You are on page 1of 7

SILSILAH DAN SEJARAH SINGKAT KERAJAAN MINANG KABAU

Sekitar 250 SM, DAPUNTA HYANG (Pimpinan Agama Budha) memimpin perpindahan suku bangsa. Rombongan besar ini sampai ke kaki Gunung Merapi . Pada awal Abad 1 M, Dapunta Hyang meninggalkan pemukiman di kaki Gunung Merapi , memimpin perpindahan lokal ke Muara Sei. Kampar dengan 2 (dua) pelabuhan utama yaitu Muara Kampar dan Muara Sabak , lalu membangun Kerajaan MENANGA KANWA / MINANG KABWA. MENANGA KANWA mempunyai arti MUARA KAMPAR MINANG KABWA mempunyai arti KERAJAAN MINANG KABAU TIMUR diangkatlah seorang raja yang bernama : SRI MAHARAJA LOKITAWARMAN Pemeluk Agama Islam Dari keturunan Dapunta Hyang, kerajaan cepat berkembang dan dikarenakan adanya hubungan dagang dengan pengusaha Arab dan Gujarat, Raja pun masuk Islam dan menimbulkan rasa iri Kaum Cina Thang Ketika SRI MAHARAJA LOKITAWARMAN mangkat maka diangkatlah putranya yang bernama : SRI MAHARAJA INDRAWARMAN Pemeluk Agama Islam/dilantik thn 718 M Dalam suatu Revolusi Istana thn 730 M yang direncanakan oleh para Pemeluk Agama Budha, SRI MAHARAJA INDRAWARMAN terbunuh, Putra Raja beserta keluarga istana yang muslim meninggalkan istana dan pergi ke arah Barat lalu membangun Benteng di Sungayang , sedangkan lawannya pemeluk Agama Budha mendirikan Kerajaan DARMASRAYA di Si Guntur arah Barat Pulau Punjung di tepi Sei. Batang Hari. Khawatir akan terjepitnya Budha oleh Islam, Raja DARMASRAYA yaitu DARMAWIRA (1046-1187M) melakukan serangan ke Benteng Sungayang pada thn 1119 M. Benteng terbakar habis dan keluarga kerajaan meneruskan perjalanan ke arah Barat sampai ke kaki Gunung Merapi kembali, lalu menyusun Kerajaan MINANG KABAU/KOTO BATU yang pusatnya di Pariangan. Dan dilantik Raja MINANG KABAU PERTAMA yang bernama : SRI MAHARAJO DIRAJO Pemeluk Agama Islam/dilantik thn 1119 M dan Mangkat thn 1149 M Sultan menikah dengan 3 orang wanita yang bernama : PUTI INDO JALITO Puti Sedayu Puti Cinto Dunie mendapatkan putra : mendapatkan putra : mendapatkan putra : Dt. KETEMANGGUNGAN Dt. Maharajo Basa Dt. Bandaro Kayo (SULTAN PADUKO BASA) (Penghulu Padang Panjang) (Penghulu Pariangan) Dirangkum oleh : Iwan J. Disastra - Sumber : Tambo Adat Minang Kabau ( hal. 1 )
SILSILAH DAN SEJARAH SINGKAT KERAJAAN MINANG KABAU

Sultan SRI MAHARAJO DIRAJO mengangkat seorang Penasehat Kerajaan yang bernama : Dt. Suri Dirajo ( Abang dari Permaisuri PUTI INDO JALITO) Ketika thn 1149 M Sultan SRI MAHARAJO DIRAJO mangkat dalam usia 49 thn, meninggalkan putra-putra yang masih kecil (PADUKO BASA 2 thn - Maharajo Basa 2 thn - Bandaro Kayo 1 thn), atas kesepakatan semua unsur istana (krn SULTAN PADUKO BASA mukalaf) untuk sementara waktu kerajaan dipimpin oleh IBU SURI PUTI INDO JALITO Raja MINANG KABAU II bernama : IBU SURI PUTI INDO JALITO Pemeluk Agama Islam/dilantik thn 1149 M Beliau dibantu oleh 3 (orang) kepercayaannya yang bernama : Indo Jati/Cati Bilang Pandai Negarawan

