You are on page 1of 28

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai sasaran sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional/ RPJMN (Peraturan Presiden RI Nomor : 7 tahun 2005) salah satunya adalah menurunkan angka kematian ibu melahirkan dari 307 menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup,Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu namun Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menurun sangat lambat (450 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1986 menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2003), dan menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI 2007), angka tersebut masih tinggi dibandingkan target yang harus dicapai pada tahun 2010, yaitu 226 per 100.000 kelahiran hidup. Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya memperbaiki AKI dan AKB tersebut, salah satunya dilakukan dengan mendekatkan secara merata pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas. Salah satu strategi yang dilakukan Making Pregnancy Safer (MPS). Making Pregnancy Safer (MPS) merupakan strategi sektor kesehatan dalam upaya menyelamatkan ibu agar kehamilan dan persalinannya dapat dilalui dengan sehat dan aman, serta menghasilkan bayi yang sehat. Strategi ini merupakan penajaman upaya Safe Motherhood yang telah dilaksanakan secara menyeluruh di seluruh Indonesia. Sampai dengan saat ini kesehatan anak masih merupakan permasalahan kesehatan masyarakat dan juga menjadi permasalahan nasional. masalah kesehatan anak tersebut antara lain : Tingginya angka kematian bayi (AKB), masih dijumpainya balita yang mengalami gizi buruk, masih tingginya penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan diare yang menyerang balita, tumbuh kembang anak yang belum sesuai harapan, masih banyaknya kasus anemia dan kecacingan di kalangan anak remaja dan usia sekolah serta perhatian terhadap anak cacat yang masih belum optimal.

Anak sebagai generasi penerus bangsa , sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 26 .harus mendapat perhatian yang memadai agar tercipta generasi bangsa yang sehat , tangguh dan cerdas.Menurut SDKI tahun 2007, angka kematian bayi sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian balita sebesar 44 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian Neonatal 19 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi dan balita terjadi perbedaan angka yang bervariasi untuk setiap provinsi. Angka kematian bayi dan Angka Kematian Balita tertinggi terjadi di Provinsi Sulawesi Barat. Selain permasalahan di atas , terdapat pula masalah kesehatan anak akibat dampak / emerging. Masalah kesehatan anak emerging ini antara lain : kasus permasalahan kesehatan yang menimpa remaja seperti kasus obesitas, kasus HIV/AIDS, kebiasaan merokok dan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif (Napza). Permasalahan anak antara lain Kekerasan Terhadap Anak (KTA), anak yang bermasalah dengan hukum, dan anak jalanan. Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, Departemen Kesehatan RI dalam hal ini Direktorat Bina Kesehatan Anak mengambil arah dan kebijakan untuk mengatasinya. Arah dan Kebijakan itu antara lain : penurunan Angka Kematian Bayi(AKB), Angka Kematian Balita (AKABAL) dan meningkatkan kualitas hidup anak B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas maka kelompok sembilan merumuskan masalah sesuai dengan kebijakan pemerintah untuk kesehatan anak sebagai berikut : 1. Program KIA 2. Perlindungan terhadap anak : Hak dan tanggung jawab anak Perwalian Advocate anak Organisasi perlindungan anak 1. Pola kesehatan anak : Penyakit yang lazim pada anak

Preventif,promotif,kuratif,rehabilitasi Sistim pemberian pelayanan kesehatan Follow up care dan home care A. Tujuan 1. Tujuan umum Untuk memahami kebijakan pemerintah terhadap kesehatan anak 2. Tujuan khusus a. Diketahuinya kebijakan pemerintah dalam program kesehatan ibu dan anak b. Mengetahui kebijakan pemerintah tentang perlindungan anak yang ada di Indonesia c. Memahami pola kesehatan anak di indoneai A. Manfaat 1. Memberikan sumbangsi terhadap ilmu pengetahuan terkait dengan kebijakan pemerintah dalam dunia kesehatan 2. Sebagai bahan bacaan yang diharapkan bermanfaat bagi semua kalangan khususnya mahasiswa

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KESEHATAN I. Dasar hukum

Menimbang :
1. S.KEPMENKES. NO 99A/MENKES/SK/III/1982 tentang berlaku

sisitem kesehatan nasional 2. TAP MPR RI VII tahun 2001 tentang visi Indonesia masa depan 3. UU NO 23tahun 1992 tentang pokok-pokok kesehatan 4. Peraturan pemerintah nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemeritah dari kewenangan provinsi sebagai daerah otonomi 5. UU NO 25 tahun 1999 tentang pernimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah
6. KEPMENKES

