You are on page 1of 12

ARTIKEL ASEAN Artikel Pertama ASEAN merupakan singkatan dari Association of South-East Asian Nations.

Asosiasi Negara negara Asia Tenggara ini didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Awalnya, jumlah anggotanya hanya lima neg ara. Na mun sampai di usianya yang ke-41 tahun ini, anggotanya menjadi 10 negara. Terbentuknya ASEAN merupakan ide dari lima negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand. Mereka sepakat membentuk organisasi melalui Deklarasi ASEAN di Bangkok, Thailand. Kemudian, lima menteri luar negeri menandatangi Deklarasi ASEAN yang juga disebut Deklarasi Bangkok. Mereka adalah Adam Malik (Indonesia), Narciso R. Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak (Malaysia), Thanat Khoman (Thailand), dan S. Rajaratnam (Singapura). Tujuan Deklarasi ASEAN 1967 hanya memuat lima poin. Lima poin itu bisa dirangkum menjadi satu poin, yaitu kerja sama. Inilah tujuan awal organisasi ini. Negara-negara ASEAN, antara lain, bekerja sama di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan. Kerja sama awal ASEAN juga dimaksudkan untuk saling menghargai kedaulatan negara anggota. Perlu kamu ketahui, pembentukan ASEAN terjadi saat negaranegara pengagas belum saling mengakui kedaulatan. Masih sering terjadi konflik atau masalah. Pada 1971, ASEAN membuat Deklarasi Kuala Lumpur di Malaysia. ASEAN sebagai daerah (zona) damai, bebas, dan netral ditegaskan. Poin ini masih tetap ada dalam program Visi ASEAN 2020. Dan, cakupannya diperluas menjadi seluruh dunia. Keanggotaan Hingga 1984, anggota ASEAN hanya ada lima negara sesuai jumlah negara pendirinya. Brunei Darussalam menjadi anggota pertama ASEAN di luar lima negara pendiri. Negara itu resmi jadi anggota ASEAN pada 8 Januari 1984. Vietnam menyusul pada 28 Juli 1995.

Seiring perkembangannya, jumlah anggota ASEAN pun terus bertambah. Laos dan Myanmar bergabung dua tahun setelah Vietnam masuk, yaitu 23 Juli 1997. Terakhir, Kamboja menggenapkan 10 negara anggota sejak 30 April 1999. Sebenarnya negara Timor Leste masuk ke dalam kawasan Asia Tenggara. Namun, negara kecil ini belum menjadi anggota ASEAN. Sejauh ini, Timor Leste hanya ikut dalam beberapa kegiatan ASEAN. Antara lain adalah pesta olahraga SEA Games. ARTIKEL KE DUA ASEAN didirikan oleh lima negara pemrakarsa, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina Singapura dan Thailand di Bangkok melalui Deklarasi Bangkok. Menteri luar negeri penanda tangan Deklarasi Bangkok kala itu ialah Adam Malik (Indonesia), Narsisco Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak (Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khoman (Thailand). Isi Deklarasi Bangkok adalah sebagai berikut:
y

Mempercepat pertumubuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara

y y

Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional Meningkatkan kerjasama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik,ilmu pengetahuan, dan administrasi

Memelihara kerjasama yang erat di tengah - tengah organisasi regional dan internasional yang ada

Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara

Brunei Darussalam menjadi anggota pertama ASEAN di luar lima negara pemrakarsa. Brunei Darussalam bergabung menjadi anggota ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984 (tepat seminggu setelah memperingati hari kemerdekannya). Sebelas tahun kemudian, ASEAN kembali menerima anggota baru, yaitu Vietnam yang menjadi anggota yang ketujuh pada tanggal 28 Juli 1995. Dua tahun kemudian, Laos dan Myanmar menyusul masuk menjadi anggota ASEAN, yaitu pada tanggal 23 Juli 1997. Walaupun Kamboja berencana untuk bergabung menjadi anggota ASEAN bersama dengan Myanmar dan Laos, rencana tersebut terpaksa ditunda karena adanya masalah politik dalam negeri Kamboja. Meskipun begitu,

satu tahun kemudian Kamboja akhirnya bergabung menjadi anggota ASEAN yaitu pada tanggal 16 Desember 1998.

