You are on page 1of 27

MAKALAH HISTOLOGI

SISTEM SARAF
OLEH KELOMPOK IV (EMPAT) TENRI SANA WAHID PHIKA AINNADYA HASAN ST. HATIJAH JUMRIAH NUR MUH. FADIL TENDEAN H41109258 H41109260 H41109262 H41109267 H41109267

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi sensoris indrawi, aktivitas motorik volunter dan involunter organ atau jaringan tubuh, dan homeostasis berbagai proses fisiologis tubuh. Sistem saraf merupakan jaringan paling rumit dan paling penting karena terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling terhubung dan vital untuk perkembangan bahasa, pikiran daningatan. Satuan kerja utama dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel glia. Sistem saraf pada vertebrata secara umum dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat dansistem saraf tepi. Dengan adanya sistem saraf, maka kita dapat merasakan, berfikir dan melakukan tanggapan (respon). Maka berdasarkan penjelasan diatas, makalah ini dibuat. I.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah adalah mengetahui struktur sistem saraf, jenis-jenis sistem saraf, komposisi serta fungsinya.

BAB II ISI

Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf.Sistem persarafan merupakan salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerjasama yang rapi dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh A. Klasifikasi Jaringan Saraf Jaringan saraf dapat menjadi dua sistem utama, yaitu : 1. Sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) 2. Sistem saraf perifer (syaraf cranial dan spinal) B. Fungsi Sistem Saraf Fungsi utama dari sistem saraf adalah antara lain sebagai berikut : 1. Untuk mendeteksi, menganalisa, menggunakan, menghantarkan semua informasi yang ditimbulkan oleh rangsang sensoris (misalnya panas dan cahaya) dan perubahan mekanis dan kimia yang terjadi di dalam lingkungan internal dan eksternal. 2. Untuk mengorganisir dan mengatur, baik secara langsung maupun tidak langsung sebagian besar fungsi tubuh, terutama kegiatan motoris, visceral, endokrin dan mental. C. Komposisi Secara struktural jaringan saraf terdiri atas : 1. Sel saraf (neuron) yang merupakan elemen yang sesungguhnya.

2. Sel-sel jaringan intersisial yang berfungsi sebagai penyokong sel saraf, yang terdiri atas, antara lain : - Neuroglia - Seludang Schwan (neurolemma) - Sel-sel satelit pada ganglion simpatis dan ganglion serebrospinal. D. Komponen sistem saraf Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu: a. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera. b. Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron. c. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar. E. Morfologi Sel Saraf atau Neuron Neuron merupakan satuan anatomis dan fungsional yang berdiri sendiri dengan sifat-sifat morfologi. Neuron mempunyai berbagai bentuk, tetapi padea hakekatnya memiliki ciri yang sama, yaitu terdiri atas : 1. Badan Sel (soma = perikarion) 2. Juluran-juluran sitoplasma (neurit-neurit)

Secara histology dan fungsional, neurit-neurit terdiri atas : 1. Akson :Merupakan juluran sitoplasma yang panjang, jumlahnya hanya satu dan secara fungsional menghantarkan impuls dari badan sel. 2. Dendrit:Merupakan juluran sitoplasma yang pendek dan bercabang-cabang. Jumlahnya banyak dan secara fungsional menghantarkan impuls ke badan sel. 3. Badan sel sendiri terdiri atas : (i) Membran sel yang menutupi prokarion, akson dan dendrit, (ii) nukleus, besar, membrannya berpori, mengandung DNA dan RNA, (iii) nukleolus, merupakan pusat kegiatan selluler, terutama

untuk sintesa DNA dan RNA, (iv) Mitokondria, terdapat dalam prokarion, dendrit, dan akson (v) badan golgi, (vi) retikulum endoplasma, dan (vii) ribosom. Ribosom dan retikulum endoplasma di dalam neuron berkumpul menjadi satu dan menyusun struktur yang dikenal sebagai substansi nissal. Substnasi Nissal tidak dijumpai pada akson dan dendrit. F. Macam-macam neuron a. Neuron Sensorik, Neuron sensorik adalah neuron yang menghantarkan rangsangan dari reseptor kepusat susunan saraf (otak). Dendritnya berhubungan dengan reseptor dan neuritnya berhubungan dengan neuron yang lain. b. Neuron Motorik, neuron yang menhantarkan Impuls motorik dari susunan syaraf pusat (otak) ke afektor ( alat gerak). Dendritnya menerima impuls dari akson neuron lain dan neuritnya berhubungan dengan afektor. c. Neuron Konektor, Neuron yang menghubungkan neuron satu ke neuron lainnya. d. Neuron Ajustor, neuron yang menghubungkan neuron sensorik dengan neuron motorik pada pusat susunan saraf (otak atau sumsum tulang belakang) Skema dalam Otak G. Bentuk dan Fungsi Neuron Tergantung pada fungsi, setiap neuron memiliki bentuk yang khas. Pada semua neuron terdapat ujung dendrit dan ujung aksonal yang bervariasi pada lokasi

