertulis yang ada. 4. Penulis merasa setidak=tidaknya dirinya mempunyai pengetahuan yang sama banyaknya dan mempunyai kemampuan yang sama baiknya dengan yang lainnya untuk membuat laporan atas tanggungjawabnya sendiri. 5. Keterangan yang diperolehnya berasal dari sumber resmi yang dapat dipercaya (yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman-1:2) 6. Ia mengenal baik fakta-fakta itu melalui pengamatan atau penyelidikan. 7. Pengetahuan Lukas meliputi semua fakta penting. 8. Ia mempunyai kemampuan untuk menulis dengan benar dan dalam urutan yang logis.

Maka, penulis Lukas-Kisah Para Rasul boleh jadi adalah seorang asing dari antiokhia yang menjadi orang Kristen selmbat-lambatnya lima belas tahun setelah Pentakosta. Ia menjadi teman dan rekan sekerja Paulus dan menyertainya dalam perjalanannya yang kedua setelah keduanya bertemu di Troas (kisah 16:10). Ia tinggal di Filippisebagai gembala siding sedang Paulus melanjutkan pelayan kelilingnya di Akhaya, dan di Asia Kecil (19:1-41) setelah mengunjungi Antiokhia (18:22). Ketika Paulus kembali ke Filippi pada perjanannya yang ketiga, penulis menyertainya lagi (20:6). Ia pergi bersamanya ke daratan Asia, dan dari sana menemaninya ke Yerusalem. Sehingga Lukas bukanlah seorang penonton biasa, yang melihat kebenaran kekristenan dari luar kalangannya,tetapi ia sendiriadalah seorang pengkhotbah dan penginjil yang aktif. Ia adalah seorang penulis sejarah gereja dan seorang sastrawan pendukung agama Kristen yang pertama. Karena ia adalah seorang rekan Paulus dapatlah dimengerti bila karyanya mencerminkan pengetahuan Kristiani yang biasa digunakan untuk mengajar yang bukan umat Yahudi.

Waktu dan Tempat

Kita tidak dapat menentukan waktu dan tempat penulisan Injil dengan pasti. Ada yang menyebut Akhaya, Kaisarea, dan yang lain menyebut Roma. Injil ini tentunya di tulis di luar Palestina. Akan tetapi, tetap sulit untuk menentukan lokasinya dengan pasti. Karena itu, penyebutan waktu penulisan hanya bersifat hipotesis. Ada dua batas yang menandai perkiraan masa penulisan Injil Lukas; yaitu sebelum Kisah Para Rasul dan setelah perkembangan agama Kristen sampai kepada saat ketika ia mulai menarik minat orang asing seperti Teofilus. Mungkin Kisah Para Rasul ditullis sebelum akhir masa penahanan Paulus yang pertama di Roma, karena penyudahan yang tiba-tiba menunjukkan bahwa penulis sudah kehabisan bahan cerita. Tentu saja Injil ini ditulis setelah kematian Yesus, dan

menurut kata pembukanya sudah banyak orang lain yang berusaha menyajikan injil tentang faktafakta yang diyakini oleh kebanyakan masyarakat Kristen. Mungkin saja tahun 60 dapat dijadikan patokan, karena pada saat itu Lukas menjadi orang Kristen selama sekurang-kurangnya sepuluh tahun atau lebih, dan sudah menjelajahi Palestin, di mana ia pasti sudah bertemu dengan mereka yang menyaksikan Yesus dengan mata kepala sendiri. Mungkin ia mengisi waktu ketika Paulus berada di penjara dengan menyelidiki latar belakang kehidupan Yesus, tentang tentang siapa ia sudah mendengar begitu banyak dan untuk siapa ia menjadi seorang utusan Injil. Karena si pengarang menulis untuk para pembaca Yunani, barangkali paling baik ia tidak menulisnya di Palestina atau Siria. Waktu penulisannya mungkin dalam generasi Kristen ketiga sekitar tahun 90 M.