Dt. Suri Dirajo Penghulu Utama

Tun Tejo Gurano Arsitek Kerajaan

Kedua orang istri sultan yang berasal dari pribumi yaitu Puti Sedayu dan Puti Cinto Dunie diangkat menjadi Keluarga Istana dan mengajukan tuntutan kepada IBU SURI PUTI INDO JALITO dan Pembesar Istana. Tuntutannya yaitu ; sebagai Ras Melayu, Warisan (Sako & Pusako) mohon diturunkan menurut Waris Ibu (Matrilinial). Tuntutan itu dapat dipahami secara arif oleh Dt. Suri Dirajo dan Cati Bilang Pandai, lalu Pembesar Istana tersebut mengabulkannya. Dengan kesepakatan semua unsur Istana dan restu Dt. Suri Dirajo, IBU SURI PUTI INDO JALITO menikah dengan Cati Bilang Pandai pada thn 1150 M, dan mendapatkan anak masing-masing diberi nama : 1. Jatang Sutan Balun (Dt. Parpatih Nan Sabatang), lahir thn 1153 M 2. Kalap Dunie (Dt. Sri Maharajo nan Banego-nego), lahir thn 1154 M 3. Puti Reno Judah, lahir thn 1157 M 4. Puti Jamilan, lahir thn 1159 M 5. Mambang Sutan (Dt. Suri Dirajo II), lahir thn 1161 M Pada thn 1165 M, Cati Bilang Pandai untuk pertama kalinya memanggil Panghulu nan Baduo yaitu Dt. Bandaro Kayo (Pariangan) dan Dt. Maharajo Basa (Padang Panjang) untuk bermusyawarah bersama dan menghasilkan kesepakatan : 1. Mengangkat Putra-putra IBU SURI PUTI INDO JALITO sebagai penghulu-penghulu. 2. Sesuai keputusan di Balai Saruang thn 1149 M tentang Matrilinal, IBU SURI PUTI INDO JALITO melaksanakan Pewarisan Pertama kepada 2 (dua) orang putranya antara lain : - Dt. KETEMANGGUNGAN 18 thn, mendapatkan warisan berupa : Keris Si Ganjo Era, Keris Si Ganjo Aie dan Tungkaik Basi Janawi Haluih. - Dt. Parpatih Nan Sabatang 13 thn, mendapatkan warisan berupa : Payuang Kuniang kebesaran Raja , Keris Balangkuak, Si Mundan Manti dan Si Mundan Panuah. Dirangkum oleh : Iwan J. Disastra - Sumber : Tambo Adat Minang Kabau ( hal. 2 )
SILSILAH DAN SEJARAH SINGKAT KERAJAAN MINANG KABAU

