You are on page 1of 33

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hernia inguinalis adalah protusio usus lewat kanalis inguinalis yang abnormal.

Keadaan ini bisa congenital atau akuisita dan lebih sering ditemukan pada laki-laki. Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia inguinalis lateralis Karena keluar dari rongga peritoneum melalui annulus inguinalis internus yang terletak dari pembuluh darah epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang maka akan menonjol keluar dari annulus inguinalis eksternus.apabila hernia ini berlanjut akan turun sampai ke scrotum disebut hernia scrotalis. (Syamsuhidayat R. 1997 hal 704-705) Ada beberapa jenis hernia yaitu : Hernia diafragmatik yaitu protrusi bagian organ abdomen melalui lubang pada diafragma. Hernia hiatal sliding yaitu protrusi struktur abdomen ( biasanya lambung ) melalui hiatus esophagus. Hernia hiatus yaitu suatu keadaan dimana terjadi perpindahan secara intermiten (sementara) atau secara permanent (menetap) bagian lambung disertai perpindahan bagian esophagus dari intra abdomen kedalam rongga dada ( rongga thoraks ) diatas diafragma melalui hiatus esophagus yang normal. Dan lain-lain

1.2. Ruang Lingkup Pembahasan laporan kasus ini hanya membahas bagaimana menerapkan asuhan keperawatan pada salah seorang pasien dengan post operatif hernia inguinalis diruang rawat inap Anggrek II RSUD Dr.RM.Djoelham Binjai.

1.3. Tujuan Penulisan 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mendapatkan gambaran umum dan menerapkan asuhan keperawatan pada pasien post operatif hernia inguinalis diruang rawat inap Anggrek II RSUD Dr.RM.Djoelham Binjai. 1.3.2. Tujuan Khusus a. Mampu menerapkan pengkajian pada pasien dengan post operatif b. Mampu menerapkan rencana tindakan dalam usaha mengatasi masalah yang timbul sesuai dengan diagnosa keperawatan c. Mampu menerapkan rencana dalam bentuk tindakan yang nyata sesuai dengan intervensi yang telah ditetapkan d. Mampu menilai hasil tindakan keperawatan yang telah diterapkan terhadap pasien post operatif hernia inguinalis 1.4. Kegunaan Penulisan 1. Bagi penulis yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan penampilan penyusun dalam menerapkan asuhan keperawatan terhadap pasien yang post operati hernia inguinalis. 2. Untuk meningkatkan mutu pelayanan dan mendapatkan pelayanan yang tepat sesuai dengan kebutuhan mengarah kepada pasien dan konsep yang ada. 3. Sebagai bahan masukan dan pengembangan pengetahuan bagi institusi pendidikan 4. Sebagai sumbangan pengetahuan dan pedoman bagi tenaga keperawatan terutama perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien post operatif hernia inguinalis 1.5. Metode Penulisan Yaitu dengan metode deskriptif dengan tipe studi kasus yang menelusuri literature dan dilaksanakan pada pasien post operatif hernia inguinalis.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1. Konsep Dasar 2.1.1. Defenisi Hernia inguinalis adalah protusio usus lewat kanalis inguinalis yang abnormal. Keadaan ini bias congenital atau akuisita dan libih sering ditemukan pada laki-laki. Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia inguinalis lateralis Karena keluar dari rongga peritoneum melalui annulus inguinalis internus yang terletak dari pembuluh darah epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang maka akan menonjol keluar dari annulus inguinalis eksternus.apabila hernia ini berlanjut akan turun sampai ke scrotum disebut hernia scrotalis. (Syamsuhidayat R. 1997 hal 704-705) 2.1.2. Etiologi Penyebab biasanya tidak diketahui tetapi bias terjadi karena kelemehan otot pada jaringan penyokong Meningkatnya tekanan intra abdominal seperti batuk kronik, asites, konstipasi

Factor terjadinya hernia ini pada dewasa: Pertambahan usia Kegemukan Merokok

2.1.3. Anatomi Fisiologi Hernia terdiri dari : a. Kantong Terdiri dari diverfikulum peritoneum yang dibagi atas mulut, serviks, korvus dan fundus. b. Isi 1. Omentum 2. Usus : Seluruh / sebagian lingkaran usus 3. Kandung kencing 4. Ovarium dengan / tanpa tuba fallopi 5. Apendiks 6. Divertikel meckel 7. Cairan sebagian dari asites c. Penutup Berasal dari lapisan dinding abdomen yang keluar melalui lubang kantung. (Mowschenson M. Peter, 1990 hal 190) Kanalis inguinalis lateralis dibatasi dikraniolateral oleh annulus inguinalis internus yang merupakan bagian dari fasia tranversalis dan aponeurosis. Musculus transverses abdominalis dimedia bawah, diatas tuberkulum pubikum kanal ini dibatasi oleh annulus inguinalis eksternus.