RI

.NO.574/MEN.KES/SK/IV/2000

tentang

pembangunan kesehatan menuju indonesia sehat tahun 2010 7. KEPMENKES RI NO.1277/MENKES/SK/X/2001 tentang susunan organisasi dan tata kerja departemen kesehatan I. Memutuskan Menetapkan
1. KEPMENKES Tentang Sistem Kesehatan Nasional 2. Sistem kesehatan nasional dimaksud dalam diktum ke Dua dimaksud

agar digunakan sebagai pedoman bagi semua pihak dalam penyelanggara pembangunan kesehatan di Indonesia
3. Keputusan ini berlaku mulai tanggal di tetapkan dengan ketentuan

akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudiaan hari terdapat kekeliruan. Ditetapkan 10 Februari 2004 (jakarta/menkes )

A. Program Kesehatan Ibu dan Anak ( KI A )

Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu, dewasa ini masih tinggi di indonesia bila dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.

Sebagian besar penyebab kematian ibu secara langsung menurut survai kesehatan rumah tangga 2001 sebesar 90% adalah komplikasi yang terjadi pada saat persalinan dan segera setelah bersalin. Penyebab tersebut dikenal dengan Trias Klasik yaitu:

Perdarahan (28%) Eklamsi (24%) Infeksi (11%). Sedangkan penyebab tidak langsungnya antara lain adalah: ibu hamil

menderita kurang energi kronis (KEK)37%, Anemia (Hb kurang dari 11gr %) 40%. Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan meningkatkan resiko terjadinya kematian ibu dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia. Selain itu beberapa sebab yang tidak langsung berkaitan dengan masalah kesehatan ibu yaitu: 4 Terlalu dalam melahirkan yaitu: Terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak. Dan 3 Terlambat yaitu : terlambat mengambil keputusan, terlambat untuk dikirim ke tempat pelayanan kesehatan,dan terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan. Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu telah dicanangkan oleh badan internasional dan pemerintah guna meningkatkan kesadaran dunia tentang pengaruh kematian dan kesakitan ibu serta untuk mendapatkan pemecahan masalahnya. Upaya tersebut antara lain dibuatnya strategi yang mengacu pada Indonesia sehat 2010 Making Pregnancy Safer (MPS) dan di susunnya Millennium Development Goals (MDGs) yang bertujuan mengatasi permasalahan perkembangan global dan harus tercapai pada tahun 2015

Strategi ini memfokuskan pada 3 pesan kunci yaitu: 1. 2. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat.

3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap upaya pencegahan

kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran Pelaksanaan strategi MPS diterapkan secara desentralisasi sehingga diharapkan dapat lebih terarah dan sesuai dengan permasalahan setempat. Dengan adanya variasi antar daerah dalam hal demografi dan geografi maka kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak (KIA) juga berbeda. Namun agar pelaksanaan program KIA dapat berjalan lancar, aspek peningkatan mutu pelayanan program KIA tetap diharapkan menjadi kegiatan prioritas baik ditingkat puskesmas maupun ditingkat kabupaten/kota The Millennium Development Goals terdiri dari: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Memberantas kemiskinan dan kelaparan Mencapai pendidikan dasar universal Mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan Menurunkan kematian balita Meningkatkan kesehatan ibu Memerangi penyakit HIV/AIDS , malaria dan penyakitlainnya Menjamin kelestarian lingkungan Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan Prinsip pengelolaan program KIA bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pemantapan pelayanan KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan pokok sebagai berikut: 1. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu sesuai standar serta menjangkau seluruh sasaran Pelayanan antenatal selengkapnya mencangkup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi, serta intervensi dasar dan khusus ( sesuai resiko yang ada termasuk penyuluhan dan konseling). Namun dalam penerapan operasionalnya dikenal standar minimal 5T untuk pelayanan antenatal, yang terdiri atas: Timbang berat badan dan ukur tinggi badan (Ukur )Tekanan darah

(Ukur) Tinggi fundus uteri (Pemberian imunisasi) Tetanus toksoid lengkap (Pemberian) Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan Ditetapkan pula bahwa frekuensi pelayanan antenatal adalah

minimal 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu sebagai berikut: Minimal 1 kali pada triwulan pertama, Minimal 1 kali pada triwulan kedua dan Minimal 2 kali pada triwulan ketiga. Peningkatan pertolongan persalinan ditujukan kepada peningkatan pertolongan oleh tenaga kesehatan secara berangsur. Dalam program KIA dikenal beberapa jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat, jenis tenaga tersebut adalah: dokter spesialis kebidanan,dokter umum,bidan, perawat maternitas. Selain itu masih ada penolong persalinan yang berasal dari anggota keluarga dalam masyarakat terpencil Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan halhal sebagai berikut: Sterilitas atau pencegahan infeksi Metode pertolongan persalinan yang sesuai dengan standar pelayanan Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi
1. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi atau komplikasi kebidanan baik

oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penganan dan pengamatannya secara terus menerus.