Selesainya Pelantikan Penghulu dan Pewarisan Pertama, Datuak nan Batigo (Dt. KETEMANGGUNGAN, Dt. Parpatih nan Sabatang dan Dt. Sri Maharajo nan Banego-nego) dianggap sebagai Nenek Moyang Minang Kabau. Dt. Parpatih nan Sabatang selesai pelantikan, membawa adiknya Puti Reno Judah beserta rombongan ke Lima Kaum dan termasuk disana rombongan Tun Tejo Gurano (Arsitek Kerajaan) sedangkan Dt. KETEMANGGUNGAN membawa adik seibunya Puti Jamilan beserta rombongan ke Sei. Tarab dan mendirikan Kerajaan BUNGO SATANGKAI. Dan resmilah pada saat itu Dt. KETEMANGGUNGAN menggantikan ayah dan ibunya menjadi Raja. Dilantiklah Raja Pertama untuk Kerajaan BUNGO SATANGKAI Dt. KETEMANGGUNGAN Nama kecilnya SULTAN PADUKO BASA Dilantik pada thn 1165 M Untuk menyempurnakan pemerintahan di Minang Kabau, Datuak nan Batigo sepakat membentuk Sistem Kelarasan. Dt. KETEMANGGUNGAN peletak dasar Kelarasan Koto Piliang dan Dt. Parpatih nan Sabatang peletak dasar Kelarasan Bodi Chaniago . sedangkan Dt. Sri Maharajo nan Banego-nego tidak mau memilih salah satu dari keduanya, namun memadu dua kelarasan tersebut dengan nama Kelarasan Lareh nan Panjang . Puti Reno Judah, adik Dt. Parpatih nan Sabatang - yang dibawa ke Lima Kaum - mendapatkan 2 (dua) orang anak yang bernama : Gendi/ Dt. Bandaro Kuniang dan Batiek Reno Sulam. sedangkan Puti Jamilan, adik seibu Dt. KETEMANGGUNGAN - yang dibawa ke Sei. Tarab - telah pula mendapatkan 4 (empat) orang anak yang bernama : 1. Puti Lenggo Tuo ( 1175 - 1275 M) 2. Dt. Bandaro Putiah (1177 - 1216 M) 3. NUN ALAM (1179 - 1240 M) - kelak menjadi Raja Pertama Kerajaan PAGARUYUANG menggantikan Dt. KETEMANGGUNGAN 4. Puti Lenggo Bongsu (1181 - 1271 M) Kerajaan BUNGO SATANGKAI ditukar menjadi Kerajaan PAGARUYUANG , dan melantik Raja Pertamanya NUN ALAM Pemeluk Agama Islam/dilantik thn 1194 M Pada thn 1199 M, NUN ALAM memindahkan basis kerajaannya dari Pagaruyuang ke Bukit Batu Patah (dekat Pagaruyuang) dan Kerajaan PAGARUYUANG berganti nama menjadi Kerajaan BUKIT BATU PATAH. Dirangkum oleh : Iwan J. Disastra - Sumber : Tambo Adat Minang Kabau ( hal. 3 )
SILSILAH DAN SEJARAH SINGKAT KERAJAAN MINANG KABAU

Saudara perempuan NUN ALAM yang tertua Puti Lenggo Tuo memperoleh 5 (lima) orang anak yaitu : RUM PITUALO; Sari Lauik; Indo Yani; Sari Mambang dan Dt. Bandaro Putiah II. Dan saudara perempuan NUN ALAM yang bungsu Puti Lenggo Bongsu memperoleh 3 (tiga) orang anak yaitu : Indopita; Dt. Bandaro Putiah III dan Tuan Kadhi. Untuk mengutuhkan Kerajaan Minang Kabau dengan sistem Rajo Duo Selo dengan Basa Ampek Balai, Raja NUN ALAM mengangkat abang serta kemenakannya duduk dalam Basa Ampek Balai tersebut : 1. Dt. Bandaro Putiah/Abang NUN ALAM sbg Pemuncak Sei.Tarab (setara Mendagri) 2. Indomo/anak Indo Yani sbg Payuang Panji Koto Piliang (setara Menkesra) 3. Makhudum/anak Sari Mambang sbg Aluang Bunian Koto Piliang (setara Menkeu) 4. Tuan Kadhi/anak Puti Lenggo Bongsu sbg Menteri Agama dan Penerangan Pada thn 1207 M memindahkan kembali pusat kerajaan dari Bukit Batu Patah ke Pagaruyuang dan melantik Raja PAGARUYUANG Kedua RUM PITUALO Pemeluk Agama Islam/dilantik thn 1240 M Namun Pemerintahan RUM PITUALO tidak berlangsung lama, dikarenakan masalah internal istana. Masa demi masa kemenakan-kemenakannya silih berganti menduduki tahta kerajaan. dimulai dari : MAHARAJO INDO dilantik sbg Raja PAGARUYUANG III YANG DIPERTUAN SATI dilantik sbg Raja PAGARUYUANG IV Pada masa pemerintahan YANG DIPERTUAN SATI Nagari Minang Kabau sangat tenteram, rakyatnya sentosa negeri pun aman dan damai. Raja YANG DIPERTUAN SATI penganut Islam yang ta'at, rakyat pun hampir telah merata memeluk Agama Islam Sampai pada Pelantikan Raja PAGARUYUANG seterusnya kepada : S U L T A N VIII dilantik pada thn 1260 M SULTAN VIII adalah anak dari Sari Lauik ( adik perempuan RUM PITUALO ) dan SULTAN VIII mempunyai seorang adik perempuan yang bernama Puti Reno Mandi. Pada masa pemerintahan SULTAN VIII Kerajaan PAGARUYUANG dan DARMASRAYA selalu dihantui oleh kabar akan kedatangan ekspedisi dari SINGOSARI dan China. Sehingga pada thn 1270 M dikarenakan merasa senasib, Raja DARMASRAYA pada masa itu MAULIAWARMADEWA melakukan kunjungan ke Kerajaan PAGARUYUANG. Beliau disambut baik oleh Datuak nan Batigo yang saat itu sudah sangat tua sekali (Dt. KETEMANGGUNGAN 123 thn; Dt. Perpatih nan Sabatang 117 thn dan Dt. Sri Maharajo nan Banego-nego 116 thn) dan mereka mengibaratkan pepatah : " Pucuak di cinto Ulam nan tibo " Dirangkum oleh : Iwan J. Disastra - Sumber : Tambo Adat Minang Kabau ( hal. 4 )
SILSILAH DAN SEJARAH SINGKAT KERAJAAN MINANG KABAU