Timor Leste
Negara baru Timor Leste, yang merupakan koloni Portugis kemudian berintegrasi dengan Indonesia, kini mendapatkan status pemerhati (observer) dalam ASEAN, setelah menuai protes dari berbagai negara ASEAN yang tidak mendukung masuknya Timor-Leste ke ASEAN, atas dasar rasa hormat kepada Indonesia. Awalnya, Myanmar menentang pemberian status observer kepada Timor-Leste karena dukungan Timor-Leste terhadap pejuang prodemokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi. Sejak restorasi kemerdekaan Timor-Leste pada Mei 2002, ASEAN telah banyak membantu Timor-Leste. Timor-Leste telah diundang untuk hadir dalam beberapa pertemuan ASEAN. Meskipun begitu, Timor-Leste masih tetap berstatus observer. Mantan Menlu Timor Leste yang sekarang menjadi Presiden, Ramos Horta, pernah menyatakan tidak berminat menjadi anggota ASEAN, karena Timor-Leste dinilai bukan negara Asia (Tenggara), melainkan negara Pasifik atau Australia. Berbeda dengan rekannya Xanana Gusmao yang menyatakan bahwa akan lebih menguntungkan bagi Timor Leste apabila berafiliasi dengan ASEAN dibandingkan dengan apabila bergabung dengan Pacific Islands Forum. Perkembangan terakhir mengindikasikan bahwa Timor-Leste sangat berminat untuk menjadi anggota ASEAN. Bahkan Pemerintah Timor-Leste melalui Kementerian Luar Negerinya telah menargetkan bahwa Timor-Leste akan menjadi anggota ASEAN pada tahun 2012, hal ini sangat di dukung oleh pemerintah Indonesia juga negara-negara anggota ASEAN lainnya seperti Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura dan lain-lain. Selain telah dibukanya Sekretariat Nasional ASEAN di Dili oleh Pemerintah Timor-Leste pada awal bulan Februari 2009 untuk mempersiapkan tahapan-tahapan menjadi keanggotaan ASEAN, juga Menlu Timor-Leste Zacarias Albano da Costa telah mengajukan aplikasi keanggotaan ASEAN secara resmi kepada Menlu RI Marty Natalegawa di Jakarta pada tanggal 4 Maret 2011. Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-18 ASEAN di Jakarta Convention Center, Jakarta, Indonesia, Minggu, 8 Mei 2011, Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan bahwa para kepala pemerintahan/kepala negara ASEAN telah menugaskan para Menteri Luar Negerinya, dalam kapasitas sebagai Dewan Koordinasi ASEAN, untuk

mempertimbangkan keinginan Timor Leste untuk menjadi anggota ASEAN dan kemudian memberikan rekomendasi kepada para pemimpin untuk diputuskan pada akhir tahun 2011 Pada KTT ke-19 ASEAN di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Indonesia, Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa mengemukakan bahwa para menteri luar negeri ASEAN sepakat membentuk kelompok kerja yang akan membahas semua aspek mengenai kesiapan Timor Leste memenuhi kriteria sebagai anggota ASEAN berdasarkan pasal 6 Piagam ASEAN, dengan demikian peluang Timor Leste menjadi anggota ASEAN terbuka lebar

