You are on page 1of 81

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan mutu managemen sekolah. Selama ini proses pembelajaran IPA khususnya Biologi di kelas kebanyakan masih mengunakan paradigma yang lama dimana guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif. Guru mengajar dengan metode konvensional yaitu metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam, dengar, catat dan hafal (3DCH) Sehingga Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menjadi monoton dan kurang menarik perhatian siswa. Kondisi seperti itu tidak akan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran Biologi (Suryanto, 2007). Belajar kooperatif dengan teknik GI sangat cocok untuk bidang kajian yang memerlukan kegiatan studi proyek terintegrasi, yang mengarah pada kegiatan perolehan, analisis, dan sintesis informasi dalam upaya untuk memecahkan suatu masalah (Juliantara, 2009). Pada dasarnya model ini dirancang untuk membimbing para siswa mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah itu, mengumpulkan data yang relevan, mengembangkan dan mengetes hipotesis (Yasa, 2008). Berdasarkan hasil penelitian Ningsih (2008) bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif GI (Group Investigation) meningkatkan keterampilan proses dan motivasi siswa kelas X Madrasah Aliyah (MA) Al Maarif Singosari pada matapelajaran Biologi. Sejalan dengan Kumalasari (2007) Hasil penelitian siswa kelas X-1 SMA Negeri 7 Malang semester genap tahun ajaran 2006/2007 menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil angket juga menunjukkan bahwa siswa menyukai dan lebih termotivasi untuk belajar Biologi 1

setelah mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI). Adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif di kalangan mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat dikatakan sebagai sesuatu yang semestinya karena tujuan diterapkannya model ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa. Atas dasar kenyataan ini dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat dipakai untuk mengembangkan kreativitas, terutama kemampuan berpikir kreatif mahasiswa (Sutama, 2007). Suryanto (2007) menjelaskan permainan dalam pembelajaran seperti permainan gambar puzzle adalah salah satu cara yang dapat menarik karena cara ini dapat memotivasi siswa untuk menyukai pelajaran Biologi. Dengan permainan gambar puzzle guru mendapatkan kemudahan dalam berkreasi dan berinovasi pada pembelajarannya, lebih efektif dan efisien waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran, berpikir secara efektif dalam menyelesaikan masalah sederhana berhubungan dengan masalahmasalah biologi secara kualitatif, melakukan analisis kuantitatif menggunakan data pengamatan dan angket yang telah diberikan pada siswa, sebagai fasilitator dan observer yang baik dan berhasil merangsang kemampuan bernalar siswa dan lebih berhasil menanamkan sikap-sikap positif kepada siswa (Suryanto, 2007). Hasil penelitian Budiyono (2010) menunjukkan bahwa penerapan metode GI yang dipadu dengan game puzzle dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII-B SMP Negeri 1 Bondowoso. Pada observasi awal yang dilakukannya menunjukkan bahwa pembelajaran Biologi di kelas X SMA Negeri 1 Merigi terdapat beberapa

masalah antara lain: Rendahnya kualitas proses dan hasil belajar siswa kelas X ditunjukan oleh fakta sebagai berikut: (1) Siswa cendrung tidak menunjukan minat yang baik terhadap pembelajaran Biologi. Motivasi belajar mereka sangat rendah, (2) Dilihat dari hasil belajar yang ditunjukan oleh hasil tes formatif, ratarata hasil tes formatif masih tergolong rendah. Untuk kelas X yang diamati ratarata hasil tes formatif dalam tiga kali tes masing-masing adalah 4,5; 5,6; dan 5,4 (dikutif dari daftar nilai siswa kelas X tahun 2009).

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas terlihat bahwa cukup banyak faktor yang diduga mempengaruhi pemahaman konsep siswa dalam proses pembelajaran biologi. Maka peneliti tertarik untuk meneliti Perbedaan aktivitas dan hasil Belajar Siswa antara yang diajar dengan Metode Group Investigation dan Group Investigation dipadu dengan Game Puzzle pada mata pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Merigi. . B. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adakah: 1. Bagaimana perbedaan hasil belajar siswa menggunakan Metode Group Investigation dengan metode ceramah pada mata pelajaran Biologi siswa SMA Negeri 1 Merigi? 2. Bagaimana perbedaan hasil belajar siswa menggunakan Metode Group Investigation dipadu dengan Game Puzzle 3. Apakah ada perbedaan hasil dengan metode

ceramah pada mata pelajaran Biologi siswa SMA Negeri 1 Merigi? belajar Biologi siswa SMA Negeri 1 Merigi antara Metode Group Investigation dengan Metode Group Investigation dipadu Game Puzzle ? 4. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dengan menggunakan metode ceramah, Group Investigation dan Group Investigation dipadu dengan Game Puzzle ? A. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan Metode Group Investigation dengan metode ceramah pada mata pelajaran Biologi siswa SMA Negeri 1 Merigi Metode Group Investigation Pada mata pelajaran Biologi siswa SMA Negeri 1 Merigi. 2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan Metode Group Investigation dipadu dengan Game Puzzle dengan metode ceramah pada mata pelajaran Biologi siswa SMA Negeri 1 Merigi. 3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Biologi siswa SMA Negeri 1 Merigi antara Metode Group Investigation dengan Metode Group Investigation dipadu Game Puzzle.

4. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dengan menggunakan metode ceramah, Group Investigation dan Group Investigation dipadu dengan Game Puzzle. A. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan: 1. Dapat digunakan oleh guru bidang studi dalam mengelola kegiatan belajar secara efektif sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan memperoleh prestasi belajar yang optimal. 2. Dapat memotivasi siswa dalam belajar biologi, meningkatkan kreatifitas siswa dan pemahaman konsep dalam pembelajaran biologi . 3. Memberikan masukan positif terhadap perkembangan kreatifitas pembelajaran biologi dan dapat dijadikan acuan bagi pelaksanaan penilitian-penelitian lainnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoristis Pada bab ini akan dibahas tentang landasan teoristis yang terdiri dari pembelajaran kooperatif, unsur-unsur pembelajaran kooperatif, metode pembelajaran kooperatif, dan metode Group Investigation.

1. Pembelajaran Kooperatif Slavin (1995) dalam Ketut (2009) menjelaskan pembelajaran kooperatif berimplikasi pada terjadinya cognitive elaboration, peer collaboration (berupa tutorial teman sebaya), dan peer copying model, yang pada akhirnya mengarah kepada peningkatan prestasi akademik. Lie (2002) dalam Junaidi (2009) menambahkan pembelajaran kooperatif adalah system pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesame dalam tugas tugas yang tersturuktur. Sejalan dengan Ghazali (2002) dalam Saleh (2010), pembelajaran kooperatif merupakan suatu pendekatan pengajaran yang mengutamakan siswa untuk saling bekerjasama satu dengan lainnya untuk memahami dan mengerjakan segala tugas belajar mereka. Dalam pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan bersama. Menurut Ibrahim dkk (2002) dalam Yasa (2008) siswa yakin bahwa tujuan mereka akan tercapai jika dan hanya jika siswa lainnya juga mencapai tujuan tersebut. Untuk itu setiap anggota berkelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya. Belajar secara kooperatif mampu melibatkan siswa secara aktif melalui proses-proses mentalnya dan meminimalkan adanya perbedaan-perbedaan antar individu, serta meminimalisasi pengaruh negatif yang timbul dari kondisi pembelajaran kompetitif (persaingan belajar yang tidak sehat). Sebagai teknologi pembelajaran, belajar kooperatif memiliki sinergisitas peluang munculnya keterampilan sosial di antara pendidikan formal dan pendidikan non5 formal. Keterpaduan peluang tersebut dapat dilihat dari (1) dalam realisasi praktik hidup di luar kelas (sekolah), membutuhkan keterampilan dan aktivitas-aktivitas kolaboratif mulai dari dalam kelompok (tim) di tempat bekerja hingga ke dalam kehidupan sosial sehari-hari; (2) tumbuh dan berkembangnya kesadaran mengenai nilai-nilai interaksi sosial untuk mewujudkan pembelajaran bermakna (Heinich dalam Juliantara, 2009). 5 Menurut Ibrahim, dkk (2002) dalam Yasa (2008), pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan.

Cooper (1998) dalam Yasa (2008) mengungkapkan keuntungan dari metode pembelajaran kooperatif, antara lain: 1) siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran, 2) siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, 3) meningkatkan ingatan siswa, dan 4) meningkatkan kepuasan siswa terhadap materi pembelajaran Ibrahim (2002) dalam Yasa (2008) menyebutkan unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 1) siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama, 2) siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya, 3) siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama, 4) siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya, 5) siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok, 6) siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, dan 7) siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara kelompok kooperatif. 2. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif Johnson dalam Junaidi (2009) memaparkan, untuk mencapai hasil yang maksimal lima unsur kooperatif yang harus diterapkan, yaitu: 1. Saling ketergantungan positif, Keberhasilan sangat tergantung pada usaha setiap anggota. Kegagalan satu anggota kelompok saja berarti kegagalan kelompok. Dengan demikian setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan nilai kepada kelompoknya. 2. Tanggung jawab per-seorangan, Jika tugas ada pola penilan dibuat menurut prosedur model pembelajaran koopertif, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik, sehingga masing-masing anggota kelompok melaksanakan tanggung jawabnya senduru agar tugas selanjutnya dalam kelompok dapat dilaksakan. 3. Tatap muka, individual materi yang ditangani dalam

Setiap anggota kelompok diberikan kesempatan bertemu muka untuk berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan membentuk sinergi yang mengutungkan semua anggota. Inti dari sinergi adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masingmasing. 4. Komunikasi antar anggota, Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada keediaan para anggotanya untuk mengutarakan pendapat mereka. Disinilah peranan guru untuk memotivasi siswanya untuk mengurakan pendapatnya. Proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu di tempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa. 5. Evaluasi proses kelompok. Evaluasi proseskelompok bertujuan untuk mengevaluasi kerja kelompok dan hasil kerja mereka agar selanjutnya dapat bekerja sama dengan lebih baik. 1. Metode-metode Pembelajaran Kooperatif Rusman (2010) menjelaskan ada beberapa variasi jenis model dalam pembelajaran kooperatif, walaupun prinsip dasar dari pembelajaran kooperatif ini tidak berubah, jenis-jenis model tersebut sebagai berikut: a. Metode STAD (Student Teams Achivement Divisions) Metode STAD dikembangkan oleh Slavin dan kawan-kawannya dari Universitas John Hopkins. Metode ini dipandang sebagai yang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Para guru menggunakan metode STAD untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penyajian verbal maupun tertulis. Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim, masing-masing terdiri dari 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap tim memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuannya (tinggi, sedang, rendah).tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik; dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui Tanya jawab atau diskusi antar sesame anggota tim. Secara individual atau tim, tiap minggu atau tiap dua