Karena dahulu, terpecahnya Kerajaan MINANG KABAU TIMUR akibat muslihat Kaum China Thang yang ingin merebut monopoli dagang di Minang Kabau tempo dulu,, maka timbullah pemikiran untuk menyatukan Minang Kabau kembali menjadi kerajaan besar di Sumatera Tengah. Adik perempuan SULTAN VIII, Puti Reno Mandi dinikahkan dengan Raja DARMASRAYA yg bertahta MAULIAWARMADEWA dan dari perkawinan ini lahirlah 3 (tiga) orang anak : DARA JINGGA pada thn 1275 m , Kembang Bendahari dan RAJO MUDO (di Langkawi ). Sedangkan Dari Dewi Kencana (Mambang Talena) - Isteri MAULIAWARMADEWA di DARMASRAYA lahir pula Tribuana Neswari yang lebih dikenal dengan nama Dara Petak. Pada thn 1293 M, datanglah ekspedisi SINGOSARI dan Diplomat dari China. Ekspedisi SINGOSARI dibawah pimpinan Panglima Mahisa Anabrang sedangkan Diplomat China dipimpin oleh Selamat Panjang Gombak. Rombongan tersebut pergi ke Istana DARMASRAYA di Si Guntur dan disambut dengan sangat meriah oleh Datuak nan Batigo . Atas kebijaksanaan datuak-datuak tsb kedua pimpinan diambil menjadi Urang Sumando ; DARA JINGGA dinikahkan dengan Mahisa Anabrang ( Si Barakat) sedangkan Kembang Bendahari dinikahkan dengan Selamat Panjang Gombak ( Bujang Selamat). Sementara itu di SINGOSARI terjadi perebutan kekuasaan. KERTANEGARA (Raja SINGOSARI) dibunuh oleh RADEN WIJAYA (berkat bantuan Khubilai Khan). RADEN WIJAYA langsung menggantikan posisi KERTANEGARA dan mengganti nama kerajaan dengan MOJOPAHIT. Mahisa Anabrang merasa terpanggil untuk pulang ke Java , lalu berangkat dengan pasukan lengkap beserta dua orang putri DARMASRAYA (DARA JINGGA & Dara Petak). Sesampainya di MOJOPAHIT, Mahisa Anabrang menyerahkan Dara Petak kepada RADEN WIJAYA sebagai Lambang Persahabatan dari Kerajaan DARMASRAYA. Lalu RADEN WIJAYA memperisteri Dara Petak (disamping telah memperisteri 4 (empat) orang putri KERTANEGARA) dan memperoleh seorang putra yang diberi nama JAYANEGARA. Karena sesuatu hal, dalam keadaan hamil DARA JINGGA dikirim kembali ke DARMASRAYA. Pada thn 1294 M ,dari perkawinannya dengan Mahisa Anabrang beliau melahirkan sorang putra di Ranah Minang Kabau dan diberi nama RUMANDUANG (DANG TUANKU), sedangkan Dari perkawinan Kembang Bendahari dan Bujang Selamat, lahir pula seorang putra (yang kelak menjadi seorang gagah perkasa) dan diberi nama Cendra Mata (CINDUA MATO). Dikarenakan SULTAN VIII mangkat, sedangkan kemenakannya satu-satunya adl seorang perempuan (DARA JINGGA) dan Sultan RUMANDUANG masih berumur 1 thn (mukalaf), maka diangkatlah DARA JINGGA menjadi seorang Raja PAGARUYUANG berikutnya yang lebih dikenal dengan nama : BUNDO KANDUANG Nama kecilnya DARA JINGGA Dilantik pada thn 1295 M
Dirangkum oleh : Iwan J. Disastra - Sumber : Tambo Adat Minang Kabau

