You are on page 1of 4

Nenek Rasulullah dari ibunya (Siti Aminah) Barah binti Abdul Uzza bin Utsman bin Abdi ad Daar

bin Qushay bin Kilab bin Murra h bin Ka ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an Nadhr. Nenek Rasulullah dari ayahnya (Abdullah bin abdul muthallib) Nutailah bintu Janab bin Kulaib. Status Ayah dan Ibu Rasulullah, Muslim atau Kafir? Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang memiliki kemuliaan dan derajat yang tinggi,baik di langit maupun di bumi. Kemuliaannya diakui oleh Alloh SWT dengan pernyataanNya,Innaka la ala khuluqin adhim, sesungguhnya Engkau (ya,Muhammad) bera da diatas akhlak yang agung (QS.Al Qolam 4).Jika yang kecil menyifati sesuatu de ngan agung ,yang dewasa belum tentu menganggapnya agung.Tetapi jika Yang Maha Besar Alloh yang menyifati sesuatu dengan kata agung,maka tidak dapat terbayangkan be tapa besar keagungannya.Dan sudah tentu,makhluk yang agung tidak keluar kecuali dari rahim yang agung pula ! Nabi Muhammad SAW adalah penghuni bumi yang paling baik nasabnya secara mutlak. Nasab beliau dari segi kemuliaan berada di puncaknya. Musuh-musuh beliau memberi pengakuan untuknya atas hal tersebut. Diantara musuh beliau yang memberikan pen gakuan akan indahnya nasab beliau adalah Abu Sufyan(sebelum masuk islam), yang d ikala itu berhadapan denga penguasa Romawi. Kaum yang paling mulia adalah kaumny a,kabilah yang paling mulia adalah kabilahnya dan marga yang paling mulia adalah marganya (Ibnu Qoyyim al Jauziyah,Zaadul Ma ad,I/32) Dan Rasulullah pernah bersabda, Aku selalu berpindah-pindah dari tulang sulbi oran g-orang yang suci kedalam rahim-rahim wanita yang suci pula (Dinukil oleh Al Hamid Al Husaini,dalam bukunya Pembahasan Tuntas Perihal Khilafiyyah,hal.600-601).Itu artinya Nabi saw adalah manusia tersuci yang telah disiapkan kelahirannya denga n membuatnya keluar dari rahim yang suci pula,yaitu Aminah ra. Dinukil oleh Ibnul Jauzi,dalam kitab Al Wafa (terjemahan),hal.74 :Abdurrahman bin Auf berkata, Ketika Rasulullah saw dilahirkan,ada jin yang berbicara di bukit Abu Qubais di daerah Ujun- yang pada mulanya tempat itu adalah sebuah kuburan dan ora ng-orang Quraisy merusakkan pakaian mereka di daerah itu-.Jin itu berkata dengan syair berikut : Aku bersumpah tidak seorang pun dari golongan manusia yang telah melahirkan Muham mad selain ia (Aminah). Seorang wanita dari suku Zuhrah yang memiliki sifat-sifat terpuji dan selamat da ri kecelaan para suku-suku, bahkan mereka memujinya. Wanita itu telah melahirkan manusia terbaik yaitu Ahmad. Orang yang terbaik itu dimuliakan Serta orangtuanya pun dimuliakan juga Bahkan Nabi SAW pernah menjelaskan bahwa nasabnya adalah suci (ayah-ayahnya adal ah keturunan manusia yang suci), Saya Muhammad bin Abdillah bin Abdul Muthollib bi n Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Il yas bin Mudhar bin Nizaar. Tidaklah terpisah manusia menjadi dua kelompok (nasab ) kecuali saya berada diantara yang terbaik dari keduanya. Maka saya lahir dari ayah ibuku dan tidaklah saya terkena ajaran jahiliyyah dan saya terlahir dari pe rnikahan (yang sah).Tidaklah saya dilahirkan dari orang yang jahat sejak Adam sa mpai berakhir pada ayah dan ibuku. Maka saya adalah pemilik nasab yang terbaik d iantara kalian dan sebaik-baik nasab (dari pihak) ayah (Baihaqi dalam Dalailun Nu buwwah dan Imam Hakim dari Anas ra.) Hadis ini diriwayatkan pula oleh Ibn Katsir dalam tafsirnya juz 2,hal.404 dan juga oleh Imam Ath Thobari dalam tafsirnya ju z 11, hal. 76.