2.1.4. Patofisiologi Meningkatnya tekanan Intra abdominalis Hernia inguinalis lateralis Testis mengalami penurunan Pengawasan Testis sebagai suatu struktur (retroperitoneal) Desensus testis dari dinding Belakang abdomen Scrotum Peritoneum ikut terbawa Sbg suatu tube Canalis inguinalis Obliterasi scrotum gangguan refleks gangguan BAK, rasa nyaman - Simetidin - Istirahat ( Kebutuhan diri terganggu ) benjolan

peritoneum mengalami penonjolan (prosesus vaginalis)

Tunika vaginalis Radiografi Pemeriksaan endoskopi Scrotum peritoneal Hemoragi obstruksi hernia inguinalis cavum

strangulasi

toleransi aktifitas

(Mansjoer, Arif. 2002)

2.1.5. Gejala Dan Tanda Pada orang dewasa Laki-laki : benjolan didaerah inguinal yang dapat mencapai scrotum Wanita : benjolan dapat mencapai labium majus Pada anak-anak : bila menangis timbul benjolan pada abdomen bagian bawah dapat mencapai srotum/ labium majus. Mula-mula benjolan ini baik pada anak-anak maupun orang dewasa, bila berbaring benjolan akan hilang karena isi kantong hernia masuk kembali kedalam cavum abdomen. (Bratajaya, cetakan I) 2.1.6. Pemeriksaan Penunjang 1. Radiografi Tampak bayangan udara dibelakang jantung pada foto toraks 2. Endoskopi Pada pemeriksaan endoskopi dapat segera ditentukan komplikasi yang mungkin timbul akibat hernia dan dilakukan pemeriksaan biopsy jaringan untuk pemeriksaan histopatologi. 2.1.7. Komplikasi Komplikasi pra bedah a. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia, sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis ireponibilis. b. Terjadi penekanan terhadap dinding hernia akibat makin banyaknya usus yang masuk. Cicin hernia menjadi telatif sempit dan menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis inkarserata.

c. Bila inkarserata dibiarkan maka lama kelamaan akan timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis strangulate. Komplikasi pasca bedah a. 10% pasien mengalami herniorafi inguinalis. Jarang dilaporkan penempatan jahitan yang kurang hati-hati pada pembuluh darah iliaka eksterna atau femoralis. b. Retensi urin bisa merupakan masalah dan diperlukan kateterisasi. Perdarahan scrotum bisa bisa timbul dan mungkin diperlukan operasi ulang untuk pengendalian. 2.1.8 Penatalaksanaan a. Medis Antasida : dosis 15-30 ml (syrup) untuk menetralkan asam lambung Gavison : 2-3 tablet setiap hari untuk membentuk gel alkali lambung Metoklopramid : 10-20 mg ( perektal) setiap hari, 4 kali setiap hari selama 16 minggu. Menghasilkan perbaikan frekuensi dan beratnya heatburn, antiemesis, gangguan peristaltic yang lemah dan setelah pembedahan. Kolinergik : 25 mg betanol 4 kali setiap hari selama 2 bulan ( supositoria ) menghasilkan perbaikan yang nyata terhadap keluhan heatburn dan dapat mengurangi pemakaian antasida. Simetidin : 1,6 gr perhari selama 4 minggu ( intravena ) menghambat sekresi asam lambung b. Keperawatan 1. Pra operasi Pertahankan penghisapan oksigen Beri posisi semi fowler Bantu dengan prosedur diagnostic dan pra operasi

Jaga agar kantong visera tetap lembab Beri obat-obatan Gunakan unit penghangat overhand Puasakan Gunakan tindakan kenyamanan