Isi dan Struktur

Pengarang Lukas menggunakan Markus, Q dan agak banyak bahan khusus sebagai sumbernya. Akan tetapi, tujuannya seperti halnya tujuan penulis Matius- bukan semata-mata menambahkan jumlah bahan, melainkan dengan sengaja mengubah dan menyuntinh tradisi-tradisi yang diturunkan sehinga sekali lagi kita harus membahas masalah proses penyuntingan dalam karya ini. Secara umum Injil Lukas mengikuti urutan peristiwa-peristiwanya seperti yang termuat didalam Matius dan Markus, disertai beberapa tambahan yang khas. Kendatipun Lukas mengetahui bahwa pemberitaan Tuhan Yesus di Nazaret (luk 4:16-30) bukanlah pekerjaanNya yang pertama dihadapan umum (Luk 4:14, 15,23) namun justru peristiwa inilah yang ditempatkannya di muka sekali. Seperti Markus dalam kalimat pertama terus menyatakan apa inti-pati pemberitaannya, demikianlah Lukas membentangkan pokok-utama dari Injilnya.Tetapi bukan dalam suatu kalimat, malainkan dalam sebuah cerita sesudah pendahuluan yang rapi. Dalam Injil Lukas terdapat keyakinan bahwa kehidupan Yesus yang berkembang demikian itu bukanlah kebetulan saja. Bahkan pula ditentukan selaku sesuatu hal yang baru pada saat yang konkrit itu. Kehidupan Yesus berkembang menurut suatu rencana yang memang sudah ditetapkan oleh Allah dahulu. Suatu hal lain yang diistimewakan Lukas ialah perhatian terhadap orang yang menderita , yang miskin, yang hilang , yang berdosa. Kendatipun demikian, pada Lukas terdapat perhatian yang lebih besar terhadap hubungan kehidupan Yesus di dalam sejarah umum, disbanding dengan penginjil lainnya. Ini bersangkut paut dengan kebenaran yang dicarinya (Luk1:4).

Penekanan Injil ketiga ini menekankan segi doktrin. Tidak mungkin Lukas yang begitu lama berjalan bersama Paulus dan melayani jemaat sebagai gembala tanpa menyadari kepentingan pengajaran

doctrinal. Meskipun ia tidak membicarakan teologi secara langsung, Perbendaharaan kata-katanya mengungkapkan pengetahuannya serta minatnya pada masalah itu. Kristus, anak Allah, yang mendapat pengakuan para malaikat ( 1 : 35 ), setan (4:41), dan Bapa (9:35), digambarkan sebagai Tuhan dan manusia. Keselamatan adalah ajaran utama di dalam Lukas: Anak manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang (19:10), adalah kalimat kunci di dalam buku ini, Adapun maksud dari yang dari injil lukas ini yaitu untuk memeberi kesaksian, yang berdasarkan kepercayaan,tentang pekerjaan Yesus yakni bahwa di dalam Dia menurut rencana Allah keselamatan itu disuguhkan sepenuhnya kepada orang-orang bukan Yahudi, orang yang hina-dina, orang berdosa.

INJIL YOHANES Asal-Usul dan Kepenulisan Di dalam injil ini Cuma terdapat satu pegangan yakni dalam pasal 21:20,24. Jadi murid yang dikasihi, yang diwaktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus, dialah sipengarang. Injil Yohanes adalah yang paling berbeda dan mungkin yang paling berharga diantara keempat injil kanonik. Ia tidak memuat kisah perumpamaan dan hanya tujuh mujijat, lima diantaranya tidak termuat diantara kitab- kitab injil lainnya. Injil ini sangat bercorak teologis dan terutama membawa sifat-sifat pribadi Yesus serta makna iman kepadaNya. Gagasan teologis yang mendasari karya ini sebagai keseluruhan tidak memeberi kemungkinan bahwa ia didasarkan pada kesaksian dari seorang saksi mata, dan dengna jelas menunujukkan bahwa ia termasuk pada periode yang kemudian. Satusatunya titik tolak kita adalah kenyataan bahwa sipengarang menganggap dirinya sendiri sebagai seorang murid yang Yesus kasihi dan melalui pergeseran perspektif yang telah kita catat sebelumnya, memiliki tempat khusus di dalam karya itu sendiri. Teori yang mengatakan bahwa injil yang keempat ini adalah hasil karya seorang penatua jemaat yang tidak dikenal yang bernama Yohanes, yang bukan Yohanes rasul, belum dapat diterima hingga sekarang. Semua kesaksian dari para penulis gereja dari jaman Ireneus sangat mendukung kepenulisan Yohanes. Klemens dari Aleksandria (1990), Origenes ( tahun 220 ), Hipolytus ( tahun 225 ), Tertulianus ( tahun 200 ) dan penggalan fragmen Muratori ( tahun 170 ), Semuanya setuju untuk menetapkan Yohanes anak Zebedeus ( Markus 1:19-20, seorang dari galilea, dan salome yang mungkin adalah saudara wanita maria, ibu Yesus ( Bandingkan matius 27:56; Markus 15:40; Yohanes 19: 25) sebagai penulis injil keempat. Ia menjadi dewasa di Galilea dan bekerja bersama saudara laki-lakinya serta andreas dan petrus dalam usaha penangkapan ikan. Bila demikian, ia mengikutidalam perjalanan kelilingnya yang pertama di galilea (Yoh.2:2 ), dan kemudia bersama rekan sekerjanya meninggalkan usaha nelayan untuk mengikuti Yesus (Mat.4:21-22). Dari injil itu sendiri dapat terlihat beberapa fakta tentang diri penulis. Yang pertama,Ia adalah seorang Yahudi yang sudah terbiasa berpikir dalam bahasa aram,meskipun injil ini ditulis dalam bahasa Yunani. Sangpenulis sangat mengenal adat istiadat Yahudi. Dalam 1 ayat 19-