badan sel. Neuron terdiri atas tiga bentuk dasar, yaitu neuron bipolar, neuron unipolar, dan neuron multipolar. 1. Neuron bipolar Badan sel terletak sama jauhnya antara percabangan-percabangan dendritik dan terminal akson. Dapat dijumpai pada ganglion telinga dalam dan retina mata. 2. Neuron unipolar Juluran yang berfungsi sebagai dendrit dan akson berpangkal pada suatu kutub pada badan sel. Misalnya neuron yang menyusun ganglion spinal. Neuron ini sering disebut neuron pseudounipolar. 3. Neuron Multipolar Bila badan sel terletak lebih dekat pada percabangan-percabangan dendritnya daripada terfminal akson. Oleh karena pangkal dendrit-dendritnya seolah tumbuh dari beberapa kutub pada badan selnya maka disebut neuron multipolar. Jenis neuron ini terutama terdapat pada susunan saraf pusat.

Berdasarkan bentuk percabangan dendritik dan aksonal, neuron multipolar dapat dibedakan atas : a. Neuron isodendritik yaitu neuron yang terdiri atas dendrit-dendrit yang panjang, akson lurus dan panjang dengan banyak percabangan kolateral yang mengarah ke berbagai jurusan. b. Neuron dengan percabangan terminal yang pendek-pendek namun jumlahnya banyak. Secara fungsional neuron dapat dikelompokkan menjadi a. Neuron motorik, yaitu neuron yang mengatur organ efektor (kelenjar eksokrin, endokrin dan serabut sendiri) b. Neuron Sensoris, yaitu neuron yang menerima rangsangan sensoris dari lingkungan dan dari dalam tubuh sendiri. c. Neuron interneuron, yaitu neuron-neuron yang mengadakan hubungan timbal balik diantara neuron-neuron lain sehingga membentuk rangkaian fungsional yang kompleks. Bentuk dan fungsi neuron berubah dalam masa perkembangan menuju kedewasaan. Jumlah neuron sejak terbentuk dari neuroblas tidak berubah. Tetapi volume dan bobot otak bertambah besar. Hal ini disebabkan karena tumbuhnya badan sel dan bertambahnya percabangan-percabangan dendrit dan aksonal. Perubahan struktur mikro menjelang kedewasaan antara lain pembentukan selubung mielin pada akson. Mielin adalah substansi yang mengandung proteolipid (kolesterol, fosfolipid, cerebroside, asam lemak dan protein). Pada susunan saraf pusat selubung mielin akson dibentuk oleh juluran-juluran oligodendroglia yang membungkus akson dengan

cara melilitnya dan tidak mengandung sel schwann. Pada susunan saraf tepi, selubung mielin dibentuk oleh juluran sel Schwann yang kontinyu, membungkus akson dengan cara melilitnya. Sering disebut sebagai seludang neurilemma yang penting untuk regenerasi akson. Sel Schwann mempunyai inti gepeng yang terletak sejajar dengan akson tersebut.

Selubung yang membungkus akson tidak kontinyu, sehingga terdapat bagianbagian akson yang bermielin. Daerah akson yang tidak bermielin disebut nodus Renvier. Seludang mielin berfungsi seagai isolator, yaitu mencegah adanya impuls yang pindah ke serabut saraf lain, juga sebagai transfor nutrisi untuk memberi makan pada akson.

