You are on page 1of 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Definisi Kehamilan Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis.

Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi,dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinan akan mengalami kehamilan. Apabila kehamilan ini direncanakan, akan memberi rasa kebahagiaan dan penuh harapan. 2. Tanda tanda kehamilan a. Tanda yang tidak pasti (probable signs) / tanda mungkin kehamilan. Indikator mungkin hamil adalah karakteristik-karakteristik fisik yang bisa di lihat atau sebaliknya diukur oleh pemeriksa dan lebih spesifik dalam perubahan-perubahan psikologis yang di sebabkan oleh kehamilan. Kedua jenis tanda dan gejala kehamilan di atas mungkin ditemukan pada kondisi yang lain, meskipun tidak dapat dipertimbangkan sebagai indikator-indikator positif suatu kehamilan. Semakin banyak tanda tidak pasti ditemukan semakin besar kemungkinan kehamilan. Tanda-tanda mungkin adalah sebagai berikut: 1) Amenorhea Bila seorang wanita dalam masa mampu hamil, apabila sudah kawin mengeluh terlambat haid, maka pikirkan bahwa dia hamil, meskipun keadaan stress, obat-obatan, penyakit kronis dapat pula mengakibatkan terlambat haid. 2) Mual dan muntah Mual dan muntah merupakan gejala umum, mulai dari rasa tidak enak sampai muntah yang berkepanjangan. Dalam kedokteran sering di kenal morning sickness arena munculnya

seringkali pagi hari. Mual dan muntah diperberat oleh makanan yang baunya menusuk dan juga oleh emosi penderita yang tidak stabil. Untuk mengatasinya penderita perlu di beri makanmakanan yang ringan, mudah di cerna dan jangan lupa menerangkan bahwa keadaaan ini dalam batas normal orang hamil. Bila berlebihan dapat pula diberikan obat-obat anti muntah. 3) Mastodinia Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara di sebabkan payudara membesar. Vaskularisasi bertambah, asinus dan duktus berproliferasi karena pengaruh estrogen dan progesteron. 4) Quickening Quickening adalah persepsi gerakan janin pertama, biasanya di sadari oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu. 5) Keluhan kencing Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing malam, disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan tarikan uterus ke cranial. 6) Konstipasi Ini terjadi karena efek relaksasi progesteron atau dapat juga karena perubahan pola makanan. 7) Perubahan berat badan Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan, karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah. Pada bulan selanjutnya berat badan akan selalu meningkat sampai stabil menjelang aterm. 8) Perubahan temperatur basal Kenaikan temperatur basal lebih dari 3 minggu biasanya merupakan tanda telah terjadinya kehamilan. 9) Perubahan warna kulit Perubahan ini antara lain kloasma yakni warna kulit yang kehitam-hitaman pada dahi, punggung hidung dan kulit daerah

10

tulang pipi, terutama pada wanita dengan warna kulit tua. Biasanya muncul setelah kehamilah 16 minggu. Pada daerah areola dan puting payudara, warna kulit menjadi lebih hitam. Perubahanperubahan ini disebabkan oleh stimulasi Melanocyte Stimulating Hormone (MSH). Pada kulit daerah abdomen dan payudara dapat mengalami perubahan yang di sebut strie gravidarum yaitu perubahan warna seperti jaringan parut. Diduga ini terjadi karena pengaruh adrenokortikosteroid. Kadang-kadang timbul pula teleangiktasis karena pengaruh estrogen tinggi. 10) Perubahan payudara Akibat stimulasi prolaktin dan HPL, payudara mensekresi kolostrum, biasanya setelah kehamilan lebih dari 16 minggu. 11) Perubahan pada uterus Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk dan konsistensi. Uterus berubah menjadi lunak, betuknya globular. Teraba balotement, tanda ini muncul pada minggu ke 16-20, setelah rongga rahim mengalami obliterasi dan cairan amnion cukup banyak. Balotemen adalah tanda ada benang terapung/melayang dalam cairan. Sebagai diagnosis banding adalah asites yang di sertai denagn kista ovarium, mioma uteri, dan sebagainya. 12) Tanda Piskaceks Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang dekat dengan implatasi plasenta. 13) Perubahan-perubahan pada serviks (a) Tanda Hegar Tanda ini berupa perlunakan pada daerah isthmus uteri, sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesan lebih tipis dan uterus mulai difleksikan. Dapat diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Tanda ini mulai terliaht pada minggu ke-6, dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8.