Juga sabda Nabi SAW, Saya adalah Nabi yang tidak berdusta, Saya adalah putra Abdul Mutholib. (HR.Bukhori no.2709,2719,2772,Shahih Muslim no.1776) Lihatlah dari hadis-hadis diatas,nampak jelas sekali bahwa tidak mungkin orang t ua Nabi adalah orang-orang kafir atau musyrik. Sedangkan Nabi SAW telah membangg akan kedua orang tuanya sebagai nasab yang terbaik.Bagaimana mungkin ada manusia yang tega mengatakan orang tua,bapak atau ibu Nabi saw lagi disiksa di neraka?S ungguh itu sama halnya menyakiti hati Nabi saw. Demikian juga ucapan Nabi SAW kepada Sa ad bin Abi Waqqash di peperangan Uhud keti ka beliau SAW melihat seorang kafir membakar seorang muslim,maka Rasulullah SAW bersabda kepada Sa ad, Panahlah dia,jaminan keselamatanmu adalah Ayah dan ibuku! , mak a Sa ad berkata dengan gembira, Rasulullah SAW mengumpulkan aku dengan nama ayah dan ibunya! (HR Bukhori,Bab. Manaqib Zubair bin Awam no.3442,hadis no.3446, Bab.Manaq ib Sa ad bin Abi Waqqosh Al-Zuhri.) Bagaimana mungkin Sa ad berbahagia disatukan dengan orang tua Rasulullah,jika kedu anya orang-orang musyrik?? Maka apa kata dunia? Jika nabinya ummat Islam lahir dari rahim perempuan musyrik ? Padahal Isa as. Lahir dari rahim perempuan yang suci!!.Apa kata dunia jika Nab inya ummat islam lahir dari rahim perempuan kafir?Padahal banyak perempuan yang beriman melahirkan anak-anak yang tidak memiliki keistimewaan,sedangkan Rasul ke istimewaannya diakui di dunia langit maupun bumi lahir dari perempuan musrik?. S ungguh tidak logis!! Sungguh harus dipertimbangkan pendapat tentang kemusyrikan orang tua Nabi ! Ahlul Fatrah Adalah suatu masa dimana terjadi kekosongan nubuwwah dan risalah. Seperti orangorang jahiliyyah yang belum datang kepada mereka risalah kenabian,maka mereka ma suk kategori ahlu fatrah,yang mereka termasuk ahli surga juga. (Prof.DR.Wahbah Z uhaili,tafsir Al Munir,juz 8, hal.42) Hal itu berdasarkan firman Alloh QS. Al Isro 15 yang artinya, Kami tidaklah mengadz ab (suatu kaum) hingga kami mengutus (kepada mereka) seorang rasul Dari ayat itu, maka orang-orang yang hidup sebelum Nabi Muhammad SAW diutus, mer eka adalah Ahlu fatrah yang tidak diadzab atas perbuatannya. Karena sebagai bent uk keadilan Alloh adalah mengadzab suatu kaum setelah jelas risalah datang kepad a mereka namun tidak diindahkannya. Dan dari ayat itu pula,dapat dipahami bahwa keluarga nabi saw sebelum dirinya di angkat menjadi Nabi dan Rasul,adalah termasuk ahlu fatrah.Dan karena itu mereka tidak diadzab dan tidak digolongkan kepada orang-orang musrik atau kafir. Bagaimana dengan riwayat bahwa Nabi saw menangis dipusara ibunya?. Dan hadis ter sebut dikaitkan sebagai asbabun nuzul ayat 113 dari QS .At Taubah; Tiadalah sepat utnya bagi nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun[kepada Alloh] bagi orang-orang musyrik,walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka,bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni ner aka Jahanam .?? Beberapa ulama (salah satunya Ibn Katsir,Mukhtashor li Ali as Shobuni,juz 2,hal.1 73),menyebutkan sebuah riwayat,bahwa rasulullah saw. Suatu ketika berziarah ke k uburan dan menangis tersedu-sedu.Sayidina Umar bertanya tentang sebab tangis bel iau.Beliau menjawab, Aku menangis di kubur ibuku,Aminah. Aku memohon kepada Alloh kiranya beliau diampuni,tetapi alloh tidak memperkenankan dan turun kepadaku fir