minggu dilakukan evaluasi oleh guru untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang telah dipelajari. Tiap siswa dan tiap tim doberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan kepada siswa secara individu atau tim yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. Kadang-kadang beberapa atau semua tim memperoleh penghargaan jika mampu meraih suatu kriteria atau standar tertentu (Rusman, 2010). b. Metode Jigsaw Metode ini dikembangkan oleh Aroson dan kawan-kawannya dari Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawankawannya. Melalui metode Jigsaw kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, dan tiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik tersebut. Para anggota tim yang bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik tersebut. Para anggota tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa semacam itu disebut kelompok pakar. Selanjutnya, para siswa berada dalam kelompok pakar kembali kekelompok semula untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam home teams, para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari. Dalam metode jigsaw versi Slavin, penskoran dilakukan seperti metode STAD. Individu yang memperoleh skor tinggi diberi penghargaan oleh guru (Rusman, 2010). c. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation) Dasar-dasar metode GI dirancang oleh Thelen, selanjutnya diperluas dan diperbaiki oleh Sharan dan kawan-kawannya dari universitas Tel Aviv. Metode GI sering dipandang sebagai metode yang paling komplek dan paling sulit dilaksanakan dalam pembelajaran koomperatif. Dibandingkan dengan metode STAD dan Jigsaw, metode GI melibatkan

siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topic maupun cara untuk mempelajari melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Para guru umumnya menggunakan metode GI umumnya membagi kelas dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topic tertentu. Para siswa memilih topic yang ingin dipelajari mengikuti investigation mendalam terhadap berbagai subtopik Yng dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keeluruhan (Rusman, 2010). d. Model Make a Match (membuat Pasangan) Metode ini merupakan salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik in adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topic, dalam suasana yang menyenangkan (Rusman 2010). e. Metode TGT (Teams Game Tournament) Menurut Saco (2006) dalam Rusman (2010) dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka maisng-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka). f. Metode Struktural Metode ini dikembangkan oleh Kagan dan kawan-kawannya. Meskipun memiliki banyak kesamaan dengan metode lainnya. Metode struktural menekankan pada struktur-struktur khusus yang di rancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa. Berbagai struktur tersebut dikembangkan oleh Kagan dengan maksud agar menjadi alternatif dari berbagai struktural kelas yang lebih tradisional, seperti metode resitasi,

10

yang ditandai dengan pengajuan pertanyaan oleh guru kepada siswa dalam kelas dan para siswa memberikan jawaban setelah terlebih dahulu mengangkat tangan dan ditunjuk oleh guru. Struktur-struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja sama saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Ada struktur yang memiliki tujuan umum untuk meningkatkan penguasaan isi akademik dan ada pula struktur yang bertujuan untuk mengajarkan keterampilan sosial. ThinkPair-Share dan Numbered Head adalah struktur yang digunakan untuk meningkatkan penguasaan akademik sedangkan struktur Active Listening dan Time Tokens adalah struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial (Rusman, 2010).

1. Metode Group Investigation Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan si swa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran (Narudin, 2009). (Suprayekti, 2006) menjelaskan bahwa teknik pembelajaran kooperatif dalam budaya Indonesia yaitu gotong-royong. Anggota masyarakatnya mempunyai kesamaan tujuan dan saling ketergantungan satu dengan lainnya. Belajar kooperatif dengan teknik GI sangat cocok untuk bidang kajian yang memerlukan kegiatan studi proyek terintegrasi Slavin (1995a) dalam Juliantara (2009) yang mengarah pada kegiatan perolehan, analisis, dan sintesis informasi dalam upaya untuk memecahkan suatu masalah. Oleh karenanya, kesuksesan implementasi teknik kooperatif GI sangat tergantung dari pelatihan awal dalam penguasaan keterampilan komunikasi dan sosial. Tugas-tugas

11

akademik harus diarahkan kepada pemberian kesempatan bagi anggota kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusinya, bukan hanya sekedar didesain untuk mendapat jawaban dari suatu pertanyaan yang bersifat faktual (apa, siapa, dimana, atau sejenisnya). Menurut Slavin (1995a) dalam Juliantara (2009) strategi belajar kooperatif GI sangatlah ideal diterapkan dalam pembelajaran biologi (IPA). (Narudin, 2009) menambahkan Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar diantara kelompok-kelompok memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan membantu siswa mengatur pekerjaannya dan membantu jika siswa menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok. Santyasa dalam Yasa (2008) mengungkapkan pembelajaran kooperatif tipe GI didasari oleh gagasan John Dewey tentang pendidikan, bahwa kelas merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan di dunia nyata yang bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial dan antar pribadi. Menurut Winataputra (1992) dalam Yasa (2008) model GI atau investigasi kelompok telah digunakan dalam berbagai situasi dan dalam berbagai bidang studi dan berbagai tingkat usia. Pada dasarnya model ini dirancang untuk membimbing para siswa mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah itu, mengumpulkan data yang relevan, mengembangkan dan mengetes hipotesis. Selanjutnya Sutama (2007) menggambarkan bagan Group Investigation sebagai berikut :

a. Hal Penting Melakukan Metode Group Investigation

12

Slavin (1995) dalam Narudin (2009), mengemukakan hal penting diperhatikan untuk melakukan metode Group Investigation adalah: 1. Membutuhkan Kemampuan Kelompok. Di dalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok harus mendapat kesempatan memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, siswa dapat mencari informasi dari berbagai informasi dari dalam maupun di luar kelas.kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari setiap anggota untuk mengerjakan lembar kerja.

2. Rencana Kooperatif Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana yang mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka akan mempresentasikan proyek mereka di dalam kelas. 3. Peran Guru. Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar diantara kelompok-kelompok memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan membantu siswa mengatur pekerjaannya dan membantu jika siswa menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok. Trianto (2007) dalam Narudin (2009), menjelaskan para guru yang menggunakan metode GI umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Narudin (2009) lebih lanjut menjelaskan pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan mempresentasikan laporannya di depan kelas. a. Langkah-langka Penerapan Penerapan Metode Group Investigation

13

Kiranawati (2009) memaparkan Langkah-langkah penerapan metode Group Investigation sebagai berikut: 1. Seleksi Topik Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.

2. Merencanakan Kerjasama Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah 1) diatas. 3. Implementasi Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah 2). pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan. 4. Analisis dan sintesis Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah 3) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas. 5. Penyajian Hasil Akhir Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.

14

6. Evaluasi Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.

a. Tahapan-Tahapan Kemajuan Siswa Di Dalam Pembelajaran Yang Menggunakan Metode Group Investigation Tahapan-tahapan kemajuan siswa di dalam pembelajaran yang menggunakan metode Group Investigation untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut, Slavin (1995) dalam Narudin (2009) : Tabel. 2.1 Enam Tahapan Kemajuan Siswa di dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Group Investigation Tahap I Mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelompok. Tahap II Merencanakan tugas. Tahap III Membuat penyelidikan. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas. Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai. Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok. Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti. Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan.

Tahap IV Mempersiapkan tugas akhir. Tahap V Mempresentasikan tugas akhir. Tahap VI Evaluasi.

Terkait dengan efektivitas penggunaan Metode Group Investigation ini, dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas X SMA Kosgoro Kabupaten Kuningan Tahun 2009 dalam Narudin (2009) menunjukkan bahwa:

15

Pertama, dalam pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation berpusat pada siswa, guru hanya bertindak sebagai fasilitator atau konsultan sehingga siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Kedua, pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, setiap siswa dalam kelompok memadukan berbagai ide dan pendapat, saling berdiskusi dan beragumentasi dalam memahami suatu pokok bahasan serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi kelompok. Ketiga, pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari, semua siswa dalam kelas saling terlihat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Keempat, adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Melalui pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation suasana belajar terasa lebih efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat membangkitkan semangat siswa untuk memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya dalam membahas materi pembelajaran (Narudin, 2009). Dari hasil penelitian ini pula dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dari penerapan pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks, diantaranya: (1) pembelajaran berpusat pada siswa, (2) pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, (3) siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, (4) adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran (Narudin, 2009).

16

A. Aktivitas Belajar Paul (dalam Junaidi 2010) menggolongkan aktivitas siswa dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut: 1. Visual activities,yang ermasuk di dalamnya missal, membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, dan member mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, enterupsi. 3. Listening acvtivies, sebagai contoh mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, music, pidato. 4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5. Drawing activities, seperti misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, berternak. 7. mental activities, sebagai contoh misalnya, menganggapi, mengingat memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8. Emotional activities, misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira semangat, bergairah, berani, tenang dan gugup. Berdasarkan uraian di atas bahwa aktivitas belajar siswa adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga menimbulkan perubahan perilaku belajar pada siswa, misalnya dari tidak tahu atau dari tidak mampu melakukan kegiatan menjadi mampumelakukan kegiatan. A. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa

17

lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu (Saleh, M.S, 2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil belajar yaitu : 1. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar). Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu: motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya. 2. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar). Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, pembentukan sikap dan minat. Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa ( Sudjana, 2004). A. Game Puzzle Yang pertama puzzle diciptakan sekitar 1760, ketika John Spilsbury, seorang pemahat Inggris dan pembuat peta, dipasang peta pada selembar kayu yang ia kemudian menggergaji seluruh bagian masing-masing Negara (Wikipedia. org). Puzzle adalah masalah atau teka-teki yang menguji kecerdikan dari solver tersebut. Dalam dasar puzzle, satu dimaksudkan untuk mengumpulkan potongan-potongan dengan cara yang logis dengan solusi yang diinginkan. Puzzle sering dibuat sebagai bentuk hiburan, tetapi juga dapat berasal dari masalah matematika atau logika serius - dalam kasus seperti itu, resolusi sukses mereka dapat menjadi kontribusi yang signifikan untuk penelitian matematika (Wikipedia. org). Puzzle Picture menurut Wojowasito dan Poerwadaminta (dalam Suryanto 2007) adalah teka-teki berupa gambar yang dapat merangsang anak untuk berpikir. Sutopo (2009) puzzle adalah permainan menyelesaikan masalah dengan mengandung tantangan. Seringkali puzzle merupakan suatu bentuk hiburan, tetapi juga dapat menyelesaikan masalah matematika dan logika yang serius.