Faktor resiko pada ibu hamil diantaranya adalah: Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun Anak lebih dari 4 Jarak persalinan yang terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun Tinggi badan kurang dari 145 cm

Berat badan kurang dari 38 kg atau lila ( lingkar lengan atas) kurang dari 23,5 cm Riwayat keluarga menderita kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat kongenital Kelainan bentuk tubuh misalnya kelainan tulang belakang atau panggul Resiko tinggi atau komplikasi kebidanan pada kehamilan

merupakan keadaan penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Resiko tinggi /komplikasi pada kehamilan meliputi: 1. Hb kurang dari 8 gr % Tekanan darah tinggi ( sistole> 140mmhg, diastole > 90 mmhg) Oedema yang nyata Eklamsia Perdarahan pervaginam Ketuban pecah dini Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu Letak sungsang Infeksi berat atau sepsis Persalinan prematur Janin yang besar Penyakit kronis pada ibu : jantung, paru dll Riwayat obstretri yang buruk ,riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan secara adekuat dan pengamatan secara terus menerus oleh tenaga kesehatan Kejadian komplikasi kebidanan dan resiko tinggi diperkirakan terdapat pada sekitar antara 15-20% ibu hamil. Komplikasi pada kehamilan dan persalinan tidak selalu dapat diduga sebelumnya, sehingga ibu hamil harus selalu berada sedekat mungkin dengan sarana pelayanan yang mampu memberikan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi dasar (PONED) yang terdiri dari:

1.

Pencegahan dan penanganan perdarahan Pencegahan dan penanganan preeklamsi dan eklamsi Pencegahan dan penanganan infeksi Penanganan partus lama/macet Pencegahan dan penanganan abortus Sedangkan pelayanan neonatal meliputi: Pencegahan dan penanganan asfiksia Pencegahan dan penanganan hipotermi Pencegahan dan penaganan BBLR Pencegahan dan penanganan kejang atau ikterus Pencegahan dan penanganan gangguan minum

Peningkatan pelayanan neonatal dan ibu nifas dengan mutu sesuai standar dan menjangkau seluruh sasaran Upaya yang dilakukan untuk mencegah kematian neonatal diutamakan pada pemeliharaan kehamilan sebaik mungkin, pertolongan sesuai dengan standar pelayanan dan perawatan bayi baru lahir yang adekuat termasuk perawatan tali pusat yang higienis Selain hal tersebut diatas dilakukan upaya deteksi dini dan penanganan neonatal resiko tinggi agar segera dapat diberikan pelayanan yang diperlukan Resiko tinggi pada neonatal meliputi: BBLR Bayi dengan tetanus neonaturum Bayi baru lahir dengan asfiksia Bayi dengan ikterus neonatorum( ikterus lebih dari 10 hari setelah lahir Bayi baru lahir dengan sepsis Bayi lahir denagan berat lebih dari 40oogr Bayi preterm dan posterm Bayi baru lahir dengan cacat bawaan Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan

A. Perlindungan Terhadap Anak

Undand-Undang Republik Indonesia menurut UU no.22 thn.2003 tentang perlidungan anak Ketentuan umum
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,

termasuk anak yang masih dalam kandungan.


Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi

anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Wali adalah orang atau badan yang dalam kenyataannya menjalankan

kekuasaan asuh sebagai orang tua terhadap anak.


Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin,

dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara. Pendamping adalah pekerja sosial yang mempunyai kompetensi profesional dalam bidangnya.
Perlindungan khusus adalah perlindungan yang diberikan kepada anak dalam

situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak korban penculikan, penjualan, perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik dan/atau mental, anak yang menyandang cacat, dan anak korban perlakuan salah dan penelantaran. Tujuan perlindungan anak adalah untuk menjamin terpenuhinya hakhak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera. 1. Hak dan tanggung jawab anak a. Hak-hak anak yaitu :

Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan

berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan. Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua.
Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan,

dan diasuh oleh orang tuanya sendiri.


Dalam hal karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin

tumbuh kembang anak, atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan

sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial.


Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam

rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.
Khusus

bagi anak yang menyandang cacat juga berhak

memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan khusus.
Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya,

menerima, mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.
Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu

luang, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan

berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri.
Setiap

anak yang menyandang cacat berhak memperoleh

rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial.


Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak

lain mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan seperti diskriminasi, eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual, penelantaran, kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan, ketidakadilan, dan perlakuan salah lainnya.
Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari :

a. penyalahgunaan dalam kegiatan politik; b. pelibatan dalam sengketa bersenjata; c. pelibatan dalam kerusuhan sosial;
d. pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan:

e. pelibatan dalam peperangan.


Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran

penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi.


Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan

hukum.
Penangkapan, penahanan, atau tindak pidana penjara anak hanya

dilakukan apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir.
Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual

atau yang berhadapan dengan hukum berhak dirahasiakan.


Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak

mendapatkan bantuan hukum dan bantuan lainnya. a. Kewajiban-kewajiaban anak yaitu : Setiap anak berkewajiban untuk :

menghormati orang tua, wali, dan guru; mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman; mencintai tanah air, bangsa, dan negara; menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya; dan melaksanakan etika dan akhlak yang mulia. 1. Perwalian
Dalam hal orang tua anak tidak cakap melakukan perbuatan

hukum, atau tidak diketahui tempat tinggal atau keberadaannya, maka seseorang atau badan hukum yang memenuhi persyaratan dapat ditunjuk sebagai wali dari anak yang bersangkutan.
Untuk menjadi wali anak dilakukan melalui penetapan pengadilan.

Wali yang ditunjuk berdasarkan penetapan pengadilan dapat mewakili anak untuk melakukan perbuatan hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk kepentingan yang terbaik bagi anak.
Dalam hal anak belum mendapat penetapan pengadilan mengenai

wali, maka harta kekayaan anak tersebut dapat diurus oleh Balai Harta Peninggalan atau lembaga lain yang mempunyai kewenangan untuk itu.
Dalam hal wali yang ditunjuk ternyata di kemudian hari tidak

cakap melakukan perbuatan hukum atau menyalahgunakan kekuasaannya sebagai wali, maka status perwaliannya dicabut dan ditunjuk orang lain sebagai wali melalui penetapan pengadilan. Dalam hal wali meninggal dunia, ditunjuk orang lain sebagai wali melalui penetapan pengadilan.
Wali yang ditunjuk agamanya harus sama dengan agama yang

dianut anak.
Untuk kepentingan anak, wali wajib mengelola harta milik anak

yang bersangkutan. 1. Advocate anak

a.

Orang tua dan keluarga bertanggung jawab menjaga kesehatan anak dan merawat anak sejak dalam kandungan. Dalam hal orang tua dan keluarga yang tidak mampu melaksanakan tanggung jawab, maka pemerintah wajib memenuhinya. Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib mengusahakan agar anak yang lahir terhindar dari penyakit yang mengancam kelangsungan hidup dan/atau menimbulkan kecacatan Organisasi perlindungan anak

b.
c.

1. Organisasi perlindungan anak Komisi Nasional Perlindungan Anak terdiri dari:

Forum Nasional Perlindungan Anak (Forum Nasional), merupakan badan pemegang kekuasaan tertinggi dan pengambil keputusan tertinggi dalam Komisi Nasional Perlindungan Anak, diselenggarakan berdasarkan ketentuan dan aturan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta aturan lainnya yang ditetapkan dalam pertemuan Forum Nasional Perlindungan Anak. Forum Nasional Perlindungan Anak diselenggarakan setiap tiga tahun sekali.

Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komisi Nasional), dengan anggota sebanyak 11-21 orang yang dipilih oleh Forum Nasional.

Visi dan Misi : Visi : Terwujudnya kondisi perlindungan anak yang optimum dalam mewujudkan anak yang handal, berkualitas dan berwawasan menuju masyarakat yang sejahtera dan mandiri. Misi : 1. Melindungi anak dari setiap orang dan/atau lembaga yang melanggar hak anak, serta mengupayakan pemberdayaan keluarga dan masyarakat agar mampu mencegah terjadinya pelanggaran hak anak. 2. Mewujudkan tatanan kehidupan yang mampu memajukan dan melindungi anak dan hak-haknya serta mencegah pelanggaran terhadap anak sendiri.

3. Meningkatkan upaya perlindungan anak melalui peningkatan kesadaran, pengetahuan kualitas dan kemampuan yang masyarakat memberi serta meningkatkan lingkungan peluang,

dukungan dan kebebasan terhadap mekanisme perlindungan anak Peran : 1. Melakukan pemantauan dan pengembangan perlindungan anak. 2. Melakukan advokasi dan pendampingan pelaksanaan hak-hak anak. 3. Menerima pengaduan pelanggaran hak-hak anak. 4. Melakukan kajian strategis terhadap berbagai kebijakan yang menyangkut kepentingan terbaik bagi anak. 4. Melakukan koordinasi antar lembaga, baik tingkat regional, nasional maupun international. 5. Memberikan pelayanan bantuan hukum untuk beracara di pengadilan mewakili kepentingan anak 6. Melakukan rujukan untuk pemulihan dan penyatuan kembali anak. 7. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, pengenalan dan penyebarluasan informasi tentang hak anak.