manNya (At Taubah 113-114). Aku sedih dan kasihan kepada ibuku, dan itulah yang menjadikan aku menangis (HR.Ibn Hibbah,Abi Alatim dan Al Hakim melalui Ibn Mas ud). Riwayat ini dinilai dhoif oleh pakar hadis Adz Dzahabi,karena dalam renteten per awinya terdapat nama Ayyub yang berstatus lemah (Prof.DR.Quraish Shihab,Al Misba h ,jilid 5,hal.735).Dan pakar tafsir lainnya seperti DR.Wahbah Zuhaily mengoment ari ulama yang menyatakan hadis tersebut sebagai sebab turunnya ayat 113,QS at T aubah,dengan komentar bahwa itu jauh dari fakta sebab orang tua Rasul hidup di m asa fatrah,sehingga tidak tepat hadis tentang tangisan nabi saw dipusara ibunya sebagai sebab turunnya ayat tersebut.[lihat tafsir Al Munir ,juz 6,hal 64] Dan banyak lagi hadis yang senada dengan itu,namun dengan redaksi yang berbeda,s eperti yang diriwayatakan,Ahmad,Muslim, Abu Dawud dari jalur Abu Hurairoh. Dan j ika kita terima kesahihan hadis tangisan Nabi diatas kuburan ibunya tersebut,mak a ada beberapa hal harus dipertimbangkan untuk membatalkan hadis tersebut sebaga i dalil kemusyrikan Ibu nabi SAW,sebagai berikut: 1. 1. Hadis tersebut secara manthuq (tekstual) tidak menyebut kekafiran atau kem usyrikan ibu Nabi secara tegas dan jelas.Sehingga agak ceroboh kalau dengan keti dak jelasan manthuq hadis tersebut langsung menyatakan kemusrikan ibunda Nabi sa w. 2. 2. Hadis-hadis tersebut yang menyatakan bahwa kejadian rasulullah menangis di kuburan ibunya di kota Mekkah,menurut ibnu Sa ad berita itu salah,sebab makam ibu Nabi itu bukan di Mekkah tapi di Abwa (suatu wilayah yang masih masuk kota Madin ah). (Al Wafa ,ibn Al Jauzi,terjemahan hal.96, Lihat juga Zaadul Ma ad jilid I,hal.3 6 terkait dalil tempat wafatnya ibunda Nabi saw). 3. 3. Hadis-hadis tersebut termasuk hadis Inna Abiy wa abaaka finnar (Sesungguhny a ayahku dan ayahmu di neraka (HR.Muslim) dibatalkan (mansukh) oleh QS.Al Isra 15. D an Kami tidak mengadzab (suatu kaum) hingga kami mengutus(kepada mereka) seorang rasul (rujuklah pada Masaalikul Hunafa Fii Hayaati Abawayyil Musthofa,karya Imam As Suyuthi,hal.68).Alasan pembatalannya adalah mereka ayah dan ibunda Nabi saw h idup sebelum ada risalah nubuwwah,karena itu mereka termasuk ahlu fatrah yang te rbebas dari syari at Rasululloh saw. 4. 4. Khusus hadis riwayat Muslim,Inna Abiy wa Abaaka fin Nar/Sesungguhnya bapak ku dan bapakmu di neraka,adalah bahwa yang dimaksud Abi di hadis tersebut adalah paman.Karena kebiasaan Alloh didalam al Quran,sering ketika ada kata-kata Abun, maka yang dimaksud adalah bukan orang tua kandung.Alloh berfirman dalam QS.Al Ba qoroh 133,yang artinya ; Adakah kamu hadir ketika Ya qub mau meninggal,ketika Ia be rkata kepada anak-anaknya;Apa yang kamu sembah sepeninggalku? Mereka menjawab; Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu,Ibrahim,Isma il dan Ishaq,yaitu Tu han Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepadaNya. Padahal Ayah Ya qub adalah Ishaq bukan Ibrahim atau Ismail.Namun Alloh menyebutkan Ibrahim dan Ismail seba gai Aaba (ayah-ayah) dari Ya qub,maksudnya adalah kakek atau paman dari Ya qub.Dan unt uk penyebutan orang tua kandung,biasanya Al quran menggunakan kata Waalid.Sebaga imana Alloh berfirman; Robbanagh Fir Li Wa Li Waliidayya /Ya Tuhan Kami Ampunilah a ku dan ibu bapakku .QS.Ibrahim 41 5. 5. Hadis-hadis tersebut bertentangan dengan nash hadis lain seperti yang kami tulis diatas,bahwa nabi lahir dari nasab yang suci. 6. 6. Dikatakan oleh Al Qadhiy Abu Bakar Al A raabiy bahwa orang yang mengatakan o rang tua Nabi saw di neraka, mereka di laknat oleh Allah swt, sebagaimana Firman Nya: Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah akan mela knatinya di dunia dan akhirat, dan disiapkan bagi mereka azab yang menghinakan. ( QS. Al-Ahzab: 57)Berkata Qadhiy Abu Bakar, Tidak ada hal yang lebih menyakiti Nab i SAW ketika dikatakan bahwa ayahnya atau orang tuanya berada di neraka, dan Nab i saw bersabda : Janganlah kalian menyakiti yang hidup karena sebab yang telah wa fat. (Masalikul Hunafa Fii Hayaati Abawayyil Musthofa, hal. 75 lil Imam Suyuthi)

Demikian pendapat ulama bahwa orang tua Nabi SAW bukan orang-orang musyrik, kare na wafat sebelum kebangkitan Risalah dan menjadi ahli fatrah, dan tak ada pula n ash yg menjelaskan mereka sebagai menyembah berhala. Diantara Ulama yang berpend apat bahwa orang tua Nabi bukan musyrik menurut Al Habib Munzhir bin Fuad Al Mus awa adalah : Hujjatul Islam Al Imam Syafii dan sebagian besar ulama syafii, Al Hafidh Al Muha ddits Al Imam Qurtubi, Al Hafidh Al Imam Assakhawiy, Al hafidh Al Muhaddits Al I mam Jalaluddin Abdurrahman Assuyuthi yg mengarang sebuah buku khusus tentang kes elamatan ayah bunda nabi saw, Al hafidh Al Imam Ibn Syaahin, Al Hafidh Al Imam A bubakar Al baghdadiy, Al hafidh Al Imam At thabari, Al hafidh Al Imam Addaruquth niy dan masih banyak lagi yang lainnya.

You might also like