You are on page 1of 21

BAB 1 KONSEP DASAR EVALUASI 1.

Pengertian Evaluasi dan Evaluasi Pendidikan Banyak orang mencampur adukkan pengertian antara evaluasi, pengukuran

(measurement), penilaian (assessment), padahal ketiganya memiliki pengertian yang berbeda. Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement). Stufflebeam (Abin Syamsuddin Makmun, 1996) memengemukakan bahwa : educational evaluation is the process of delineating, obtaining,and providing useful, information for judging decision alternatif . Dari pandangan Stufflebeam, kita dapat melihat bahwa esensi dari evaluasi yakni memberikan informasi bagi kepentingan pengambilan keputusan. Di bidang pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap kurikulum baru, suatu kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja guru. Evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai The process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan,

memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur lebih besifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif. Wand dan Brown mengemukakan : Evaluasai merupakan suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi Menurut Suharsimi Arikunto (2004: 1) adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Grondlund dan Linn (1990) mengatakan bahwa evaluasi pembelajran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secaras sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran.

Nurgiyantoro (1988:5) menyebutkan bahwa evaluasi adalah proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa evaluasi yang bersinonim dengan penilaian tidak sama konsepnya dengan pengukuran dan tes meskipun ketiga konsep ini sering didapatkan ketika masalah evaluasi pendidikan dibicarakan. Dikatakannya bahwa penilaian berkaitan dengan aspek kuantitatif dan kualitatif, pengukuran berkaitan dengan aspek kuantitatif, sedangkan tes hanya merupakan salah satu instrumen penilaian. Meskipun berbeda, ketiga konsep ini merupakan satu kesatuan dan saling memerlukan. Hal senada juga disampaikan oleh Nurgiyantoro (1988) dan Sudijono (2006). Pengertian evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek, dan yang lain) berdasarkan criteria tertuntu melalui penilaian. Untuk melakukan evaluasi, diperlukan cara-cara yaitu dengan membandingkan dengan criteria tertentu secara langsung dapat juga melalui pengukuran terlebih dahulu. Dengan demikian, pengertian evaluasi belajar dan pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan melalui kegiatan penilaian dan/ atau pengukuran belajar dan pembelajaran. Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitati atau kuantitati sesuai dengan standar tertentu. Hasilnya diperlukan untuk membuat berbagai putusan dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 21 dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. Dalam PP.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 17 dikemukakan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Ditjen Dikdasmen Depdiknas (2003 : 1) secara eksplisit mengemukakan bahwa antara evaluasi dan penilaian mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah keduanya mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai sesuatu. Adapun perbedaannya terletak pada konteks penggunaannya. Penilaian (assessment)

digunakan dalam konteks yang lebih sempit dan biasanya dilaksanakan secara internal, yakni oleh orang-orang yang menjadi bagian atau terlibat dalam sistem yang bersangkutan, seperti guru menilai hasil belajar murid, atau supervisor menilai guru. Baik guru maupun supervisor adalah orang-orang yang menjadi bagian dari sistem pendidikan. Adapun evaluasi digunakan dalam konteks yang lebih luas dan biasanya dilaksanakan secara eksternal, seperti konsultan yang disewa untuk mengevaluasi suatu program, baik pada level terbatas maupun pada level yang luas. Kedudukan Evaluasi Dalam Proses Pendidikan Proses pendidikan merupakan proses pemanusian manusia, dimana didalamnya terjadi proses membudayakan dan memberadabkan manusia melalui transformasi kebudayaan dan peradaban. Sebagai proses transformasi proses pendidikan dapat didiagramkan sebagai berikut :

MASUKAN

TRANSFORMASI

KELUARAN

UMPAN BALIK

Diagram ini : proses pendidikan sebagai proses transformasi Keterangan : a) Masukan dalam proses pendidikan adalah siswa dengan segala karakteristik dan keunikannya. b) Transformasi dalam proses pendidikan adalah proses untuk membudayakan dan memberadabkan siswa. Unsur-unsurnya meliputi : pendidikan, isi pendidikan, teknik, system evaluasi, sarana pendidikan, dan system administrasi.