H. Perhubungan Akson Dalam melaksanakan tugasnya, masing-masing neuron berhubugan dengan neuron-neuron lain yang menyusun berbagai rangkaian. Neuron sebagai fungsional tidak bersambung dengan neuron-neuron lain, melainkan mengadakan suatu pertemuan. Tempat-tempat pertemuan antar neuron lain dinamakan sinaps. Ketika mengadakan hubungan, neuron menerima suatu stimulasi. Dalam hal ini bagian penerima rangsang yaitu badan sel dan dendrit yang disingkat dengan BD, mengalami perubahan. Respon BD terhadap stimulus itu berupa pengembangan gaya yang dalam perwujudan listriknya dikenal sebagai potensial BD. Gaya saraf itu mencetuskan potensial di akson Hillock yang akan disalurkan melalui akson ke ujung-ujungnya. Percabangan-percabangn akhir dikenal sebagai teledendron-teledendron dan ujung akhir teledendron dikenal sebagai bouton terminnaux atau bongkol akhir. Selanjutnya impuls yang sudah tiba di bouton terminaux akan disampaikan kepada bagian BD neuron lain. Bila hal ini sudah terjadi, maka kejadian ini berarti suatu perangsangan bagi neuron yang akan menerimanya. Pada gilirannya neuron sekunder ini akan mengembangkan impuls yang akan disalurkan melalui aksonnya untuk kemudian disampaikan sebagai stimulus terhadap neuron berikutnya. Demikian juga akan terjadi fenomena yang serupa dalam mekanisme transmisi selanjutnya. Pada sinapsis terdapat dua membran yang saling berhadapan yaitu : a. Membran bouton terminaux ayng hendak menyampaikan impuls kepada membran presinaptik. b. Membran dendrit di seberangnya yang hendak menerima impuls yang dinamakan membran postsinaptik.

Ruang antar membran presinaptik dan postsinaptik dinamakan celah sinaptik dengan jarak 150 250 0A.

Pada sinap terdapat bangunan-bangunan sebagai berikut : 1. a. Vesikula sinaptik terdapat pada membran presinaptik dan terlihat pada membran postsinaptik. Vesikula tersebut merupakan lipatan-liptan membran bouton terminaux yang mengandung neurotransmitter, yaitu suatu zat yang mampu menyeberangkan gaya saraf dari membran presinaptik ke membran postsinaptik. b. Mitokondria tertimbun pada membran presinaptik. 2. Membran presinaptik lebih tipis dari membran postsinaptik.

3. Struktur yang menyerupai benang-benang dan bintik-bintik disebut membran postsinaptik yang membuat mebran tersebut tampak lebih tebal dari membran presinaptik, membran subsinaptik. Tergantung pada jenis membran yang berhadapan satu dengan yang lain, maka berbagai sinaps dapat dikelompokkan dalam : 1. Sinap akso-dendritik yaitu sinap tempat penyerahan penerimaan impuls dari akson ke dendrit. 2. Sinap akso-somatik yaitu bouton terminaux yang bersinap dengan bagian perikarion neuron lain. 3. Sinap akso-aksonal yaitu sinap antara bouton terminaux sebuah neuron dengan bagian akson neuron lain di dekat tempat ia kana bersinaps denngan percabangan dendrit neuron lain lagi. 4. Sinap dendro-dendritik yaitu sinap antara ujung-ujung dendritik dari neuron. Akhiran-akhiran saraf terdiri atas serabut saraf eferen, membawa impuls dari sistem saraf ke pusat efektor dan serabut saraf afferen, membawa impuls dari sistem organ saraf ke pusat saraf Akhiran-akhiran efferent somatis : - Badan sel pada bagian akar ventral sumsum tulang belakang. - Serabut berakhir pada otot rangka - Ujung-ujung akson membentuk keping akhiran somatic. Akhiran serabut saraf efferent viseral : - Umumnya bermielin - Berasal dari ganglion otonom.

- Berakhir pada organ-organ visceral, kelenjar dan bagian kelamin. - Akhiran serabut saraf membentuk pleksus

Gambar 5. Lengkung saraf

I. Neuroglia Neuroglia atau sel glia ialah unsur seluler susunan saraf yang tidak mempunyai tugas untuk menghantarkan impuls saraf. Adapun sel-sel saraf tersebut adalah mikroglia astrosit, oligodendrosit, sel ependim dan sel koroid. 1. Mikroglia Mikroglia merupakan unsur seluler yang memperlihatkan berbagai bentuk dan ukuran. Hal ini sesuai dengan tugas yang sedang dikerjakan. Sepanjang pembuluh darah dapat ditemukan mikroglia secara tersendiri atau di dekat neuron. Mikroglia dapat berkumpul dalam bentuk satelit. Mikroglia aktif yang berarti sedang melakukan

gerakan memperlihatkan pseudopodia sitoplasmik yaitu juluran sitoplasma yang lebih tebal dari juluran-juluran pada keadaan istirahat. Dalam melakukan pembersihan sisa-sisa neurolisis, mikroglia

