You are on page 1of 9

Menghitung Kapasitas Udara dalam Paru-paru

1.

2.

3.

4.

5. 6. 7. 8.

9.

Sediakan kertas label, botol kaca yang berkapasitas 4 liter dengan tutupnya, Gelas.Ukur berukuran 250 mL, spidol, panci plastik besar,slang sepanjang 60 cm, dan sedotan. Tempelkan kertas label di sepanjang sisi botol kaca dengan arah ke bawah. Gunakan gelas ukur untuk menambahkan 4 liter air ke dalamnya. Gunakan spidol untuk memberi tanda pada kertas label setiap kali Anda menambahkan air untuk mengukur ketinggiannya. Setelah itu, tutuplah botol dengan penutupnya. Isilah panci plastik dengan air hingga setengahnya. Baliklah botol kaca di atas panic yang berisi air dan bukalah tutupnya. Mintalah teman Anda untuk memegang dan jangan biarkan gelembung-gelembung air memasuki botol. Masukkan ujung slang kira-kira 10 cm ke dalam mulut botol. Kemudian tariklah napas dengan normal dan keluarkan napas melalui ujung slang satunya. Gunakan skala pada botol untuk menentukan jumlah udara yang dikeluarkan dengan mengamati volume air yang turun. Catatlah pengukuran ini sebagai volume tidal. Isi kembali botol dengan air sampai batas 4 liter. Tarik napas dengan normal dan keluarkan melalui sedotan. Berusahalah untuk mengeluarkan semua udara yang ada dalam paru-paru Anda. Catatlah pengukuran ini sebagai volume tidal + volume cadangan ekspirasi (suplementer). Isi kembali botol dengan air sampai batas 4 liter. Tariklah napas dalam-dalam dan keluarkan sebisa mungkin semua udara dari paru-paru Anda. Catatlah pengukuran ini sebagai kapasitas vital. Kapasitas vital adalah jumlah dari volume tidal + volume cadangan inspirasi + volume cadangan ekspirasi. Ulangi lagi percobaan tersebut, tetapi dilakukan setelah Anda melakukan lari-lari kecil selama } 5 menit. Lakukan pengukuran tersebut pada setiap anggota kelompok Anda.

Isilah hasil kegiatan Anda dalam tabel berikut ini. percobaan no Duduk dengan tenang Setelah berlari-lari kecil 1 2 3 4 1 2 3 4 Jenis kelamin/umur/tinggi berat badan Volume tidal Volume cadangan inspirasi Volume cadangan ekspirasi Kapasitas vital

Pertanyaan: 1. Samakah kapasitas vital paru-paru Anda sebelum dan sesudah berolahraga ? 2. Samakah kapasitas vital paru-paru antara teman-teman Anda ? 3. Faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi perbedaan kapasitas vital paru-paru ? 4. Apa kesimpulan Anda dari kegiatan ini ? Tulislah laporan dari kegiatan ini dan kumpulkan

KAPASITAS DAN VOLUME PARU

Pengukuran Kapasitas dan volume paru-paru y Volume udara diukur dengan spirometer. y Jarum penunjuk ditempatkan pada titik nol, bisa juga 1000 untuk memudahkan pembacaan, jika pada 1000, hasil pembacaan akan dikurangi 1000.

y Untuk mengukur volume tidal (VT) dilakukan inhalasi normal, kemudian diinhalasikan kedalam spirometer dengan normal. y Untuk mengukur Volume ekspirasi cadangan (VEC) setelah ekshalasi normal, dilakukan ekshalasi lagi secara total kedalam spirometer. y Untuk mengukur kapasitas vital (KV) dilakukan inhalasi total kemudian ekhalasi total kedalam spirometer, setiap prosedur diulangi tiga kali. y Volume inspirasi cadangan dihitung dengan persamaan :VIC = KV (VT+VEC). y Nilai rata-rata volume dan kapasitas paru-paru dihitung untuk setiap anggota kelompok. Frekuensi pernapasan intensitas memasukkan atau mengeluarkan udara per menit. Pada umumnya intensitas pernapasan pada manusia berkisar antara 16 - 18 kali. Faktor yang mempengaruhi kecepatan frekuensi pernapasan : 1.Usia Balita memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan manula. Semakin Laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan perempuan

bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin menurun 2.Jenis kelamin. 3.Suhu tubuh cepat

Semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi pernapasan akan semakin

4.Posisi tubuh : Frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan atau berlari dibandingkan posisi diam. frekuensi pernapasan posisi berdiri lebih cepat dibandingkan posisi duduk. Frekuensi pernapasan posisi tidur terlentar lebih cepat dibandingkan posisi tengkurap 5.Aktivitas Semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat

