You are on page 1of 26

Oleh Ida Rohayani

Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional

Kompetensi Dasar
1. Mendeskripsikan pengertian sistem hukum dan Peradilan Nasional

Indikator
Mendeskripsikan pengertian hukum Menentukan macam-macam penggolongan Hukum Mendeskripsikan pengertian dan dasar hukum lembaga peradilan nasional

Negara Hukum dan Pengertian Hukum Secara garis besar ada dua macam norma yaitu norma hukum dan bukan hukum. Persamaanya norma-norma tersebut mengatur tata tertib dalam masyarakat, sedangkan perbedaannya terletak pada sanksinya. Dalam kehidupan bernegara maka norma hukum memiliki peranan yang lebih besar karena norma hukum dapat mengikat dan memaksa seluruh warga negara maupun para penyelenggara negara.

1. negara hukum adalah negara yang mendasarkan segala sesuatu, baik tindakan maupun pembentukan lembaga negara, pada hukum tertulis atau tidak tertulis; 2. dalam sejarah ketatanegaraan dikenal adanya :

a. Negara hukum dalam arti sempit, disebut juga negara polisi, yaitu negara hanya menegakan hukum saja dan negara tidak ikut campur dalam urusan kemakmuran rakyat. b. Negara hukum modern atau welfare state, yaitu negara hukum selain untuk menegakan hukum juga memperhatikan serta berusaha menyejahtrakan rakyat.

supremacy of law, yaitu dalam negara hukum yang berdaulat atau yang memiliki kekuasaan tertinggi adalah hukum. Seluruh rakyat atau pemerintah harus tunduk pada hukum yang berlaku. Equality before of law, yaitu setiap orang kedudukannya sama didepan hukum tanpa melihat status dan kedudukannya. Human rights, yaitu diakui dan dijaminnya hakhak asasi manusia dalam undang-undang dasar.

pasal 1 ayat (3) tentang Indonesia sebagai negara hukum. pasal 27 sampai dengan 34 tentang hak dan kewajiban warga negara. pasal 27 ayat (1) yaitu prinsip equality before of law. Dan pasal lain yang disertai dengan kata undang-undang, seperti pasal 1 ayat (2), pasal 4 ayat (1), dan lain-lain.

Immanuel Kant

Hukum ialah keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak bebas dari orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang yang lain, menuruti peraturan hukum tentang kemerdekaan.

Leon Duguit

Hukum ialah aturan tingkah laku para anggota masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama dan yang jika dilanggar menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran itu.

E.M. Meyers

Hukum ialah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan yang menjadi pedoman bagi penguasa-penguasa negara dalam melakukan tugasnya.

S.M. Amin Kumpulan-kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi-sanksi itu disebut hukum dan tujuan hukum itu adalah mengadakan ketatatertiban dalam pergaulan manusia, sehingga keamanan dan ketertiban terpelihara. J.C.T. Simorangkir Hukum itu ialah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibatkan diambilnya tindakan yaitu dengan hukuman tertentu.

M.H. Tirtaatmidjaja Hukum ialah semua aturan (norma) yang harus diturut dalam tingkah laku tindakantindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman mesti mengganti kerugian, jika melanggar aturan-aturan itu akan membahayakan diri sendiri atau harta, umpamanya orang akan kehilangan kemerdekaannya, didenda dan sebagainya.

Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat. Peraturan itu dibuat dan ditetapkan oleh badan-badan resmi yang berwajib. Peraturan itu bersifat memaksa. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.

Adanya perintah dan larangan. Perintah atau larangan tersebut

harus dipatuhi oleh semua orang.

Menjamin kepastian hukum bagi setiap orang di dalam masyarakat. Menjamin ketertiban, ketentraman, kedamaian, keadilan, kemakmuran, kebahagian dan kebenaran. Menjaga jangan sampai terjadi perbuatan main hakim sendiri dalam pergaulan masyarakat.

