You are on page 1of 23

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN PEMBUATAN KEPUTUSAN DOSEN PEMBIMBING :

MONIKA TIARAWATI, SE, M.M

DISUSUN OLEH NAMA NIM KELAS

: TAKDIR RIZKI AGUSTIAN : 118694256 : S11BB

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

KATA PENGANTAR Pertama tama marilah kita panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Tak lupa pula salawat serta salam kami hantarkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah merangkul kita dari alam Jahiliyah menuju alam Islamiyah kini. Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing Ibu Monika Tiarawati, SE, M.M yang senantiasa membimbing saya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Saya sebagai penulis mengangkat sebuah judul PEMBUATAN KEPUTUSAN sebuah judul yang akan menjelaskan tentang langkah - langkah pembuatan keputusan. Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dan perlu perbaikan. Dengan semangat amar makruf dan upaya meningkatkan ilmu pengetahuan, saya senantiasa mengharapkan kontribusi pemikiran dan saran perbaikan demi kelengkapan dan kesempurnaan makalah ini. Semoga dapat memberi manfaat dan hanya kepada Allah SWT saya memohon agar meridhoi segala upaya kita bersama, amin ya rabbal alamin.

Wassalam.

Surabaya , 2 November 2011

Penyusun

DAFTAR ISI Kata Pengantar ................................................................................................................. Daftar Isi ......................................................................................................................... Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang ...................................................................................................... B. Rumusan Masalah ................................................................................................. C. Tujuan ................................................................................................................... D. Metode Pengumpuan Data ..................................................................................... Bab II Pembuatan Keputusan A. Pencarian Masalah dan Peluang ........................................................................... B. Model Rasional Pembuatan Keputusan ................................................................ C. Pengembangan Efektifitas Pembuatan Keputusan dan Pemecahan Masalah ......... Bab III Penutup A. Kesimpulan ........................................................................................................... B. Saran saran ......................................................................................................... Daftar Pustaka

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Pembuatan keputusan adalah fungsi mendasar dari manajemen, seperti halnya dengan kepemimpinan dan komunikasi. Pembuatan keputusan adalah salah satu kemampuan utama yang harus dikuasai setiap manajer. Hal ini disebabkan pembuatan keputusan sangat diperlukan pada semua tahap kegiatan administrasi dan manajemen. Misalnya saja di saat proses perencanaan berlangsung, berbagai proses pembuatan keputusan dilakukan untuk memilih alternatif dan prioritasnya. Pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan mengidentifikasi dan menganalisis masalah, mengidentifikasi kriteria keputusan,

mempertimbangkan kriteria, mengembangkan alternatif, membandingkan dan mengevaluasi semua alternatif pemecahan, menilai risikonya, memilih alternatif terbaik dan

mengimplementasikan keputusan. Untuk memperlancar proses pengambil keputusan tersebut kita harus mengetahui kunci pokok keberhasilan implementasi keputusan. Kunci kesuksesan tersebut adalah komitmen, penyampaian hasil keputusan berupa pengumuman, jumlah dan kualitas personalia yang akan melaksanakan keputusan, fasilitas yang mendukung pelaksanaan keputusan, waktu pelaksanaan, dan pertanggungjawaban pelaksanaan keputusan.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka timbul permasalahan yang merupakan titik fokus akan penyelesaian makalah ini yang di rumuskan sebagai berikut : Bagaimana cara pembuatan keputusan? Bagaimana mengidentifikasi masalah dan peluang? Bagaimana model rasional pembuatan keputusan ? Bagaimana pengembangan efektifitas pembuatan keputusan? Bagaimana pemecahan masalah dalam pembuatan keputusan?

C. Tujuan Saya sebagai penulis mengangkat judul seperti diatas. Bertujuan agar pembaca dapat mengetahui pentingnya pembuatan sebuah keputusan dalam menjalankan suatu bisnis. Selain itu pembaca juga dapat mengetahui bagaimana besarnya peranan manajer dalam pembuatan keputusan dalam segala hal untuk dapat hasil yang baik di kemudian bagi semua orang. D. Metode Pengumpulan Data Metode yang saya gunakan dalam menyelasaikan masalah ini, sangatlah sederhana di mana cara saya memecahkan rumusan masalah tersebut hanya berdasarkan pencarian data dan informasi melalui beberapa referensi. Kemudian saya melakukan kajian pustaka terhadap referensi tersebut dengan mengambil inti sari yang berkaitan dengan rumusan masalah tersebut lalu saya susun secara sistematis dalam tulisan ini.