11

(b) Tanda Goodells Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks tersa lebih lunak. Penggunaan kontrasepsi oral juga dapat memberikan dampak ini. (c) Tanda Chadwick Dinding vagina mengalami kongesti, warna kebirubiruan. (d) Tanda Mc Donald Fundus uteri dan serviks bisa denagn mudah difleksikan satu sama lain dan tergantung pada lunak atau tidaknya jaringan isthmus. (e) Terjadi pembesaran abdomen Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke 16, karena pada saat itu uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut. (f) Kontraksi uterus Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit. (g) Pemeriksaan tes biologis kehamilan Pada pemeriksaan ini hasilnya positif, dimana kemungkinan positif palsu. 3. Tanda Pasti Kehamilan Indikator pasti kehamilan adalah penemuan-penemuan keberadaan janin secara jelas dan hal ini tidak dapat dijelaskan dengan kondisi kesehatan yang lain. a. Denyut Jantung Janin (DJJ) Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 1718. Pada orang gemuk, lebih lambat. Dengan stetoskop ultrasonic (Doppler), DJJ dapat didengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu ke 12. Melakukan auskultasi pada janin bisa juga mengidentifikasi

12

bunyi-bunyi yang lain, seperti: bising tali pusat, bising uterus dan nadi ibu. b. Palpasi Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya menjadi jelas setelah minggu ke 22. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu ke 24.(Kusmiyati.dkk, 2008, pp.9397) 4. Kehamilan Primigravida Primigravida is a woman in her first pregnancy ( seorang wanita dalam kehamilan pertama).(Medical Dictionary, 2009). 5. Tanda Bahaya Kehamilan a. Pengertian Tanda Bahaya Kehamilan Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan / periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2003). Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan bahaya. (Uswhaya, 2009, p.3). Menurut Kusmiyati dkk, 2008, kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/ penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda. 1) Macam-macam tanda bahaya kehamilan, Enam tanda bahaya kehamilan selama antenatal menurut Pusdiknakes.(2003): a) Perdarahan pervaginam b) Sakit kepala yang hebat

13

c) d) e) f)

Masalah penglihatan Bengkak pada muka atau tangan Nyeri abdomen yang hebat Bayi kurang bergerak seperti biasa Berbagai macam tanda bahaya yang perlu segera dirujuk untuk segera mendapatkan pertolongan :

14

(1) Keluar darah dari jalan lahir Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Pada masa awal sekali kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting disekitar waktu pertama haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi, dan ini normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin pertanda dari servik yang rapuh atau erosi. Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya infeksi. Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri. Perdarahan ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan ektopik. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak, dan kadang -kadang, tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa atau abrupsio plasenta (Pusdiknakes, 2003). Perdarahan saat kehamilan dan persalinan dapat terjadi pada awal dan akhir persalinan. Perdarahan pada awal kehamilan terjadi pada trimester pertama (1-12 minggu). Penyebabnya adalah kehamilan di luar kandungan atau biasa di sebut kehamilan ektopik terganggu (KET), adanya jaringan yang abnormal dan melekat pada rahim, perlekatan plasenta pada rahim, atau infeksi penyakit. Pada menjelang akhir kehamilan (kira-kira pada minggu ke-20), perdarahan yang terjadi biasanya disebabkan perlekatan plasenta ke jalan lahir sehingga menyumbat jalan lahir atau biasa di sebut plasenta previa. Bisa juga perdarahan terjadi karena

15

plasenta yang terlepas di dalam rahim atau di sebut dengan solusio plasenta. (Sinsin Lis, 2008, p.53) (2) Keluar air ketuban sebelum waktunya Yang dinamakan ketuban pecah dini adalah apabila terjadi sebelum persalinan berlangsung yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra uteri atau oleh kedua faktor tersebut, juga karena adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan servik dan penilaiannya ditentukan dengan adanya cairan ketuban di vagina. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus (nitrazin test) merah menjadi biru (Saifuddin, 2002, p.218). (3) Kejang Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala -gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklampsia (Saifuddin, 2002, p.212). (4) Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam) Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke- 6. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik (Pusdiknakes, 2003). (5) Demam Tinggi Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38C dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.