Kerjasama ASEAN dengan India


India menjadi mitra wicara penuh ASEAN pada KTT ke-5 ASEAN di Bangkok, Thailand tanggal 14-15 Desember 1995 setelah sebelumnya menjadi Mitra wicara sektoral sejak 1992. Pada KTT ke-1 ASEAN-India di Phnom Penh, Kamboja tanggal 5 November 2002 para Pemimpin ASEAN dan India menegaskan komitmen untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang perdagangan dan investasi, pengembangan sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi informasi dan people to people contacts. Komitmen ASEAN dan India tersebut dikukuhkan melalui penandatanganan ASEAN-India Partnership for Peace, Progress and Shared Prosperity and Plan of Action pada KTT ke-3 ASEAN-India di Vientiane, Laos tanggal 30 November 2004. Hubungan kerja sama Indonesia-India di bidang ekonomi dan perdagangan mulai timbul seiring dengan adanya upaya-upaya ke arah kerja sama antara ASEAN dan Asosiasi Kerja Sama Regional Asia Selatan (SAARC) untuk menuju kerja sama yang lebih luas di kawasan Asia. Secara lebih konkret lagi, hubungan dan kerja sama yang lebih dekat telah terwujud dalam hubungan kemitraan antara ASEAN dan India melalui format pertemuan tingkat tinggi ASEAN+1 (India), di mana pertemuan keduanya diadakan di Bali pada bulan Oktober 2003 lalu.

Sengketa Laut Cina Selatan


Beberapa negara telah bersaingan membuat klaim teritorial atas Laut Cina

Selatan.Perselisihan tersebut dianggap sebagai titik konflik Asia yang paling berpotensi bahaya. Perselisihan yang telah timbul

y y y y

Indonesia, RRC, dan Taiwan atas daerah perairan di timur laut Kepulauan Natuna Filipina, RRC, dan Taiwan atas ladang gas Malampaya dan Camago. Filipina, RRC, dan Taiwan atas Scarborough Shoal. Vietnam, RRC, dan Taiwan perairan di sebelah barat Kepulauan Spratly. Kesemua atau beberapa dari pulau-pulau di daerah tersebut juga tengah diperebutkan Vietnam, RRC, Taiwan, Brunei, Malaysia, dan Filipina.

y y y

Kepulauan Paracel dipersengketakan antara RRC dan Vietnam. Malaysia, Kamboja, Thailand dan Vietnam atas daerah di Teluk Thailand. Singapura dan Malaysia di sepanjang Selat Johor dan Selat Singapura.

ASEAN telah mengeluarkan deklarasi tentang masalah ini, menyerukan semua negara untuk menangani masalah tersebut tanpa menggunakan kekerasan.
ARTIKEL ketiga

ASEAN merupakan kerja sama antar negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Terbentuknya ASEAN didasari oleh adanya kepentingan-kepentingan bersama dan masalahmasalah bersama di Asia Tenggara. Kerja sama yang terjalalin yaitu dalam bidang politik , ekonomi , sosial , budaya , dan pelatihan militer. Selama lebih dari empat dekade semenjak dicetuskannya Deklarasi Bangkok, ASEAN telah menjelma menjadi kekuatan regional yang terbesar kedua di dunia setelah Uni Afrika. Dalam perjalanannya, ASEAN terus berevolusi seiring dinamika perkembangan global. Banyak hal yang telah dilakukan ASEAN, seperti mengoptimalisasikan kerja sama dengan PBB dan organisasi Internasional lainnya bagi membantu negara-negara anggota ASEAN yang sedang mengalami kesulitan dalam berbagai bidang. Contohnya saat penanganan bantuan kepada Myanmar pasca terjadinya Cyclone Nargis tahun 2008. Kerjasama tersebut saat ini bahkan menjadi sebuah model bagi upaya dalam penanggulangan bencana, dan diharapkan dapat menjadi dasar untuk meningkatkan kemitraan yang lebih baik. Pada ASEAN 2011 ini, Indonesia terpilih untuk memimpin ASEAN. Kepemimpinan Indonesia ini lebih cepat dari yang dijadwalkan sebelumnya. Seharusnya Indonesia memimpin ASEAN pada tahun 2013. Ini dikarenakan karena Indonesia mempunyai peranan penting dan menetukan di ASEAN, contohnya Indonesia memiliki inisiatif untuk menghentikan perselisihan antara Negara Thailand dan Kamboja dalam masalah batas

