You are on page 1of 6

1.

1 Istilah atau bagian dari Roda Gigi Silindris


Jumlah z adalah keseluruhan jumlah gigi yang terdapat pada keliling lingkaran jarak
bagi yang merupakan bilangan bulat. Jumlah gigi pada RG luar z bernilai positif. Sedangkan
pada RG dalam bernilai negatif. Pada transisi antara RG luar dan dalam yang merupakan
batang gigi (rack gear) mempunyai jumlah gigi Z=. Meskipun jumlah gigi dari batang gigi
dalam praktek tetap terbatas, tetapi dalam perhitungan teoritis dipergunakan jumlah gigi tak
terhingga.
Lebar gigi b adalah jarak antara dua permukaan normal yang tegak lurus terhadap
sumbu.
Lingkaran gelinding (=silinder gelinding=bidang fungsi) adalah silinder imajiner tanpa
gigi yang saling menggelinding dengan lingkaran gelinding pasangannya tanpa selip. Pada
RG nol (tanpa koreksi) diameter lingkaran gelinding adalah sama dengan diameter lingkaran
jarak bagi.
Lingkaran jarak bagi dengan diameter d ini dibagi dalam beberapa busur jarak bagi.
Jarak bagi p sendiri adalah busur lingkaran yang dibatasi oleh dua permukaan dinding gigi
yang bersebelahan dan bernama sama, kanan semua atau kiri semua. Dari keliling
lingkaran jarak bagi ditentukanlah diameter lingkaran jarak bagi dengan
rumus :


Modul m [mm] adalah besaran yang tergantung pada jarak bagi. Pada modul inilah
semua perhitungan besaran RG mengacu. Pasangan RG harus mempunyai modul yang
sama untuk semua gigi-giginya. Pada dasarnya modul dan jarak bagi bisa dibuat
sembarang, tetapi untuk menyederhanakan dan membatasi jenis alat potong maka modul
dibakukan menurut DIN 780.
Tebal gigi s dan celah gigi e adalah dua komponen busur lingkaran pembentuk jarak
bagi . Sudut setengah tebal gigi adalah sudut yang dihitung dengan rumus
tan

Jika tebal gigi pada lingkaran kepala sa dan lingkaran kepala da maka sudut tebal
gigi pada lingkaran kepala adalah tan

. Dengan sudut kontak maka didapatkanlah


hubungan ketergantungan cos

. Dari sini dihitunglah diameter lingkaran dasar db


dengan rumus : cos cos
Titik awal profil evolvente terletak pada keliling lingkaran dasar. Jarak antara dua
awal profil evolvente yang saling bersebelahan disebut jarak bagi lingkaran dasar pb. Jika
maka dari hubungan ini dihitunglah

cos
Jarak antara dua titik kontak yang bersebelahan yang terletak pada garis kontak
n n disebut jarak bagi kontak Pe.
cos cos

Supaya dua gigi yang berpasangan dapat bekerja sama dengan baik maka jarak
bagi kontak Pe dipaksa untuk menyesuaikan pasangannya. Lengkungan dari profil
evolvente ditentukan oleh besar diameter jarak bagi d, diameter lingkaran dasar db, jumlah
gigi z dan sudut kontak . Pada batang gigi z = , maka lengkungan profil sama dengan 0
atau sebagai garis lurus. Lengkungan profil semakin besar dengan jumlah gigi yang semakin
mengecil.
1.2 Ukuran Roda Gigi Silindris Nol
Jika garis rujukan profil P-P dari alat potong digelindingkan pada lingkaran jarak bagi
maka terbentuklah profil gigi nol karena garis gelinding M-M menyatu dengan garis rujukan
profil P-P.
Bila pada pasangan RG tersebut merupakan RG nol maka terbentuklah sudut kontak
kerja w yang sama besar dengan sudut kontak pembuatan (w=) dan diameter jarak
bagi sama dengan diameter lingkaran gelinding kerja (d1,2=dw1,2). Demikian juga dengan
kedua lingkaran gelinding kerja yang bersinggungan di titik kontak gelinding C.
Menurut DIN 867, ukuran gigi dihitung dengan rumus di bawah ini :
Tinggi kepala gigi :