Bab II Pembahasan A. Pembuatan Keputusan Pembuatan keputusan Mengidentifikasi dan memilih serangkaian tindakan untuk menghadapi masalah tertentu atau mengambil keuntungan dari suatu kesempatan. Waktu dan Hubungan Manusia dalam Pembuatan Keputusan Waktu Pembuatanan keputusan dipengaruhi oleh prestasi masa lampau, keadaan masa kini dan harapan masa depan. Hubungan manusia Pembuatan keputusan manajer juga dipengaruhi oleh keputusan orang lain yang mungkin dapat bertentangan atau berinteraksi dengan kepuusan mereka. 1. Masalah dan Peluang 1.1. Masalah : situasi yang terjadi jika keadaan aktual tidak sesuai dengan keadaan yang diinginkan. Proses identifikasi masalah : a. Deviasi dari pengalaman masa lampau b. Deviasi dari rencana yang ditetapkan berarti proyeksi manajer tidak terpenuhi c. Komplain dari orang lain (karyawan, konsumen, dsb) d. Prestasi pesaing 2.2. Peluang : situasi yang terjadi ketika keadaan menawarkan peluan pada organisasi untuk melampaui sasaran yang telah direncanakan.  Keputusan untuk Memutuskan Nilai ambang Manajer melihat masalah tergantung pada nilai ambang untuk pengakuan adanya masalah, dipengaruhi oleh : - Pemahaman atas sasaran, rencana dan standar prestasi yang dapat diterima - Nilai-nilai

- Latar belakang dan keahlian manajer Mementukan prioritas Tidak semua masalah dapat diselesaikan oleh manajer, oleh karena itu diperlukan prioritas.  Sifat Keputusan Manajerial 1. Keputusan Terprogram Penyelesaian masalah rutin yang dapat ditangani dengan kebijakan, prosedur dan peraturan tertulis atau tidak tertulis. Untuk menangani masalah yang terjadi berulang dan komponen elemennya dapat ditentukan, diramalkan dan dianalisis. 2. Keputusan Tidak Terprogram Penyelesaian spesifik yang diciptakan lewat proses tidak terstrukur unuk menangani masalah non rutin  Kondisi Pembuatan Keputusan a. Keyakinan Manajer (decision maker) dalam pengambilan keputusan (decision making)-nya didasarkan atas keyakinan bahwa keputusan (decision) inilah yang terbaik setelah diperhitungkan dan dianalisis faktor-faktor internal dan eksternal serta dampak positif dan negative dari keputusan tersebut. b. Intuisi Manajer dalam pengambilan keputusan didasarkan atas suara hati (intuisi)-nya, bersifat ilham dan perasaan-perasaan (good feeling)-nya. Sasaran-sasaran, pengaruih, preferensi, dan psikologis individu pengambil keputusan memegang peranan penting. Disini ilmu subjektif sangat vital. Pengambilan keputusan secara intuitif ini sacara tidak sadar dipengaruhi oleh pengetahuan masa lalu, latihan-latihan, dan latar belakang. Biasanya ia seorang aktivis, dinamis, dan senantiasa bertanya tentang situasi-situasi dan ia menemukan pemecahan atas problem-problem sulit. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi biasanya mengandalkan naluri, perasaan pribadi, kemampuan mental, tetapi setiap situasi dihadapinya dengan sikap realistis dan memutuskannya menurut perasaan saja. c. Fakta-fakta Pengambilan keputusan didasarkan atas hasil analisis data, informasi, dan fakta-fakta, serta didukung oleh kemampuan imajinasi, pengalaman, perspektif yang tepat, dan daya pikir untuk mengimplementasikan situasi dan kondisi masa depan. Dalam hal ini manajer jangan

menjadi robot analisis data informasi, dan fakta yang komplet. Keputusan (decision) yang ditetapkan berdasarkan fakta-fakta ini relative baik, logis, rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan serta bisa diterapkan pada setiap situasi dan kondisi. d. Pengalaman Manajer dalam pengambilan keputusannya didasarkan kepada pengalamannya dan pengalaman pihak-pihak lain. Pengalaman sangat berharga, memberikan petunjuk-petunjuk dan memberikan jawaban atas pertanyaan apa yang harus dilakukan dalam situasi dan kondisi ini? e. Kekuasaan decision maker dalam pengambilan keputusan (decision maker) harus berpedoman atas kekuasaan (autority) yang dimilikinya, supaya keputusan (decision) itu sah dan legal untuk diberlakukan. Hal ini disebabkan autority merupakan dasar hukum untuk bertindak dfan berbuat sesuatu. 2. Model Rasional Pembuatan Keputusan Tahap 1 : Pengamatan situasi Definisi masalah Diagnosis penyebab Tentukan tujuan Tahap 2 : Pengembangan alternatif Tentukan alternatif secara kreatif Jangan lakukan evaluasi terlebih dahulu Tahap 3 : Evaluasi alternatif dan pilih alternatif yang terbaik Evaluasi alternatif Pilih alternatif terbaik Tahap 4 : Implementasi keputusan dan monitor hasil Susun rencana implementasi Lakukan implementasi Monitor implementasi serta buat penyesuaian yang diperlukan Model Rasional dalam Perspektif 1. Rasionalitas terbatas dan memadai (Helbert Simon)