29, ia menyebutkan pengharapan umat Yahudi akan kedatangan Yesus. Ia tahu perasaan orang Yahudi pada orang samaria (4:9) dan keeksklusifan sikap mereka dalam beribadat (4:20).

Waktu dan tempat Tentang waktunya injil ini dikarang, perlu diperhatikan suatu hal pada penghabisan injil ini; sebenarnya pasal 20:30 sudah merupakan akhirnya. Agaknya pasal 21 adalah tambahan orang lalin ( ayat 24 ). Menurut beberapa pengarang yang lama, yakobus dan yohanes, kedua-duanya mati syahid, dan menurut kebanyakan pengarang lain, mereka mati bersama-sama di Yerusalem. Yohanes meninggal pada usia yang sangat lanjut pada masa kaisar Trayanus (98-117). Jika kabar ini benar, maka injil ini diterbitkan sesudah tahun 98, tahun 100. Agaknya tidak lama kemudian, sebab papyrus yang tertua ini ( Lihat,hal 20) terdapat di mesir dan berasal agaknya dari waktu sekitar tahun130. Hal itu berarti pada jaman itu suatu salinan sudah dibawa ke mesir. Di dalam injil ini tak ada tanda-tanda apapun yang menunjuk kepada tempat tertentu. Menurut tradisi, mulai dari sejak Ireneus, Yohanes meninggal di efesus. Dari sejarah gereja kita mengetahui bahwa orang-orang Kristen menyingkir ke dusun. Pella di sebelah timur sungai yordan ( matius 24:15) waktu kota Yerusalem hendak dikepungoleh tentara roma( tahun 68 ). Kemudian separuh lagi tersebar kemanamana. Nampaknya jawaban yang peling tepat adalah bahwa injil yohanes ditulisdi asia kecil, mungkin di efesus, menjelang akhir abad yang pertama, ketika pertumbuhan geraja sudah mencapai kematangannya, dan ketika sudah timbul kebutuhan akan ajaran yang lebih lanjut tentang kaidah iman.

Isi dan Struktur Yohanes menggambarkan perjalanan hidup Yesus dari permulaan sampai penyaliban dan kebangkitan, seperti yang dilkukan injil-injil sinoptis, tetapi ada beberapa perbedaanya yang khas. Menurut sinoptis mengikuti pol khas markus, Yesus pergi ke Yerusalem hanya sekali, yaitu pada akhir pelayanannya, tetapi menurut Yohanes ia pergi kesana dalam empat kesempatan (2:13; 5:1;7:10; 12:12). Ciri khas lainnya dalam yohanes ialah hubungan Yesus dengan yohanes pembaptis. Menurut sipnotis Yesus tidak muncul di muka umum sebelum yohanes dipenjarakan (markus1:14) sementara dalam yohanes keduanya bekerja pada waktu bersamaan. Di dalam yohanes sebenarnya tidak terdapat perumpamaan. Yang kita ketahui dari injil yohanes ( gembala yang baik:pasal 10; pokok anggur yang benar :15) mirip kepada yang lazim yang disebut alegori. Beda antara perumpamaan dan alegori ialah bahwa maksud perumpamaan untuk menerangkan suatu hal yang tertentu saja. Sebaliknya alegori memang suatu cerita yang ada di dalamnya hamper setiap unsur mempunyai arti rohani; pokok anggur : Kristus; ranting-ranting: anggota-anggota tubuhnya, orangorang Kristen. Pengusahanya adalah Allah Bapa. Adapun kesimpulan yang ditarik adalah segala perbedaan baik mengenai perumusannya, maupun mengenai isinya, menjadi jelas, bila kita menganggap bahwa si pengarang menulis injilnya semata-mata berdasarkan pengalaman pribadi,