( hal. 5)

SILSILAH DAN SEJARAH SINGKAT KERAJAAN MINANG KABAU

Atas permintaan Permaisuri MOJOPAHIT (Dara Petak), Sultan RUMANDUANG dikirim ke MOJOPAHIT dan berganti nama menjadi AJI MANTROLOT dan mendapat pendidikankeperwiraan disana, sampai akhirnya beliau pernah dikirim ke China sbg utusan kerajaan. Di MOJOPAHIT, AJI MANTROLOT menjalin persahabatan yang sangat akrab dengan Maha Patih Gajah Mada. Dikarenakan kecerdasannya beliau malah mendapatkan pangkat setingkat lebih tinggi dari Maha Patih tersebut. Atas kecerdasan dan ketangkasannya pulalah, Raja MOJOPAHIT melantik AJI MANTROLOT sebagai Raja DARMASRAYA pada thn 1343 M dan berganti nama menjadi ADITYAWARMAN. Semulanya yang kelak menjadi Raja PAGARUYUANG adalah adik dari BUNDO KANDUANG yaitu RAJO MUDO, namun dikarenakan sesuatu hal RAJO MUDO berangkat ke Langkawi dengan isterinya Puti Lindung Bulan dan menjadi raja disana. Dari perkawinanya tersebut beliau mendapatkan beberapa orang anak yang salah satunya adalah Puti Bongsu. Pada thn 1347 M, ADITYAWARMAN memindahkan Kerajaan DARMASRAYA ke Pagaruyuang dan dengan persetujuan BUNDO KANDUANG beliau menyatukan dua kerajaan besar tersebut menjadi satu yaitu dengan nama Kerajaan MINANG KABAU dan sekaligus sebagai rajanya. Raja Kerajaan MINANG KABAU berikutnya : ADITYAWARMAN Nama kecilnya RUMANDUANG di MOJOPAHIT namanya AJI MANTROLOT Pemeluk Budha / dilantik pada thn 1347 M ADITYAWARMAN dibesarkan di Kerajaan MOJOPAHIT secara sejarah merupakan pemeluk Agama Budha, maka selama ia menjadi raja di Minang Kabau tetap mempertahankan agamanya, sedangkan rakyat yang dipimpinnya pada umumnya memeluk Agama Islam. Atas bantuan Cindua Mato pernikahan antara ADITYAWARMAN dengan anak mamak -nya (red-paman) yang bernama Puti Bongsu dapat terlaksana. Dengan berikrar ADITYAWARMAN akan menjadi Islam sejati (sebelumnya Budha), barulah Puti Bongsu mau dibawa lari oleh Cindua Mato (dikisahkan dengan Si Binuang, Si Gumarang dan Si Kinantan - kerbau, kuda & ayam milik Cindua Mato). Dari perkawinannya dengan Puti Bongsu, ADITYAWARMAN mendapatkan seorang anak yang bernama ANANGGAWARMAN alias Rajo Nan Sati alias Sutan Ali Dunie. Dikarenakan pada usia 79 thn ADITYAWARMAN sudah merasa terlalu uzur untuk memimpin sebuah Nagari besar bernama Minang Kabau , maka di thn 1373 M beliau menobatkan putranya yang bernama ANANGGAWARMAN sebagai Raja Minang Kabau berikutnya. ANANGGAWARMAN Nama kecilnya SUTAN ALI DUNIE alias RAJO NAN SATI Pemeluk Budha / dilantik pada thn 1373 M Dirangkum oleh : Iwan J. Disastra - Sumber : Tambo Adat Minang Kabau ( hal. 6 )
SILSILAH DAN SEJARAH SINGKAT KERAJAAN MINANG KABAU