Kapasitas paru-paru Volume tidal (VT) ( volume udara keluar dan masuk pada pernapasan normal : 500 ml). y Volume tidal dipengaruhi Berat badan seseorang Jenis kelamin Usia

Kondisi fisik y Volume tidal diperoleh dengan cara melakukan ekspirasi dan inhalasi normal. y Spirometer ditiup saat praktikan melakukan ekshalasi normal tersebut. y Besar volume tidal biasanya 500 mL untuk pria maupun wanita. y Kesalahan yang terjadi pada nilai volum tidal pada pria dapat disebabkan karena praktikan menghirup napas dalam sehingga udara yang dikeluarkan banyak. Volume cadangan inspirasi (VCI) volume tidal =3000 ml. Volume cadangan ekspirasi (VCE) biasa = 1000 ml . y Volume ekspirasi cadangan diukur dengan cara praktikan menghirup napas normal, namun menghembuskan napas sekuat-kuatnya pada spirometer. y Nilai volum ekpirasi cadangan sendiri adalah pengurangan angka yang tercatat pada spirometer dikurangi dengan volum tidal yang telah diukur sebelumnya. y Volume ekspirasi cadangan adalah sekitar 1200 mL untuk pria dan 700 mL untuk wanita. y Kesalahan yang terjadi pada percobaan dapat terjadi karena praktikan berusaha untuk memaksakan proses ekspirasi secara berlebihan (dari yang mestinya dilakukan). kapasitas vital (KV) (volume udara maximum yang dapat dihirup dan dikeluarkan selama udara yang masih dapat dikeluarkan setelah ekspirasi adl volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah

pernapasan yang dipaksakan: 3500 ml /wanita, dan 4500 ml / pria). y Kapasitas vital diukur dengan cara melakukan inspirasi sekuat-kuatnya dan ekspirasi sekuatkuatnya. y Saat melakukan ekspirasi sekuat-kuatnya, udara dihembuskan ke dalam spirometer. y Angka yang ditunjuk oleh jarum pada spirometer merupakan kapasitas vital paru-paru (dalam mL). y Volume kapasitas vital paru-paru untuk pria adalah sekitar 4800 mL sedangkan untuk wanita 3100 mL. Kapasitas inspirasi (KI) Volume residu (VR) udara =1000 ml). Kapasitas paru-paru total = kapasitas vital + volume residu =4500 ml/wanita dan 5500 ml/pria. volume tidal + volume cadangan inspirasi = 3500 ml.

(sisa udara dalam paru-paru ketika kita mengeluarkan sebanyak mungkin

Rumus : KI = VT + VCI KRF = VCE + VR. KV = VCI + VT + VCE. KI=500ml +3000ml KRF=1000ml+1000ml KV=3000ml+500ml+1000ml y Aplikasi dalam pengukuran volume respirasi adalah untuk mendeteksi patologi pada volume paru-paru. y Contohnya pada orang asma konstriksi jalannya udara cenderung menutup sebelum ekshalasi penuh. y Hasilnya fungsi paru-paru menunjukkan pengurangan kapasitas vital, pengurangan ekspirasi cadangan, dan kecepatan pergerakan udara. y Pada saat kontriksi saluran udara akan menghasilkan suara yang tidak normal pada serangan asma. y Kondisi itu membatasi penggembungan maksimal paru-paru yang berefek sama terhadap kapasitas vital. y Karena hal tersebut, inspirasi cadangan menjadi rendah. y Meskipun demikian ekspirasi cadangan dan pergerakan kecepatan ekspirasi relatif normal. y Pertukaran gas O2 dan co2 y Di dalam Alveolus, udara yang mengandung oksigen dipertukarkan ke dalam darah. Sedangkan karbondioksida di dalam darah dikeluarkan ke alveolus. y Di pengaruhi oleh tekanan parsial gas Difusi gerak molekul dari area dengan tekanan tinggi ke tekanan tendah oleh adanya enersi kinetik (gerak brown). Difusi aleveolo-kapiler paru adalah gerak molekul gas dari area tekanan tinggi ke area tekanan rendah melalui membran semi permeable.

Factor-faktor yang mempengaruhinya : 1) Faktor membran 1. Tebal membran , makin tebal makin lambat difusi 2. Luas membran , makin luas makin banyak difusi 3. Beda tekanan alveoli-kapiler, makin tinggi beda tekanan makin banyak difusi 4. Kelarutan dan bentuk molekul 2) Faktor darah Dengan adanya gas yang bergabung dengan hemoglobin maka terdapat