18

Penyelesaian masalah puzzle dapat dapat membutuhkan pengenalan poladan membuat susunan tertentu. Terdapat macam-macam puzzle, diantaranya adalah jigsaw, crossword, tower of hanoy, dan lain-lain. Lebih lanjut Sunartombs, (2010) menjelaskan puzzel adalah alat peraga sederhana yang mudah dibuat tetapi sangat mengasyikkan digunakan sebagai media belajar siswa. Karena pada dasarnya manusia mempunyai naluri untuk bermain (homo ludens). Permaninan manusia terkait erat dengan luapan spontanitas, kemurnian rasa dan proses aktualsi diri (WS, Anna, 2010). Wojowasito dan Poerwadaminta (1980) dalam Suryanto (2007) menambahkan hanya saja sebelum kita mengajarkannya di depan kelas, guru harus mengetahui strategi yang tepat untuk mengajarkannya. Sebelum kita mengajar kita harus melakukan persiapan.Salah satunya adalah mengetahui keadaan siswa yang akan diajar dan mempersiapkan strategi yang tepat dan semenarik mungkin untuk menghadapinya. Ada beberapa hal yang diinginkan siswa ketika seorang guru akan memasuki ruang kelas dan guru diharapkan nantinya untuk dapat memenuhi hal tersebut untuk menjaga agar siswa tetap termotivasi dalam belajar. B. Hasil Penelitian yang Relevan Hasi penelitian Vita (2008) yang menyatakan bahwa peningkatan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model GI lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional diterima. Negeri 1 Kepanjen. Berdasarkan hasil penelitian Pandua (2010) dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif GI (Group Investigation) dapat meningkatkan motivasi, dan hasil belajar biologi siswa X-B Widya Gama Malang, hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar siswa dari siklus I dengan rerata 74,2% menjadi 92,1 % pada siklus II, terdapat peningkatan sebesar 17,9%. dan terdapat peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 23,08%. Hasil penelitian Kumalasari (2007) Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Malang menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif model Group Jadi, pembelajaran koopertif model GI dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII-B dan VIII-D SMP

19

Investigation (GI) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Biologi siswa. Motivasi belajar siswa meningkat sebesar 31,48% yaitu dari 46,15% dengan kategori cukup pada siklus I menjadi 77,63% dengan kategori baik pada siklus II. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan, terlihat dari nilai rata-rata siswa sebesar 81,94% pada siklus I menjadi 89,18% pada siklus II dan siswa yang tuntas belajar juga mengalami peningkatan dari 79,49% pada siklus I menjadi 97,44 % pada siklus II. Hasil angket juga menunjukkan bahwa siswa menyukai dan lebih termotivasi untuk belajar Biologi setelah mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI). Hasil penelitian Budiyono (2010) menunjukkan bahwa penerapan metode GI yang dipadu dengan game puzzle dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII-B SMP Negeri 1 Bondowoso. Aktivitas belajar siswa dari siklus I 73,63% dengan kriteria baik dan pada siklus II sebesar 89,57% dengan kriteria sangat baik, sehingga terjadi peningkatan 15,94%. Terdapat peningkatan hasil belajar kognitif dari siklus I sebesar 74,07% dan siklus II sebesar 96,29% sehingga ada peningkatan sebesar 22,22%, hasil belajar afektif tidak terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II, tetapi nilai hasil belajar afektif sangat bagus yaitu sebesar 96,29%. Peningkatan terjadi juga pada hasil belajar psikomotor dari siklus I sebesar 77,78% menjadi 100% pada siklus II sehingga ada peningkatan sebesar 22,22%. Penelitian dilakukan Suryanto (2007) di SMP Negeri 31 Padang, Sumatera Barat persentase anak yang mendapatkan nilai yang berkisar antara 0 50 tidak ada, sedangkan nilai yang berkisar antara 51 60 berjumlah 8,69 %, untuk nilai yang berkisar 70 74 berjumlah 8,69 %, nilai yang berkisar 75 85 berjumlah 34,78 %, dan nilai yang berkisar 86 100 berjumlah 47,82 %. Berdasarkan nilai standar yang telah ditentukan yaitu standar KKM nya adalah 70 maka, dari hasil penilaian pada siklus I ini dapat dilihat bahwa hanya 8,69% siswa yang dinilai kurang berhasil. Setelah dilakukan refleksi oleh guru dan siswa kesalahan pada siklus I ini akan diperbaiki pada siklus II. Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Group Investigation dan metode Group Investigation dipadu dengan Game Puzzle. C. Kerangka Berpikir

20

Berdasarkan hasil kajian pustaka seperti dalam uraian di atas, maka berikut ini disampaikan kerangka konseptual untuk lebih mengarahkan proses penelitian. Setiap metode pembelajaran memiliki keunggulan dan kelemahan. pembelajaran kooperatif model Group Investigation yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan si swa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Selain itu dengan pembelajaran ini akan lebih menarik perhatian siswa dikarenakan pembelajaran semacam ini belum pernah digunakan di dalam kelas sehingga dapat meningkatkan motivasi dalam memahami konsep-konsep Biologi. Strategi belajar kooperatif menekankan pada kegiatan kerjasama antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Melalui kelompok kooperatif siswa diharapkan dapat saling membantu antar sesama anggota kelompok dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapkan kepadanya sebagai bagian dari proses pembelajaran. Pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Group Investigation. Metode Group Investigation dipadu dengan Game Puzzle diharapkan dapat menciptakan suasana akademik yang lebih mendukung terjadinya perubahan paradigama pembelajaran. Pembelajaran yang sebelumnya lebih berorientasi pada materi (subject matter) dan berpusat pada guru ( teacher-centered) sebagai otoritas tunggal di kelas dapat bergeser menuju ke pola pembelajaran biologi yang lebih berorientasi pada kegiatan siswa belajar ( student-centered). Dalam hal ini, siswa dapat terlibat secara aktif membangun pengetahuan dan keterampilannya dan guru lebih berperan sebagai pembimbing dan fasilitator bagi siswa. Metode Group Investigation (GI) dipadu dengan Game Puzzle akan mendorong terjadinya suasana belajar aktif dan dinamis, serta memberikan pengaruh yang lebih positif terhadap perkembangan sikap, dan minat siswa sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

21

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan seperti dalam gambar :
Siswametode Group berpusat aktif, pembelajaran Siswa pasif, Group Metode pembelajaran pada siswa dan hasil belajar Investigation (GI)(GI) hasil berpusat pada gurudipadu Investigation dan optimal

dengan game puzzle belajar tidak optimal

Gambar. 1 Kerangka Berpikir A. Hipotesis Penelitian


HMetode ceramah Aktivitas dan Hasil Metode Group metode Group 1 o investigation (GI)(GI) Belajar(X3) (Y) Siswa Investigation dipadu dengan game puzzle (X1) (X2)

Adapun rumusan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian eksperimen dapat dirumuskan:

22

Gambar. 1 Rumusan hipotesis Hipotesis : Ada perbedaan aktivitas dan hasil belajar siswa menggunakan metode Group investigation (GI) dipadu dengan game puzzle dengan siswa menggunakan metode Group investigation (GI) yang tidak dipadu dengan game puzzle BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang sistematis, logis dan penelitian dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Penelitian eksperimen difokuskan pada implementasi media game Puzzle dalam pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dihasilkan produk berupa media pembelajaran dan hasil analisis efektifitas dengan metode Group Investigation dalam pembelajaran di kelas. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian eksperimental semu (quasi experiment) dengan desain pretes-postest nonequivalent control group design yang akan dilaksanakan dengan rancangan acak lengkap. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Merigi pada bulan Mei 2011. A. Definisi Oprasional Variabel Penelitian Pada penelitian ini terdapat dua variable yaitu sebagai berikut : 1. Variabel bebas Metode Pembelajaran a. Definisi operasional

23

Metode pembelajaran adalah suatu jalan atau arah yang ditempuh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. b. Indikator untuk kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran Group Investigation dipadu Game Puzzle dan metode Group Investigation sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional. c. Skala Pengukuran Skala nominal yang terdiri dari dua kategori yaitu: 1) Kelas eksperimen: siswa yang24 diberikan pembelajaran dengan metode pembelajaran Group Investigation dan Group Investigation dipadu Game Puzzle. 2) Kelas kontrol: siswa yang diberikan pembelajaran dengan metode pembelajaran konvensional. 1. Variabel Terikat 1. Aktivitas dan hasil belajar a. Definisi Operasional 1) Aktivitas belajar adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk untuk mencapai suatu perubahan tingkah laku yang mengandung tiga aspek yakni aspek pengetahuan, nilai, dan sikap serta keterampilan. 2) Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. a. Indikator Hasih belajar: Indikatornya adalah nilai tes hasil belajar. Aktivitas : Indikatornya hasil pengamatan aktivitas di dalam kelas b. Skala pengukuran 1) Hasil belajar: skala pengukuran yang digunakan adalah interval. 2) Aktivitas : skala pengukuran yang digunakan adalah persentase. A. Populasi dan Sampel 1. Populasi

24

Populasi penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Merigi tahun pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 3 kelas. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa Kelas X sebanyak tiga kelas. Siswa dua kelas sebagai kelas eksperimen dengan satu kelas menggunakan metode pembelajaran Group Investigation dan kelas yang lain dengan metode Group Investigation dipadu dengan Game Puzzle, sedangkan satu kelas sebagai kelas kontrol dengan metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode konvensional. 3. Tehnik pengambilan Sampel Pengambilan sampel di dalam penelitian ini dilakukan dengan undian untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum diberi perlakuan, dilakukan uji matching (uji keseimbangan) terlebih dahulu untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam keadaan seimbang. Uji matching ini didasarkan pada nilai biologi semester gasal. Uji yang digunakan adalah uji homogenitas: Uji Homogenitas (Uji Bartlett) Uji Bartlett digunakan apabila pengujian homogenitas dilakukan terhadap tiga variasi atau lebih (Husaini dan Purnomo, 2009). Langkahlangkah sebagai berikut: a. Tulis Ha dan H0 dalam bentuk kalimat. b. Tulis Ha dan H0 dalam bentuk statistic c. Buatlah table penolong d. Hitung log s2 e. Hitung B dengan rumus : B=logs2ni-1 f. Cari X2hitung dengan rumus : Xhitung2=2,3026B-ni-1logsi2 g. Tetapkan taraf signifikansi () h. Cari Xhitung2 dengan rumus : Xhitung2=X1-(dk)2

25

di mana dk = banyak kelompok -1 dengan menggunakan tabel X2 di dapat X2tabel i. Bandingkan X2hitung dengan X2tabel j. Buatlah kesimpulannya. A. Teknik Pengumpulan Data Di dalam penelitian ini menggunakan teknik tes: 1. Tes Pada penelitian ini metode tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar biologi siswa dengan cara memberikan soal tes yang sama pada kelas sampel setelah diberi perlakuan. 2. Metode pengamatan (observasi) Pada penelitian ini metode pengamatan digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa. A. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Tes 2. Lembar observasi A. Desain Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua kelas yang homogen dan diperlakukan seperti pada table berikut : Tabel. 2.2 Desain Penelitian Kelas EX1 EX2 Kontrol Pretest Perlakuan T1 T1 T1 X1 X2 O Postes T2 T2 T2

Keterangan : EX1 : Eksperimen 1 EX2 : Eksperimen 2

26

T1 T2 X1 X2

: : : :

Soal pretes Soal postes Metode Group Investigation Metode Group Investigation dipadu Game Puzzle

B. Bagan Alur Penelitian


Mengumpulkanmetode Hasil Penelitian Analisis Data Menentukan Menerapkan populasi sampel data pembelajaran

Gambar 3.1: Bagan Alur Penelitian

C. Langkah-Langkah Penelitian Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

27

1. Menentukan populasi penelitian 2. Menentukan sampel penelitian 3. Mengadakan pretest yang sama pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen 4. Menerapkan metode pembelajaran: a. Metode Group Investigation pada kelas eksperimen selama empat kali pertemuan dengan langkah-langkah : 1. Guru menyampaikan apersepsi tentang materi yang akan dibahas untuk memotivasi siswa dalam belajar. 2. Kelas dibagi menjadi kelompok kecil yang beranggotakan 6-7 siswa kemudian di berikan kebebasan memilih sub topik dari materi yang diajarkan. 3. Seleksi Topik : Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups). Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik. 4. Merencanakan Kerjasama: Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah 1) diatas. 5. Implementasi: Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah 2). pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terusmenerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan. 6. Analisis dan sintesis : Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah 3) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.