c) Keluaran dalam proses pendidikan adalah siswa yang semakin berbudaya dan beradab sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. d) Umpan balik dalam proses pendidikan adalah segala informasi yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi yang ada dalam proses. 2. FUNGSI DAN TUJUAN EVALUASI PENDIDIKAN Secara umum, tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Secara khusus, tujuan evaluasi adalah untuk : (a) mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan, (b) mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam proses belajar, sehingga dapat dilakukan diagnosis dan kemungkinan memberikan remedial teaching, dan (c) mengetahui efisiensi dan efektifitas strategi pembelajaran yang digunakan guru, baik yang menyangkut metode, media maupun sumber-sumber belajar. Depdiknas (2003 : 6) mengemukakan tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk (a) melihat produktivitas dan efektivitas kegiatan belajar-mengajar, (b) memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan guru, (c) memperbaiki, menyempurnakan dan mengembangkan program belajar-mengajar, (d) mengetahui kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi oleh siswa selama kegiatan belajar dan mencarikan jalan keluarnya, dan (e) menempatkan siswa dalam

situasi belajar-mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuannya. Fungsi evaluasi adalah (a) secara psikologis, peserta didik perlu mengetahui prestasi belajarnya, sehingga ia merasakan kepuasan dan ketenangan, (b) secara sosiologis, untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup mampu untuk terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti dapat berkomunikasi dan beradaptasi dengan seluruh lapisan masyarakat dengan segala karakteristiknya, (c) secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan dan

kecakapannya masing-masing, (d) untuk mengetahui kedudukan peserta didik diantara temantemannya, apakah ia termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang, (e) untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh program pendidikannya, (f) untuk membantu guru

dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan maupun kenaikan tingkat/kelas, (g) secara administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan tentang kemajuan peserta didik kepada pemerintah, pimpinan/kepala sekolah, guru/instruktur, termasuk peserta didik itu sendiri. Fungsi evaluasi dapat dilihat berdasarkan jenis evaluasi itu sendiri, yaitu : (a) formatif, yaitu memberikan feed back bagi guru/instruktur sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan program remedial bagi peserta didik yang belum menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari, (b) sumatif, yaitu mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran, menentukan angka (nilai) sebagai bahan keputusan kenaikan kelas dan laporan perkembangan belajar, serta dapat meningkatkan motivasi belajar, (c) diagnostik, yaitu dapat mengetahui latar belakang peserta didik (psikologis, fisik, dan lingkungan) yang mengalami kesulitan belajar, (d) seleksi dan penempatan, yaitu hasil evaluasi dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi dan menempatkan peserta didik sesuai dengan minat dan kemampuannya. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai untuk siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau symbol. Apabila tujuan utamanya kegiatan evaluasi hasil belajar ini sudah terealisasi hasilnya dapat difungsikan dan ditunjukan untuk berbagai keperluan. Hasil kegiatan evaluasi hasil belajar akhirnya difungsikan dan ditunjukan untuk keperluan berikut. a.) Untuk diagnostic dan pengembangan Maksudnya adalah pengunaan hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar sebagai dasar pendiagnosisan kelemahan dan keunggulan siswa beserta sebab-sebabnya (Arikunto, 1990 : 10; Nurkancana, 1986 : 4) berdasarkan pendiagnosisan inilah guru mengadakan pengembangan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. b.) Untuk seleksi Hal ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan siswa-siswa yang paling cocok untuk jenis jabatan atau jenis pendidikan tertentu. (Arikunto : 9 ; Nurkancana, 1986 : 56).