Tinggi kaki gigi :

Tinggi gigi total :

Diameter kepala gigi :

Untuk kaki gigi dengan
Diameter kaki gigi:

Jarak poros ad RG nol adalah setengah dari penjumlahan diameter jarak bagi kedua RG nol
tersebut
Jarak poros:


Pada RG lurus nol

selalu merupakan bilangan bulat. Oleh karena itu


tidak selalu jarak poros yang telah ditentukan ad dapat dipenuhi oleh pasangan RG nol. Bila
tidak dapat terpenuhi maka dipergunakanlah pasangan RG lurus dengan koreksi.
Pada pasangan RG nol kecepatan keliling pada lingkaran jarak bagi keduanya sama,
maka berlaku atau dari sini disimpulkanlah ratio
dengan rumus :
Ratio i :


Jika jarak poros ad yang haruskan diketahui, maka diameter jarak bagi RG 1 dan 2 dihitung
dengan rumus:


1.3 Garis kontak dan overlap kontak
Untuk menjamin proses transmisi gerak putar, gaya-gaya dan momen puntir dapat
berlangsung secara kontinyu maka sebelum sepasang gigi yang sedang berkontak berpisah
sama sekali, maka pasangan gigi berikutnya harus sudah berkontak. Dengan kata lain harus
ada overlap kontak sebelum gigi depan yang berkontak saling berpisah. Ini hanya bisa
terjadi bila garis kontak

lebih panjang dari garis jarak bagi kontak Pe. Sehingga


panjang garis kontak dihitung dengan rumus :

sin
Simbol Satuan Keterangan
da1, da2 mm Diameter kepala gigi
db1, db2 mm Diameter lingkaran dasar
ad mm Jarak poros roda gigi nol
= p = 20
0

0
Sudut kontak menurut DIN 867

Perbandingan antara garis kontak dan jarak bagi kontak pe disebut overlap kontak

yang dihitung dengan rumus :

sin
cos

Overlap kontak ini menunjukkan harga rata-rata jumlah pasangan gigi yang saling
berkontak. Dengan memperhatikan kualitas gigi dan deformasi haruslah minimum


sebisa mungkin

untuk menghindari terputusnya transmisi. Bila

itu berarti
bahwa dalam satu kontak ada 125% gigi dalam kontak yang mana 25% dari pasangan gigi
berikutnya sudah dalam keadaan kontak ketika pasangan gigi di depannya sudah
melakukan kontak 100%.


Pada RG lurus nol bila

semakin kecil maka semakin kuatlah lengkungan pada


kedua lingkaran kepala. Pada pasangan RG luar nol karena overlap kontak

relatif cukup
besar maka perhitungan untuk memastikan besarnya overlap kontak tidak perlu selalu
dilakukan.
1.4 Pergeseran profil (koreksi) pada roda gigi lurus
Aplikasi
Tujuan dari pergeseran (koreksi) profil gigi pada RG lurus adalah untuk :
1. Menghindari pemotongan undercut pada RG (kaki gigi) dengan jumlah gigi sedikit.
2. Mencapai jarak poros tertentu.
3. Meningkatkan kekuatan profil gigi pada koreksi positif.
4. Meningkatkan overlap kontak
Undercut dan batas minimum jumlah gigi
Jika harga batas minimum jumlah gigi Z
min
dilampaui maka akan terbentuk profil gigi
dengan undercut yang sangat merugikan kekuatan gigi tersebut, karena tebal pada kaki gigi
mengecil sehingga berakibat bahaya patah meningkat.
RG yang dibentuk dengan pahat batang gigi dasar yang mempunyai tinggi gigi
(2m+c), dan tebal gigi dengan kelonggarannya pada lingkaran jarak bagi sebesar


disebut RG standar. Pada saat proses pembentukan profil gigi dengan jumlah gigi sedikit
oleh alat potong secara geometri akan menghasilkan bentuk yang tidak proporsional. Oleh
karena itu jumlah gigi memiliki jumlah gigi minimum, supaya secara geometris bentuk gigi
menjadi proporsional.
Jumlah gigi minimum