Rasionalitas Terbatas : Merupakan konsep bahwa manajer mengambil keputusan paling logis dengan kendala berupa keterbatasan informasi dan kemampuan. Memadai : Teknik PK dimana manajer menerima keputusan memuaskan yang mereka temukan pertama. 2. Heuristic (Tversky dan Kehneman) Teknik PK yang dilakukan sesuai lini empiris dan dengan pedoman umum. Teori teori pengambilan keputusan bersangkut paut dengan masalah bagaimana pilihan-pilihan semacam itu dibuat. Kebijaksanaa, sebagai telah kita rumuskan di muka, adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan oleh seseorang aktor atau sejumlah aktor berkenaan dengan suatu masalah atau persoalan tertentu. Secara tipikal pembuatan kebijaksanaan merupakan tindakan yang berpola, yang dilakukan sepanjang waktu dan melibatkan banyak keputusan yang di antaranya ada yang merupakankeputusan rutin, ada yang tidak rutin. Dalam praktek pembuat kebijaksanaan sehari-hari amat jarang kita jumpai suatu kebijaksanaan yang hanya terdiri dari keputusan tunggal. Dalamtulisan ini akan dibahas 3 (tiga) teori pengambilan keputusan yang dianggap paling sering dibicarakan dalam pelbagai kepustakaan kebijaksanaan negara. Teori-teori yang dimaksud ialah : teori Rasional komprehensif, teori Inkremental dan teori Pengamatan terpadu. Teori Rasional Komprehensif Teori pengambilan keputusan yang paling dikenal dan mungkin pula yang banyak diterima oleh kalangan luas ialah teori rasional komprehensif. Unsur-unsur utama dari teori ini dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Pembuat keputusan dihadapkan pada.suatu masalah tertentu yang dapat dibedakan dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai masalah-masalah yang dapat diperbandingkan satu sama lain. 2. Tujuan-tujuan, nilai-nilai, atau sasaran yang mempedomani pembuat keputusan amat jelas dan dapat ditetapkan rangkingnya sesuai dengan urutan kePentingannya. 3. Pelbagai altenatif untuk memecahkan masalah tersebut diteliti secara saksama. 4. Akibat-akibat (biaya dan manfaat) yang ditmbulkan oleh setiap altenatif Yang diPilih diteliti. 5. Setiap alternatif dan masing-masing akibat yang menyertainya, dapat diperbandingkan dengan alternatif-altenatif lainnya. 6. Pembuat keputusan akan memilih alternatif dan akibat-akibatnya yang dapat