c.) Untuk kenaikan kelas Menentukan apakah seseorang siswa dapat dinaikan kekelas yang lebih tinggi. d.) Untuk penempatan Agar siswa dapat berkembang sesuai dengan tingkat kemampuan dan potensi yang mereka miliki, maka perlu dipikirkan ketetapan penempatan siswa pada kelompok yang sesuai. 1. Sasaran Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan. Ranah tujuanpendidikan hasil belajar siswa diklasifikasikanjadi 3 : y y y Ranah kognitif Ranah afektif Ranah psikomotor

Taksonomi tujuan ranah kognitif dikemukakan oleh BLOOM (1956). Tahun 1964 Krathwohl, Bloom, dan Masia mengemukakan ranah afektif, dan ranah psikomotor dikemukakan oleh Harrow (1972).  Taksonomi, ranah kognitif.

a. Pengetahuan Tingkat terendah tujuan ranah kognitif berupa pengenalan dan peringatan kembali terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah dan prinsip-prinsip. b. Pemahaman Tingkat berikutnya dari tujuan ranah kognitif berupa kemampuan memahami/mengeri tentang isi pelajaran yang dipelajari tanpa perlu menghubungkannya dengan pelajaran lain. c. Penggunaan/penerapan

Kemampuan menggunakan generalisasi atau abstrak lain yang sesuai dalam situasi konkrit/situasi baru. d. Analisis Kemampuan menjabarkan isi pelajaran kebagian-bagian yang menjadi unsure pokok. e. Sintesis Menggabungkan unsur-unsur pokok kedalam struktur yang baru. f. Evaluasi Kemampuan menilai isi pelajaran untuk suatu maksud/tujuan tertentu.  Tujuan ranah afektif

1. Menerima Tingkat terendah tujuan ranah afektif berupa perhatian terhadap stimulus secara lebih baik. 2. Merespon Kesempatan untuk menanggapi stimulun dan merasa terikat secara aktif memperhatikan. 3. Menilai Kemampuan menilai gejala/kegiatan sehingga dengan sengaja dengan sengaja merespon lebih lanjut untuk mencari jalan bagaimana dapat mengambil bagian atas apa yang terjadi. 4. Mengorganisasikan

Kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai yang dipercaya. 5. Karakteristik Kemampuan untuk mengkonseptualisasikan masing-masing nilai pada waktu merespon dengan jalan mengidentifikasi karakteristik nilai/membuat pertimbanganpertimbangan.  Ranah tujuan psikomotorik : 1. Gerak tubuh yang mencolok, kemampuan gerakan tubuh yang menekankan kepada kekuatan, kecepatan dan ketepatan tubuh yang mencolok. 2. Ketepatan gerak y6ang dikoordinasikan, ketrampilan yang berhubungan dengan gerak mata, telinga dan badan. 3. Perangkat komunikasi nonverbal, kemampuan mengadakan komunikasi tanpa kata dalam komunikasi ini siswa memakai bantuan gerakan tubuh dengan atau tanpa menggunakan alat bantu. 4. Kemampuan bicara, kemampuan yang berhubungan dengan komunikasi lisan, siswa mampu menunjukan kemahirannya memilih dan menggunakan kata/kalimat sehingga idea tau informasinya dapat diterima dengan baik. Kalau dilihat prinsip evaluasi yang terdapat di dalam Al-quran, dan praktek yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, maka evaluasi berfungsi sebagai berikut: 1) Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dihadapi. (Q.S. Al-Baqarah: 155) Artinya:Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah harta gembira kepada orang-orang yang sabar. (Q.S. Al-Baqarah: 15) 2) Untuk mengetahui sejauh mana atau sampai dimana hasil pendidikan wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah SAW kepada umatnya. (Q.S. An-Naml: 40)