Bila = 20
0
, maka z
min
= 17,1 dan bila = 14,5
0
, maka z
min
= 32. Tetapi dalam
praktek pengurangan sampai 20% masih dapat diterima, sehingga jumlah gigi minimum
praktis adalah 14 untuk = 20
0
, 26 untuk = 14,5
0
.
Pada pasangan RG dengan z
1
<z
min
dan z
2
>z
min
akan terbentuk undercut pada RG 1,
sehingga kontak dengan gigi pasangannya tidak berlangsung baik. Gigi mulai berkontak
pada titik F seperti pada gambar. Hal ini disebabkan oleh

<p
e
dan

<1 sehingga transmisi


gerakan dan gaya berlangsung secara tidak kontinyu. Di samping itu juga terjadi abrasi yang
cukup serius pada titik F dimana kontak dimulai.
Untuk menghindari undercut usaha yang bisa ditempuh misalnya dengan
mengurangi tinggi kepala gigi h
a0
sehingga gigi menjadi lebih pendek dan lebih kuat. Cara
lain adalah dengan memperbesar sudut kontak sehingga jumlah gigi minimum z
min
dapat
diperkecil. Kedua usaha ini membutuhkan alat potong yang khusus, sehingga secara
ekonomis tidak menguntungkan.

Untuk menghindari hal tersebut maka ditempuhlah jalan dengan menggeser profil
(melakukan koreksi) RG tanpa harus menyediakan alat potong khusus.
Pada RG evolvente dapat dibuat seperti pada pembuatan RG nol dengan hanya
menggeser garis rujukan profil P-P sebesar V
16
dari lingkaran jarak bagi M-M. Dengan faktor
koreksi x yang merupakan faktor pengali dari modul m, maka dinyatakanlah pergeseran
profil V sebagai :

Pergeseran profil V dan faktor koreksi x bernilai positif bila alat potong (garis rujukan
profil P-P) digeser ke luar dari lingkaran jarak bagi ke arah lingkaran kepala. Sebaliknya bila
alat potong digeser ke dalam (ke arah kaki gigi) maka pergeseran profil V dan faktor koreksi
x bernilai negatif.
Gambar 2-7 di bawah ini menunjukkan perbandingan bentuk gigi yang sangat
tergantung pada pergeseran profil. Dari sini pergeseran profil bisa dibedakan menjadi empat
kategori, yaitu:
y RG nol: tidak mengalami pergeseran profil. Garis rujukan profil P-P menyatu dengan
garis gelinding M-M dan lingkaran jarak bagi kedua RG bertemu di titik gelinding C
(gambar 2-7a). Lingkaran gelinding proses pembuatan sama dengan lingkaran
gelinding kerja. Tebal gigi s pada lingkaran jarak bagi sama dengan lebar celah gigi
e,


y RG V nol: dengan pergeseran profil tetapi tetap dengan lingkaran dasar, lingkaran
jarak bagi pembuatan dan jarak bagi tidak berubah seperti pada RG nol.
y RG V plus: dengan pergeseran profil V positif. Garis rujukan profil alat potong
digeser ke luar ke arah lingkaran kepala gigi sehingga lingkaran kepala dan kaki
pada RG luar membesar, sedangkan pada RG dalam mengecil. Tebal gigi s pada
lingkaran jarak bagi

dab celah gigi


. Dengan demikian undercut dapat


dihindari dan kemampuan gigi untuk meneruskan gaya meningkat.
y RG V minus: dengan pergeseran profil V negatif. Garis rujukan profil alat potong
dimajukan ke arah kaki gigi. Lingkaran kepala dan kaki menjadi lebih kecil pada RG
luar, sedangkan lingkaran kepala dan kaki membesar pada RG
ation hdalam. Tebal gigi pada lingkaran jarak bagi

dan celah gigi



. Bahaya undercut menjadi besar dan kemampuan gigi meneruskan gaya


mengecil.
Untuk menghindari terjadinya undercut pada RG luar maka tinggi kepala h
a0
dan
radius kepala
a0
alat potong digeser dengan faktor koreksi minimum yang tak boleh
dilewati.






Dalam praktek bila z
min
=14 mulai terjadi undercut dengan harga batas faktor koreksi
x positif untuk z < z
min
dan negatif untuk z > z
min
.

You might also like