You are on page 1of 3

BAHASA INDONESIA 3 SMA SEMESTER 1

Majas dapat dibedakan atas empat bagian, yaitu perbandingan, penegasan, pertentangan, dan sindiran. 1. Perbandingan Alegori

Alusio Antonomasia Asosiasi Eufemisme Litotes Metafora Metanomia

Parabel Personifikasi Prifrase Tropen

: memperlihatkan perbandingan utuh; perbandingan itu membentuk kesatuan yang menyeluruh. Contoh : mendayung bahtera hidup : mempergunakan ungkapan atau peribahasa yang sudah lazim dipergunakan orang. Contoh : Dari tadi engkau menggantang asap saja, apa hasilnya ? : menyebutkan nama lain terhadap seseorang yang sesuai dengan sifat orang tersebut. Contoh : Si pincang itu kini telah tiada : memperbandingan sesuatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan/gambaran dan sifatnya. Contoh : Wajahnya murang bagai bulan kesiangan. : mengganti satu pengertian dengan kata lain yang hampir sama artinya dengan maksud untuk menghindarkan pantang atau sopan santun Contoh : Orang itu sudah berubah akal (= gila) : melukiskan keadaan sesuatu dengan kata-kata yang berlawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri. Contoh : Datanglah ke gubung orang tuaku. : memperbandingkan suatu benda dengan benda yang lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama Contoh : Dewi malam telah keluar dari balik awan (= bulan) : mengemukakan merk dagang atau nama barang untuk melukiskan sesuatu yang dipergunakan atau dikerjakan, sehingga kata itu berasosiasikan dengan benda keseluruhan. Contoh : Ia naik Honda setiap hari ke kantornya. (maksudnya naik motor merek Honda, bukan Kijang, Daihatsu dll.) : mempergunakan perumpamaan dalam hidup. Gaya bahasa ini terkandung dalam seluruh isi karangan. Dengan halus tersimpul berupa pedoman hidup Contoh : Mahabrata : membandingkan benda mati atau tidak dapat bergerak seolah-olah bernyawa dan dapat berprilaku seperti manusia. Contoh : Angin berbisik, membelai gadis itu. : mengganti sebuah kata dengan beberapa kata atau sebuah kalimat. Contoh : Kami baru sampai ke tempat itu sore hari; menjadi Kami baru sampai ke tempat itu ketika matahari akan tenggelam di ufuk barat. : membandingkan suatu pekerjaan atau perbuatan dengan kata-kata lain yang mengandung pengertian yang sejalan. Contoh : Ia mengubur dirinya saja, lalu tiada terdengar lagi suaranya.

2. Penegasan Anapora

Antiklimaks Asindenton Enumerasio Epipora

Hiperbola Interupsi Klimaks

: paralelisme dengan menempatkan kata atau kelompok kata (frase) yang sama di tiap-tiap larik dalam puisi secara berulang-ulang Contoh : Kalau lah diam malam yang kelam : bertentangan dengan gaya bahasa antiklimaks. Pada antiklimaks makna yang tergantung dalam kata-kata diucapkan berturut-turut makin lama makin melemah (menurun) tingkatannya. Contoh : Jangankan seribu, atau seratus, serupiah pun tak ada. : menyatakan beberapa benda, hal atau keadaan secara berturut-turut tanpa memakai kata penghubung. Contoh : Kemeja, sepatu, kaus kaki, dibelinya di toko itu. : melukiskan satu peristiwa agar keseluruhan maksud kalimat lebih jelas dan lugas. Contoh : Angin berhembus, laut tenang, bulan memancar lagi. : menempatkan kata atau kelompok kata (frase yang sama pada akhir larik dalam puisi secara berulang-ulang). (Bandingkan pula dengan anapora!) Contoh : Kalau kau mau, aku akan datang : melukiskan peristiwa atau keadaan dengan cara berlebih-lebihan daripada sesungguhnya. Contoh : Hatiku terbakar, darahku terasa mendidih, mendengar berita itu. : mempergunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan antara kalimat pokok guna lebih menjelaskan dan penekanan bagian kalimat sebelumnya. Contoh : Aku, orang yang sepuluh tahun bekerja di sini, belum pernah dinaikkan pangkat. : penegasan dan menyatakan beberapa hal berturut-turut makin lama makin memuncak (bandingkan dengan antiklimaks)