Berdasarkan sumbernya, hukum dapat dibagi dalam:


 Hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum

dalam peraturan perundang-undangan.  Hukum kebiasaan, yaitu hukum yang terletak dalam peraturan-peraturan kebiasaan  Hukum traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh negara-negara di dalam suatu perjanjian antar negara (traktat)  Hukum yurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena keputusan hakim.

 Hukum tertulis, yang dibedakan atas dua macam

sebagai berikut:
Hukum tertulis yang dikodifikasikan, yaitu hukum yang disusun secara lengkap, sistematis, teratur dan dibukukukan, sehingga tidak perlu lagi peraturan pelaksanaan. Misalnya KUH Pidana, KUH Perdata dan KUH Dagang. Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan yaitu hukum yang meskipun tertulis, tetapi tidak disusun secara sistematis, tidak lengkap, dan masih terpisah-pisah, sehingga sering masih memerlukan peraturan pelaksanaan dalam penerapan. Misalnya undang-undang, peraturan pemerintah dan keputusan presiden.

Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang hidup dan

diyakini oleh warga nasyarakat serta dipatuhi dan tidak dibentuk menurut prosedur formal, tetatpi lahir dan tumbuh dikalangan masyarakat itu sendiri.

 Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam

wilayah suatu negara tertentu.  Hukum internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antar negara dalam dunia internasional. Hukum internasional berlakunya secara universal, baik secara keseluruhan maupun terhadap negara-negara yang mengikatkan dirinya pada suatu perjanjian internasional (traktat).  Hukum asing, yaitu hukum yang berlaku dalam wilayah negara lain.  Hukum gereja, yaitu kumpulan-kumpulan norma yang ditetapkan oleh greja untuk para anggotaanggotanya.

 Ius Constitutum (hukum positif), yaitu hukum yang berlaku

sekarang bagi suatu masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu. Misalnya Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia  Ius Constituendum (hukum negatif), yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada waktu yang akan datang. Misalnya rancangan undang-undang (RUU)  Hukum asasi (hukum alam), yaitu hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala waktu dan untuk segala bangsa di dunia. Hukum ini tidak mengenal batas waktu melainkan berlaku untuk selama-lamanya (abadi) terhadap siapapun juga di seluruh tempat.

 Hukum material, yaitu hukum yang mengatur

hubungan antara anggota masyarakat yang berlaku umum tentang hal-hal yang dilarang dan dibolehkan untuk dilakukan. Misalnya hukum pidana, hukum perdata, hukum dagang dan sebagainya.  Hukum formal, yaitu hukum yang mengatur bagaimana cara mempertahankan dan melaksanakan hukum meterial. Misalnya Hukum Acara Pidana (KUHAP), Hukum Acara Perdata dan sebagainya.

 Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan

bagaimanapun juga harus dan mempunyai paksaan mutlak. Misalnya melakukan pembunuhan , maka sanksinya secara paksa wajib dilaksanakan.  Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam suatu perjanjian. Atau dengan kata lain, hukum yang mengatur hubungan antar individu yang baru berlaku apabila yang bersangkutan tidak menggunakan alternatif lain yang dimungkinkan oleh hukum (undang-undang). Misalnya ketentuan dalam pewarisan ab-intesto (pewarisan berdasarkan undang-undang), baru mungkin bisa dilaksanakan jika tidak ada surat wasiat (testamen)

 Hukum objektif, yaitu hukum yang mengatur

hubungan antara dua orang atau lebih yang berlaku umum. Dengan kata lain, hukum dalam suatu negara yang berlaku umum dan tidak mengenai orang atau golongan tertentu.  Hukum subjektif, yaitu hukum yang timbul dari hukum objektif dan berlaku terhadap seorang atau lebih. Hukum subjektif sering juga disebut hak.

 Hukum privat (hukum sipil), yaitu hukum yang

mengatur hubungan-hubungan antara orang yang satu dengan orang yang lain, dengan menitikberatkan pada kepentingan perseorangan.  Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan alat-alat perlengkapannya atau hubungan negara dengan perseorangan (warga negara)

Undang-undang Kebiasaan (custom) Yurisprudensi Traktat Doktrin

You might also like