Artinya:Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab:aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana terletak di hadapannya, ia pun berkata: ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-NYA). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia. Bagi pendidik, secara didaktik evaluasi pendidikan memiliki lima fungsi, yaitu: 1) memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya. 2) memberikan informasi yang sangat berguna untuk mengetahui posisi peserta didik dalam kelompoknya. 3) memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik. 4) memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya. 5) memberikan petunjuk tentang sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai (Sudijono, 2006:12). sejumlah informasi atau data tentang jasa, niali/manfaat kegiatan pembelajaran. a. Fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran untuk pengembangan Evaluasi pembelajaran berfungsi dan bertujuan untuk pengembangan pembelajaran, maka evaluasi pembelajaran untuk menjalankan fungsi formatif. Berpandangan bahwa fungsi formatif dilaksanakan apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu atau sebagian besar kurikulum. b. Fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran untuk akreditasi

Akreditasi adalah sebagai suatu proses dengan mana suatu program atau instituisi (lembaga) diakui sebagai badan yang sesuai dengan beber5apa standar yang telah disetujui (scravia B. Anderson dalam Arikunto 1990). Akreditasi diputuskan setelah evaluasi dahulu terhadap lembaga pendidikan, baik TK, SD, SLTP, dan SLTA Swasta maupun perguruan tinggi swasta. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta keefektifan pengajaran guru. Tujuan evaluasi pendidikan terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. 1) Tujuan umum evaluasi pendidikan adalah untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pembelajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu. 2) Tujuan khusus evaluasi pendidikan adalah untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan, untuk mencari dan menemukan faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya (Sudijono, 2006:17). Dari pengertian evaluasi kita dapat mengetahui bahwa evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan atau pengukuran hasil belajar. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai untuk siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau symbol. Apabila tujuan utamanya kegiatan evaluasi hasil belajar ini sudah terealisasi hasilnya dapat difungsikan dan ditunjukan untuk berbagai keperluan. Hasil kegiatan evaluasi hasil belajar akhirnya difungsikan dan ditunjukan untuk keperluan berikut. a. Untuk diagnostic dan pengembangan

Maksudnya adalah pengunaan hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar sebagai dasar pendiagnosisan kelemahan dan keunggulan siswa beserta sebab-sebabnya (Arikunto, 1990 : 10; Nurkancana, 1986 : 4) berdasarkan pendiagnosisan inilah guru mengadakan pengembangan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. b. Untuk seleksi Hal ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan siswa-siswa yang paling cocok untuk jenis jabatan atau jenis pendidikan tertentu. (Arikunto : 9 ; Nurkancana, 1986 : 56). c. Untuk kenaikan kelas Menentukan apakah seseorang siswa dapat dinaikan kekelas yang lebih tinggi. d. Untuk penempatan y Fungsi dan Tujuan Penilaian 1. untuk mengetahui kompetensi awal siswa, 2. untuk mengetahui tingkat pencapaian standar kompetensi, 3. untuk mengetahui perkembangan kompetensi siswa, 4. untuk mendiagnosa kesulitan belajar siswa, 5. untuk mengetahui hasil suatu proses pembelajaran, 6. untuk memotivasi siswa belajar, dan 7. untuk memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki program

pembelajarnnya. Evaluasi pembelajaran memilki berbagai tujuan diantaranya adalah untuk : 1. Menentukan angka kemajuan atau hasil belajar pada siswa. Berfungsi sebagai : a. Laporan kepada orang tua / wali siswa. b. Penentuan kenaikan kelas c. Penentuan kelulusan siswa. 2. Penempatan siswa ke dalam situasi belajar mengajar yang tepat dan serasi dengan tingkat kemampuan, minat dan berbagai karakteristik yang dimiliki. 3. Mengenal latar belakang siswa (psikologis, fisik dan lingkungan) yang berguna baik bagi penempatan maupun penentuan sebab-sebab kesulitan belajar para siswa, yakni berfungsi sebagai masukan bagi tugas Bimbingan dan Penyuluhan (BP).