memaksimasi tercapainya tujuan, nilai atau Sasaran yang telah digariskan. Teori rasional komprehensif banyak mendapatkan kritik dan kritik yang paling tajam berasal dari seorang ahli Ekonomi dan Matematika Charles Lindblom (1965 , 1964 1959) Lindblom secara tegas menyatakan bahwa para pembuat keputusan itu sebenarya tidaklah berhadapan dengan masalah-masalah yang konkrit dan terumuskan dengan jelas. Lebih lanjut, pembuat keputusan kemungkinan juga sulit untuk memilah-milah secara tegas antara nilai-nilainya sendiri dengan nilai-nilai yang diyakini masyarakat. Asumsi penganjur model rasionar bahwa antara fakta-fakta dan nilai-nilai dapat dengan mudah dibedakan, bahkan dipisahkan, tidak pemah terbukti dalam kenyataan sehari-hari. Akhirnya, masih ada masalah yang disebut ,,sunk_cost,,. Keputusan_-keputusan, kesepakatan-kesepakatan dan investasi terdahulu dalam kebijaksanaan dan program-program yang ada sekarang kemungkinan akan mencegah pembuat keputusan untuk membuat keputusan yang berbeda sama sekali dari yang sudah ada. Untuk konteks negara-negara sedang berkembang, menurut Rs. Milne (1972), mode irasionar komprehensif ini jelas tidak akan muduh diterapkan. Sebabnya ialah: informasi/datastatistik tidak memadai ; tidak memadainya perangkat teori yang siap pakai untuk kondisi- kondisi negara sedang berkembang ; ekologi budaya di mana sistem pembuatan keputusan itu beroperasi juga tidak mendukung birokrasi di negara sedangberkembang umumnya dikenal amat lemah dan tidak sanggup memasok unsur-unsur rasionar dalam pengambilan keputusan. Teori Inkremental Teori inkremental dalam pengambilan keputusan mencerminkan suatu teori pengambilankeputusan yang menghindari banyak masalah yang harus dipertimbangkan (seperti daram teori rasional komprehensif) dan, pada saat yang sama, merupakan teori yang lebih banyak menggambarkan cara yang ditempuh oleh pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambil kepurusan sehari-hari. Pokok-pokok teori inkremental ini dapat diuraikan sebagai berikut. a. Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan untuk mencapainya dipandang sebagai sesuatu hal yang saling terkait daripada sebagai sesuatu hal yang saling terpisah. b. Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa altematif yang langsung berhubungan dengan pokok masalah dan altematif-alternatif ini hanya dipandang berbeda secara inkremental atau marginal bila dibandingkan dengan kebijaksanaan yang ada sekarang.

c. Bagi tiap altematif hanya sejumlah kecil akibat-akibat yang mendasar saja yang akan dievaluasi. d. Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan akan didedifinisikan secara terarur. Pandangan inkrementalisme memberikan kemungkin untuk mempertimbangkan dan menyesuaikan tujuan dan sarana serta sarana dan tujuan sehingga menjadikan dampak dari masalah itu lebih dapat ditanggulangi. e. Bahwa tidak ada keputusan atau cara pemecahan yang tepat bagi tiap masalah. Batu uji bagi keputusan yang baik terletak pada keyakinan bahwa berbagai analisis pada akhirnya akan sepakat pada keputusan tertentu meskipun tanpa menyepakati bahwa keputusan itu adalah yang paling tepat sebagai sarana untuk mencapai tujuan. f. Pembuatan keputusan yang inkremental pada hakikatnya bersifat perbaikan-perbaikan kecil dan hal ini lebih diarahkan untuk memperbaiki ketidaksempunaan dari upaya-upaya konkrit dalam mengatasi masalahsosial yang ada sekarang daripada sebagai upaya untuk menyodorkan tujuan-tujuan sosial yang sama sekali baru di masa yang akan datang. Kepurtusan-keputusan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pada hakikatnya merupakan produk dari saling memberi dan menerima dan saling percaya di antara pelbagai pihak yang terlibat dalam proses keputusan tersebut. Dalam masyarakat yang strukturnya majemuk paham lnkremental ini secara politis lebih aman karena akan lebih gampang untuk mencapai kesepakatan apabila masalatr-masalah yang diperdebatkan oleh pelbagai kelompok yang terlibat hanyalah bersifat upaya untuk memodifikasi terhadap program-program yang sudah ada daripada jika hal tersebut menyangkut isu-isu kebijaksanaan mengenai perubahanperubahan yang radikal yang memiliki sifat ambil semua atau tidak sama sekali. Karena para pembuat keputusan itu berada dalam keadaan yang serba tidak pasti khususnya yang menyangkut akibat-akibat dari tindakan-tindakan mereka di masa datang, maka keputusan yang bersifat inkremental ini akan dapat mengurangi resiko dan biaya yang ditimbulkan oleh suasana ketidakpastian itu. Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning Theory) Penganjur teori ini adalah ahli sosiologi organisasi Amitai Etzioni. Etzioni setuju terhadap kritik-kritik para teoritisi inkremental yang diarahkan pada teori rasional komprehensif, akan tetapi ia juga menunjukkan adanya beberapa kelemahan yang terdapat pada teori inkremental. Misatnya, keputusan-keputusan yang dibuat oleh pembuat keputusanpenganut model inkremental akan lebih mewakili atau mencerminkan kepentingan-kepentingan dari kelompok-kelompok yang kuat dan mapan serta kelompok-kelompok yang mampu mengorganisasikan kepentingannya dalam masyarakat, sementara itu kepentingan-

