Professional Documents
Culture Documents
Alamku Berbicara
Pertiwi kini berduka, Pertiwi kini berteriak, Memangil, mencari, Dimana manusia berada??? Pertiwi berkata Masih adakah manusia yang akan melayaniku??? Kutumpahkan lahar di Jogja, Kuberi air bah untuk Mentawai, Kudatangkan banjir untuk Wasior, Dab kubuat Jakarta tenggelam, Hutanku, kekayaanku, Telah kau rampas dengan paksa, Kau curi seluruh isi perutku Aku hanya ingin kau lindungi agar ku dapat bertahan, Dan dapat memberikan nafas kehidupan untuk mu manusia Lindungi aku, dan jangan rampas hak milikku Aku menangis karena kau sakiti, Dan kau menangis setelah aku tumpahkan isi perutku
puisi hujan
Hujan Hujan turun deras menjelang bulan sebelas Menyirami halaman depan yang selama ini gersang Rerumputannya kembali tumbuh hijau Yang dulu meranggas dimusim kemerau Kali kecil naik sampai pinggang Bau tanah basah menguap dari kebun belakang Aroma pagi terasa hingga siang Suasana hati sejuk riang Lelah luluh tak tunggu larut wajah wajah pulas tak berkerut seakan hilang semua kemelut seakan hidup tanpa maut
Lalu aku berteduh di sebuah paviliun Duduk dan minum teh yang hangat Bangau-bagau itu menari terus Tak jarang bangau itu terbang dan mendarat lagi Sebagian lagi terlihat cemas dan khawatir Seperti ada sesuatu akan terjadi Aku berpikir sejenak sambil memandang mereka Apakah mereka bangau yang kebal udara dingin Rasanya aku ingin berbagi tehku pada mereka Tapi mereka hanya terus menari
Rinduku pada hutan Oleh : Evelyn R.A
Rinduku pada Hutan Menghirup udaranya Memandang Rimbunya Hijau Daunnya Sepinya