wilayah antar kedua negara. Indonesia sendiri memiliki motivasi bahwa ASEAN akan terus berkembang dan berinovasi dalam dunia Internasional serta memiliki peran aktif di dunia Internasional agar nama ASEAN terangkat di mata Internasional. Asia mempunyai peranan penting dalam beberapa tahun terakhir, karena banyak negaranegara di Asia mampu bangkit dari krisis ekonomi global. Dan pencapaian-pencapain yang gemilang dalam hal ekonomi yang sangat berpengaruh dalam dunia Internasional, seperti Negara China pertumbuhan rata-rata ekonomi China lebih dari 10% (jauh melampaui pertumbuhan ekonomi dunia). Ini membawa China sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi terdashyat di abad ini. China saat ini menduduki posisi ke-2 dalam jumlah ekspornya dan urutan ke-3 dari jumlah impor.Negara-negara anggota ASEAN pun memiliki perekonomian yang cukup stabil dalam menghadapi krisis keuangan global pada beberapa tahun ini. Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup stabil menghadapi resesi global. Oleh karena itu Indonesia ingin menghidupkan kembali kerja sama ASEAN dengan Negara macan Asia seperi China , Jepang, dan Korea Selatan. Indonesia meyakini dengan menghidupkan kembali kerja sama dengan negara-negara tersebut, negara-negara anggota ASEAN akan sangat terbantu dalam bidang ekonomi. Indonesia sebagai pemimpin ASEAN saat ini, ingin melakukan kerja sama yaitu seperti ASEAN Economic Community (AEC). Pilar ini amat penting karena pada saatnya nanti, peredaran barang, jasa, modal dan investasi akan bergerak bebas dalam kawasan ini. Kondisi ini tentunya menyiratkan persaingan yang secara bersamaan memberikan peluang bagi seluruh negara ASEAN dengan porsi yang imbang. Lalu ASEAN Socio Cultural Community menjadi pilar yang terus diupayakan oleh ASEAN. Kedepannya, Indonesia menginginkan ASEAN untuk menjadi solusi terhadap masalah-masalah global. Indonesia memiliki peranan penting di ASEAN namun peran itu kurang bisa dioptimalkan dan membuat Indonesia rugi. Banyak hal di ASEAN yang ditentukan oleh Indonesia, namun In donesia sendiri memiliki kekurangan dalam berbagai hal dibandingkan negara-negara di ASEAN lainnya. Seperti dalam hal inovasi teknologi otomotif yang masih kurang dibanding negara-negara anggota ASEAN lainnya ataupun pemanfaatan sumber daya alam yang masih terhambat serta pengelolaan pariwisata yang masih lambat dibandingkan Negara Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Namun, Indonesia berharap bisa menjadi pemimpin ASEAN yang membawa pengaruh positif dan menjadikan negara-negara ASEAN diperhitungkan dalam dunia Internasional serta seluruh kerja sama yang terjalin dapat menghasilkan bentuk kerja nyata bagi pembangunan ASEAN.
ARTIKEL APEC

Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) merupakan forum kerjasama ekonomi dan perdagangan multilateral yang unik, karena merupakan satu-satunya kelompok antar pemerintah di dunia yang berkomitmen untuk mengurangi hambatan perdagangan dan meningkatkan investasi tanpa ada satu perjanjian hukum yang bersifat mengikat. Forum tersebut mendukung dialog dan kesetaraan pendapat di kalangan anggotanya, serta mengambil keputusan berdasarkan konsensus untuk mencapai tujuan bersama.

Sejak berdiri tahun 1989, forum APEC yang beranggotakan 21 ekonomi di kawasan Asia Pasifik mengedepankan program-program yang dapat mendorong terwujudnya suatu kawasan perdagangan dan investasi yang bebas dan terbuka guna memenuhi Bogor Goals dalam tiga area yaitu Liberalisasi Perdagangan dan Investasi, Fasilitasi Usaha, serta Kerjasama Ekonomi dan Teknik. Hasil yang dicapai dalam ketiga area tersebut diharapkan memperkuat ekonomi para anggota APEC dan mendatangkan manfaat bagi konsumen di kawasan APEC melalui peningkatan kesempatan pelatihan dan kesempatan kerja, makin beragamnya pilihan yang tersedia di pasar, makin murahnya harga barang dan jasa serta peningkatan akses pasar dunia. Kemajuan yang dicapai oleh para ekonomi dalam upaya memenuhi Bogor Goals tersebut dilaporkan setiap tahun dalam bentuk Rencana Aksi Individu (Individual Action Plan atau IAP) dan Rencana Aksi Kolektif (Collective Action Plan / CAP).