Fungsi : 1. Melakukan pengumpulan data, informasi dan investigasi terhadap pelanggaran hak anak. 2. Melakukan kajian hukum dan kebijakan regional dan nasional yang tidak memihak pada kepentingan terbaik anak. 3. Memberikan penilaian dan pendapat kepada pemerintah dalam rangka mengintegrasikan hak-hak anak dalam setiap kebjijakan. 4. Memberikan pendapat dan laporan independen tentang hukum dan kebijakan berkaitan dengan anak. 5. Menyebasluaskan, publikasi dan sosialisasi tentang hak-hak anak dan situasi anak di Indonesia. 6. Menyampaikan pendapat dan usulan tentang pemantauan pemajuan dan kemajuan, dan perlindungan hak anak kepada parlemen, pemerintah dan lembaga terkait.

7. Mempunyai mandat untuk membuat laporan alternatif kemajuan perlindungan anak di tingkat nasional. 8. Melakukan perlindungan khusus. A. Pola Kesehatan Anak 1. Penyakit yang lazim pada anak a. Diare Diare adalah buang air besar yang tidak normal dimana terjadi perubahan konsistensi tinja dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam 24 jam, disertai atau tanpa darah. Diare akut adalah diare yang terjadi dalam waktu tidak lebih dari 14 hari. Di Indonesia, kematian akibat diare sekitar 150.000 - 200.000 kasus per tahun. Penyakit ini menempati urutan tertinggi dalam jumlah perawatan anak di rumah sakit (10 - 20%) di Indonesia. Penyebab diare akut tersebut adalah infeksi virus, bakteri, parasit, cacing, malabsorpsi, alergi, keracunan makanan dan imunodefesiensi. Manifestasi klinis biasanya berupa kekurangan cairan atau dehidrasi. b. Ispa Infeksi saluran pernapasan akut terdiri dari ISPA atas dan ISPA bawah. Infeksi dapat terjadi mulai dari hidung, telinga tengah, tenggorokan (faring), pita suara (laring), trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru. Gejala dapat berupa batuk, pilek, panas, sakit telinga, sakit tenggorokan, nafas cepat dan sesak. Batasan napas cepat untuk bayi < 2 bulan: 60 kali/menit, 2 bulan - 1 tahun: 50 kali/menit, 1 - 5 tahun: 40 kali/menit. Tanda bahaya adanya penyakit sangat berat antara lain anak tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun atau sukar dibangunkan, mengorok. Penatalaksanaannya adalah beri minuman lebih banyak, berilah makanan selama sakit, bersihkan hidung, beri obat demam atau pelega tenggorokan/peredak batuk yang aman dan sederhana, antibiotika apabila penyebabnya bakteri. Pencegahan penularan dengan cara menghindari kontak percikan

batuk dan bersin anak yang sakit, serta diberikan imunisasi influenza dan pneumonia. c. Demam Berdarah Dengue Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue akibat gigitan nyamuk aedes aegypty dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan renjatan atau kematian. Indonesia masih merupakan daerah endemis penyakit ini. Gejalanya berupa demam tinggi mendadak 2-7 hari, uji bendung positif, perdarahan spontan berupa bintik kemerahan di kulit, mimisan, perdarahan gusi, perdarahan saluran cerna, pembesaran hati, kadang-kadang tampak adanya tanda renjatan/syok. Dari laboratorium didapatkan pengentalan darah dan penurunan nilai trombosit. Penatalaksanaannya adalah banyak minum, bila panas diberi obat demam, bila indikasi diberikan infus dan transfusi darah. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah pengendalian lingkungan sehingga telur, larva dan nyamuk dewasa tidak berkembang dengan program 3M, abatisasi , dan fogging. d. Demam Tifoid Demam tifoid adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman salmonella dan masih merupakan penyakit yang sering ditemukan. Penularan berasal dari makanan atau minuman yang terkontaminasi kuman tersebut. Gejala yang khas berupa panas lebih dari 7 hari terutama sore dan malam hari, nafsu makan menurun, lemah, berat badan tutun, nyeri otot, kepala, dan perut. Seringkali disertai mencret atau tidak BAB, perut kembung, muntah, bahkan penurunan kesadaran. Penatalaksanaannya adalah tirah baring selama panas, obati demam, diet makanan lunak yang mudah dicerna, pemberian antibiotika. Pencegahannya antara lain hindari jajan sembarangan, manjaga kebersihan diri dan sanitasi lingkungan, dapat pula diberi imunisasi tifus.
e. Tuberkulosis