28

7. Penyajian Hasil Akhir: Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru. 8. Evaluasi: Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya. a. Metode Group Investigation eksperimen : 1. Guru menyampaikan apersepsi tentang materi yang akan dibahas untuk memotivasi siswa dalam belajar. 2. Kelas dibagi menjadi kelompok kecil yang beranggotakan 6-7 siswa kemudian di berikan kebebasan memilih sub topik dari materi yang diajarkan. 3. Guru menampilkan Game Puzzle yang berhubungan dengan pelajaran sebagai media untuk memotivasi belajar siswa. 4. Seleksi Topik : Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups). Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik. 5. Merencanakan Kerjasama: Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah 1) diatas. 6. Implementasi: Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah 2). pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terusdipadu game puzzle pada kelas

29

menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan. 7. Analisis dan sintesis : Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah 3) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas dengan membuat. 8. Penyajian Hasil Akhir: Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dengan dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu prespektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru. 9. Evaluasi: Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya. 1. Mengadakan pengamatan aktivitas belajar siswa selama proses KBM berlangsung yang dibantu oleh observer 2. Memberikan postes yang sama kepada kelas kontrol maupun kelas eksperimen 3. Mengumpulkan data yang diperoleh baik dari observer maupun hasil tes yang telah di berikan. 4. Menganalisis data yang diperoleh untuk selanjutnya dapat di tarik kesimpulan. A. Analisis Data Uji prasyarat analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Uji Normalitas (Komogorov-Smirnov) Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak. Metode yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov ((Husaini dan Purnomo, 2009). Prosedur penggunaannya adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis

30

H0 = Sampel berasal dari populasi normal. H1 = Sampel tidak berasal dari populasi normal. 2. Statistika Uji D = Maks F0(X) SN (X) Dimana : (X) = P (Z Z1) dengan Z ~ N(0,1) S (Z1) = Proporsi cacah Z Z1, terhadap seluruh cacah Z1 S = Deviasi standart atau simpangan baku. X = Skor standart 3. Taraf Signifikansi : = 0,05 4. Daerah Kritik : DK = (Dmaks Dmaks D,n ) harga lain dapat diperoleh dari table Liliefors pada tingkat signifikansi dengan derajat kebebasan n. 5. Keputusan Uji: H0 ditolak jika L DK, atau H0 diterima jika L DK (Husaini dan Purnomo, 2009) 1. Uji Homogenitas (Uji Bartlett) Uji Bartlett digunakan apabila pengujian homogenitas dilakukan terhadap tiga variasi atau lebih (Husaini dan Purnomo, 2009). Langkahlangkah sebagai berikut: a. Tulis Ha dan H0 dalam bentuk kalimat. b. Tulis Ha dan H0 dalam bentuk statistik c. Buatlah tabel penolong d. Hitung log s2 e. Hitung B dengan rumus : B=logs2ni-1 f. Cari X2hitung dengan rumus : Xhitung2=2,3026B-ni-1logsi2 g. Tetapkan taraf signifikansi () h. Cari Xhitung2 dengan rumus : Xhitung2=X1-(dk)2

31

di mana dk = banyak kelompok -1 dengan menggunakan tabel X2 di dapat X2tabel i. Bandingkan X2hitung dengan X2tabel j. Buatlah kesimpulannya. 1. Uji Kesamaan rata-rata Uji ini bertujuan untuk membuktikan apakah hipotesis ditetapkan diterima atau ditolak, menentukan apakah terdapat perbedaan terhadap hasil belajar dari kelas sampel, syarat uji ini adalah data yang terdistribusi normal dan homogen maka dilakukan uji ANOVA digunakan untuk membedakan lebih dari dua rata rata (Husaini dan Purnomo, 2009). a. Berdasarkan hipotesis yang dikemukakan kriteria pengujian: Ha : terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol, kelas eksperimen1 dan kelas eksperimen2 Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol, kelas eksperimen1 dan kelas eksperimen2 b. Hipotesis statistiknya: Ha : salah satu ada yang Ho : A=B=C c. Jika Fhitung Ftabel, maka Ho diterima. 1. Uji t Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan /kesamaan antara dua buah data (Husaini dan Purnomo, 2009). Dengan rumus : t=X1-X2X12+X22n1+n2+n3 n1+n2n1.n2 Keterangan: X1 dan X2 = rata-rata sampel X21 dan X22 = jumlah kuadrat sampel n1 dan n2 = jumlah anggota sampel a. Hipotesis: Ha = terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas Group Investigation dengan kelas Group Investigation dipadu Game Puzzle

32

Ho = tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas Group Investigation dengan kelas Group Investigation dipadu Game Puzzle b. Kriteria ttabel thitung ttabel Hoditerima. Analisis statistik juga dilakukan dengan menggunakan program SPSS-PC 18 for Windows

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Penentuan populasi dan sampel penelitian Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 1 Merigi berjumlah tiga kelas. Dari siswa tiga kelas tersebut diambil siswa dua kelas

33

sebagai sampel melalui teknik random sampling acak. Dari dua kelas tersebut dikelompokkan menjadi kelompok eksperimen dengan menggunakan metode Group Investigation yaitu kelas X1 dan kelompok dengan mengunakan metode Group Investigation dipadu dengan game Puzzle yaitu kelas X2 sedangkan kelas X3 digunakan sebagai kelas kontrol. Untuk kelompok kontrol diberi pengajaran menggunakan metode ceramah . 2. Uji keseimbangan Sebelum dilakukan pengajaran yang berbeda peneliti diadakan uji keseimbangan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan menggunakan nilai ulangan harian samester II bidang studi biologi. Hasil analisis dan uji keseimbangan (homogenitas) dengan menggunakan uji Bartlett didapat X2hitung = 0,65, dan untuk = 5%, X2tabel = 5,99. Karena X2 hitung < X2 tabel maka hipotesis diterima yang berarti kedua kelompok kontrol dan eksperimen mempunyai rata-rata variansi awal yang sama atau seimbang. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 2) A. Uji Hipotesis Dalam penelitian ini untuk uji prasyarat analisis digunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program SPSS dan untuk uji homogenitas menggunakan metode Bartlett. 1. Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Teknik uji yang digunakan adalah uji Liliefors dengan menggunakan 34 program SPSS pada taraf signifikan 0,05. Rangkuman hasil analisis dari uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov(a) dengan hasil kelas kontrol = 0,317, kelas eksperimen 1 = 0.320 dan kelas eksperimen 2 = 0,218 dengan demikian, data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, pada taraf signifikansi 0.05. (Perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada lampiran. 3) 2. Hasil Uji Homogenitas

34

Analisis ini bertujuan untuk menguji apakah sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Teknik uji yang digunakan adalah Uji-F. Rangkuman hasil analisis dari uji homogenitas menggunakan uji-F diketahui bahwa nilai Fhitung = -5.062 dan untuk = 0,05 Ftabel = 2,000 -Fhitung Ftabel maka H0 diterima maka hipotesis diterima atau dengan kata lain sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang memiliki variansi sama pada taraf signifikan 0,05. (Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran. 4) A. Uji Hipotesis Uji yang digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata dari beberapa kelas yang diujikan adalah uji ANOVA didapat Fhitung = 30,964 pada didapat Fhitung < Ftabel terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, pada kelas kontrol hanya 18,75 % mencapai KKM, sedangkan pada kelas yang menggunakan metode Group Investigation mencapai 66,6% mencapai KKM, sedangkan pada kelas yang menggunakan metode Group Investigation dipadu Game Puzzle 94,59 % mencapai KKM. Uji t yang dilakukan adalah uji t beda rata-rata =0,05. Diperoleh thitung = -5,83 dan ttabel = 2,000, Ho diterima, artinya terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode Group Investigation dengan siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode Group Investigation dipadu dengan Game Puzzle. Dari pengambilan data diperoleh bahwa nilai tertinggi kelas kontrol adalah 80 dan terendah 60. Sedangkan pada kelompok eksperimen tertingginya adalah 75 dan terendah 60. Dari data tersebut kelas kontrol yang terdiri dari 36 siswa mempunyai mean 65,42, sedangkan kelas eksperimen yang terdiri dari 37 siswa mempunyai mean 67,97. Kelas eksperimen mempunyai standar deviasi 3,43 sedangkan kelas kontrol adalah 5,12. Variansi kelas dengan metode Group Investigation dipadu Game Puzzle adalah 11,947 sedangkan kelas dengan metode Group Investigation adalah 26,250. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar biologi siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode Group Investigation berbeda dengan siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode Group Investigation dipadu dengan Game Puzzle.

35

Berdasarkan hasil

observasi didapat hasil aktivitas belajar siswa yang

menggunakan metode ceramah, Group Investigation, dan metode Group Investigation dipadu game Puzzle yang ditunjukkan pada table berikut: Gambar. 3: Diagram aktivitas siswa

Berdasarkan diagram diatas aktivitas belajar paling baik adalah kelas yang menggunakan metode Group Investigation dipadu dengan Game Puzzle tidak jauh berbeda dengan kelas yang menggunakan metode Group Investigation sedangkan pada kelas kontrol aktivitas belajarnya masih cukup baik, dapat dilihat terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa. B. Pembahasan Dilihat dari hasil penelitian nampak bahwa siswa yang diajar dengan metode pembelajaran Group Investigation langsung setelah diberikan posttest diperoleh nilai minimumnya 60, nilai maksimumnya 80, nilai rata-rata kelas 65,42, dan siswa yang mencapai KKM 67 % sedangkan siswa yang diajar dengan metode pembelajaran Group Investigation dipadu Game Puzzle setelah diberikan post-test diperoleh nilai minimumnya 50, nilai maksimumnya 75, serta nilai ratarata kelas 66,49, dan siswa yang mencapai KKM 99 %. Sangat jauh berbeda dengan siswa yang diajar dengan metode ceramah, setelah diberikan post-test diperoleh nilai minimumnya 45, nilai maksimumnya 70, serta nilai rata-rata kelas 57,03, dan siswa yang mencapai KKM hanya 18 %. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar Biologi siswa yang diajar dengan metode Group Investigation lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar Biologi siswa yang diajar dengan metode ceramah atau dengan kata lain bahwa metode Group Investigation lebih efektif digunakan untuk mengajarkan materi Biologi pokok bahasan pencemaran lingkungan dan upaya mengatasinya kepada siswa kelas X SMA Negeri 1 Merigi tahun ajaran 2010/2011. Hal ini didukung dengan pendapat Hobri dan Susanto (2006) bahwa Semua siswa menyatakan senang belajar kooperatif model Investigasi Kelompok dan lebih mudah memahami materi pembelajaran. Hasil di atas sejalan dengan pendapat I Wayan Santyasa dan Nyoman Subratha (2003) tentang siswa yang memiliki keyakinan bahwa pengetahuan

36

awalnya yang salah adalah kurang bermanfaat, siswa itu akan semakin memiliki kesadaran menjalani konflik kognitif, dan semakin termotivasi untuk berpretasi. Pengaruh tak langsung tersebut terjadi melalui persepsi siswa terhadap pesan pembelajaran. Kemauan siswa untuk berprestasi terjadi sebagai akibat pesan yang dapat mengaktifkan secara optimal pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa untuk berkembang. Hal ini sejalan dengan pendapat (Due Like Batch IV, 2007) penerapan pembelajaran meningkatkan perkuliahan. ternyata dapat metode mata motivasi Kegiatan dan group kuliah investigasi investigation mahasiswa dilakukan untuk dalam dalam proses mengikuti perkuliahan. metode penelitian, ternyata mampu yang secara mengikuti berkelompok,

responbilitas mahasiswa

menggairahkan

Demikian juga halnya dengan pelaksanaan prersentasi hasil investigasi yang berlangsung dalam suasana hangat dan seru. Masing-masing anggota kelompok saling adu agrumentasi tentang hasil investiagsi yang telah dilakukan. Hal ini mengandung arti bahwa siswa yang diajar menggunakan metode Group Investigation dipadu dengan Game Puzzle hasil belajarnya lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar menggunakan metode Group Investigation pada sub pokok bahasan pencemaran lingkungan dan upaya mengatasinya sejalan dengan aktivitas belajar siswa Group Investigation dipadu dengan game puzzle lebih aktif dibandingkan aktivitas belajar siswa dengan metode Group Investigation. Suryanto (2007) menambahkan setelah mengikuti proses pembelajaran Biologi dengan menggunakan model pembelajaran Permainan gambar puzzle diperoleh hasil penilaian kuis/ ulangan untuk perindividu menunjukkan adanya peningkatan nilai kognitif pada siswa. Dalam pengajaran Biologi menggunakan metode group Investigation memungkinkan siswa dapat mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah itu, mengumpulkan data yang relevan, mengembangkan dan mengetes hipotesis. Dalam pembelajaran ini suasana belajar terasa lebih efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat membangkitkan semangat siswa untuk memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya dalam membahas materi pembelajaran.