4. Sebagai umpan balik bagi guru, yang pada gilirannya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan program remdial bagi siswa. Evaluasi mempunyai fungsi : Kurikuler (alat pengukur ketercapaian tujuan mata pelajaran), instruksional (alat ukur ketercapaian tujuan proses belajar mengajar), diagnostik (mengetahui kelemahan siswa, penyembuhan atau penyelesaian berbagai kesulitan belajar siswa)., placement (penempatan siswa sesuai dengan bakat dan minatnya, serta kemampuannya) dan administratif BP (pendataan berbagai permasalahan yang dihadapi siswa dan alternatif bimbingan dan penyuluhanya). Agar siswa dapat berkembang sesuai dengan tingkat kemampuan dan potensi yang mereka miliki, maka perlu dipikirkan ketetapan penempatan siswa pada kelompok yang sesuai.

2. KEGUNAAN EVALUASI Evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses untuk menentukan jasa, nilai atau manfaat kegiatan pembelajaran melalui kegiatan penilaian atau pengukuran. Evaluasi pembelajaran mencakup pembuatan pertimbangan tentang jasa, nilai atau manfaat program, hasil, dan proses pembelajaran. Pembahasan evaluasi pembelajaran dalam uraian dibatasi pada : 1. Fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran Adalah sejumlah informasi atau data tentang jasa, niali/manfaat kegiatan pembelajaran. 2. Fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran untuk pengembangan Evaluasi pembelajaran berfungsi dan bertujuan untuk pengembangan pembelajaran, maka evaluasi pembelajaran untuk menjalankan fungsi formatif. Berpandangan bahwa fungsi formatif dilaksanakan apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu atau sebagian besar kurikulum. 3. Fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran untuk akreditasi

Akreditasi adalah sebagai suatu proses dengan mana suatu program atau instituisi (lembaga) diakui sebagai badan yang sesuai dengan beber5apa standar yang telah disetujui (scravia B. Anderson dalam Arikunto 1990). Akreditasi diputuskan setelah evaluasi dahulu terhadap lembaga pendidikan, baik TK, SD, SLTP, dan SLTA Swasta maupun perguruan tinggi swasta. Sasaran evaluasi pembelajaran a. Tujuan pembelajaran Sasaran evaluasi pembelajaran yang perlu diperhatikan, karena semua unsure/aspek pembelajaran yang lain selalu bermula dan bermuara pada tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran adalah penjabaran tujuan pengajaran, rumus tujuan pengajaran dan unsurunsur tujuan pengajaran. Penjabaran tujuan adalah penjabaran dimulai dari tujuan pengajaran tertinggi sampai tujuan pengajaran terendah yang sering disebut hierarki tujuan. Tujaun pengajaran tertinggi adalah tujaun pendidikan nasional. b. Unsur dinamis pembelajaran Sasaran evaluasi yang kedua yang dimaksud dengan unsur dinamis pembelajaran adalah sumber belajar atau komponen system instruksional yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Sumber belajar meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar. Sumber belajar dibedakan menjadi dua, yaitu : Sumber belajar yang dirancang (by design) yakni sumber belajar yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen untuk memberikan kemudahan/fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal. Sumber belajar karena dimanfaatkan (by utilization) yakni sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diterapkan dan digunakan untuk keperluan belajar.

c. Sasaran evaluasi pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran yang diartikan sebagai interaksi antara sumber belajar dengan siswa. Sasaran evaluasi pembelajaran yang lain : Kesesuaian pesan dengan tujaun pengajaran Kesesuaian sekuensi penyajian pesan kepada siswa Kesesuaian bahan dan alat dengan pesan dan tujuan pengajaran Kemampuan guru menggunakan bahan dan alat dalam pembelajaran Kesesuaian teknik pembelajaran dengan pesan dan tujaun pengajaran Interaksi siswa dengan siswa lain Interaksi guru dengan siswa

d. Sasaran evaluasi pembelajaran adalah kurikulum Kurikulum sebagai sasaran evaluasi pembelajaran meliputi : Tersedianya dan sekaligus kelengkapan komponen kurikulum Pemahaman terhadap tujuan kelembagaan/tujuan institusional sekolah Pemahaman terhadap struktur program kurikulum Pemahaman terhadap GBPP Pemahaman terhadap teknik pengajaran Pemahaman terhadap sistem evaluasi Pemahaman terhadap pembinaan guru Pemahaman terhadap bimbinagn siswa