2. Pasca operasi Gunakan perawatan dan observasi secara rutin Gunakan tindakan kenyamanan Waspadai tanda-tanda signifikan Lakukan perawatan pasca operasi secara rutin

2.2.Pengkajian Pengkajian merupakan langkah awal dalam asuhan keperawatan yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara terus menerus mengenai keadaan pasien. Pengkajian yang benar dan terarah akan memudahkan dalam merencanakan tindakan evaluasi dari tindakan yang telah dilaksanakan. Pengkajian pada pasien dilakukan secara sistemik dan berisikan informasi subjektif dan objektif dari pasien yang diperoleh melalui wawancara dan pemeriksaan fisik. Berdasarkan pengkajian yang didapat setelah operasi yaitu : Aktivitas / Istirahat Gejala : ketidak mampuan unutk melakukan aktivitas sehari-hari karena adanya luka jahit yang terasa nyeri Tanda : luka belum sembuh dan masih basah Sirkulasi Gejala : tekanan darah normal Tanda : tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 74 x / menit Integritas ego Gejala : peningkatan factor resiko Tanda : ansietas, peka terhadap rangsangan

Makan /cairan Gejala : tidak ada gangguan dalam pemasukan nutrisi dan cairan Tanda : turgor kulit bagus, konjungtiva tidak anemi

Hygiene Gejala : peningkatan kebutuhan bantuan dalam membersihkan badan Tanda : dibantu oleh orang lain dalam mengelap badan

Pernafasan Gejala : pernafasan normal Tanda : tidak ada riwayat infeksi saluran nafas

Keamanan Gejala : resiko tinggi terhadap infeksi Tanda : luka masih basah

Interaksi social Gejala : ketergantungan terhadap orang sekitar dalam melakukan aktifitas Tanda : semua aktifitas dibantu oleh orang lain

2.3. Diagnosa Keperawatan dan Perencanaan 1. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan ditandai dengan pasien meringis kesakitan, luka masih basah, mengerutkan dahi, merasa tidak nyaman. Tujuan : Nyeri teratasi KH : Memperlihatkan rasa nyaman I : Kaji tingkat nyeri R: Untuk mengetahui skala nyeri yang terjadi pada pasien I : Jelaskan penyebab nyeri R: Denagn menjelaskan penyebab nyeri diharapkan dapat mengurangi stress dank lien dapat mengerti tentang keadaan dirinya

I : Ciptakan lingkungan yang terapeutik R: Agar pasien merasa tenang dan nyaman I : Kolaborasi dalam pemberian analgesic dan antibiotic R: Mengurangi nyeri dan mencegah terjadinya infeksi pada daerah insisi 2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka insisi pembedahan daerah operasi ditandai dengan luka masih basah, peningkatan suhu tubuh Tujuan : Tidak ada infeksi KH : Tidak ada tanda-tanda infeksi dan luka mongering I : Periksa luka jahitan setiap hari R: Luka basah akan memungkinkan terjadi infeksi I : Bersihkan luka dengan tehnik steril R: Menghindari terjadinya kontaminasi I : Ganti perban setiap hari R: Mengurangi resiko terjadinya infeksi I : Ukur vital sign setiap hari R: Adanya demam sebagai tanda adanya infeksi I : Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotic R: Mencegah terjadinya infeksi

10

3.

Retensi perkemihan berhubungan dengan nyeri, trauma, dan akibat anastesi selama pembedahan abdomen bawah ditandai dengan abdomen mengeras, peristaltic menurun, urin sulit untuk keluar Tujuan : Pasien dapat berkemih tanpa kesulitan KH : Dalam 8-10 jam pasca pembedahan pasien berkemih tanpa kesulitan dan mengeluarkan urin sebanyak =100 ml setiap perkemihan. I : Kaji dan dokumentasikan distensi suprapubik atau laporan pasien tentang tidak dapat berkemih R: Temuan ini dapat memberikan tanda bila ada kerusakan jaringan lanjut dan perlu pemeriksaan lebih lanjut I : Pantau haluan urine, dokumentasikan dan laporkan berkemih sering < 100 ml R: Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan / penyimpangan dari hasil yang diharapkan I : Kolaborasi dalam pemberian antibiotic R: Untuk mengatasi dan mencegah infeksi

4.

Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan regiment post operatif ditandai dengan pasien sering bertanya tentang penyakitnya pada perawat dan dokter serta pasien tampak cemas Tujuan : Pasien mengetahui perawatan luka setelah pembedahan KH : Memperlihatkan rasa tenang dan nyaman I : Terangkan tentang penyakit dan pengobatan R: Pasien mengerti dan mau bekerja sama I : Beri motivasi pada pasien R:

11

Agar pasien tidak cemas I : Beri informasi tentang pengobatan R: Agar pasien mengetahui tentang pengobatan penyakitnya 2.4. Implementasi Implementasi merupakan penerapan dari rencana tindakan yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan. Diarahkan untuk mengatasi masalah dalam pencapaian tujuan kegiatan yang dilakukan oleh perawat bersama keluarga dan tim kesehatan lainnya. Untuk mencapai keberhasilan, tindakan yang diberikan harus berorientasi pada standard an prinsip keperawatan. 2.5. Evaluasi Merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan atau penilaian dari proses keperawatan yang telah dilaksanakan dimana perawat mencari kepastian keberhasilan dan juga mengetahui sejauh mana masalah pasien dapat teratasi. Dalam mengevaluasi akan ditemukan 4 kemungkinan yang dapat menentukan keperawatan selanjutnya yaitu : Masalah pasien dapat diatasi seluruhnya Masalah pasien dapat diatasi sebagian Masalah pasien sama sekali tidak dapat diatasi Muncul masalah baru

Jika tujuan perawatan belum tercapai dengan baik maka perawat harus melakukan pengkajian kembali terhadap pasien ( reassessment )

12

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1. Pengkajian 3.1.1. Identitas Pasien Inisial pasien Umur Status Perkawinan Agama Suku Bangsa Pendidikan Pekerjaan Alamat Nama penanggung jawab Nama Umur Pendidikan Pekerjaan : Ny. A : 48 Tahun : SMA : IRT : Tn. I : 54 Tahun : Kawin : Islam : Jawa Indonesia : S1 : PNS : Jl. Karya Perdamaian Stabat

3.1.2. Diagnosa dan Informasi Medik yang Penting Tanggal / jam masuk Tanggal pengkajian Diagnosa medik Diagnosa terakhir No. Medical Record Dikirim oleh Ruang rawat : 30 april 2008/ 09.00 wib. : 02 mei 2008 : Hernia inguinalis : Hernia inguinalis : 076590 : Keluarga : Anggrek II RSU Dr.RM. Djoelham Binjai

13

3.1.3. Keluhan Utama Pra Operasi :Benjolan didaerah abdomen bawah dan nyeri Pasca Operasi : nyeri pada daerah insisi 3.1.4. Alasan Masuk Rumah Sakit Ingin mendapat penangan yang segera terhadap nyeri dan benjolan yang dialami pasien. 3.1.5. Riwayat Penyakit Benjolan didaerah scrotum sebelah kiri dialami pasien lebih kurang 5 tahun dan rasa nyeri tersebut sering kambuh saat beraktivitas. 3.1.6. Riwayat Kesehatan Keluarga Genogram

14

Keterangan : : LAki-laki/ Perempuan yang sudah meninggal : Laki-laki : Perempuan : Pasien : Tinggal Serumah Keluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit seperti yang dialami pasien. Salah satu orang tua dan mertua dari pasien sudah meninggal karena usia yang sudah tua. 3.1.7. Kebutuhan Dasar 1. Pola Makan a. Sebelum dirawat dirumah sakit 1. Makan pagi 2. Makan siang 3. Makan sore : jam 06.30 wib : jam 12.30 wib : jam 19.00 wib

Jenis makanan yang dikonsumsi pasien terdiri dari nasi dan lauk pauk, setiap makan pasien menghabiskan 1 porsi makanan yang disajikan. b. Selama Dirawat dirumah sakit 1. Makan pagi 2. Makan siang 3. Makan sore : jam 07.00 wib : jam 12.00 wib : jam 16.00 wib

Dirumah sakit pasien mendapat makanan berupa nasi lengkap dengan lauk pauk, setiap makan pasien menghabiskan 1 porsi.