memperlihatkan bentuk yang sangat berbeda dengan bentuk dalam keadan istirahat. Dalam hal ini mikroglia dikenal debagai Scavenger cells atau Gitter Cells, yaitu pulasan dengan hematoxilin-eosin terlihat sebagai sel yang bulat dengan nucleus yang berposisi eksentrik, sitoplasma penuh dengan zat lemak yang jika dipulas memeperlihatkan bentuk yang lebih panjang dari pada dalam keadaan istirahat. Mikroglia dianggap sebagai sel-sel yang dapat bergerak gesit dengan cara mengeluarkan pseudopodia dan dapat melakukan tugas sebagai makrofag di luar susunan saraf pusat. Mikroglia berasal dari mesoepitelium dan bukan berasal dari neuropitelium. 2. Astrosit Astrosit tampak sebagai sel tanpa sitoplasma. Di situ dapat dibedabedkan inti neuron dan juga oligodendrosit, seperti yang terlihat pada gambar . Astrosit dengan juluran-juluran yang tampak lebih kekar, tidak banyak bercabang dan bentuk cabangnya agak lurus dan sederhana dinamakan Astrosit Fibrosa. Nukleus astrosit lebih besar daripada inti oligodendrosit, tetapi sedikit lebih besar dari inti mikroglia, inti astrosit tampak kurang padat, sedangkan inti oligodenrosit lebih padat, tetapi inti mikroglia adalah yang panjang padat. Astrosit protoplasmic mengambil posisi di dekat dinding pembuluh. Satelit astrosit protoplasmic di dekat neuron dapat dijumpai juga, tetapi jumlah astrosit protoplasmic

di dekat pembuluh darah adalah lebih besar. Astrosit fibrosa mengambil posisi di bagian jaringan otak subpial, di substansi alba dan thalamus

Oligodenrosit merupakan mayoritas dari neuroglia. Di korteks serebri dan di substansia griseria lain, oligodendrosit berkumpul dalam kelompokkelompok kecil (satelit) di dekat sebuah neuron atau sepanjang pembuluh darah. Di substansi alba, oligodendrosit merupakan unsur seluler yang sangat menonjol. Olidendrosit berbaris disepanjang serabut saraf bermielin dan di sana sini terlihat astrosit dan ada kalanya sel mikroglia. Oligodendrosit di substansi alba, oleh karena sitoplasma oligodendrosit intervaskuler. Juluran oligodendrosit tidak lain dari pada juluran sitoplasma, meliliti akson dan membentuk lamella-lamella bagaikan

gulungan pucuk dan pisang. Bentuk itulah yang dikenal sebagai selubung mielin di sekitar akson. Jadi proses meilisinasi itu adalah tidak lain dari pada proses dimana juluran oligodendrosit melilit akson. 3. Ependim Dinding ventrikel dan kanalis sentralis medullae spinalis mempunyai lapisan permukaan yang disusun oleh sel ependim. Di bawah lapisan sel ependim terdapat selaput glia subependim dan sering terdapat lapisan dalam yang mengandung astrosit. J. Reseptor Pada hakekatnya sebelum tubuh manusia berurusan dengan dunia luar melalui fungsi motoriknya, terlebih dahulu sudah mesra berhubungan melalui fungsi sensoriknya. Pada analisa terakhir ternyata pula bahwa setiap gerakan adalah reaksi terhadap rangsang sensorik. Dan kelumpuhan paling parah tidaklah terjadi karena adanya pemotongan serabut efferen, tetapi karena penghalang terhadap seluruh rangsangan sensorik. Informasi dunia luar diterima tubuh oleh reseptor. Tempat rangsang dunia luar berjumpa dengan tubuh. Permukaan luar tubuh dibentuk oleh kulit dan permukaan dalam dibentuk oleh mukosa. Reseptor yang berada di kulit di kelompokkan sebagai eksoreseptor. Dan reseptor yang berada di mukosa dinamakan enteroreseptor. Kelompok lain adalah propioreseptor yaitu reseptor yang terletak di otak dan jaringan pengikat. Reseptor yang dimaksud di atas merupakan reseptor sensorik umum, olehka karena panca indera diangaap memiliki reseptor khusus. Namum demikian, pada pokoknya kedua jenis reseptor mempunyai tugas yang sama, yaitu menangkap