4 KLASIFIKASI EVALUASI Jenis evaluasi berdasarkan tujuan dibedakan atas lima jenis evaluasi : 1. Evaluasi diagnostic Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya. 2. Evaluasi selektif

Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siwa yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu. 3. Evaluasi penempatan Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa. 4. Evaluasi formatif Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar. 5. Evaluasi sumatif Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan bekajra siswa. Jenis evaluasi berdasarkan sasaran : 1. Evaluasi konteks Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan. 2. Evaluasi input Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan. 3. Evaluasi proses Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya. 4. Evaluasi hasil atau produk Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan. 5. Evaluasi outcom atau lulusan Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yankni

evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat. Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran : 1. Evaluasi program pembelajaran Evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang lain. 2. Evaluasi proses pembelajaran Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garisgaris besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. 3. Evaluasi hasil pembelajaran Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi Berdasarkan objek : 1. Evaluasi input Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan. 2. Evaluasi tnsformasi Evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran anatara lain materi, media, metode dan lain-lain. 3. Evaluasi output Evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil pembelajaran.

Berdasarkan subjek : 1. Evaluasi internal Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya guru. 3. Evaluasi eksternal Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.

Prinsip-prinsip umum evaluasi kooperatif, mendidik,

adalah : kontinuitas, komprehensif, objektivitas,

akuntabilitas, dan praktis. Dengan demikian, evaluasi pembelajaran

hendaknya (a) dirancang sedemikian rupa, sehingga jelas abilitas yang harus dievaluasi, materi yang akan dievaluasi, alat evaluasi dan interpretasi hasil evaluasi, (b) menjadi bagian integral dari proses pembelajaran, (c) agar hasilnya objektif, evaluasi harus menggunakan berbagai alat (instrumen) dan sifatnya komprehensif, (d) diikuti dengan tindak lanjut. Di samping itu, evaluasi juga harus memperhatikan prinsip keterpaduan, prinsip berorientasi kepada kompetensi dan kecakapan hidup, prinsip belajar aktif, prinsip koherensi, dan prinsip

diskriminalitas.

5 OBJEK EVALUASI Yang dimaksud dengan objek evaluasi pendidikan adalah segala sesuatu yang bertalian dengan kegiatan atau proses pendidikan yang dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan karena pihak penilai ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut. Salah satu cara untuk mengenal atau mengetahui objek dari evaluasi pendidikan adalah dengan jalan menyorotinya dari tiga segi, yaitu input, transformasi, dan output. Input merupakan bahan mentah yang akan diolah, transformasi adalah tempat untuk mengolah bahan mentah, sedangkan output adalah hasil pengolah yang dilakukan di dapur dan siap dipakai. Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran di sekolah, input atau bahan mentah yang akan diolah tidak lain adalah para calon peserta didik. Ditilik dari segi input ini, objek dari evaluasi pendidikan meliputi tiga aspek, yaitu aspek kemampuan, aspek kepribadian, aspek sikap. Dalam konsep Bloom barangkali aspek-aspek ini hampir sama dengan keluaran belajar yang dibagi olehnya menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, psikomotor (Nurgiyantoro, 1988:24-25). Konsep seperti ini pula yang dituntut dalam Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Dalam kurikulum ini aspek-aspek yang dievaluasi dimuat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi Berdasarkan objek : 1. Evaluasi input Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan. 2. Evaluasi tnsformasi Evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran anatara lain materi, media, metode dan lain-lain. 3. Evaluasi output Evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil pembelajaran. Berdasarkan subjek : 1. Evaluasi internal Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya guru. 2. Evaluasi eksternal Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua, masyarakat. 6. SUBJEK Dalam keterangan ini yang di maksud dengan subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat di sebut sebagai subjek evaluasi untuk setiap tes, di tentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku. Ada pandangan lain yang mengatakan subjek evaluasi adalah siswa, yakni orang yang di evaluasi, dalam hal ini yang di pandang sebagai objek evaluasi adalah

mata pelajarannya. Pandangan lain mengatakan siswa sebagai objek evaluasi dan guru sebagai subjek evaluasi.