37

Berdasarkan observasi hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa

penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dapat meningkatkan keaktifan siswa X SMA Negeri 1 Merigi. Hal ini dapat dibuktikan dari lembar observasi (lampiran) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keaktifan siswa antara yang belum menggunakan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dan yang telah menggunakan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI). Peningkatan ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) menjadikan KBM menjadi lebih efektif sebab siswa banyak berperan dalam memecahkan suatu permasalahan akan tetapi, keaktifan siswa lebih baik ketika pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dipadu dengan Game Puzzle ini didukung oleh Suryanto (2007) yang berpendapat bahwa setelah diterapkannya model permainan gambar puzzle pada pembelajaran Biologi, ada peningkatan kualitas proses pembelajaran. Peningkatan tersebut meliputi : 1. Peningkatan Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran Sebelum dilakukan tindakan, pembelajaran biologi kurang melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan diskusi kelompok. Guru lebih banyak berperan dalam memberikan teori mengenai materi. Setelah dilakukan tindakan berdasarkan hasil pemantauan peneliti dan kolaborator, serta hasil refleksi siswa, siswa lebih banyak terlibat secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa secara langsung menyimak dari sesama temannya dalam menjelaskan materi yang mereka dari kelompok asalnya. Hal inilah yang membuat siswa semakin antusias dalam menyimak pembelajaran ditambah lagi ada beberapa siswa yang secara langsung memberikan contoh ataupun penjelasan menggunakan media computer/internet. Setelah rancangan pembelajaran. 1. Peningkatan Kerja Sama Antarsiswa dalam Proses Pembelajaran Dalam proses pembelajaran guru lebih banyak memunculkan komponen learning community Masyarakat Belajar. Dengan demikian, kerja sama antarsiswa lebih meningkat dibandingkan saat pratindakan. Guru memberikan tugas berdiskusi dalam kelompok untuk membahas suatu materi yang mereka perlu pahami sehingga dalam suatu kelompok timbul kerjasama yang sangat erat yaitu ada 1 orang yang belum memahami

38

materi tertentu secara otomatis teman satu kelompoknya menjelaskan sampai temannya paham materi tersebut. Peran aktif siswa yang lebih mampu berupaya untuk mendampingi siswa yang belum mampu dalam menguasai materi, karena mereka menganggap keberhasilan bukanlah ditentukan oleh individu sendiri. Didukung dengan temuan di lapangan selama proses belajar mengajar menggunakan metode Group Investigation dipadu dengan game puzzle, siswa terlihat lebih aktif. Siswa cenderung siap mengikuti kegiatan pembelajaran dengan mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dibahas di kelas. Dengan metode Group Investigation dipadu dengan game puzzle ini kecenderungan guru menjelaskan materi hanya dengan ceramah dapat dikurangi, sehingga siswa lebih bisa mengkontruksi pengetahuannya sendiri sedangkan guru lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator daripada pengajar. Berbeda dengan pengajaran Biologi hanya menggunakan metode Group Investigation , selama proses belajar mengajar siswa terlihat kurang begitu aktif. Hal ini mengakibatkan siswa kurang terarah, karena siswa melakukan aktivitas yang tidak ada hubungannya dengan materi yang sedang dipelajari siswa. Pebedaan aktivitas belajar yang muncul juga disebabkan karena siswa yang diberi pembelajaran menggunakan metode Group Investigation dipadu Game Puzzle mempunyai kegiatan yang lebih mengarah kan siswa kepada pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari. Dengan demikian siswa tidak akan melakukan aktivitas yang mendukung pelajaran dan dengan pelajaran biologi khususnya pada materi sub pokok bahasan pencemaran lingkungan dan upaya mengatasinya lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran menggunakan metode Group Investigation. Hal ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan prestasi belajar biologi antara siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode Group Investigation dengan siswa yang diberi pengajaran Group Investigation dipadu Game Puzzle.

39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa menggunakan Metode Group Investigation dengan metode ceramah pada mata pelajaran Biologi siswa SMA Negeri 1 Merigi. Dimana, hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Group Investigation memiliki nilai rata-rata kelas 65,42 lebih baik dibandingkan dengan metode ceramah yang hanya memiliki nilai rata-rata 57,03. 2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil menggunakan dengan metode ceramah pada mata pelajaran belajar siswa Metode Group Investigation dipadu Game Puzzle Biologi siswa SMA

Negeri 1 Merigi. Dimana, hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Group Investigation dipadu Game Puzzle yang memiliki nilai rata-rata 66,49 lebih baik dibandingkan dengan metode ceramah yang memiliki nilai rata-rata 57,03. 3. Terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar Biologi siswa SMA Negeri 1 Merigi antara Metode Group Investigation dengan Metode Group Investigation dipadu Game Puzzle Dimana, hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Group Investigation dipadu Game Puzzle yang memiliki nilai rata-rata 66,49 lebih baik dibandingkan dengan metode Group Investigation yang memiliki nilai rata-rata 65,42. 4. Aktivitas belajar siswa dengan menggunakan metode Group Investigation dipadu dengan Game Puzzle 60% lebih baik, dari pada

40

dengan menggunakan metode Group Investigation yang hanya 50% dan ceramah yang paling rendah yaitu 20%.

B. Saran 1. Saran kepada guru a. Guru hendaknya menggunakan metode Group Investigation dipadu dengan game-game yang menarik dalam proses pembelajaran biologi ini ditunjukkan dengan rata-rata aktivitas belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada rata-rata aktivitas belajar kelas kontrol. b. Guru siswa. 1. Saran kepada siswa a. Siswa hendaknya banyak berlatih soal-soal biologi dan jangan takut mengeluarkan ide, pemikiran, maupun gagasan dalam menghadapi persoalan biologi. b. Siswa diharapkan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran biologi. c. Siswa hendaknya tidak segan untuk bertanya kepada teman maupun guru apabila mengalami kesulitan belajar. 1. Kepada peneliti berikutnya Diharapkan peneliti selanjutnya melakukan penelitian dengan tema yang sama, tetapi dengan obyek yang berbeda, sehingga para siswa dapat lebih aktif dan tertarik belajar biologi. hendaknya memperhatikan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, karena aktivitas belajar akan menembah pemahaman

41

Daftar Pustaka Budiyono, Gendot.2010. Penerapan Metode Group Investigation Dipadu dengan Game Puzzle untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII-B SMP Negeri 1 Bondowoso, Abstrak. Tesis. Program Pasca Sarjana Program Studi Konsentrasi Pendidikan IPA SMP. Universitas Negeri Malang. http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/11132 Di akses 06April 2011
Due Like Batch. 2007. Penerapan Metode Group Investigation Untuk Meningkatkan Standar Kompetensi Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Metode Penelitian I Disampaikan dalam Seminar Hibah Pengajaran Due Like Batch IV Jurusan Karawitan http://www.isi-

dps.ac.id/wp-content/uploads/2009/08/Metoda-Group-Investigation.pdf Djunaidi Lababa. 2010. Statistik http://statistikpendidikanii.blogspot.com/ 26/04/2011 Pendidikan.

Husaini dan Purnomo. 2009. Pengantar Statistia Edisi Kedua. Bumi Aksara. Jakarta Hobri dan Susanto. 2006. Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Model Group Investigation Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas III SLTPN 8 Jember Tentang Volume Tabung. Jurnal Pendidikan Dasar, Vol.7, No.2, 2006: 74-83. http://www.freewebs.com/Hobri /pdf2/ Penerapan_Pendekatan_Cooperative_Learning .pdf. Diakses 12/08/2011 Irwandi. 2010. Strategi Pembelajaran Biologi Berbasis Kontekstual. Universitas Muhammadiyah Bengkulu. UMB-Pers JICA (Japan International Cooperation Agency). 2003. Proceeding of the National Seminar on The Role OF IT/ICT in Supporting the Implementation of Competency-based Curriculum.Bandung: JICAIMSTEP FPMIPA UPI. Junaidi Wawan 2010. Pembelajaran Kooperatif .http://mediapembelajaran.blogjoompres.com/2010/04/01pembelajarankooperatif/ diakses 15 April 2011 Wawan Belajar 2010. Cara meningkatkan aktivitas

Junaidi

42

.http://mediapembelajaran.blogjoompres.com/2010/04/01pembelajarankooperatif/ diakses 11 April 2011 Juliantara Ketut 2009. Pembelajaran Kooperatif. http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/21/pembelajaran-kooperatif/ diakses 15 April 2011 Kiranawati. 2007. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation). http: //gurupkn.wordpress.com/ 2007/11/13/ metode-investigasi-kelompokgroup-investigation/. Diakses tgl 13 November 2007. Kumalasari, Ardhitya Dewi. 2007. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation (GI) untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Malang. Abstrak. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang. http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/biologi/article/view/3457 Diakses tgl 13 November 2007. Narudin David. 2009. Pembelajaran Metode Group Investigation http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/06/20/strategipembelajaran-kooperatif-metode-group-investigation/. Diakses 06-April 2011

Ningsih, Endang Dwi. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif GI (Group Investigation) untuk Meningkatkan Keterampilan Proses dan Motivasi Siswa Kelas X Madrasah Aliyah (MA) Al Maarif Singosari pada Mata pelajaran Biologi, Abstrak. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Biologi, Universitas Negeri Malang. http://biologyeducationresearch.blogspot.com/2010/03/penerapanmodel-pembelajaran-kooperatif_6916.html diakses 11 april 2011 Oscar Yulius. 2010. I.T. Kreatif SPSS 18. Penerbit Panser Pustaka. Yogyakarta Pandua Atus. 2010. Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Kelas X-B SMA Widya Gama Malang. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang. http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/biologi/article/view/5835 diakses 26 April 2011 Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Professional Guru. Rajawali Pers. Jakarta Sudjana, 2001. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algesindo. Bandung Saleh, M.S 2010. Tesis: "Efektivitas Model PS-BI Melalui Strategi Kooperatif Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah, Minat, dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMP.