16

Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu. (Saifuddin, 2002, p.249). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejalagejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003). (6) Nyeri perut yang hebat Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah istirahat. Hal ini bisa berarti appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi placenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya (Pusdiknakes, 2003). (7) Sakit kepala yang hebat Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari preeklampsia (Pusdiknakes, 2003).

17

(8) Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Mual dan muntah yang sampai mengganggu aktifitas sehari-hari dan keadaan umum menjadi lebih buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum (Wiknjosastro, 2002, p.275). (9) Selaput kelopak mata pucat Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan III, <10,5 gr% pada trimester II. Nilai tersebut dan perbedaannya dengan wanita tidak hamil terjadi hemodilusi, terutama pada trimester II. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi (Saifuddin, 2002, p.281) (10) Penglihatan Kabur Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya

18

penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang. Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya preeklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah). (Uswhaaja, 2009) 6. Pengetahuan a. Defini Pengetahuan Menurut (Notoatmodjo, 2005) pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan tahu kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang telah diketahui, adapun cara mengetahui sesuatu dapat dilakukan dengan cara mendengar, melihat, merasakan, dan sebagainya. Sedangkan pengalaman adalah keseluruhan atau totalitas pengamatan yang di simpan di dalam ingatan atau digabungkan dengan suatu pengharapan akan masa depan sesuai dengan apa yang telah diamati pada masa lain (Saebani, 2008) Proses yang didasari oleh pengetahuan kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersikap langgeng. Sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2003). b. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan menurut Bloom Cit Notoatmodjo (2003), yaitu:

19

1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. 2) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mejelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3) Analysis (analysis) Adalah suatu kemampuan untuk menjalankan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 4) Aplikasi (Application) Aplikasi artinya sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan 1) Faktor internal a) Faktor pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai

20

keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut Notoatmodjo (2003), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan (Nursalam, 2003) pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. b) Faktor pekerjaan Menurut Nursalam (2003), pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. c) Faktor umur Menurut Nursalam (2003), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. 2) Faktor eksternal Faktor lingkungan Menurut Nursalam (2003) lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

21

7. Karakteristik Ibu Hamil a. Tingkat Pendidikan 1) Pengertian Pendidikan Secara umum pendidikan diartikan sebagai segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka, melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. (Notoatmodjo, 2003) Pendidikan dari asal kata didik berarti memelihara dan memberi latihan (ajar, pimpinan) mengenal akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok yang dalam proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. (Poerwadarminta, 2000) Sejalan dengan pengertian diatas, menurut UU RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pengertian ini menekan pada pendidikan format dan tampak lebih dekat dengan penyelenggaraan pendidikan secara operasional. (Hasbullah, 2001) Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang memiliki-sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Mubarak, 2006) 2) Tingkat Pendidikan Menurut UU RI No. 20 tahun 2003, ditinjau dari sudut tingkatannya, jalur pendidikan sekolah terdiri dari:

22

(a) Pendidikan Dasar Yaitu pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan yang menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan masyarakat serta mempersiapkan pendidik untuk mengikuti pendidikan menengah, yang merupakan bekal dasar bagi perkembangan kehidupan baik untuk pibadi maupun masyarakat. Oleh karena itu, bagi setiap warga Negara harus disediakan kesempatan untuk memperoleh pendidikan dasar (Hasbullah, 2001) Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan bentuk lain yang sederajat (Depdiknas, 2003) (b) Pendidikan Menengah Yaitu pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan, sosial budaya, alam sekitar dan dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi (Hasbullah, 2001). Pendidikan menengah meliputi: Sekolah Menengah Umum (SMU) dan kejuruan serta Madrasah Aliyah (Depdiknas,2003) (c) Pendidikan Tinggi Mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki tingkat kemampuan tinggi bersifat akademik atau professional sehingga dapat menerapkan, mengembangkan, menciptakan ilmu pengetahuan dan seni dalam pembangunan nasional dan kesejahteraan manusia (Hasbullah, 2001). Pendidikan