7. RUANG LINGKUP EVALUASI DI SEKOLAH Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran Sesuai dengan petunjuk pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, ruang lingkup evaluasi pembelajaran dalam perspektif penilaian berbasis kelas adalah : 1. Penilaian kompetensi dasar mata pelajaran. Kompetensi dasar pada hakikatnya adalah pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak setelah peserta didik menyelesaikan suatu aspek atau subjek mata pelajaran tertentu. 2. Penilaian Kompetensi Rumpun Pelajaran. Rumpun pelajaran merupakan kumpulan dari mata pelajaran atau disiplin ilmu yang lebih spesifik. Dengan demikian, kompetensi rumpun pelajaran pada hakikatnya merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfeksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak yang seharusnya dicapai oleh peserta didik setelah menyelesaikan rumpun pelajaran tersebut. 3. Penilaian Kompetensi Lintas Kurikulum. Kompetensi lintas kurikulum merupakan kompetensi yang harus dicapai melalui seluruh rumpun pelajaran dalam kurikulum. Kompetensi lintas kurikulum pada hakikatnya merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak yang mencakup kecakapan belajar sepanjang hayat dan kecakapan hidup yang harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar secara berkesinambungan. Penilaian

ketercapaian kompetensi lintas kurikulum ini dilakukan terhadap hasil belajar dari setiap rumpun pelajaran dalam kurikulum. 4. Penilaian Kompetensi Tamatan. Kompetensi tamatan merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak setelah peserta didik menyelesaikan jenjang tertentu. 5. Penilaian Terhadap Pencapaian Keterampilan Hidup. Penguasaan berbagai kompetensi dasar, kompetensi lintas kurikulum, kompetensi rumpun pelajaran dan kompetensi tamatan melalui berbagai pengalaman belajar juga memberikan efek positif (nurturan effects) dalam bentuk kecakapan hidup (life skills). Kecakapan hidup yang dimiliki peserta didik melalui berbagai pengalaman belajar ini, juga perlu dinilai sejauhmana kesesuaiannya dengan kebutuhan mereka untuk dapat bertahan dan berkembang dalam kehidupannya di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Jenis-jenis kecakapan hidup yang perlu dinilai antara lain : a. Keterampilan diri (keterampilan personal) : penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan YME, motivasi berprestasi, komitmen, percaya diri, dan mandiri. b. Keterampilan berpikir rasional : berpikir kritis dan logis, berpikir sistematis, terampil menyusun rencana dan memecahkan masalah secara sistematis. c. Keterampilan sosial : keterampilan berkomunikasi lisan dan tertulis; keterampilan bekerjasama, kolaborasi, lobi; keterampilan berpartisipasi; keterampilan mengelola konflik; keterampilan mempengaruhi orang lain. d. Keterampilan akademik : keterampilan merancang, melaksanakan, dan melaporkan hasil penelitian ilmiah; keterampilan membuat karya tulis ilmiah; keterampilan mentransfer dan mengaplikasikan hasil-hasil

penelitian untuk memecahkan masalah, baik berupa proses maupun produk. e. Keterampilan vokasional : keterampilan menemukan algoritma, model, prosedur untuk mengerjakan suatu tugas; keterampilan melaksanakan prosedur; keterampilan mencipta produk dengan menggunakan konsep, prinsip, bahan dan alat yang telah dipelajari.

You might also like