Pada tataran kebijakan, ke-21 pemimpin ekonomi APEC memberikan arah kebijakan berdasarkan rekomendasi strategis dari para menteri APEC dan Dewan Penasihat Bisnis APEC (APEC Business Advisory Council / ABAC). Sedangkan pada tataran kerja, proyekproyek dan aktivitas APEC dilaksanakan oleh empat komite tingkat tinggi yaitu Komite Kerjasama Ekonomi dan Teknik, Komite Ekonomi, Komite Anggaran dan Manajemen, dan Komite Perdagangan dan Investasi (Committee on Trade and Investment / CTI) di bawah panduan para pejabat tinggi yang mewakili ke-21 ekonomi APEC.

Pelaksanaan kegiatan dan proyek-proyek di masing-masing komite tersebut dibantu oleh unitunit di bawahnya dalam bentuk Subkomite, Kelompok Pakar, Kelompok Kerja atau Gugus Tugas. Kelompok Jasa (Group on Services atau GOS) yang merupakan salah satu kelompok kerja penting dengan tugas membantu CTI.

1. Rencana Aksi Individu (IAP) dan Rencana Aksi Kolektif (CAP) Sebagaimana para ekonomi APEC lain, setiap tahunnya Indonesia menyerahkan Rencana Aksi Individu (IAP), yaitu catatan tindakan yang diambil masing-masing ekonomi untuk memenuhi terwujudnya kawasan perdagangan dan investasi yang bebas dan terbuka di Asia Pasifik kepada Sekretariat APEC (paling lambat 2010 untuk ekonomi maju dan 2020 untuk ekonomi berkembang). Dalam IAP ini, masing-masing ekonomi dapat menetapkan kerangka waktu dan targetnya dan melaksanakan tindakan-tindakan tersebut secara sukarela dan tidak mengikat.

Sebagaimana telah dirinci dalam Agenda Tindakan Osaka, pelaporan dalam IAP didasarkan pada 15 cakupan permasalahan, antara lain Tarif, Tindakan Non Tarif, Investasi, Prosedur Kepabeanan, Kebijakan Persaingan, Kekayaan Intelektual, dan Jasa.

Dalam Rencana Aksi Individu Sektor Jasa, terdapat 12 sektor jasa plus Jasa Lainnya yang ditinjau, antara lain sektor Jasa Bisnis, Jasa Komunikasi, Jasa Konstruksi dan Rekayasa yang Terkait, Jasa Pendidikan, Jasa Pendidikan, Jasa Keuangan, hingga Jasa Energi.

Rata-rata ekonomi APEC mendapatkan kesempatan untuk ditinjau IAP-nya setiap empat tahun sekali dalam program APEC Peer Review. Proses ini melibatkan tim peninjau formal yang akan mempelajari IAP ekonomi yang pada tahun berikutnya akan memperoleh giliran untuk ditinjau dalam pertemuan APEC Peer Review. Kegiatan ini melibatkan ABAC dan para ahli yang melaksanakan kajian dan analisis secara independen.

Pada tahun 2009, IAP Indonesia kembali akan ditinjau oleh para tim yang beranggotakan para pakar APEC. Untuk persiapan APEC Peer Review terhadap Indonesia di Singapura pada awal 2009, persiapan yang intensif, termasuk dari sektor jasa, terus dilakukan di bawah koordinasi Kantor Menko Perekonomian dalam penyelesaian Full Compilation APEC IAP 2004 2008 dan menghadapi kunjungan APEC Services Expert tahun 2008 ini.