23

tinggi meliputi :akademi, institut, sekolah tinggi dan universitas (Depdiknas, 2003) Di Indonesia, tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku dan menghasilkan banyak perubahan di segala bidang, termasuk pengetahuan masyarakat dibidang kesehatan (Notoatmodjo, 2003) b. Pendapatan Pendapatan adalah hasil pencaharian (usaha dan sebagainya) sesuatu yang didapatkan (dibuat dan sebagainya) yang sedianya belum ada dan sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia (Poerwadarminta, 2000). Pendapatan suatu keluarga ditentukan oleh jenis mata pencaharian dan keterampilan keluarga tersebut (Depkes RI, 2002) Pendapatan keluarga erat kaitannya dengan ekonomi keluarga. Menurut Poewadarminta (2000) ekonomi adalah pengetahuan dan penyelidikan mengenai azas-azas penghasilan (produksi), pembagian (distribusi) dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti hal keuangan, perindustrian, perdagangan dsb) Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah, memenuhi kebutuhan sehari-hari dibandingkan keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan informasi yang termasuk kebutuhan sekunder (Notoatmodjo.2003) Pemerintah mengatur pengupahan melalui peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5/Per/Men/tahun 1989 tentang upah minimum. Upah minimum dibagi dalam 3 kriteria yaitu upah minimum regional, upah minimum sektor regional dan upah minimum sub sektoral regional. Dalam perkembangannya upah minimum dibagi 2 kriteria yaitu upah minimum Kabupaten/Kota baik Kabupaten yang ditetapkan setahun sekali oleh SK Gubernur Propinsi. Pada tahun

24

2009 upah tertinggi adalah di Kota Semarang, yakni sebesar Rp838.500 sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Brebes yang hanya Rp575.000 per bulan. (Dinnakertrans, 2010). Kenaikan upah tertinggi terjadi di Kabupaten Demak, yakni mencapai 19,27 persen sedangkan kenaikan terendah adalah Kabupaten Brebes yang hanya naik 5,2 persen. (Istibsaroh, Nur, 2009). Pada tahun 2010 upah minimum regional di Kota Semarang adalah Rp.939.756,-. Sedangkan di Kabupaten Demak upah minimum regionalnya adalah Rp.772.262,-. (Dinas pendapatan Kota Semarang, 2010) c. Umur Pengertian: 1) Umur adalah lama waktu hidup atau ada sejak dilahirkan atau diadakan (Purwodarminto, 2003) 2) Pengertian umur adalah umur pada saat ulang tahun terakhir (statistik kesehatan. 2007). Umur seorang ibu berkaitan dengan alat-alat reproduksi wanita. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah 20-35 tahun. Kehamilan di usia kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan anemia karena diusia kurang dari 20 tahun secara biologis belum optimal, emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami goncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilan. Sedangkan pada umur 35 tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang menimpa diusia ni serat makin tua umur ibu maka akan terjadi kemunduran yang progresif dari endometrium sehingga untuk mencukupi kebutuhan nutrisi janin diperukan pertumbuhan plasenta yang lebih luas. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada umur dibawah 20 tahun