tanpa mempergunakan karangan orang lain sebagai dasar. Adapun pokok-pokok teologis yang terdapat dalam injil yohanes ini yaitu : logos atau firman(1:1), kesatuan Bapa dan Anak(yohanes 10:30), Yesus adalah Mesias (yohanes 1:41), serta Yesus yang adalah nabi.

Penekanan Yohanes menekankan pribadi Yesus dengan manusia. Ada 27 percakapan yang dicatat. Injil yohanes menekankan keilahian Yesus Kristus, anak Allah. Tidak ada injillain yang melukiskan sifat manusiawinya dengan lebih jelas, juga tidak ada yang menyatakan hak keTuhananNya dengan lebih tegas : Firman itu adalah Allah (1:1); Aku dan Bapa adalah satu (10:30); Sebelum Abraham jadi, Aku ada(8:58). Yohanes juga menekankan sifat manusiawi Yesus. Ia letih (4:6), Haus( 4:7), kesal (6:26),Muram (6:67), Keras (8:44), Sedih(11:35). Bagi orang Sezamannya yang hanya bertemu dengannya sekali-kali ia adalah orang yang disebut Yesus (9:11); bagi mereka yang tinggal bersamanya ia adalah Yang kudus dari Allah (6:69). Ada kemungkinan bahwa injil yohanes sengaja ditulis untuk melengkapi berita tentang yohanes pernah mengetahui dan membaca matius, atau markus, atau Lukas. Sesudah uraian ini,maka baiklah kita simpulkan maksud yohanes bukanlah untuk mengulang hal-hal yang sudah diketahui, melainkan berdasarkan pengetahuan itu, menunggusampai kepada intisari kabar sukacita: Allah mengutus anakNya ke dalam dunia, untuk membangkitkan kepercayaan, supaya mereka yang percaya kepadaNya memeperoleh kehidupan yang kekal. Hidup dalam persekutuan abadai dengan Bapa dan Anak (yohanes 14:23). Siapa yang tidak percaya kepadaNya dengan sendirinya akan dihukum. Dengan kata-kata injil ini,, semua yang tercantum disini telah dicatat supaya kami percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya( yohanes 20:31). Kamu ialah : pembaca di seluruh dunia.

KISAH PARA RASUL Asal usul dan Kepengarangan Kisah para rasul bukanlah suatu unit tersendiri, karena jelas bahwa ia ditulis sebagai kelanjutan dari injil Lukas. Penulis berbicara tentang buku-buku yang pertama (kisah 1:1) dan menunjukkan tulisannya pada teofilus. Kenyataan ini menunjukkan adanya hubungan dengan injil yang ditulis bagi orang yang sama. Tidak ada alasan yang dapat menyangkal bahwa Lukas dan kisah para rasul adalah satu karangan dalam dua volume. Keduanya dimaksudkan untuk memenuhi suatu tujuan yang sama yaitu untuk meneguhkan iman dan memeberikan suatu catatan sejarah yang dpat dimengerti tentang pernyataan Allah kepada manusia kepada karya Kristus, baik melalui jalan kehidupan pribadinya maupun melalui gerejanya. Disini kita perlu ingat apa yang telah dikatakan dalam bagian 14,3. Karenapengarang yang memberikan gambaran dari gereja purba sebagaimana akhir abad I, karena itu tidak mungkin Lukas menjadi pendamping paulus. Kendatipun bila kita telusuri sebagian sumbernya kembali kepada paulus, seperti yang sekali-sekali telah dicoba, hal ini