15

2.Pola Eliminasi a. Sebelum dirawat dirumah sakit 1. BAB 2. BAK b. Selama dirawat dirumah sakit 1. BAB 2. BAK 3. Pola Tidur dan Istirahat a. Sebelum dirawat dirumah sakit Pasien tidur 8-9 jam b. Selama dirawat dirumah sakit Pasien tidur 6-7 jam 4.Pola Hygiene a. Sebelum dirawat dirumah sakit 1. Mandi 2. Cuci rambut 3. Gosok gigi 1. Mandi 2. Cuci rambut 3. Gosok gigi 3.1.8.Pemeriksaan fisik a. Vital sign Temperature HR RR : 40C : 74 kali permenit : 24 kali permenit : 2 x sehari : 2 x sehari : 2 x sehari : 2 x sehari dilap dibantu oleh keluarga : tidak pernah : 1 x sehari : 1 x dalam 2 hari agak sukar : 3-4 x sehari agak terasa nyeri saat BAK : 1 x sehari, konsistensi agak keras : 4-6 x sehari tidak ada kesukaran

b. Selama dirawat dirumah sakit

16

TD b. Kepala

: 120/80 mmHg

Warna rambut hitam, bersih, tidak berketombe c. Mata Lengkap, simetris, sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis d. Mulut Mukosa mulut lembab, rongga dan tonsil tidak ada peradangan, gigi lengkap e. Telinga Simetris, tidak ada infeksi, jumlah serumen normal f. Hidung Simetris, tidak ada polip g. Leher Simetris, tidak ada pembengkakan pada kelenjar tiroid h. Muka/ wajah Tidak ada kelainan hanya tampak mengerutkan kening dan sesekali tampak meringis menahan sakit i. Abdomen Adanya penonjolan yang mencapai ke scrotum akibat hernia j. Genitalia Adanya luka pada scrotum akibat pembedahan k. Integumen dan otot Kulit lembab, dan tonus otot menurun l. Data psikologis Pasien mencemaskan keadaan dirinya yang merasakan nyeri akibat bekas pembedahan dan tidak dapat melakukan aktifitas m. Data spiritual Pasien taat beribadah kepada Allah SWT

17

3.1.9.Pemeriksaan Penunjang Tanggal pemeriksaan jenis pemeriksaan 30 april 2008 30 april 2008 30 april 2008 30 april 2008 3.1.10.Program Dokter a. Istirahat ditempat tidur / tirah baring b. Infus Ringer Laktat 30 gtt/menit c. Injeksi Cefotaxim 1 gr / 12 jam d. Injeksi Tramadol 1a / 8 jam e. Injeksi Ulsikur 1 gr / 8 jam f. Asam Mefenamat 3 x 1 tablet g. B. Complex 3 x 1 tablet h. Ciproflaxacin 2 x 1 tablet i. Diet MB Rontgen toraks Endoskopi Darah lengkap Konsul paru & jantung hasil Paru-paru dan jantung normal Penurunan usus kedaerah Inguinal Normal Normal

18

FORMAT ANALISA DATA Nama pasien Ruangan No.Register Diagnosa No. 1 Ds : Do : 2 Ds : Do : Kebutuhan pasien dibantu oleh keluarga dan perawat Pasien tampak ragu untuk bergerak Pasien tampak meringis menahan sakit Pasien tampak lemah Luka tampak masih basah Intoleransi aktifitas Pasien mengatakan tidak dapat melakukan aktifitas Pasien mengatakan takut untuk bergerak Nyeri : Tn.I : Anggrek II : 076590 : Post Operatif Hernia Inguinalis DATA Pasien mengatakan nyeri pada daerah operasi Pasien mengatakan lukanya masih basah MASALAH Nyeri PENYEBAB Insisi pembedahan

Ds :

Kurang

Regiment

post

19

Pasien mengatakan tidak pengetahuan tahu cara merawat luka bedah

operatif

Do : Pasien sering bertanya tentang penyakitnya kepada perawat dan dokter Pasien tampak cemas

Masalah keperawatan sesuai perioritas a. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan ditandai dengan pasien meringis menahan sakit dan luka masih basah b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri ditandai dengan kebutuhan pasien dibantu oleh keluarga dan perawat c. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan regiment post operatif ditandai dengan pasien sering bertanya tentang penyakitnya pada perawat dan dokter serta pasien tampak cemas