kepentingan dari kelompok-kelompok yang lemah dan yang secara politis tidak mampu mengorganisasikan kepentingannya praktis akan terabaikan. Iebih lanjut dengan memusatkan perhatiannya pada kepentingan/tujuan jangka pendek dan hanya berusaha untuk memperhatikan variasi yang terbatas dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ada sekarang, maka model inkremental cenderung mengabaikan peluang bagi perlunya pembaruan sosial (social inovation) yang mendasar. Oleh karena itu, menurut Yehezkel Dror (1968) gaya inkremental dalam pembuatankeputusan cenderung menghasilkan kelambanan dan terpeliharanya status quo, sehingga merintangi upaya menyempurnakan proses pembuatan keputusan itu sendiri. Bagi sarjana seperti Dror yang pada dasarnya merupakan salah seorang penganjur teori rasional yang terkemuka model inkremental ini justru dianggapnya merupakan strategi yang tidak cocok untuk diterapkan di negara-negara sedang berkembang, sebab di negara-negara ini perubahan yang kecil-kecilan (inkremental) tidaklah memadai guna tercapainya hasil berupa perbaikan-perbaikan besar-besaran.

PENDEKATAN SISTEM DALAM MEMECAHKAN MASALAH DAN MEMBUAT KEPUTUSAN 1. A. PENDAHULUAN Dalam mempersiapkan pemecahan masalah, manajer memandang perusahaan sebagai suatu system dengan memahami lingkungan perusahaan dan mengidentifikasi subsistem subsistem dalam perusahaan. Dalam mendefenisikan masalah, manajer bergerak dari tingkat system ke subsistem dan menganalisis bagian-bagiansistem menurut suatu urutan tertentu. Dalam memecahkan masalah manajer mengidentifikasi berbagai solusi alternative, mengevaluaasinya, memilh yang terbaik, menerapkannya, dan membuat tindak lanjut untuk memastikan bahwa solusi itu berjalan sebagaimana mestinya. 1. Maksud dan tujuan Penulisan makalah ini bermaksud membuka pemikiran para mahasiswa untuk lebih tanggap dalam menghadapi sebuah permasalahan dan mampu menyelesaikan permasalah tersebut, dan tentunya tulisan ini sangat bermanfaat bagi para mahasiswa ketika memasuki dunia kerja nantinya. 2. Ruang lingkup Pada makalah ini penulis hanya membahas bagaimana seorang manajer perusahaan mengambil sebuah keputusan ketika terjadi sebuah permasalahan padaperusahaan yang mereka pimpin. Oleh sebab itu, maka pada makalah ini berisikanpendekatan system dalam pengambilan keputusan, struktur masalah, tahap pemecahanmasalah serta faktor manusia yang mempengaruhi pemecahan masalah. 1. B. PEMECAHAN MASALAH Dengan kenyataan tersebut, kita mendefinisikan masalah sebagai suatu kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian luar biasa atau menghasilkan keuntungan luar bisa. Jadi pemecahan masalah berarti tindakan memberi respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya. Pentingnya pemecahan masalah bukan didasarkan pada jumlah waktu yang dihabiskan tetapi pada konsekuensinya. Keputusan adalah pemilihan suatu strategi atau tindakan. Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang manajer yakini akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut. Salah satu kunci pemecahan masalah adalah identifikasi

berbagai alternatif keputusan. Solusi bagi suatu masalah harus mendayagunakan sistem untuk memenuhi tujuannya, seperti tercermin pada standar kinerja sistem. Standar ini menggambarkan keadaan yang diharapkan, apa yang harus dicapai oleh sistem. Selanjutnya manajer harus memiliki informasi yang terkini, Informasi itu menggambarkan keadaan saat ini, apa yang sedang dicapai oleh sistem. Jika keadaan saat ini dan keadaan yang diharapkan sama, tidak terdapat masalah dan manajer tidak mengambil tindakan. Jika kedua keadaan itu berbeda, sejumlah masalah merupakan penyebabnya dan harus dipecahkan. Perbedaan antara keadaan saat ini dan keadaan yang diharapkan menggambarkan kriteria solusi (solution criterion), atau apa yang diperlukan untu mengubah keadaan saat ini menjadi keadaan yang diharapkan. Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, sistem informasi dapat digunakan umtuk mengevaluasi tiap alternatif. Evaluasi ini harus mempertimbangkan berbagai kendala (constraints) yang mungkin, baik intern maupun extern / lingkungan.

1. Kendala intern dapat berupa sumber daya yang terbatas, seperti kurangnya bahan baku, modal kerja, SDM yang kurang memenuhi syarat, dan lain lain. 2. Kendala lingkungan dapat berupa tekanan dari berbagai elemen lingkungan, seperti pemerintah atau pesaing untuk bertindak menurut cara tertentu.