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh basil Mycobacterium Tuberculosis. Tuberkulosis dapat mengenai seluruh organ tubuh, namun sebagian besar menyerang paru-paru. Kuman berbentuk batang dan memiliki sifat khusus, yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, sehingga sering disebut Basil Tahan Asam (BTA). Bakteri TBC akan cepat mati bila terkena sinar matahari langsung. Tetapi dalam tempat yang lembab, gelap kuman dapat bertahan hidup selama beberapa jam. Dalam tubuh, kuman ini dapat tertidur lama (dorman) selama beberapa tahun. Jumlah pasien di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah pasien sekitar 10% dari total jumlah pasien TBC didunia.. Seorang anak patut dicurigai menderita tuberkulosis apabila terdapat kontak dengan penderita TB sputum BTA (+), reaksi kemerahan dalam 3-7 hari setelah penyuntikan BCG, berat badan turun tanpa sebab yang jelas, atau tidak naik dalam 1-3 bulan dengan penanganan gizi yang baik, tidak ada nafsu makan, demam lama atau hilang timbul tanpa sebab jelas, keringat malam, pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang multiple dan tidak nyeri, batuk lama (> 3 minggu), gejala spesifik (tergantung organ yang terkena), misalnya: pada mata: Konjungtivitis fliktenularis; selaput otak: kejang; tulang belakang: Gibbus; kulit: Skrofuloderma, gambaran radiologis curiga TBC. Untuk memastikan dilakukan pemeriksaan bakteriologis. Penatalaksaannya adalah diberi obat anti tuberkulosis jangka panjang. Pencegahan penularan berupa hindari penderita TBC dewasa, saat ini imunisasi BCG masih dilakukan. Pada anak yang diketahui menderita TBC, maka lacak sentripetal harus dilakukan, yaitu mencari orang dewasa sebagai sumber penularnya. f. Hepatitis A Peradangan akut pada hati dengan derajat kerusakan sel hati yang bervariasi, disebabkan oleh virus hepatitis A. penyakit ini terjadi akibat makanan dan minuman yang terkontaminasi virus. Gejala berupa nafsu makan menurun, mual, muntah, lemah, rasa tidak enak

perut, panas badan, nyeri kepala dan nyeri otot. Kemudian tampak mata dan kulit kuning, dan pada pemeriksaan fisis terdapat pembesaran hati. Penatalaksanaannya adalah istirahat di tempat tidur (mengurangi aktivitas) sampai gejala hilang. Makanan miskin lemak selama mual dan muntah, obati demam. Hindari makanan/jajan di sembarang tempat. Pencegahan dengan cara pemberian imunisasi hepatitis A. g. Cacar Air cacar air/varisela/chicken pox adalah penyakit virus yang disebabkan varicella zoster dengan gambaran khas berupa kelainan kulit yang berisi cairan (vesikel) di dapat timbul di seluruh tubuh disertai gejala umum yang ringan. kecurigaan terhadap penyakit ini bila ada kontak dengan penderita cacar air, terdapat panas badan, lemah, nafsu makan menurun, gatal, kemudian timbul vesikel yang mudah pecah membentuk krusta. bila tidak digaruk atau berdarah maka luka kulit akan sembuh sempurna tanpa meninggalkan bekas. penatalaksanaannya bersifat suportip berupa obat luar salisil talk, obat gatal, dan anti virus. sebaiknya penderita tidak sekolah terlebih dahulu untuk menghindari penularan. pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi cacar air. 1. Preventif, promotif, kuratif dan rehabilitasi Pelayanan kesehatan dilakukan secara komprehensif dan terpadu meliputi Preventif adalah layanan kesehatan untuk mencegah sebelum timbulnya penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan: a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun kunjungan rumah

c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah. d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui. Promotif adalah peningkatan penyuluhan dan latihan keterampilan pelayanan kesehatan. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan: a. Penyuluhan kesehatan masyarakat b. Peningkatan gizi c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan e. Olahraga secara teratur f. Rekreasi