2. Komite Perdagangan dan Investasi (CTI) Saat ini terdapat 7 (tujuh) Model Measures yang masih dalam status pembahasan, dan salah satunya adalah Model Measures untuk bidang Jasa. Penyusunan ketujuh Model Measures termasuk bidang Jasa menjadi bagian dari paket Model Measures yang ditargetkan dapat disetujui pada pertemuan CTI APEC di Peru tahun 2008, mengingat seluruh Chapters of Model Measures akan menjadi deliverables dan akan disahkan oleh para pemimpin ekonomi APEC pada tahun 2008 (sebagaimana dimandatkan dalam Busan Roadmap towards Bogor Goals).

Draft Model Measures untuk Temporary Entry for Business Persons merupakan satu dari ketujuh draft model measure yang masih dalam status pembahasan. Pada pertemuan CTI ini, Kanada menyampaikan revisi draft Model Measures untuk Temporary Entry for Business Persons guna memperoleh masukan dari para ekonomi anggota dan agar dapat segera disahkan pada pertemuan CTI. Kanada sudah memasukkan aspek perlindungan terhadap peran dan fungsi otoritas imigrasi sehingga Indonesia tidak memiliki ganjalan lagi terhadap usulan draft Model Measure tersebut. Sebagaimana halnya Indonesia, sebagian besar ekonomi anggota APEC sudah tidak memiliki ganjalan lagi, dan hanya beberapa ekonomi anggota yakni Thailand, AS, dan China yang masih menyampaikan keberatannya terhadap bagian tertentu dari draft Model Measure yang diusulkan Kanada ini.

3. Kelompok Jasa (GOS) Filipina dan Indonesia menyampaikan informasi perkembangan terakhir persiapan proyek yang diusulkan kedua negara dan telah disetujui oleh para ekonomi anggota pada pertemuan APEC GOS, CTI dan Budget Management Committee (BMC) tahun 2007.

Pada tahun 2008 Filipina akan melaksanakan tiga proyek Capacity Building, yaitu (1) Workshop on Measurement of International Trade in Services, (2)Training Seminar on Trade in Energy Services, dan (3) Capacity Building Seminar on Transnational Education Services. Sedangkan Indonesia akan menangani satu proyek Capacity Building, yaitu Seminar on the Impact of Liberalization on Trade in Services. Dalam pertemuan Kelompok Jasa, Indonesia sebagai host economy penyelenggaraan Seminar on the Impact of Liberalization on Trade in Services menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan persiapan penyelenggaraan seminar, yakni : (1) jadwal tentative

penyelenggaraan seminar, (2) kandidat penyaji dan konsultan penyelenggaraan seminar, (3) perkembangan studi yang dilakukan Indonesia, (4) opsi-opsi topik seminar, dan (5) proposed actions.

Seminar dijadwalkan akan diselenggarakan pada minggu ke-2 Agustus 2008, namun tidak tertutup kemungkinan jadwal seminar akan dimundurkan pada bulan Oktober 2008 agar tidak tumpang tindih dengan jadwal penyelenggaraan APEC SOM III pada bulan Agustus 2008.

Seminar direncanakan akan mengundang enam penyaji. Salah satu kandidat penyaji, Andrew Stoler, Executive Director of Institute for International Trade, University of Adelaide, dan juga mantan Deputy Director-General WTO telah menyatakan kesediaannya. Selain itu GOS Convenor, Gloria Pasadilla, yang juga merupakan peneliti senior dari lembaga penelitian pemerintah Filipina turut menyatakan kesediaannya untuk menyampaikan presentasi.