Gejala adalah kondisi yang dihasilkan oleh masalah. Sangat sering para manajer melihat gejala dari pada masalah. Gejala menarik perhatian manajer melalui lingkaran umpan balik. Namun gejala tidak mengungkapkan seluruhnya, bahwa suatu masalah adalah penyebab dari suatu persoalan, atau penyebab dari suatu peluang. 1. C. PENDEKATAN SISTEM Proses pemecahan masalah secara sistematis bermula dari John Dewey, seorang profesor filosofi di Columbia University pada awal abad ini. Dalam bukunya tahun 1910, ia mengidentifikasi tiga seri penilaian yang terlibat dalam memecahkan masalah suatu kontroversi secara memadai yaitu: 1. Mengenali kontroversi

2. Menimbang klaim alternatif 3. Membentuk penilaian Kerangka kerja yang dianjurkan untuk penggunaan komputer dikenal sebagai pendekatan sistem . Serangkaian langkah-langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa masalah itu pertama-tama dipahami, solusi alternative dipertimbangkan, dan solusi yang dipilih bekerja. Serangkaian langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa maslah itu pertama-tama dipahami ,solusi alternatif dipertimbangkan, dan solusi yang dipilih bekerja. Langkahlangkahnya adalah sbb: 1. Usaha persiapan mempersiapkan manajer untuk memecahkan masalah dengan menyediakan orientasi sistem. 1. Usaha definisi mencakup mengidentifikasi masalah untuk dipecahkan dan kemudian memahaminya. 1. Usaha solusi mencakup mengidentifikasi berbagai solusi alternatif, mengevaluasinya, memilih satu yang tampak terbaik, menerapkan solusi itu dan membuat menindaklanjuti untuk menyakinkan bahwa masalah itu terpecahkan. 1. D. STRUKTUR MASALAH Masalah terstruktur terdiri dari elemen-elemen dan hubungan-hubungan antar elemen yang semuanya dipahami oleh pemecah masalah. Masalah tak terstruktur berisikan elemen-elemen atau hubungan-hubungan antar elemen yang tidak dipahami oleh pemecah masalah. Sebenarnya dalam suatu organisasi sangat sedikit permasalahan yang sepenuhnya terstruktur atau sepenuhnya tidak terstruktur. Sebagaian besar masalah adalah masalah semi-terstruktur, yaitu manajer memiliki pemahaman yang kurang sempurna mengenai elemen-elemen dan hubungannya. Masalah semi-terstruktur adalah masalah yang berisi sebagian elemen-elemen atau hubungan yang dimengerti oleh pemecah masalah.

1. E. TAHAP PEMECAHAN MASALAH Pentingnya pemecahan masalah bukan didasarkan pada jumlah waktu yang dihabiskan tetapi pada konsekuensinya. Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi/ aksi yang diyakini manajer akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut. Salah satunya kunci pemecahan masalah adalah mengidentifikasikan berbagai alternatif keputusan. Dalam memecahkan masalah kita berpegangan pada tiga jenis usaha yang harus dilakukan oleh manajer yaitu usaha persiapan, usaha definisi, dan usaha solusi / pemecahan. 1. Usaha persiapan, mempersiapkan manajer untuk memecahkan masalah dengan menyediakan orientasi sistem. 2. Usaha definisi, mencakup mengidentifikasikan masalah untuk dipecahkan dan kemudian memahaminya. 3. Usaha solusi, mencakup mengidentifikasikan berbagai solusi alternatif, mengevaluasinya, memilih salah satu yang tampaknya terbaik, menerapkan solusi itu dan membuat tindak lanjutnya untuk menyakinkan bahwa masalah itu terpecahkan. Sistem informasi berbasis komputer atau CBIS dapat digunakan sebagai system dukungan (support systems) saat menerapkan pendekatan sistem. 1. Usaha persiapan Tiga langkah persiapan tidak harus dilaksanakan secara berurutan, karena ketiganya bersamasama menghasilkan kerangka pikir yang diinginkan untuk mengenai masalah. Ketiga masalah itu terdiri dari: 1) Memandang perusahaan sebagai suatu sistem 2) Mengenal sistem lingkungan 3) Mengidentifikasikan subsistem-subsistem perusahaan 1. Usaha definisi