perbedaan antara plasma dan eritrosit yang merupakan fungsi kecepatan dan fungsi difusi gas dalam eritrosit yang diatur oleh hemoglobin (kreuzer) 3) Faktor yang mempengaruhi volume gas terikat pada hemoglobin : 1. kecepatan gas terikat oleh hb 2. volume darah di kapiler 3. beda tekanan gas veno-kapiler Pengikatan O2 o Alveolus memiliki O2 lebih tinggi dari pada O2 di dalam darah. o O2 masuk ke dalam darah melalui difusi melewati membran alveolus o Di dalam darah, O2 sebagian besar (98%) diikat oleh Hb yang terdapat pada Eritrosit menjadi Oksihemoglobin (HbO2). o Selain diikat oleh Hb, sebagian kecil O2 larut di dalam plasma darah (2%). o Setelah berada di dalam darah, O2 kemudian masuk ke jantung melalui vena pulmonalis untuk diedarkan ke seluruh tubuh yang membutuhkan. Pengeluaran Co2 y Di jaringan, CO2 lebih tinggi dibandingkan yang ada di dalam darah. y Ketika O2 di dalam darah berdifusi ke jaringan, maka CO2 di jaringan akan segera masuk ke dalam darah. y Ketika CO2 berada di dalam darah sebagian besar (70%) CO2 akan diubah menjadi ion bikarbonat(HCO3) y 20% CO2 akan terikat oleh Hb pada Eritrosit.

y Sedangkan 10% CO2 lainnya larut dalam plasma darah. y Di dalam darah, CO2 di bawa ke jantung, kemudian oleh jantung CO2 dalam darah dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. y Di paru-paru CO2 akan dikeluarkan dari tubuh melalui ekspirasi. Kontrol pernafasan y Pusat pengaturan pernafasan adalah medulla oblongata dan pons. y Respirasi normal antara 1215 kali per menit. y Pada kondisi tertentu frekuensi respirasi dapat meningkat atau menurun bergantung kondisi. y Yang menaikkan atau menurunkan kecepatan respirasi adalah medulla oblongata dan pons.

Bunyi pernafasan abnormal. Bunyi normal Bunyi Bronchial

Bunyi pernafasan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu normal dan

Bunyi pernafasan bronchial dihasilkan saat udara mengalir melalui trakea dan bronki. y Bunyi bronchial cukup keras terdengar, dengan nada yang cukup tinggi, dan suara terdengar jelas dengan bantuan stetoskop Bunyi Vesikular y Bunyi pernafasan vesikular dapat terdengar apabila udara memasuki alveoli. y Suara pernafasan vesikular terdiri atas fase inspirasi yang terdengar lemah (suara pelan) yang diikuti oleh fase ekspirasi yang hampir tidak terdengar. y Suara pernafasan terdengar di sekitar peripheral dari daerah paru-paru.

y Pada saat keadaan istirahat, suara pernafasan ini tidak akan terdengar sama sekali. y Keras suara pernafasan yang dapat terdengar banyak dipengaruhi oleh fisik tiap individu, keadaan pernafasannya, dan kondisi kesehatan tubuh seseorang. Bunyi abnormal Crackles (dedas, meretih, gemercik) y Crackle adalah ketidaklanjutan, suara yang tidak bernada, suara singkat yang biasanya terdengar saat melakukan inspirasi. y Suara ini dapat dikategorikan sebagai halus (nada tinggi, lembut/halus, sangat singkat) atau kasar (nada rendah, lebih keras, tidak terlalu singkat). y Saat mendengar crackle, harus diperhatikan pada kekerasan, nada, lama waktu, jumlah, waktu pada siklus respirasi, tempat, pola dari nafas ke nafas, perubahan setelah batuk atau perubahan posisi Wheeze (bunyi menciut-ciut atau mendesah) y Wheeze adalah suara yang berkelanjutan, dengan nada tinggi, suara tersebut biasanya terdengar saat ekspirasi tetapi kadangkala juga terdengar saat inspirasi. y Suara pernafasan ini dihasilkan saat udara mengalir melalui saluran pernafasan yang menyempit. y Stridor y Pada keadaan ini, suara terdengar seperti wheeze pada saat inspirasi dan terdengar paling jelas pada trakea selama proses inspirasi berlangsung. y Stridor dapat terjadi apabila terdapat gangguan trakea, atau laring, yang harus ditangani secara medik dengan segera. Pleural Rub (Gesekan Pleural) y Suara yang terdengar dihasilkan ketika permukaan pleural terjadi inflamasi atau terjadi gesekan satu sama lain. y Suara yang terdengar dapat berkelanjutan atau tidak berkelanjutan. y Tempat terdengar suara biasanya pada daerah khusus sekitar dada dan terdengar selama fase inspirasi dan fase ekspirasi. Kerusakan akibat rokok y Kerusakan pada paru-paru yang mengakibatkan kanker atau terbakarnya paru-paru. y Kerusakan karena asap yang masuk ke paru-paru sangat panas.

y Selain itu karena senyawa toksik lain yang terkandung di dalam rokok (ada 4000 senyawa toksik pada rokok).

You might also like