BAHASA INDONESIA 3 SMA SEMESTER 1

Koreksio Paralelisme Sineckdoche pars pro toto totem pro parte Pleonasme Praterito

Repetisi Retoris Simetri Tautologi

Contoh : Sejak menyemai benih, tumbuh, hingga memuainya, aku sendiri yang mengerjakannya. : membetulkan (mengoreksi) kembali kata-kata yang salah atau sengaja diucapkan sebelumnya. Contoh : Hari ini dia sakit ingatan, . e maaf, sakit kepala maksudku. : penegasan yang dipakai dalam puisi dengan mengulang kata-kata Paralelisme dibagi atas anapora dan epipora. (selanjutnya lihat kedua istilah ini !) : melukiskan sebagian untuk seluruhnya (pars pro toto) atau melukiskan keseluruhan untuk sebagian (totem pro parte). Selanjutnya lihat dua gaya bahasa itu ! : melukiskan sebagian untuk seluruh tanggapan, Contoh : Berapa kepala yang hadir hari ini ? : melukiskan keseluruhan tanggapan untuk sebagian. Contoh : Indonesia keluar sebagai juara umum dalam Asean Games. : mempergunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi karena arti kata tersebut sudah terkandung dalam kata yang diterangkannya. Contoh : Salju putih sudah mulai turun. : menyembunyikan sesuatu, serta seolah-olah menyeluruh; pembaca harus menerka apa yang disembunyikannya itu. Biasanya pembaca sudah dianggap memakluminya. Contoh : Kehirukpikukan masyarakat Yogyakarta dalam menyambut Gerhana matahari total yang langka itu tidak usah saya ceritakan lagi. : mengulang sepatah kata berkali-kali dalam kalimat yang lain dan biasanya dipergunakan oleh ahli pidato. Contoh : Cinta adalah keindahan. Cinta adalah kebahagiaan. Cinta adalah pengorbanan. : mempergunakan kalimat tanya yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban karena sudah diketahuinya. Contoh : Mana mungkin orang mati hidup kembali ? : menyatakan kalimat dengan kalimat yang lain tetapi isinya sebanding. Contoh : Anak itu dididik. Anak itu dituntun dan diajari ke arah kebaikan. : mengulang kata beberapa kali dalam sebuah kalimat. Contoh : Disuruhnya aku bersabar, bersabar, dan sekali lagi bersabar, tetapi kini aku tak tahan lagi.

3. Pertentangan Antitesis

Kontradiksio Okupasi Paradoks

: mempergunakan kata-kata yang berlawanan artinya. Contoh : Cantik atau tidak, kaya atau miskin bukanlah suatu ukuran nilai seorang wanita. : memperlihatkan pertentangan dengan penjelasan semula. Contoh : Semua murid kelas ini hadir, kecuali si Hasan yang sedang ikut jambore. : mengandung bantahan, tetapi kemudian diberi penjelasannya. Contoh : Candu merusak kehidupan, itu sebabnya pemerintah mengawasi dengan keras. Tetapi si pecandu tetap tidak dapat menghentikan kebiasaanya. : hanya kelihatan pada arti kata yang berlawanan, padahal maksud sesungguhnya tidak karena obyeknya berlainan. Contoh : Hatinya sunyi tinggal di kota Jakarta yang ramai ini.

4. Sindiran Ironi

: sindiran yang menyatakan sebaliknya dengan maksud menyindir. Contoh : Merdu benar suaramu, hingga terbangun aku. : sindiran yang paling kasar dengan mempergunakan kata-kata yang dianggap tidak sopan. (Coba Saudara pelajari dan bandingkan dengan ironi dan sinisme). Contoh : Cih, mukamu seperti monyet, jika aku melihatmu. : sindiran dengan kata-kata yang mempergunakan kata-kata sebaliknya seperti ironi tetapi lebih kasar. Contoh : Pukullah aku kalau kau berani !

Sarkasme

Sinisme

BAHASA INDONESIA 3 SMA SEMESTER 1

You might also like