Kuratif adalah penyembuhan penyakit yang diderita. Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan: a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing) b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas d. Perawatan payudara e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir. Rehabilitasi adalah pemulihan pada keadaan kesehatan awal dari penyakit yang telah diderita. Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui kegiatan:

a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat. 1. System pemberian pelayanan kesehatan Sistem Pelayanan Kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan tergantung dari berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan. Sistem terbentuk dari subsistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sistem terdiri dari : input, proses, output, dampak, umpan balik & lingkungan. 1. Input, merupakan subsistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya sebuah sistem.Input sistem pelayanan kesehatan : potensi masyarakat, tenaga & sarana kesehatan, dsb. 2. Proses, Kegiatan yg mengubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil yg diharapkan dari sistem tsb. Proses dalam pelayanan kesehatan: berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan. 3. Output, Merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses.Output pelayanan kesehatan : pelayanan yang berkualitas & terjangkau sehingga masyarakat sembuh & sehat
4. Dampak

Merupakan akibat dari output/hasil suatu sistem, terjadi dalam waktu yg relatif lama. Damapk sistem Pelayanan kesehatan adalah masyarakat sehat, angka kesakitan & kematian menurun. 5. Umpan Balik/Feedback, Merupakan suatu hasil yg sekaligus menjadi masukan.Terjadi dari sebuah sistem yg saling berhubungan & saling mempengaruhi. Umpan balik dlm yankes : kualitas tenaga kesehatan
6. Lingkungan

Semua keadaan di luar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan.

Macam-macam pelayanan kesehatan. Menurut pendapat Hudgetts dan Cascio tahun 1983 ada 2 jenis pelayanan kesehatan a. Pelayan Kesehatan Masyarakat (Public Health Services) Ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam suatu organisasi, tujuan utam,anya adalah untuk memelihara dan meningkatkan klesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya untuk kelompok dan masyarakat. b. Pelayanan Kedokteran (Medical Services) Ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (solo practice) atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi (institution), tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakiut dan memulihkan kesehatan, serta sasaran utamanya keluarga dan perseorangan. Faktor yang menentukan bentuk dan jenis pelayanan kesehatan 1. Pengorganisasian pelayanan Sendiri atau bersama-sama dalam satu organisasi 2. Ruang Lingkup Pelayanan Apakah hanya mencakup kegiatan pemeliharaan penyakit, kesehatan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyembuhan

penyakit, pemulihan kesehatan atau kombinasi daripada keduanya. 3. Sasaran Pelayanan Kesehatan Apakah perseorangan , keluarga, kelompok, atau untuk masyarakat keseluruhan. Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Dalam system pelayanan kesehatan dapat mencakup pelayanan dokter, pelayanan keperawatan dan pelayanan keesehatan masyarakat terdapat 3 bentuk pelayanan kesehatan yaitu: a. Primary Health Care (pelayanan kesehatan tingkat pertama)
Dilaksanakan pada masyarakat yang memiliki masalah kesehatan

yang ringan/masyarakat sehat sehingga kesehatan optimal dan sejahtera

Sifat pelayanan kesehatan, contohnya PUSKESMAS, balai kesehatan. a. Secondary Health Care (pelayanan kesehatan tingkat pertama) Untuk klien yang membutuhkan perawatan rawat inap tapi tidak dilaksanakan di pelayanan kesehatan utama. Contoh RS yang tersedia tenaga spesialis. b. Tertiary Health Care (pelayanan kesehatan tingkat ketiga) Tingkat pelayanan tertinggi Membutuhkan tenaga ahli/subsspesialis dan sebagai tempat rujukan utama seperti RS tipe A atat tipe B Suatu pelayanan Kesehatan dikatakan baik apabila: 1. tersedia (available) dan bekesinambungan (continous). Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan serta keberadaannya dalam masyarakat adalah pada setiap saat yang dibutuhkan. 2. dapat diterima (Acceptable) dan bersifat wajar (Appropiate). Artinya pelayanan kesehatan tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat. 3. mudah dicapai (Accesible), lokasi, distribusi, sarana kesehatan yang penting, dengan demikian dapat diwujudkan pelayanan kesehatan yang baik. 4. mudah dijangkau (affordable). Keterjangkauan yang dimaksud adalah terutama dari sudut biaya, artinya biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai kemampuan ekonomi masyarakat. 5. bermutu (Quality). Mutu yang dimaksud adalah tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan yang sesuai dengan kode etik serta standar yang ditetapkan. Lembaga Pelayanan Kesehatan Merupakan tempat pemberian pelayanan kesehatan pada masyarakat untuk meningkatkan status kesehatan.Dibedakan atas tujuan pemberian pelayanan kesehatan:

1. rawat jalan bertujuan memberikan pelayanan kesehatan pada tingkat pelaksanaan diagnosis 2. institusi adalah lembaga pelayanan kesehatan yang fasilitasnya cukup dalam memberikan berbagai tingkat pelayanan kesehatan. Contoh: RS, Pusat Rehalibitasi, dsb dan pengobatan penyakit akut dan kronis yang memungkinkan tidak dirawat inap