Untuk meningkatkan hubungan dengan China, ANANGGAWARMAN banyak kedatangan tamu-tamu dari daratan China, namun suatu ketika ditengah laut kapal-kapal China dihadang oleh armada dari Kerajaan MOJOPAHIT lalu pasukan ANANGGAWARMAN datang membantu China sehingga terbebas dari penghadangan tersebut. Pada thn 1375 M, ADITYAWARMAN wafat. Namun juga pada tahun yang sama anaknya Putra Mahkota ANANGGAWARMAN juga wafat, beliau dibunuh oleh rakyatnya sendiri yaitu Urang Minang Kabau yang ingin kembali kepada Sistem Matrilinial dan ingin dipimpin oleh raja pemeluk Agama Islam. Dikarenakan kekosongan kekuasan (vacum ), Kerajaan MINANG KABAU dipimpin oleh Cindua Mato yang pada saat itu berusia 81 thn. Wafatnya ADITYAWARMAN dan ANANGGAWARMAN merupakan kesempatan baik buat Kerajaan MOJOPAHIT untuk menyerang Kerajaan MINANG KABAU di Pagaruyuang. Pada thn 1377 M tentara MOJOPAHIT menyerang Kerajaan MINANG KABAU, namun kandas ditengah jalan dikarenakan pusat Kerajaan MINANG KABAU sangat jauh dipedalaman yaitu daerah Pagaruyuang. Namun pada thn 1409 M , tentara MOJOPAHIT dibawah Pimpinan Wisrama Wardhana melakukan penyerangan untuk kedua kalinya ke Kerajaan MINANG KABAU. Pada penyerangan untuk kali kedua ini dilakukan persiapan dengan matang sekali, namun dapat digagalkan oleh pasukan kerajaan yang dipimpin langsung oleh Cindua Mato yang saat itu berusia 115 thn. Tempat terjadinya pertempuran sengit ini dinamakan Padang Si Busuak ( sekarang terletak di Kabupaten Darmasraya-SUMBAR). *********************

Inilah sekelumit Silsilah dan Sejarah Singkat Kerajaan MINANG KABAU yang telah saya rangkum , semoga dapat menjadi tambahan pengetahuan kita tentang sejarah MINANG KABAU umumnya. Manusia tidak ada yang luput dari kesalahan, mungkin juga ini terjadi pada diri saya, oleh sebab itu saya mohon ma'af apabila terjadi kesalahan pada penulisan nama, gelar dan tempat kejadian atau juga ada yang masih kurang dalam penulisan ini, saya dengan lapang dada, hati terbuka menerima masukkan atau tambahan dalam penulisan ini. Hanya satu niat saya, murni agar rekan-rekan semua mancigok seketek tentang sejarah "Urang Awak dan Rajonyo" - tidak ada niat untuk dipublikasikan apalagi diperjualbelikan - juga untuk menambah Khazanah Ilmu tentang Kerajaan MINANG KABAU yang berpusat di Pagaruyuang. Saya mempersilahkan dan mengizinkan rekan-rekan yang berniat mengirimkan melalui e-mail atau yang lainnya kepada rekan-rekan lainnya untuk sekedar memberi sedikit informasi dan pengetahuan tentang Minang Kabau ini.

Sekilas Informasi tentang saya : Nama : Iwan Jaya Disastra Tempat/tgl Lahir : Pekanbaru / 31 Oktober 1974 Alamat : Jl.Gajah Mada Km 3 Sebanga Duri - RIAU Telepon : 0812-767 3861 / 0812-75 668 668 Perusahaan : PT. Suryamulia Gitagraha (SMGG) - Duri
Dirangkum oleh : Iwan J. Disastra - Sumber : Tambo Adat Minang Kabau

( hal. 7 )

You might also like