43

http://muhammadsalehsukiman.blogspot.com/2010/02/tesis-efektivitasmodel-ps-bi-melalui.html diakses 11 April 2011 Sunartombs. 2010. Membuat Puzzel Dari Bahan Sederhana. http://sunartombs.wordpress.com/2010/04/01/membuat-puzzel-daribahan-sederhana/ diakses 11 April 2011 Suryanto. 2007. Media Puzzle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Kelangsungan Hidup Organisme Pada Mata Pelajaran Biologi Pada Murid Kelas VII SMPN 31 Padang. PTK. http://www.scribd.com/doc/48160505/BELAJAR-BIOLOGI. Diakses 06-April 2011 Sutama. 2007. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Untuk Pengembangan Kreativitas Mahasiswa. Jurusan Pend. Matematika FKIP
Universitas Muhammadiyah Surakarta Varidika, Vol. 19, No. 1, Juni
2007

http://eprints.ums.ac.id/760/1/1._SUTAMA.pdf 06-April 2011 Sutopo Hadi. 2009. Pengembangan Model Pembuatan Aplkikasi Multi Media Khususnya Puzzle Game Pada Mata Kuliah Multi Media. http://www.topazart.info/teks_penelitian/sinopsisRev2806.pdf Di akses 06-April 2011 Suprayekti. 2006. Strategi Penyampaian Pembelajaran Kooperatif. Opini. Jurnal Pendidikan Penabur No.07/Th.V/Desember 2006. http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.88-92%20Strategi %20Penyampaian.pdf Vita Fitria. 2008. Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation (GI) Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kepanjen. Skripsi. Universitas Negeri Malang. http://mulok.library.um.ac.id/home.php? s_data=Skripsi&id=35168&mod=b&cat=4#top 26 April 2011

Wahana Komputer. 2011. Mengolah Data Stastistik Penelitian dengan SPSS 18. Wahana Komputer. Jakarta Widodo. 2006. Rekonstruksi Pembelajaran Melalui Metode Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Penabur No.07/Th.V/Desember 2006. http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.%2012 23%20Rekontruksi %20Pembelajaran.pdf diakses 11 April 2011 Wikipedia. org http://en.wikipedia.org/wiki/Puzzle diakses 11 April 2011 WS, Anna. 2010. Orang Muda dalam Proses Men-Jadi. PT. Perca. Jakarta Timur Yasa Doantara. 2008. Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (GI). http://ipotes.wordpress.com/2008/04/28/pembelajaran-kooperatif-tipegroup-investigation-gi/ diakses 15 April 2011

44

45

Lampiran. 1 : Data Hasil Penelitian

46

Lampiran. 2 : Uji keseimbangan/homogenitas (Uji Bartlett) 1. Hipotesis Ho : Tidak terdapat perbedaan variansi dari kelas kontrol, kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 H1
:

terdapat perbedaan variansi dari kelas kontrol, kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 Tabel penolong
kelompok ke 1 2 3 tabelpenolong uji bartlet log dk 1/dk S2i S2i 0.03 1.69 50 31 2 9 0.02 37.83 1.57 35 9 7 8 0.02 45.00 1.65 36 8 8 3 10 2

dk log S2i 52.668 55.227 59.518 167.414

Jumlah

a = 0,05 S = 44,0645 log s2 = 1,644 B=logs2ni-1 B= 1,644 x 102 B=167,697 Cari X2hitung dengan rumus : Xhitung2=2,3026B-ni-1logsi2 Xhitung2=2,3026X 167,697-167,414 Xhitung2=0,6528 2. Daerah kritik untuk 3. X0,95(2)2=5,99 4. Keputusan uji Karena Fhitung<Ftabel, maka Ho diterima 5. Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan variansi dari kelas kontrol, kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.
2

47

Lampiran. 3: Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) kelas Kontrol dengan spss


NPAR TESTS /K-S(NORMAL)=pre_cltl pos_cltl /MISSING ANALYSIS.

Uji Normalitas Kelas Kontrol


[DataSet0]
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pre_cltl N Normal Parameters
a,b

pos_cltl 32 57.03 6.703 .265 .165 -.265 1.498 .022

32 Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative 57.50 7.071 .169 .112 -.169 .958 .317

Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

NPAR TESTS /K-S(NORMAL)=pre_eks1 pos_eks1 /MISSING ANALYSIS.

Uji Normalitas Kelas Eksperimen 1


[DataSet0]
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pre_eks1 N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 36 59.86 6.151 .159 .146 -.159 .956 .320 pos_eks1 36 65.42 5.123 .227 .227 -.145 1.361 .049

48

NPAR TESTS /K-S(NORMAL)=pre_eks2 pos_eks2 /MISSING ANALYSIS.

Uji Kelas Eksperimen 2


[DataSet0]
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pre_eks2 N Normal Parameters
a,b

pos_eks2 37 66.49 4.227 .281 .232 -.281 1.712 .006

37 Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative 58.78 6.709 .173 .173 -.151 1.053 .218

Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Lampiran. 4 Uji Homogenitas (Uji-F)

49

1. Hipotesis Ho : Tidak terdapat perbedaan variansi dari kelas kontrol, kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 H1
:

terdapat perbedaan variansi dari kelas kontrol, kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2

T-TEST GROUPS=kelas(1 2) /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=postes /CRITERIA=CI(.95).

T-Test
[DataSet0]
Group Statistics kelas postes kelas kontrol eksperimen1 N 32 36 Mean 57.03 65.42 Std. Deviation 6.703 5.123 Std. Error Mean 1.185 .854

Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Sig. (2F postes Equal variances assumed Equal variances not assumed -5.741 57.759 .000 -8.385 1.461 -11.309 -5.461 5.062 Sig. .028 t -5.832 df 66 tailed) .000 Mean Std. Error Difference Lower -11.256 Upper -5.515

Difference Difference -8.385 1.438

Lampiran. 5 uji anova satu jalur dengan spss

50

Oneway
ANOVA Postes Sum of Squares Between Groups Within Groups Total 1794.086 2954.962 4749.048 df 2 102 104 Mean Square 897.043 28.970 F 30.964 Sig. .000

a. b. c. d.

Ho = terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol, kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 Ha = tidak terdapat perbedaan signifikan antara kelas kontrol, kelas eksperimen 1, dan kelas eksperimen 2 F0,05(2,102) = 3,09 Apabila Ftabel > Fhitung maka Ho diterima Apabila Ftabel < Fhitung maka Ho ditolak Ternyata 30,964 > 3,09 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan Ho yang berbunyi : terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara kelas kontrol, kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 ditolak. Dan Ha yang berbunyi terdapat perbedaan signifikan antara kelas kontrol, kelas eksperimen 1, dan kelas eksperimen 2 diterima

Lampiran. 5 Uji t untuk hasil belajar menggunakan aplikasi SPSS

T-Test

51

[DataSet0]
Group Statistics kelas postes kelas kontrol eksperimen1 N 32 36 Mean 57.03 65.42 Std. Deviation 6.703 5.123 Std. Error Mean 1.185 .854

Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Sig. (2F postes Equal variances assumed Equal variances not assumed -5.741 57.759 .000 -8.385 1.461 -11.309 -5.461 5.062 Sig. .028 t -5.832 df 66 tailed) .000 Mean Std. Error Difference Lower -11.256 Upper -5.515

Difference Difference -8.385 1.438

1. Hipotesis Ho = tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 Ha = Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 2. = 0,05 3. kriteria pengujian ttabel thitung + ttabel, H0 diterima. Maka didapat -5,832 < 2,00 < 5,832 4. Kesimpulan: Ho yang berbunyi : tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen1 dan kelas eksperimen2 Ditolak. Sebaliknya Ha yang berbunyi: Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 Diterima.

52

Lampiran. 6 Presentase aktivitas belajar siswa


Kelas Kontrol No
Aspek Yang diamati

Skor 1 2 3 4

53

1 2 3 4

Semangat dalam Kegiatan Belajar Mengajar Kerjasama dalam diskusi kelompok Mengeluarkan pendapat untuk memecahkan permasalahan Memberikan pertanyaan

- 2 2 - - 2 5 - 3 2
7 9

2 2 4

Jumlah

KelasEksperimen 1 No 1 2 3 4
Aspek Yang diamati Semangat dalam Kegiatan Belajar Mengajar Kerjasama dalam diskusi kelompok Mengeluarkan pendapat untuk memecahkan permasalahan Memberikan pertanyaan

Jumlah

Skor 1 2 3 4 - 1 3 4 - - 2 4 - - 1 1 - 1 1 1 1 2 7 0

KelasEksperimen 2 No 1 2 3 4
Aspek Yang diamati Semangat dalam Kegiatan Belajar Mengajar Kerjasama dalam diskusi kelompok Mengeluarkan pendapat untuk memecahkan permasalahan Memberikan pertanyaan

1 2

Jumlah

Skor 3 4 1 4 - 4 1 2 1 2 1 3 2

5 2 1 1 1 5

Lampiran. 7 Diagram Aktivitas Siswa Kriteria Perlakuan

54

Kontr ol Kurang sekali Kurang cukup baik baik sekali 35% 45% 20% -

Metod e GI

Metod e GI + GP

10% 35% 15% 50% 60% 5% 25%

Diagram Aktivitas belajar siswa

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran Kelas/ Semester Pertemuan Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : : : : : Biologi X (Sepuluh)/ 2 13 dan 14 4 jam pelajaran 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem : 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan 4.3 Menganaisis jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah 4.4 Membuat produk dau ulang limbah : Siswa mampu menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah lingkungan dan pelestarian lingkungan

Tujuan

55

I.

Indikator Mengidentifikasi berbagai tujuan aktivitas yang dilakukan manusia Mengidentifikasi berbagai dampak akibat aktivitas manusia Meneliti pengaruh bahan pencemar terhadap organisme tertentu Menyimpulkan pengaruh bahan pencemar terhadap kehidupan organisme Menjelaskan dampak berbagai bahan pencemar terhadap lingkungan Mendeskripsikan upaya pencegahan pencemaran lingkungan Mengetahui penanganan limbah dengan cara daur ulang Materi Ajar Keseimbangan lingkungan Aktivitas manusia dan dampaknya terhadap lingkungan Beberapa bahan pencemara dan dampaknya Upaya pencegahan pencemaran lingkungan Penanganan limbah dengan cara daur ulang Metode Pembelajarn Group investigation Langkah Langkah pembelajaran

I.

I. I.

Pertemuan 13 (2 jam pelajaran) A. Kegiatan awal (10 menit) Guru meminta siswa menunjukkan beberapa aktivitas manusia dan mengetahui tujuan dari aktivitas tersebut. Guru dan siswa mendiskusikan dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan. Pemberian pretest B. Kegiatan inti (70 menit) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mencari topik diskusi sesuai dengan materi Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih . Siswa melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan. Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.

56

Pertemuan ke-14 Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru. Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya. C. Kegiatan akhir (15 menit) Guru menyimpulkan pencemaran lingkungan sebab dan dampaknya. Guru menyimpulkan hasil kegiatan eksperimen Guru bersama siswa mendiskripsikan penanganan limbah dengan cara daur ulang dan produk-produk hasil daur ulang limbah. I. Alat/ Bahan/ Sumber Buku Kerja Biologi Buku Biologi SMA kelas X, Beberapa aktivitas manusia Bahan untuk daur ulang kertas Penilaian Laporan hasil eksperimen Uji kompetensi tertulis

I.