informasi dari dunia luar. Struktur pokoknya pun sama, yaitu oleh karena keduanya merupakan ujung seraut saraf sensorik. Dalam rangkaian neuron-neuron yang menyusun susunan somatosensorik umum, neuron pertamanya adalah neuron yang membentuk ganglion spinale. Neuron itu berbentuk pseudounipolar (gambar 2). Juluran yang menuju ke medulla spinalis menyusun radiks dorsalis. Juluran yang menghubungkan daerah tepi dengan badan neuron menyusun komponen sensorik syaraf tepi. Ujung yang ditepi itu bercabangcabang sehingga terdapat serabut-serabut dengan berbagai ukuran. Karena cabang-cabang tersebut mempunyai berbagai ukuran garis tengah, maka khususnya saraf sensorik tepi ditentukan oleh cepat lambatnya pengahantaran informasi dari dunia luar. Ujung saraf yang bercabangcabang itulah yang berfungsi sebagai reseptor. Berbagai jenis somatosensorik umum dapat dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu, golongan yang tidak berkapsul dan golongan yang berkapsul. 1. Jenis reseptor somatosensorik umum tak berkapsul Ujung serabut saraf sensorik tepi yang becabang-cabang halus merupakan reseptor tak berkapsul tidak memperlihatkan bentuk tambahan. Dalam bentuk cabang-cabang melalui reseptor itu berada di epitelium, membran serosa. Jaringan pengikat, tendon, periotium, persendian, membran timpani dan pulpa gigi. 2. Jenis somatosensorik umum yang belapsul. Terminalia serabut saraf somatosensorik yang termasuk golongan jenis reseptor berkapsul adalah terminalia yang ikut menyusun suatu struktur yang berbentuk khas. Adapun jenis-jenis yang dapat dibedabedakan berdasarkan bentuk masing-masing ialah :

a. Korpuskula Meissner. Reseptor ini dianggap sebagai reseptor rangsang raba terutama pada kulit, dimana ia berlokasi di papillae dermis dan menonjol ke arah epidermis. Reseptor tersebut banyak ditemukan di telapak tangan/kaki dan seteruanya di kulit lengan bawah bagian volar, tepi kelopak mata, putting susu, alat kelamindan mukosa ujung lidah. Bnetuk lonjong dan ukurannya adalah 50 sampai 100 m.bentuk tersebut terwujud oleh adanya membran halus yang membungkus sejumlah sel epitelium yang berderetan secara membujur. Membran tersebut membentuk kapsul reseptor. b. Korpuskula Vater-Pacini. Reseptor ini tesebar di seluruh tubuh, di jaringan subkutan dan di jaringan pengikat tendon. Ligamenta pada persendian, putting susu, alat kelamin dan juga di membran serosa dan mesentarium. Dalam jumlah yang kecil ditemukan juga di visera. Bentuk lonjong dan ukurannya cukup besar. Panjangnya berkisar antara 1 4 mm. Oleh karena reseptor ini dapat dilihat langsung dengan mata biasa, maka sejak jaman dahulu smapai sekarang intensif dipelajari. c. Kerucut neuromuskulus (kerucut otot = muscle spindale). Reseptor ini mencetuskan impuls aferen atas terjadinya kontraksi otot ekstensor skeletal. Informasi yang dikirim ke susunan saraf pusat diperlukan untuk mengatur pengendalian tonus yang sesuai melalui busur refleks yang dikenal sebagai gamma loop walaupun impuls yang dicetuskan itu bersifat aferen, maka informasi yang dikirim ke susunan somatosensorik. d. Kerucut neurotendineus (kerucut tendon). Reseptor ini dikenal juga sebagai alat golgi tendon. Dalam jumlah yang besar reseptor ini ditemukan di daerah

peralihan antara tendon dan otot. Bentuknya dipertegas oleh suatu membran halus yang membungkus beberapa jalan serabut kolagen tendon. K. Jenis sistem saraf. Terbagi menjadi 2 yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. 1. Sistem saraf pusat Sistem saraf pusat yang terbagi atas otak dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Sistem saraf pusat dilindungi oleh selaput meninges yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu Pia meter (selaput paling dalam dan banyak mengandung pembuluh darah), Dura meter (lapisan terluar yang padat dank eras serta menyatu dengan tengkorak sebelah dalam) dan terakhir Arakhnoid (terletak di antara pia meter dan dura meter yang merupakan selaput jaringan yang lembut membatasi kedua lapisan yang lain). Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang

belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis. Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut. a. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak. b. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.

c. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme. Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu: a. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea) b. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba) c. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih. 1. Otak Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol. a. Otak besar (serebrum) Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian

korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.