25

ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada umur 20-29 tahun. Kematian meningkat sesudah umur 20-35 tahun (Witknjosatro, 2002) a) Umur Ibu Hamil: Umur seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau yang lebih dari 35 tahun, berisiko tinggi untuk melahirkan. Kesiapan seorang perempuan untuk hamil harus siap fisik, mental, emosi, psikologi, sosial, dan ekonomi. (Ruswana, 2006) (1) Umur ibu kurang dari 20 tahun Wanita disebut siap secara fisik jika ia telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya, yaitu sekitar umur 20 tahun. Ketika berhenti tumbuh, sehingga umur 20 tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan fisik. Kehamilan pada umur kurang dari 20 tahun akan cenderung mengalami komplikasi, demikian pula anak yang dilahirkannya. Salah satunya adalah kelahiran bayi prematur. Hal ini terjadi karena dari segi biologis pertumbuhan dan perkembangan alat-alat reproduksi belum seluruhnya normal. (2) Umur ibu lebih dari 35 tahun Wanita yang hamil pada umur 35 tahun atau lebih harus waspada terhadap risiko-risiko yang mungkin terjadi sehingga sangat penting bagi ibu yang berumur lebih dari 35 tahun keatas mendapat perawatan selama kehamilan lebih dini yang tepat, sehingga kelainan tersebut tidak menyebabkan risiko besar baik ibu atau bayinya. Kehamilan risiko tinggi pada umur 35 tahun keatas adalah kehamilan yang dapat menyebabkan ibu hamil

26

dan bayi menjadi sakit dan / atau meninggal, sebelum persalinan berlangsung. Banyak faktor risiko ibu hamil dan salah satu faktor yang penting adalah umur.(Sinsin, Lis, 2008, p.61) Kendala yang mungkin terjadi pada kehamilan dengan umur kurang dari 20 tahun, yaitu (BKKBN, 2004) : (a) Ibu muda pada waktu hamil kurang memperhatikan kehamilannya termasuk kontrol kehamilan yang tidak rutin. Ini akan meningkatkan risiko kehamilan. Bahaya yang di timbulkan pada ibu hamil dengan risiko yang tinggi di antaranya adalah bayi prematur. (b) Ibu muda pada waktu hamil sering mengalami ketidakteraturan tekanan darah yang berdampak pada keracunan kehamilan serta kekejangan yang berakibat kematian. (c) Kehamilan umur muda (dibawah 20 tahun) berkaitan dengan munculnya kanker rahim. Risiko-risiko yang mungkin terjadi pada ibu yang hamil berumur 35 tahun atau lebih, antara lain (Saleh, Abdul, 2004) : Munculnya masalah kesehatan yang kronis Wanita yang hamil diatas umur 35 tahun, akan rawan dibandingkan yang berumur 20 tahun untuk menderita tekanan darah tinggi. Risiko terjadinya kelainan kromosom pada anak 1) Kelainan kromosom down syndrome (paling banyak muncul), yaitu kelahiran kombinasi dari retardasi mental dan abnormalitas bentuk fisik yang disebabkan oleh kelainan kromosom.

27

2) Risiko terjadinya keguguran Keguguran dapat terjadi pada tiga bulan pertama pada wanita dengan semua golongan umur. Risiko ini meningkat pada wanita berumur 35 tahun atau lebih. 3) Risiko terjadinya plasenta previa Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. (Winkjosastro, 2004, p.365) Serta dapat menyebabkan perdarahan selama persalinan dan dapat membahayakan baik pada ibu maupun bayinya. 4) Risiko melahirkan bayi premature Ibu yang hamil pada umur 35 tahun atau lebih, kemungkinan dapat melahirkan bayi dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu. 5) Risiko terjadinya kehamilan ektopik terganggu Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan hasil konsepsi berimplantasi di luar endrometrium rahim (Mochtar, 2000)

28

B. Kerangka Teori

Faktor Internal

Pendidikan Pendapatan Umur Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan.

Faktor Eksternal Lingkungan

Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2003) dan Nursalam (2003) C. Kerangka Konsep Karakteristik Ibu : Umur Tingkat pengetahuan tentang Pendidikan tanda bahaya kehamilan Pendapatan

D. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Ada hubungan umur ibu hamil primigravida dengan tingkat pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan di RB YKWP Desa Kangkung Senggrong, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak Tahun 2010.

29

2. Ada hubungan pendapatan ibu hamil primigravida dengan tingkat pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan di RB YKWP Desa Kangkung Senggrong, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak Tahun 2010. 3. Ada hubungan pendidikan ibu hamil primigravida dengan tingkat pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan di RB YKWP Desa Kangkung Senggrong, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak Tahun 2010.

You might also like