3. hospice Pelayanan kesehatan yang berfokus dengan klien sakit terminal sampai melewati masa terminal dengan tenang. 4. community best agency Pelayanan kesehatan yang dilakukan di keluarga klien, seperti praktek perawat keluarga Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia meliputi: Pelayanan kesehatan dasar pada umumnya dilaksaakan di puskesmas,puskesmas pembantu,puskesmas keliling,dan pelayanan lainya di wilayah kerja puskesmas selain rumah sakit. Pelayanan kesehatan rujukan umumnya dilaksanakan di rumah sakit

a. Follow up core dan home core


a. Follow up care Adalah : mengevalusi kembali hasil tindakan yang

sudah dilaksanakan.dalam hal ini dalam menindak lanjuti hasil dari pemeriksaan yang sudah kita lakukan pada penderita dan menjadwalkan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk kedepannya.
b. Home care adalah merupakan layanan kesehatan yang dilakukan di

rumah, Bentuk pelayanan Pendampingan Tujuannya adalah : 1. Meningkatnya kemampuan pasien untuk menyesuaikan diri terhadap proses perubahan dirinya secara fisik, mental dan social.

2. Terpenuhinya kebutuhan dan hak pada pasien agar mampu berperan dan berfungsi di masyarakat secara wajar. 3. Meningkatnya kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pendampingan dan perawatan pasien di rumah. 4. Terciptanya rasa aman, nyaman dan tentram bagi pasien baik di rumah maupun di lingkungan sekitarnya.

Manfaat dari Home Care sebagai berikut :


a. Bagi petugas home care, Dengan adanya perawatan homecare

dimana mutu dan layanan petugas lebih intensif diberikan bagi klien akan memberikan sebuah proses keperawatan yang berkesinambungan. Selain itu adanya homecare bagi petugas kesehatan dapat memperluas lapangan pekerjaan dan juga memberikan rasa kepuasan serta kebanggaan tersendiri bagi perawat homecare. Dengan itu juga perawat dapat meningkatkan rasa percaya diri karena klien betul-betul terpantau oleh perawatan secara mandiri.
b. Bagi klien home care, Mempermudah klien serta keluarga dalam

melaksanakan

perawatan

di

rumah

secara

mandiri

dan

memperkecil harga pengeluaran untuk biaya perawatan. Keluarga dan klien juga mendapat tambahan pengetahuan mengenai kesehatan khususnya perawatan pada klien
c. Bagi dunia kesehatan, Dapat meningkatkan taraf kesehatan dan

mempererat hubungan tim kesehatan, meliputi dokter, perawat, terapis, laborat, dan ahli gizi. Homecare merupakan sumbangan metode terbaru dalam dunia kesehatan yagn dapat memberikan keuntungan yang meksimal bagi klien dan tim keperawatan.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pembahan diatas maka kami dapat menyimpulkan bahwa :
1. Bahwa pemerintah sudah optimal dalam mewujudkan indonesia sehat,

dalam hal ini mengurangi angka kematia ibu dan anak 2. Pemerintah, orang tua dan keluarga memiliki peranan penting dalam perlindungan anak
3. Kita sebagai perawat mempunyai Tanggung jawab besar terhadap

kepuasan pasien dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada anak 4. Sistem pelayan kesehatan sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. A. Saran Dari hasil kesimpulan yang diuraikan diatas, maka saran yang kami agar hubungan pemerintah dan masyarakat tetap terjalin dengan baik dalam hal apapun khususnya bagi pelayanan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK http://www.forumilmu.com/read/50/03/02/2011/tatalaksana-penyakit-yang-seringdijumpai-pada-anak-sekolah.html http://drlukashermawan.blogspot.com/2011/01/program-kesehatan-ibu-dan-anakkia.html http://majalahkesehatan.com/penyakit-yang-paling-umum-pada-anak-bag-1/ http://www.komnaspa.or.id/Komnaspa/Tentang_Kami.html
http://drlukashermawan.blogspot.com/2011/01/program-kesehatan-ibudan-anak-kia.html

TUGAS : KELOMPOK

OLEH : KELOMPOK 9

MARIA YOFITA. N MARIA ASTUTI. L ANDREAS KRISTOFER LAODE RUSTAM SUPARTI

( 09. 1101. 367 ) ( 09. 1101. 302 ) ( 09. 1011. 351) ( 08. 1011. 600 ) ( 08. 1101. 543 )

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR MAKASSAR 2011

You might also like