tidak benar-benar menolong kita karena kita tidak dapat menyusunnya kembali dengan kepastian yang cukup untuk bias menggali isi pesan Lukas darinya. Karena itu, kita harus menerima anonimitas kisah. Kisah para rasul disusun secara logis diseputar ikthisar perkembangan geografis seperti dinyatakan dalam 1:8: Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan di Samaria dan sampai ke ujung bumi. Bagian pertama setelah pembukaan menceritakan awal perkembangan di yerusalem. Banyak kesulitan yang ditemui dalam menyelaraskan urutan waktunya dengan surat-surat kiriman, dan tidak semua penyebutan sejarah dalam kisah rasuldapat dipastikan karena seringkali data yang dibutuhkan tidak ada. Sebagian kisah para rasul terdiri dari kotbah, wejangan, dan pidato baik dari para rasul, diaken, maupun wakil pemerintah. Selain itu, jika kita menyebut kitab ini kisah para rasul berarti yang hendak ditonjolkan adalah pekerjaan rasul-rasul. Akan tetapi tulisan ini ternyata banyak berbicara tentang karya roh kudus diantara murid-murid.

Waktu dan Tempat Kisah para rasul menyusul sesudah kitab injil Lukas (kis.1:1). Injil Lukas memakai markus selaku sumber. Itulah hasil-hasil yang tercapai dalam uraian yang lalu. Kisah para rasul agak jauh kemudian diselesaikan sesudah injil Lukas, sebab belum pernah kedua kitab itu didampingkan dalam kanon. Jika kita membandingkan Lukas 1:1 ,2,3 dengan kisa para rasul 1:1, maka Nampak kesamaan yang menunjukkan bahwa penulis dan pembaca kedua dokumen ini sama, kecuali tempat penulisan ini diperkirakan di roma. Sedangkan waktu penulisan kisah para rasul ditempatkan sesudah penulisan injil Lukas. Maka kisah para rasul dituliskan sekitar tahun 90/100Masehi.

Isi dan Struktur Berdasarkan hasrat Lukas untuk menulis suatu catatan yang menerangkan perkembangan ajaran serta misi Kristen menyuratkan bahwa ia memiliki pengetahuan yang menyeluruh tentang arti dan makna dari gerakan ini. Ia bukan sekedar seorang penulis kronik yang tanpa semangat menuangkan peristiwa peristiwa kering diatas kertas. Ia mempunyai naluri sebagai seorang ahli sejarah, dan menyajikan fakta-fakta dengan memperhatikan kelangsungan thema yang menarik minatnya. Tema itu adalah pertumbuhan gereja, terutama peralihannya dari yudaisme menjadi gereja Kristen bagi bangsa-bangsa lain. Jalur cerita utama di dalam kisah para rasul menyangkut misi pemberitaan injil ke utara melalui antokia ke asia kecil, dan dari sana ke makedonia, akhaya dan roma. Ada dua alasan yang mungkin mendasari keterbatasan cerita ini. Yang pertama, penulis sendiri sangat memahami dampak penyebarluasan agama Kristen dan dengan demikian dapat memanfaatkannya dengan lebih berhasil guna sebagai sarana untuk menjelaskan tema utamanya. Yang kedua, tujuan utama penulis adalah untuk mengajar pembacanya tentang kepastian injil. Karena paulus adalah pemimpin dari misis kepada orang bukan yahudi, ia patut mendapat perhatian utama, dan penjelasan tentang peralihan dari bangsa-bangsa yahudi kepada bangsa-bangsa lain, dari hokum taurat menjadi karunia. Maka dapat disimpulkan bahwa maksud si pengarang ialah untuk

bersaksi, untuk meyakinkan, khususnya orang bukan yahudi, bahwa pekerjaan yang dimulai oleh Yesus Kristus, yakni penanaman dan perluasan kerajaan Allah yang adil dan benar, dilanjutkan melalui rohnya sampai ke ujung bumi.

Penekanan Adapun maksud yang terdapat dalam kisah para rasul ini yaitu bilamana kita membacanya dengan memperhatikan susunannya maka nyatalah bahwa perhatian yang besar sekali dicurahkan kepada perkara-perkara paulus : hampir seperampat dari seluruh kitab! Sampai-sampai empat pembelaan paulus dituliskan (22:1-21; 24:10-21;25:8,10 dyb;26:2-27;enam, jika dihitung lagi 23:1dst. dan 24:24) kesemuanya itu menunjuk kepada satu jurusan yakni bahwa paulus tidak bersalah.

You might also like