Usaha definisi mencakup pertama-tama menyadari bahwa suatu masalah ada atau akan ada (identifikasi masalah) dan kemudian cukup mempelajarinya untuk mencari solusi (pemahaman masalah). Usaha definisi mencakup dua langkah yaitu : 1) Bergerak dari tingkat sistem ke subsistem 2) Menganalisis bagian-bagian sistem dalam sustu urutan tertentu 1. Usaha pemecahan Usaha pemecahan meliputi pertimbangan berbagai alternatif yang layak (feasible), pemilihan alternatif terbaik, dan penerapannya. 1. F. UPAYA PERSIAPAN 2. Memendang perusahaan sebagai suatu sistem Mampu melihat perusahaan anda sebagai suatu sistem. 1. Mengenal sistem lingkungan Hubungan perusahaan dengan lingkungan juga penting. 1. Mengidentifikasi subsistem-subsistem perusahaan Subsistem-subsistem utama perusahaan juga perlu diidentifikasi, dan subsistem tersebut dapat mengambil beberapa bentuk. 1. G. UPAYA DEFINISI Upaya definisi pertama-tama mencakup kesadaran bahwa suatu masalah ada atau tidak ada (identifikasi masalah) dan kemudian cukup mempelajarinya untuk mencari solusi (pemahaman masalah). Upaya definisi mencakup dua langkah: i. Bergerak dari tingkat sistem ke subsistem

Ketika manajer berusaha memahami masalah, analis mulai dengan sistem yang menjadi tanggung jawab manajer. Sistem itu dapat berupa perusahaan atau slah satu unitnya. Anais kemudian bergerak menuruni hirarki sistem, tingkat demi tingkat. ii. Menganalisis bagian-bagian sistem dalam suatu urutan tertentu.

Elemen satu = mengevaluasi standar. 1) Standar kinerja untuk suatu sistem biasanya dinyatakan dalam bentuk rencana,anggaran, dan kuota. 2) Standar harus sah 3) Standar harus realistis 4) Standar harus dimengerti 5) Standar harus terukur Elemen dua = membandingkan output sistem dengan standar Setelah manajer puas dengan standar tersebut, ia kemudian mengevaluasi output Sistem dengan membandingkannya dengan standar. Elemen tiga = mengevaluasi manajemen Suatu penilaian kritis dilakukan atas manajemen sistem dan struktur organisasi. Elemen empat = mengevaluasi pengolahan informasi Kebutuhan itu harus diidentifikasi dan suatu sistem informasi yang memadai harus dirancang dan diterapakan. Elemen lima = mengevaluasi input dan sumber daya input Bila tingkat analisis sistem ini tercapai, sistem konseptual tidak lagi merupakan persoalan, dan permasalahan ada pada sistem fisik. Elemen enam = mengevaluasi proses transformasi

Prosedur dan praktek yang tidak efisien mungkin menyebabkan kesukaran dalam mengubah input menjadi output. Elemen tujuh = mengevaluasi sumber daya output Elemen masalah (dalam hal ini, manajemen ) harus dimengerti segera setelah teridentifikasi. Hakikat kekurangmampuan manajemen harus ditelusuri. Salah satu tugas yang paling pentign dihadapi oleh manajer adalah definisi masalah. 1. H. FAKTOR-FAKTOR PRIBADI YANG MEMPENGARUHI PEMECAHAN MASALAH Tiap manajer memiliki gaya pemecahan masalah yang unik. Gaya mereka mempengaruhi bagaimana mereka terlibat dalam memecahkan masalah, mengumpulkan informasi, dan menggunakan informasi. Merasakan masalah Ada tiga kategori dasar dalam hal gaya merasakan masalah (problem sensing styles) mereka, yaitu : 1) Penghindar masalah (problem avoider) Manajer ini mengambil sikap positif dan

menganggap bahwa semua baik-baik saja. 2) Pemecah masalah (problem solver) Manajer ini tidak mencari masalah juga dan juga

tidak menghalanginya. Jika timbul masalah, masalah tersebut dipecahkan. 3) Pencari masalah (problem seeker) manajer ini menikmati pemecahan masalah dan

mencarinya. Mengumpulkan informasi Para manajer dapat menunjukkan salah satu dari dua gaya mengumpulkan informasi atau sikap terhadap total volume informasi yang tersedia bagi mereka : 1) Gaya teratur (preceptive style) Manajer jenis ini mengikuti manajemen by exeption dan

menyaring segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan bidang minatnya.