Merigi, Mengetahu Kepala sekolah

Mei 2011

Guru Mata Pelajaran

Dra. Maryani Negsih NIP. 195906141987012001

Jauharis Soltoni, S.Pd NIP. 196701271991021001

57

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran Kelas/ Semester Pertemuan Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : : : : : Biologi X (Sepuluh)/ 2 13 dan 14 4 jam pelajaran 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem : 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan 4.3 Menganaisis jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah 4.4 Membuat produk dau ulang limbah : Siswa mampu menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah lingkungan dan pelestarian lingkungan

Tujuan

I.

Indikator Mengidentifikasi berbagai tujuan aktivitas yang dilakukan manusia Mengidentifikasi berbagai dampak akibat aktivitas manusia

58

I.

Meneliti pengaruh bahan pencemar terhadap organisme tertentu Menyimpulkan pengaruh bahan pencemar terhadap kehidupan organisme Menjelaskan dampak berbagai bahan pencemar terhadap lingkungan Mendeskripsikan upaya pencegahan pencemaran lingkungan Mengetahui penanganan limbah dengan cara daur ulang Materi Ajar Keseimbangan lingkungan Aktivitas manusia dan dampaknya terhadap lingkungan Beberapa bahan pencemara dan dampaknya Upaya pencegahan pencemaran lingkungan Penanganan limbah dengan cara daur ulang Metode Pembelajarn Group investigation di padu dengan game puzzle Langkah Langkah pembelajaran

I. I.

Pertemuan 13 (2 jam pelajaran) A. Kegiatan awal (10 menit) Guru meminta siswa menunjukkan beberapa aktivitas manusia dan mengetahui tujuan dari aktivitas tersebut. Guru dan siswa mendiskusikan dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan. Pemberian pretest B. Kegiatan inti (70 menit) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mencari topik diskusi sesuai dengan materi Setiap kelompok diberikan tugas membuat gambar puzzle yang bertema lingkungan dengan bahan barang bekas. Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih. Siswa melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan. Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas. Pertemuan ke-14

59

Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.

Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.

C. Kegiatan akhir (15 menit) Guru menyimpulkan pencemaran lingkungan sebab dan dampaknya. Guru menyimpulkan hasil kegiatan eksperimen Guru bersama siswa mendiskripsikan penanganan limbah dengan cara daur ulang dan produk-produk hasil daur ulang limbah. I. Alat/ Bahan/ Sumber Buku Kerja Biologi Buku Biologi SMA kelas X, Beberapa aktivitas manusia Bahan untuk daur ulang kertas Penilaian Laporan hasil eksperimen Uji kompetensi tertulis

I.

Merigi, Mengetahu Kepala sekolah

Mei 2011

Guru Mata Pelajaran

Dra. Maryani Negsih NIP. 195906141987012001

Jauharis Soltoni, S.Pd NIP. 196701271991021001

60

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran Kelas/ Semester Pertemuan Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : : : : : Biologi X (Sepuluh)/ 2 13 dan 14 4 jam pelajaran 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem : 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan 4.3 Menganaisis jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah 4.4 Membuat produk dau ulang limbah : Siswa mampu menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah lingkungan dan pelestarian lingkungan

Tujuan

I.

Indikator Mengidentifikasi berbagai tujuan aktivitas yang dilakukan manusia Mengidentifikasi berbagai dampak akibat aktivitas manusia Meneliti pengaruh bahan pencemar terhadap organisme tertentu Menyimpulkan pengaruh bahan pencemar terhadap kehidupan organisme Menjelaskan dampak berbagai bahan pencemar terhadap lingkungan Mendeskripsikan upaya pencegahan pencemaran lingkungan Mengetahui penanganan limbah dengan cara daur ulang

61

I.

Materi Ajar Keseimbangan lingkungan Aktivitas manusia dan dampaknya terhadap lingkungan Beberapa bahan pencemara dan dampaknya Upaya pencegahan pencemaran lingkungan Penanganan limbah dengan cara daur ulang Metode Pembelajarn Diskusi kelompok tanya jawab Langkah Langkah pembelajaran

I. I.

Pertemuan 13 (2 jam pelajaran) A. Kegiatan awal (10 menit) Guru meminta siswa menunjukkan beberapa aktivitas manusia dan mengetahui tujuan dari aktivitas tersebut. Guru dan siswa mendiskusikan dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan. Pemberian pretest B. Kegiatan inti (70 menit) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mencari topik diskusi sesuai dengan materi Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih . Siswa melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan. Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas. Pertemuan ke-14 Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru. Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi

62

dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya. C. Kegiatan akhir (15 menit) Guru menyimpulkan pencemaran lingkungan sebab dan dampaknya. Guru menyimpulkan hasil kegiatan eksperimen Guru bersama siswa mendiskripsikan penanganan limbah dengan cara daur ulang dan produk-produk hasil daur ulang limbah. I. Alat/ Bahan/ Sumber Buku Kerja Biologi Buku Biologi SMA kelas X, Beberapa aktivitas manusia Bahan untuk daur ulang kertas Penilaian Laporan hasil eksperimen Uji kompetensi tertulis

I.

Merigi, Mengetahu Kepala sekolah

Mei 2011

Guru Mata Pelajaran

Dra. Maryani Negsih NIP. 195906141987012001

Jauharis Soltoni, S.Pd NIP. 196701271991021001

63

LEMBAR OBSERVASI PENGUKURAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI Hari / Tanggal : Observer Petunjuk : : Lembaran ini diisi oleh guru atau pengamat pada waktu proses

pembelajaran. Lembar ini mencatat aspek-aspek pengukuran dari keaktifan setiap peserta didik dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation dipadu Game Puzzle. Tulislah angka-angka yang sesuai dengan pengamatan anda pada kolom yang tersedia. Skor 5: Baik Sekali Skor 4: Baik Skor 3: Cukup Skor 2: Kurang Skor 1: Kurang Sekali N o 1 2 3 4
Aspek Yang diamati Semangat dalam Kegiatan Belajar Mengajar Kerjasama dalam diskusi kelompok Mengeluarkan pendapat permasalahan Memberikan pertanyaan untuk memecahkan

Skor 1 2 3 4 5

64

Perbedaan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Antara Metode Group Investigation dengan Group Investigation Dipadu Game Puzzle pada Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Merigi

TESIS
Diajukan guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan Biologi Pada Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Oleh :

65

Eko Agus Priyanto, S.Pd NPM: 0984105003

PROGRAM PASCA SARJANA


MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI (S-2) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU 2011
LEMBAR PENGESAHAN

Perbedaan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Antara Metode Group Investigation dengan Group Investigation Dipadu Game Puzzle pada Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Merigi

TESIS Oleh :
Eko Agus Priyanto, S.Pd NPM: 0984105003 Disetujui

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Kashardi, M.Pd

Drs. Kasmirudin, M. Si

66

Mengetahui, Ketua Program Pasca Sarjana S2 Magister Pendidikan Biologi (S-2) FKIP UNiversitas Muhammadiyah Bengkulu

Dr. Irwandi, M.Pd

Abstrak Eko Agus Priyanto, 2011. Perbedaan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Antara Metode Group Investigation dengan Group Investigation Dipadu Game Puzzle pada Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Merigi. Tesis, Program Pasca Sarjana Pendidikan Biologi. Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Pembimbing (I) Dr. Khasardi, M.Pd, Pembimbing (II) Drs. Kasmiruddin, M. Si. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan aktivitas dan hasil belajar siswa antara yang diajar dengan Metode Group Investigation dan Group Investigation dipadu dengan Game Puzzle pada mata pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Merigi. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen-control group. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Merigi semester genap tahun ajaran 2010/2011. Sampel penelitian adalah tiga kelas pada SMA yang ditetapkan berdasarkan teknik random sampling. Data dikumpulkan dengan 20 butir tes dan data aktivitas dikumpulkan dengan lembar observasi. Data dianalisis secara statistik dengan ANOVA dan uji-t. Teknik analisis menggunakan program SPSS-PC 18 for Windows. Berdasarkan ANOVA dengan taraf signifikan 0,05 kelas terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode ceramah, Group Investigation dan Group Investigation dipadu Game Puzzle. Siswa dalam seting Group Investigation dipadu Game Puzzle menunjukkan hasil belajar lebih tinggi dibandingkan seting Group Investigation dan ceramah. Aktivitas belajar siswa dengan seting Group Investigation Group Investigation dipadu dengan Game Puzzle lebih baik dibandingkan dengan kelas dengan seting group Investigation dan kelas dengan metode ceramah. Kata kunci: Hasil belajar, Aktivitas Belajar, Pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI), Game Puzzle.

67

Abstract Eko Agus Priyanto, 2011. Difference Activity and Study Product about Group Investigation Method with Group Investigation Method with Game Puzzle on Biology lesson at SMA Negeri 1 Merigi. Thesis. Program Pasca Sarjana. Muhammadiyah Bengkulu University. Suvervisor (I) Dr. Kashardi, M.Pd suvervisor (II) Drs. Kasmiruddin, M.Si. This research aim at to know difference of activity and study product about Group Investigation method with Group Investigation Method with Game Puzzle on Biology lesson at SMA Negeri 1 Merigi. The research utilyzed a experimental with experiment-control group design. The population of the research were the first class of SMA Negeri 1 Merigi students in Kepahiang regency in the academic year 2010/2011. The sample were chose of 3 classes by random sampling technique from the first class of SMA. The study product data were collected by 10 items of test and to collect the activity items of observation sheet was used. To analyse the data, ANOVA statistics. To analyse the data, the SPSS-PC 10.0 for Windows program was used. Based ANOVA with significance correct is 0,05 there were a significant different between of the talkative with Group Investigation and Group Investigation with Game Puzzle. Students in Group Investigation with Game Puzzle setting was higher than Group Investigation and talkative setting. Study activity in Group Investigation with Game Puzzle setting was better than Group Investigation and talkative. Key word : Study product, study activity, Cooperative Learning Group Investigation, Game Puzzle

68

Daftar Isi Halaman Daftar Isi..................................................................................................i Abstrak.....................................................................................................ii BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 3 C. Tujuan Penelitian 3 D. Manfaat Penelitian 4 BAB. II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoristis......................................................................5 1. Pembelajaran Kooperatif ................................................................................................................... 5 2. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif ................................................................................................................... 6 3. Metode Pembelajaran Kooperatif ................................................................................................................... 7 4. Metode Group Investigation ................................................................................................................... 11

69

A. Aktivitas Belajar.........................................................................16 B. Hasil Belajar...............................................................................17 C. Game Puzzle...............................................................................18 D. Hasil Penelitian yang Relevan....................................................19 E. Kerangka berfikir.......................................................................20 F. Hipotesis.....................................................................................20 BAB. III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...........................................................................24 B. Tempat dan waktu penelitian.....................................................24 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian...................................24 D. Populasi dan Sampel..................................................................24 E. Teknik Pengumpulan Data.........................................................27 F. Instrumen Penelitian...................................................................27 G. Desain Penelitian........................................................................28 H. Bagan Alur Penelitian................................................................29 I. Langkah-langkah Penelitian.......................................................29 J. Analisis Data..............................................................................32 1. Uji Normalitas 2. Uji Homogenitas 3. Uji Kesamaan Rata-rata 4. Uji t 32 33 34 34

BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian...........................................................................36 B. Uji Prasyarat Penelitian..............................................................37 C. Hasil Uji Homogenitas...............................................................37 D. Uji Hipotesis...............................................................................38 E. Pembahasan................................................................................40 BAB . V Kersimpulan dan Saran A. Kesimpulan...................................................................................41 B. Saran.............................................................................................41 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

70

Daftar Tabel Halaman 1. Tabel 2.1 enam tahap kemajuan siswa di dalam pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation .................................................................. 15 2. Desain Penelitian .................................................................. 26

71

Daftar Gambar halaman 1. Gambar Model Pembelajaran Kooperatif (Model Pemikiran) .................................................................. 12 2. Kerangka Berfikir .................................................................. 22

72

3. Rumusan Hipotesis .................................................................. 22 4. Bagan Alur Penelitian .................................................................. 27

KATA PENGANTAR

73

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidaya serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul Perbedaan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Antara Metode Group Investigation dengan Group Investigation Dipadu Game Puzzle pada Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Merigi . Penyusunan tesis ini merupakan salah satu persyaratan mahasiswa untuk menyelesaikan studi program Magister Pendidikan (S2) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Bengkulu (FKIP-UMB). Dalam penyusunan tesis ini, penulis juga tidak bekerja sendiri, tetapi banyak bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan tulus dan ikhlas penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Irwandi, M.Pd selaku ketua program pasca sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB). 2. Bapak Dr. Kashardi, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk dalam penyusunan tesis ini. 3. Bapak Drs. Kasmirudin, M.Si selaku Pebimbing II yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk dalam penyusunan Proposal Skripsi ini. 4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Bengkulu yang telah memberikan ilmu dan petunjuk selama masa kuliah. 5. Kedua orang tua yang selalu mendoakan ku, dan adik-adikku yang selalu menyokongku. 6. Istriku tersayang yang selalu mendampingiku.

74

7. Seluruh teman-teman program pasca sarjana S2 UMB angkatan tahun 2009. 8. Semua pihak yang membantu atas baik moral maupun spiritual Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT berkenan memberikan balasan atas semua bantuan dan kebaikannya. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan masyarakat umum.

Bengkulu, Agustus 2011

Penulis

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama NPM Program Studi : EKO AGUS PRIYANTO, S.Pd : 0984105003 : Pendidikan Biologi S-2

75

Angkatan Jenjang saya yang berjudul :

: 2009 : Magister (S-2)

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan tesis Perbedaan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Antara Metode Group Investigation dengan Group Investigation Dipadu Game Puzzle pada Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Merigi Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang ditetapkan. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Bengkulu, Agustus 2011

EKO AGUS PRIYANTO, S.Pd

76 KISI-KISI SOAL TES Materi Kelas/Semester N o Indikator 1 Siswa dapat mengidentifikasi berbagai . tujuan aktivitas yang dilakukan manusia Aspek Yang Diukur Pengetahuan : Lingkungan : X/ 2 (dua) Soal Kunci Jawaba n A

1 Siswa dapat mengidentifikasi berbagai . tujuan aktivitas yang dilakukan manusia

Pengetahuan

1 Siswa dapat mengidentifikasi berbagai . dampak akibat aktivitas manusia

Pemahaman

1 Mengidentifikasi berbagai dampak . akibat aktivitas manusia

Pengetahuan

Menagkap ikan dengan aliran listrik atau dengan racun tuba dilarang karena a. Mematikan semua biota air, baik yang muda maupun yang tua b. Menyebabkan erosi c. Menurunkan kadar oksigen terlarut d. Meningkatkan CO2 terlarut e. Menimbulkan eutrofikasi Perbuatan berikut yang melanggar etika lingkungan ialah B a. Membunuh hewan buas yang akan menerkam anak b. Memelihara binatang buas untuk kesenangan c. Mengembangbiakkan hewan langka d. Melakukan penghijauan e. Mengembangkan predator alami Dampak yang timbul akibat kitamenggunakan gas CFC pada C kulkas, hair spray, dan AC ialah a. Pencemaran udara di dalam ruangan rumah b. Pencemaran udara di lingkungan sekitar perumahan c. Lubang ozon di stratosfer membesar d. Efek rumah kaca e. Terjadi hujan asam Daya lenting lingkungan adalah B a. Kemampuan lingkungan untuk selalu seimbang b. Kemampuan lingkungan untuk memulihkan keseimbangannya c. Kemampuan lingkungan untuk mempertahankan energinya d. Kemampuan lingkungan untuk membuang energinya

77 1 Siswa dapat mengidentifikasi berbagai . dampak akibat aktivitas manusia Pemahaman e. Kemampuan lingkungan untuk berkembang Kegiatan manusia yang menimbulkan gangguan keseimbangan lingkungan yaitu a. Menjaring ikan menggunakan jala b. Beternak udang di tambak c. Melakukan rotasi tanaman d. Pembukaan hutan untuk lahan pertanian e. Menggunakan pupuk hijau untuk pertanian Perhatikan pernyataan berikut ini ! 1) Mengganggu proses fisiologi. 2) Hama menjadi tidak resistan. 3) Terbunuhnya organism nontarget. 4) Tanah menjadi lebih subur. 5) Kesuburan tanah berkurang Penggunaan peptisida DDT yang melebihi dosis dapat mengakibatkan dampak a. 1) dan 2) b. 1) dan 3) c. 2) dan 3) d. 2) dan 4) e. 3) dan 5) Salah satu upaya mempertahankan kelestarian hutan yaitu a. Mengganti lapisan tanah bagian atas b. Melakukan penebangan pohon secara intensif c. Mengintensifkan penggunaan musuh alami d. Mengembangkan predator e. Menanami kembali pohon yang telah ditebang Perhatikan pernyataan berikut ini ! I. Penurunan tingkat fotosintesis. II. Peningkatan tingkat fotosintesis. III. Penurunan pertumbuhan tanaman. IV. Peningkatan pertumbuhan tanaman. Dengan adanya kebakaran hutan yang besar dihutan hujan tropis, efek yang mungkin terjadi pada tanaman di negara D

1 Siswa dapat menjelaskan dampak . berbagai bahan pencemar terhadap lingkungan

Pemahaman

1 Siswa dapat mengidentifikasi berbagai . dampak akibat aktivitas manusia

Pemahaman

1 Siswa dapat mengidentifikasi berbagai . dampak akibat aktivitas manusia

Pengetahuan

78 teangga a. I dan II b. I dan III c. II dan III d. II dan IV e. III dan IV 1 Siswa dapat menjelaskan dampak . berbagai bahan pencemar terhadap lingkungan Pengetahuan Jenis-jenis polutan dalam pencemara kimiawi yaitu a. Kaleng, botol, dan peptisida b. Botol, plastik, dan zat radioaktif c. Logam berat, kaleng, dan plastic d. Botol, insektisida, dan logam berat e. Zat radioaktif, pestisida, dan detergen Tingginya kandungan karbon monoksida di udara dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang berkaitan dengan a. Kenaikan tekanan darah b. Radang sluran pernapasan c. Pengikatan oksigen oleh darah d. Infeksi pada saluran pencernaan e. Pengikatan karbon dioksida Salah satu tindakan penanganan pencemaran air yaitu a. Tidak menggunakan pestisida b. Tidak membuang limbah ke sungai c. Tidak menggunakan bahan-bahan kimia d. Menyalurkan limbah rumah tangga ke laut e. Menetralisasi limbah beracun Pencemaran insektisida terjadi di suatu ekosistem air tawar. Dalam jangka waktu lama, kadar insektisida tertinggi terdapat dalam a. Air tawar b. Serangga air c. Tumbuhanair d. Hewan karnivora air e. Hewan herbivore air E

1 Siswa dapat menjelaskan dampak . berbagai bahan pencemar terhadap lingkungan

Pemahaman

1 Siswa dapat mendeskripsikan upaya . pencegahan pencemaran lingkungan

Penerapan

1 Siswa dapat menjelaskan dampak . berbagai bahan pencemar terhadap lingkungan

Pemahaman

79 1 Siswa dapat menjelaskan dampak . berbagai bahan pencemar terhadap lingkungan Penerapan Di suatu aliran sungai didapat adanya cacing Tubifex yang bergerombol kemerahan. Ini berarti dialiran sungai tersebut a. Tingkat pencemarannya rendah b. Tingkat pencemarannya tinggi c. Terjadi pencemaran oleh bahan anorganik d. Terjadi pencemaran oleh bahan organic e. BOD-nya tinggi Analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) merupakan kebijakan pemerintahan yang a. Harus dilakukan sebelum pelaksanaan suatu proyek b. Harus dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan proyek c. Harus dilaksanakan setelah melakukan suatu proyek d. Dilakukan untuk mengetahui dampak industry e. Dilakukan untuk mengatasi pencemaran Terjadinya efek rumah kaca disebabkan oleh a. Banyaknya rumah yang berkaca b. Digunakannya AC dan listrik c. Panasnya matahari terperangkap oleh selubung gas pencemar yang menyelimuti bumi d. Panas matahari yang terperangkap di dalam gedunggedung berkaca e. Perubahan iklim global DDT adalah salah satu bahan pestisida yang bersifat nonbiodegradable.akumulasi tertinggi polutan terdapat pada a. Produser b. Konsumer tingkat I c. konsumer tingkat II d. konsumer tingkat akhir e. pengurai Kegiatan memilih barang-barang yang bisa dipakai kembali dapat disebut juga dengan a. Recycle b. Reduce c. Replace D

1 Siswa dapat mendeskripsikan upaya . pencegahan pencemaran lingkungan

Penerapan

1 Siswa dapat mengidentifikasi berbagai . dampak akibat aktivitas manusia

Pemahaman

1 Siswa dapat menjelaskan dampak . berbagai bahan pencemar terhadap lingkungan

Pemahaman

1 Siswa dapat mengetahui penanganan . limbah dengan cara daur ulang

Pengetahuan

80 d. Reuse e. Repair Dampak yang tidak diharapkan dari intensifikasi pertanian adalah a. Efek rumah kaca b. Dibutuhkan lahan yangluas c. Pencemaran udara d. Monokultur menjadikan lingkungan tidak mantap e. Pemborosan SDA Perairan yang tercemar bahan organik dapat mengalami pembersihan secara alami. Peristiwa ini disebut a. Eutrofikasi b. Suksesi c. Self purification d. Biomagnifikasi e. Polusi Pada pembuata kompos, mikroorganisme berfungsi untuk a. Membantu menguraikan sampah b. Menyediakan ketersidaan oksigen c. Mengurangi earasi pada sampah d. Meningkatkan keasaman sampah e. Menurunkan kelembapan sampah

1 Siswa dapat mengidentifikasi berbagai . dampak akibat aktivitas manusia

Pemahaman

1 Siswa dapat mengetahui penanganan . limbah dengan cara daur ulang

Pengetahuan

1 Siswa dapat mengetahui penanganan . limbah dengan cara daur ulang

Penerapan

81

KARTU BIMBINGAN PROPOSAL NO HARI TANGGAL 1 2 3 4 5 6 7 8 10 PEMBIMBING BIMBINGAN KE- PARAF KETERANGAN

You might also like