Gbr. Otak dengan bagian-bagian penyusunnya 2. Otak tengah (mesensefalon) Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

Gbr. Otak dan kegiatan-kegiatan yang dikontrolnya 3. Otak kecil (serebelum) Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. 4. Jembatan varol (pons varoli) Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum

tulang belakang. 2. Sumsum sambung (medulla oblongata) Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.

Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip. 3. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor. Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.

Gbr. Penampang melintang sumsum tulang belakang

2. Sistem saraf tepi Sistem saraf tepi adalah sistem saraf di luar sistem saraf pusat, untuk menjalankan otot dan organ tubuh. Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf tepi tidak dilindungi tulang, membiarkannya rentan terhadap racun dan luka mekanis. Sistem saraf tepi terdiri dari : 12 pasang saraf serabut otak ( saraf cranial ) yang terdiri dari 3 pasang saraf sensorik, 5 pasang saraf motorik dan 4 pasang saraf gabungan. 31 pasang saraf sumsum tulang belakang ( saraf spinal ) yang terdiri dari 8 pasang saraf leher,12 pasang saraf punggung,5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul dan 1 pasang saraf ekor. Sestem saraf tepi terdiri atas : A. Divisi Aferen, membawa informasi ke SSP (memberitahu SSP mengenai lingkungan eksternal dan aktivitas-aktivitas internal yg diatur oleh SSP B. Divisi Eferen, informasi dari SSP disalurkan melalui divisi eferen ke organ efektor (otot atau kelenjar yg melaksanakan perintah untuk menimbulkan efek yg diinginkan), terbagi atas: a. Sistem saraf somatik, yg terdiri dari serat-serat neuron motorik yg mempersarafi otot-otot rangka. b. Sistem saraf otonom, yg mempersarafi otot polos, otot jantung dan kelenjar. Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita.

Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. 1. Sistem saraf simpatis Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah untuk mempercepat denyut jantung, memperlebar pembuluh darah, memperlebar bronkus, mempertinggi tekanan darah, memperlambat gerak peristaltis, memperlebar pupil, menghambat sekresi empedu, menurunkan sekresi ludah, dan meningkatkan sekresi adrenalin. 2. Sistem saraf Parasimpatis Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa jaring-jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik. Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung.

K. Prinsip Penghantaran Impuls (Rangsang) 1. Penghantaran Lewat Sel Saraf Jika neuron dirangsang kuat, maka permeabilitas membran akan berubah, sehingga polarisasi(muatan listrik luar sel adalah positif, muatan listrik dalam sel adalah negatif) membran juga berubah yang akan mengalami pembalikan, dan diulang, sehingga menyebabkan rantai reaksi. Dengan demikian, impuls berjalan sepanjang akson, membran neuron memulihkan keadaannya seperti semula, sehingga impuls tidak bisa melewati neuron (periode refraktori).

2. Penghantaran Lewat Sinapsis Sinapsis : penghubung yang mengendalikan komunikasi antarneuron StrukturSinapsis : Tombol Sinapsis (akson yang berakhir pada suatu tonjolan kecil di setiap neuron), Membran Prasinapsis (permukaan membran tombol sinapsis, untuk transmisi impuls), Membran Post-Sinapsis (permukaan

membran dendrit dari sel yang dituju, untuk penerima transmisi impuls). Kedua membran tersebut dipisahkan oleh Celah Sinapsis.

Struktur Sinapsis : Neurotransmitter (tombol sinapsis / gelembung sinapsis pada sitoplasma) yang merupakan zat kimia yang dapat menanggapi impuls elektrik pada neuron dan dapat mentransmisikan impuls ke neuron berikutnya.

Mekanisme Kerja : Impuls -- tombol sinapsis -- peningkatan permeabilitas membran prasinapsis terhadap ion Ca -- ion Ca masuk -- gelembung sinapsis melebur dengan membran pra-sinapsis -- melepaskan neurotransmitter -impuls dibawa ke membran post-sinapsis -- neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim asetilkolinesterase -- menjadi asetilkolin -- dihidrolisis menjadi kolin dan asam etanoat dan disimpan di gelembung sinapsis -- akan dipergunakan kembali.

Gerak Refleks Impuls -- reseptor -- neuron -- saraf sensorik -- sumsum tulang belakang -neuron motorik efektor.

You might also like