Dalam pertemuan, para ekonomi mengusulkan kepada Indonesia beberapa alternatif topik untuk dipresentasikan dalam seminar, yakni (1) barriers/impediments to trade in services and costs imposed by inefficient inputs to both services and non-services sectors, (2) unilateral actions taken by APEC economies on services trade reform and the impact of these reforms to other sectors in the economy, (3) impact of liberalization of trade in services in the development agenda of APEC economies, (4) poverty alleviation, (5) job generation, dan (6) assessment of level of commitment made by APEC economies in the GATS by sector and mode of supply. Terkait Model Measures untuk Services, para ekonomi anggota APEC belum menemukan kata sepakat mengenai susunan draft Model Measures yang akan diusulkan ke fora CTI, sehingga pembahasannya mengalami kemandekan. Untuk itu GOS Convenor menyampaikan ajakan kepada para ekonomi anggota untuk secara aktif membantu penyelesaian draft model measures untuk Services secara intersessional.

ARTIKEL G20 G-20 atau Kelompok 20 ekonomi utama adalah kelompok 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa. Secara resmi G-20 dinamakan The Group of Twenty (G-20) Finance Ministers and Central Bank Governors atau Kelompok Duapuluh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Kelompok ini dibentuk tahun 1999 sebagai forum yang secara sistematis menghimpun kekuatan-kekuatan ekonomi maju dan

berkembang untuk membahas isu-isu penting perekonomian dunia. Pertemuan perdana G-20 berlangsung di Berlin, 15-16 Desember 1999 dengan tuan rumah menteri keuangan Jerman dan Kanada. Latar belakang pembentukan forum ini berawal dari terjadinya Krisis Keuangan 1998 dan pendapat yang muncul pada forum G-7 mengenai kurang efektifnya pertemuan itu bila tidak melibatkan kekuatan-kekuatan ekonomi lain agar keputusan-keputusan yang mereka buat memiliki pengaruh yang lebih besar dan mendengarkan kepentingan-kepentingan yang barangkali tidak tercakup dalam kelompok kecil itu. Kelompok ini menghimpun hampir 90% GNP dunia, 80% total perdagangan dunia dan dua per tiga penduduk dunia. Sebagai forum ekonomi, G-20 lebih banyak menjadi ajang konsultasi dan kerja sama hal-hal yang berkaitan dengan sistem moneter internasional. Terdapat pertemuan yang teratur untuk mengkaji, meninjau, dan mendorong diskusi di antara negara industri maju dan sedang berkembang terkemuka mengenai kebijakan-kebijakan yang mengarah pada stabilitas keuangan internasional dan mencari upaya-upaya pemecahan masalah yang tidak dapat diatasi oleh satu negara tertentu saja.
G-20 tidak memiliki staf tetap. Kursi ketua dirotasi di antara anggota-anggotanya dan dipegang oleh Troika yang beranggotakan tiga anggota: ketua tahun berjalan, ketua tahun lalu, dan ketua tahun berikut. Sistem ini dipilih untuk menjamin keberlangsungan kegiatan dan pengelolaan. Ketua tahun berjalan membuka sekretariat tidak tetap yang buka hanya selama masa tugasnya.

Sebagian besar anggota adalah negara-negara dengan Keseimbangan Kemampuan Berbelanja (PPP) terbesar dengan sedikit modifikasi. Belanda, Polandia, dan Spanyol, yang termasuk big 20, diwakili oleh Uni Eropa. Iran dan Taiwan tidak diikutsertakan. Thailand juga tidak diikutsertakan, walaupun posisinya di atas Afrika Selatan. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 diselenggarakan untuk merespon krisis finansial 20072010 dan sebagai tanggapan terhadap anggapan bahwa negara berkembang tidak cukup dilibatkan dalam diskusi dan pengaturan inti ekonomi global. KTT G-20 tingkat kepala negara atau kepala pemerintahan diselenggarakan sebagai tambahan Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G-20 yang tetap diselenggarakan untuk mempersiapkan KTT dan menerapkan keputusannya. Setelah KTT perdana di Washington,

D.C. pada 2008, pemimpin G-20 bertemu dua kali dalam setahun di London dan Pittsburgh pada 2009, Toronto dan Seoul pada 2010. Mulai 2011, ketika Perancis akan menjadi ketua dan tuan rumah G-20, KTT hanya akan diselenggarakan sekali dalam setahun. Meksiko akan menjadi ketua dan tuan rumah pada 2012. ARTIKEL KEDUA

You might also like