3.2.Perencanaan

20

RENCANA TINDAKAN Nama Umur Ruangan No. : Tn.I : 54 Tahun : Anggrek II Diagnosa keperawatan Hasil yang diharapkan (tujuan 1 Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan ditandai dengan pasien meringis menahan sakit dan luka masih basah - Ganti perban setiap hari - Kolaborasi dalam pemberian analgesic antibiotik 2 Intoleransi aktifitas Dapat melakukan - Bantu dalam sasaran) Nyeri teratasi KH kan kering : rasa - Ciptakan lingkungan yang terapeutik Memeperlihat nyaman, luka - Kaji tingkat nyeri -Untuk mengetahui skala nyeri yang terjadi -Pasien dapat merasa tenang dan nyaman -Mencegah terjadinya infeksi -Untuk mengurangi nyeri infeksi pasien -Agar kebutuhan dan dan mencegah Rencana tindakan rasionalisasi Paraf/ nama

21

berhubungan dengan nyeri ditandai dengan kebutuhan pasien dibantu oleh keluarga dan perawat

aktifitas sendiri KH : Nyeri tidak ada lagi

memenuhi kebutuhannya

terpenuhi

- Ajarkan pasien -Agar badan untuk menggerakkan badannya - Ajarkan pasien -Untuk tehnik dan reksasi mengurangi napas rasa nyeri dan ansietas -Pasien mengerti dan dan bekerja sama mau tidak kaku

Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan regiment post operatif ditandai dengan pasien sering bertanya tentang penyakitnya pada perawat dan dokter serta pasien tampak cemas

Pasien mengetahui perawatan luka KH setelah : pembedahan Memperlihatk an rasa tenang dan nyaman

dalam - Terangkan tentang penyakit pengobatan

- Beri

motivasi -Dapat mengurangi rasa cemas

pada pasien - Beri

informasi -Agar pasien tahu tentang pengobatan penyakitnya

tentang pengobatan

3.3.Implementasi Dan Evaluasi CATATAN KEPERAWATAN

22

Nama pasien : Tn.I No.register Tanggal 02-052008/ jam 10.00 wibselesai : 076590 No.Dx Implementasi dan Observasi 1. - Mengkaji tingkat nyeri - Menciptakan lingkungan yang terapeutik - Mengganti perban setiap hari - Mengkolaborasi dalam pemberian analgesic dan antibiotic Hasil Evaluasi Paraf/

(perkembangan) nama S : Pasien mengatakan nyeri basah O : Pasien tampak meringis menahan sakit A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan pada daerah operasi dan luka masih

2.

- Membantu pasien dalam S : Pasien mengatakan memenuhi kebutuhannya - Mengajarkan untuk badannya - Mengajarkan dalam tidak dapat melakukan aktifitas dan takut pasien untuk bergerak dibantu oleh keluarga pasien dan perawat teratasi P : Intervensi dilanjutkan

menggerakkan O : Kebutuhan pasien

tehnik reksasi dan napas A : Masalah belum

23

3.

- Menerangkan penyakit pengobatan pasien - Memberi

tentang S: Pasien mengatakan dan tidak tahu cara parawatan luka bedah bertanya tentang informasi penyakitnya pada perawat dan dokter A : Masalah sebagian teratasi P : Intervensi dilanjutkan S : Pasien mengatakan nyeri basah O : Pasien tampak meringis menahan sakit A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan pada daerah operasi dan luka masih

- Memberi motivasi pada O : Pasien sering

tentang pengobatan

03-052008/ jam 10.15 wibselesai

1.

- Mengkaji tingkat nyeri - Menciptakan lingkungan yang terapeutik - Mengganti perban setiap hari - Mengkolaborasi dalam pemberian analgesic dan antibiotic

2.

- Membantu pasien dalam S : Pasien mengatakan memenuhi kebutuhannya - Mengajarkan tidak dapat melakukan aktifitas dan takut pasien untuk bergerak

24

untuk badannya

menggerakkan O : Kebutuhan pasien dibantu oleh keluarga pasien dan perawat teratasi P : Intervensi dilanjutkan

- Mengajarkan dalam

tehnik reksasi dan napas A : Masalah belum

3.