2)

Gaya menerima (receptive style) Manajer jenis ini ingin melihat semuanya, kemudian

menentukan apakah informasi tersebut bernilai baginya atau orang lain dalam organisasi. Menggunakan informasi Manajer juga cenderung lebih menyukai salah satu dari dua gaya menggunakan informasi (information using style) : 1) Gaya sistematis (systematic style) Manajer memberi perhatian khusus untuk mengikuti

suatu metode yang telah ditetapkan. 2) Gaya intuitif (intuitive style) Manajer tidak lebih menyukai suatu metode tertentu tetapi

menyesuiakan dengan situas. 1. I. FAKTOR MANUSIA YANG MEMPENGARUHI PEMECAHAN MASALAH Tiap manajer memiliki gaya pemecahan masalah yang unik. Gaya mereka mempengaruhi bagaimana mereka terlibat dalam merasakan masalah, mengumpulkan informasi, dan menggunakan informasi.
y

Merasakan masalah

Manajer dapat dibagi dalam tiga kategori dasar dalam hal gaya merasakan masalah (problem solving styles) mereka, yaitu bagaimana mereka menghadapi masalah.
y

Penghindar masalah (problem avoider), manajer ini mengambil sikap positif dan menganggap bahwa semua baik-baik saja. Ia berusaha menghalangi kemungkinan masalah dengan mengabaikan informasi atau menghindarinya sepanjang perencanaan.

Pemecah masalah (problem solver), manajer ini tidak mencari masalah juga tidak menghalanginya. Jika timbul suatu masalah, masalah tersebut dipecahkan.

Pencari masalah (problem seeker), manajer ini menikmati pemecahan masalah dan mencarinya.

Mengumpulkan informasi

Para manajer dapat menunjukkan salah satu dari dua gaya mengumpulkan informasi (information-gathering styles) atau sikap terhadap total volume informasi yang tersedia bagi mereka.
y

Gaya teratur (preceptive style), manajer jenis ini mengikuti management by exception dan menyaring segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan area minatnya.

Gaya menerima (receptive style), manajer jenis ini ingin melihat semuanya, kemudian menentukan apakah informasi tersebut bernilai baginya atau orang lain dalam organisasi.

Menggunakan informasi

Manajer juga cenderung lebih menyukai salah satu dari dua gaya menggunakan informasi (information-using styles), yaitu cara-cara menggunakan informasi untuk memecahkan suatu masalah.
y

Gaya sistematik (systematic style), manajer memberi perhatian khusus untuk mengikuti suatu metode yang telah ditetapkan, misalnya pendekatan sistem.

Gaya intuitif (intuitive style), manajer tidak lebih menyukai suatu metode tertentu tetapi menyesuaikan pendekatan dengan situasi.

Bab III Penutup A. Kesimpulan


y

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan makalah Pembuatan Keputusan :

pembuatan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peranan penting, terutama bila manajer melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan menyangkut keputusan-keputusan sangat penting dan jangka panjang yang dapat dibuat manajer. Dalam proses perencanaan, manajer memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai, sumber daya-sumber daya yang akan digunakan, dan siapa yang akan melaksanakna setiap tugas yang dibutuhkan. Seluruh proses peerenacanaan itu melibatkan manajer dalam serangkaian situasi pembuatan keputusan. Kualitas keputusan-keputusan manajer akan menentukan efektifitas rencana yang disusun.

1. Proses pemecahan masalah secara sistematis bermula dari John Dewey, seorangprofesor filosofi di Columbia University pada awal abad ini. Dalam bukunyatahun 1910, ia mengidentifikasi tiga seri penilaian yang terlibat dalammemecahkan masalah suatu kontroversi secara memadai yaitu:

y y y y

Mengenali kontroversi Menimbang klaim alternative Membentuk penilaian 2. Pemecahan masalah berarti tindakan memberi respon terhadap masalah untukmenekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya.3. Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang manajeryakini akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut.4. Tiap manajer memiliki gaya pemecahan masalah yang unik. Gaya merekamempengaruhi bagaimana mereka terlibat dalam merasakan masalah,mengumpulkan informasi, dan menggunakan informasi.

DARTAR PUSTAKA  Gibson, Ivancevich, Donnely, (1997)Organisasi:Perilaku, Struktur, Proses, Jakarta: Binarupa Aksara, (terjemahan)  Griffin, RW. Dan Ebert, RJ., Binis (1997) Jakarta:Prehallindo  Hani Handoko (1997) Manajemen, Yogyakarta:BPFE  Harold Koontz and Cyril ODonnell (1984) Management, McGraw-HIII Book Company  Terry.G.R. (1994). Prinsip-Prinsip Manajemen, McGraw-HIII   Book Company  Yukl.G. (1994). Kepemimpinan Dalam Organisasi, Prenhallindo, Jakarta. Edisi bahasa Indonesia  Mathis.R L,Jackson.J H (.2001) Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit, Salembam Empat.

You might also like