- Menerangkan penyakit pengobatan pasien - Memberi

tentang S: Pasien mengatakan dan tidak tahu cara parawatan luka bedah bertanya tentang informasi penyakitnya pada perawat dan dokter A : Masalah sudah teratasi P : Intervensi dihentikan S : Pasien mengatakan nyeri basah O : Pasien tampak meringis menahan sakit A : MAsalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan pada daerah operasi dan luka masih

- Memberi motivasi pada O : Pasien sering

tentang pengobatan

04-052008/ jam 10.30wi b selesai -

1.

- Mengkaji tingkat nyeri - Menciptakan lingkungan yang terapeutik - Mengganti perban setiap hari - Mengkolaborasi dalam pemberian analgesic dan antibiotic

25

2.

- Membantu pasien dalam S : Pasien mengatakan memenuhi kebutuhannya - Mengajarkan untuk badannya - Mengajarkan dalam tidak dapat melakukan aktifitas dan takut pasien untuk bergerak dibantu oleh keluarga pasien dan perawat teratasi P : Intervensi dilanjutkan S : Pasien mengatakan nyeri basah O : Pasien tampak meringis menahan sakit A : Masalah sebagian teratasi P : Intervensi dilanjutkan pada daerah operasi dan luka masih

menggerakkan O : Kebutuhan pasien

tehnik reksasi dan napas A : Masalah sebagian

05-052008/ jam 10.15selesai

1.

- Mengkaji tingkat nyeri - Menciptakan lingkungan yang terapeutik - Mengganti perban setiap hari - Mengkolaborasi dalam pemberian analgesic dan antibiotic

2.

- Membantu pasien dalam S : Pasien mengatakan memenuhi kebutuhannya - Mengajarkan untuk badannya tidak dapat melakukan aktifitas dan takut pasien untuk bergerak dibantu oleh keluarga

menggerakkan O : Kebutuhan pasien

26

- Mengajarkan dalam

pasien dan perawat teratasi P : Intervensi dihentikan S : Pasien mengatakan nyeri basah O : Pasien tampak meringis menahan sakit A : Masalah sudah teratasi P : Intervensi dihentikan pada daerah operasi dan luka masih

tehnik reksasi dan napas A : Masalah sudah

06-052008/ jam 10.00 wib selesai -

1.

- Mengkaji tingkat nyeri - Menciptakan lingkungan yang terapeutik - Mengganti perban setiap hari - Mengkolaborasi dalam pemberian analgesic dan antibiotic

BAB IV PEMBAHASAN

Dalam menerapkan asuhan keperawatan pada pasien post operatif secara umum penyusun tidak menemukan hambatan. Hal ini disebabkan sifat dan kooperatif

27

pasien dan keluarga serta bantuan dari perawat dan tim kesehatan lainnya. Namun penyusun menemukan kesenjangan antara teoritis dengan kenyataan yang ditemukan pada pasien. Untuk lebih jelasnya berikut akan dibahas sejauh mana kegiatan yang dilakukan melihat keberhasilan dan kesenjangan. 4.1.Pengkajian Dalam pengkajian sebagian data yang ditemukan pada pasien sama dengan data yang ada pada teoritis namun ada data yang ada pada teoritis tetapi tidak ditemukan pada kasus. Yaitu pada pengkajian fisik adanya peningkatan suhu tubuh, tetapi dalam kasus suhu tubuh pasien normal. 4.2.Diagnosa Keperawatan Pada teoritis dicantumkan 4 diagnosa yang dapat ditegakkan pada pasien dengan hernia inguinalis lateralis. Sedangkan pada kasus Tn I. dari data pendukung yaitu data subjektif dan objektif ditemukan 3 diagnosis yaitu : a. b. c. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan ditandai dengan pasien meringis menahan sakit dan luka masih basah Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri ditandai dengan kebutuhan pasien dibantu oleh keluarga dan perawat Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan regiment post operatif ditandai dengan pasien sering bertanya tentang penyakitnya pada perawat dan dokter serta pasien tampak cemas

Adapun diagnosa yang tercantum pada teoritis adalah : 1. 2. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan ditandai dengan pasien meringis kesakitan, luka masih basah, mengerutkan dahi, merasa tidak nyaman. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka insisi pembedahan daerah operasi ditandai dengan luka masih basah, peningkatan suhu tubuh

28

3.

Retensi perkemihan berhubungan dengan nyeri, trauma, dan akibat anastesi selama pembedahan abdomen bawah ditandai dengan abdomen mengeras, peristaltic menurun, urin sulit untuk keluar

4.

Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan regiment post operatif ditandai dengan pasien sering bertanya tentang penyakitnya pada perawat dan dokter serta pasien tampak cemas Dalam kasus ditemukan diagnosa baru yang tidak terdapat dalam teoritis yaitu

diagnosa ke 2 pada kasus. Diagnosa ini dapat ditegakkan karena sangat mengganggu pasien dan dalam setiap kegiatan yang seharusnya dilakukan pasien sendiri sekarang harus dibantu oleh orang lain. 4.3.Perencanaan Dalam merumuskan rencana tindakan penulis tidak menemukan kesenjangan yang berarti antara teoritis dengan kasus. Hal ini disebabkan perencanaan yang dirumuskan mengacu pada teoritis dan perioritas masalah yang ada. Namun ada beberapa intervensi yang ada pada teoritis namun tidak dicantumkan pada kasus karena penyusun menyesuaikan dengan keadaan pasien. 4.4.Implementasi Implementasi dilakukan setelah rencana tindakan sesuai kebutuhan pasien dan diharapkan dalam bentuk tindakan yang nyata dalam melaksanakan tindakan tersebut hamper semua rencana tindakan dapat diterapkan.

4.5.Evaluasi Semua tujuan tercapai dengan penempatan waktu yang relative sesuai dengan yang telah ditetapkan. Keberhasilan pencapaian tujuan tersebut juga didukung oleh sikap-sikap pasien dan keluarga yang kooperatif.

29

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

30

Dari hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan terhadap pasien hernia inguinalis lateralis pada Tn.I diruang Anggrek II RSU Dr.RM.Djoelham Binjai maka dapat diambil kesimpulan. 1. Pengkajian Dalam melaksanakan pengkajian penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti yang dapat dikumpulkan, diperoleh dengan mudah karena adanya kerja sama antara pasien, keluarga dan penyusun serta tim kesehatan lainnya. 2. Perencanaan Untuk mengatasi masalah tersebut perlu direncanakan beberapa tindakan keperawatan dengan menentukan tujuan dan rasionalnya dari tindakan tersebut. 3. Tindakan Keperawatan / Implementasi Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan ini sangat diperlukan kerja sama yang baik dengan pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya agar pelaksanaan tindakan keperawatan ini dapat berkesinambungan maka dalam tindakan ini dapat mendelegasikan wawancara kepada perawat lain yang dipercaya. 4. Evaluasi Evaluasi yang diharapkan dalam menetapkan rencana tindakan untuk kasusu ini ternyata semua masalah dapat teratasi.

5.2. Saran Berdasarkan penerapan proses keperawatan yang dilakukan pada Tn. I diriang Anggrek II RSUD Dr.RM.Djoelham binjai, maka penulis ingin memberikan saran yang mungkin dapat dipertimbangkan dan berguna bagi kita semua. Diantaranya :

31

1.

Dalam melaksanakan pengkajian, untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan menyeluruh perlu ditingkatkan pendekatan secara biopsikososial, baik melalui komunikasi maupun observasi.

2.

Untuk membuat rencana tindakan yang sesuai perlu ditingkatkan dan penembangan pengetahuan serta keterampilan yang berpatokan pada teoritis dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada.

3. 4.

Dalam mengevaluasi keberhasilan tindakan yang dilakukan hendaknya berpedoman pada tujuan dan criteria hasil yang telah disusun. Diharapkan kepada pasien dan keluarga agar lebih terbuka dalam memberikan informasi yang diperlukan serta lebih meningkatkan hubungan kerja sama terhadap tim kesehatan dan lebih kooperatif terhadap tindakan keperawatan dan pengobatan yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Bratajaya, Ilmu Bedah Dan Tehnik Operasi, Cetakan I, Fakultas Kedokteran

32

Universitas Surabaya, Surabaya Doenges,Marylin, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta. Mansjoer, Arif, 2002. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, jilid 2, Media Eusculapius FKUI, Jakarta. Martin, Tucter Susan, 1998. Standar Praktek Keperawtan Pasien, EGC, Jakarta. Mowschenson, M. Peter, 1990. Segi Praktis Ilmu Bedah, Edisi 2, Binarupa Aksara, Jakarta. Syamsuhidayat, R. , 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Jakarta

33

You might also like