You are on page 1of 58

Syarat Haji

Islam Baligh (dewasa) Aqil ( berakal ) Merdeka (bukan budak) Istithaah (mampu)

Rukun Haji
Ihram (niat) Wukuf di Arafah Thawaf Ifadhah Sai Cukur Tertib

Wajib Haji
Ihram yakni niat berhaji dari Miqot Mabit di Muzdalifah Mabit di Mina

Melontar Jumroh Ula, Wustho dan Aqobah Thawaf Wada

[sunting] Perintah dalam Alquran


Perintah berpuasa dari Allah terdapat dalam Al-Quran di surat: [Al-Baqarah] ayat 183.

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas umat-umat sebelum kamu, agar kamu bertakwa." [Al-Baqarah] ayat 185. "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."

[sunting] Hikmah puasa


Ibadah saum Ramadhan yang diwajibkan Allah kepada setiap mukmin adalah ibadah yang ditujukan untuk menghamba kepada Allah seperti yang tertera dalam QS. Al- Baqarah/2: 183. Hikmah dari ibadah shaum itu sendiri adalah melatih manusia untuk sabar dalam menjalani hidup. Maksud dari sabar yang tertera dalam al-Quran adalah gigih dan ulet seperti yang dimaksud dalam QS. Ali Imran/3: 146. Di antara hikmah dan faedah puasa selain untuk menjadi orang yang bertakwa adalah sebagai berikut;
y

Untuk pendidikan/latihan rohani o Mendidik jiwa agar dapat menguasai diri o Mendidik nafsu agar tidak senantiasa dimanjakan dan dituruti o Mendidik jiwa untuk dapat memegang amanat dengan sebaik-baiknya o Mendidik kesabaran dan ketabahan Untuk perbaikan pergaulan

Orang yang berpuasa akan merasakan segala kesusahan fakir miskin yang banyak menderita kelaparan dan kekurangan. Dengan demikian akan timbul rasa suka menolong kepada orangorang yang menderita.
y

Untuk kesehatan Perlu diingat ibadah puasa Ramadhan akan membawa faaedah bagi kesehatan rohani dan jasmani kita bila ditunaikan mengikut panduan yang telah ditetapkan, jika tidak maka hasilnya tidaklah seberapa malah mungkin ibadah puasa kita sia-sia saja. Allah berfirman dalam surat [Al-A'Raaf] ayat 31: "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan"

Nabi S.A.W.juga bersabda: "Kita ini adalah kaum yang makan bila lapar, dan makan tidak kenyang."

Tubuh kita memerlukan makanan yang bergizi mengikut keperluan tubuh kita. Jika kita makan berlebih-lebihan sudah tentu ia akan membawa muzarat kepada kesehatan kita. Boleh menyebabkan badan menjadi gemuk, dengan mengakibatkan kepada sakit jantung, darah tinggi, penyakit kencing manis, dan berbagai penyakit lainnya. Oleh itu makanlah secara sederhana, terutama sekali ketika berbuka, mudah-mudahan Puasa dibulan Ramadhan akan membawa kesehatan bagi rohani dan jasmani kita. Insy Allah kita akan bertemu kembali.
y

Sebagai rasa syukur atas segala nikmat Allah

[sunting] Jenis-jenis puasa


Puasa yang hukumnya wajib
y y y

Puasa Ramadan Puasa karena nazar Puasa kifarat atau denda

Puasa yang hukumnya sunah


y y y

Puasa 6 hari di bulan Syawal selain hari raya Idul Fitri. Puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijah bagi orang-orang yang tidak menunaikan ibadah haji. Puasa Tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijah bagi orang-orang yang tidak menunaikan ibadah haji.

y y y y y y

Puasa Senin dan Kamis Puasa Daud (sehari puasa, sehari tidak), bertujuan untuk meneladani puasanya Nabi Daud As. Puasa 'Asyura (pada bulan muharram), dilakukan pada tanggal 10 Puasa 3 hari pada pertengahan bulan (menurut kalender islam)(Yaumul Bidh), tanggal 13, 14, dan 15 Puasa Sya'ban (Nisfu Sya'ban) pada awal pertengahan bulan Sya'ban. Puasa bulan Haram (Asyhurul Hurum) yaitu bulan Dzulkaidah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.

[sunting] Syarat-syarat puasa


Syarat wajib puasa yaitu 1. 2. 3. 4. Beragama Islam Berakal sehat Baligh (sudah cukup umur) Mampu melaksanakannya

Syarat sah puasa yaitu 1. 2. 3. 4. Islam (tidak murtad) Mummayiz (dapat membedakan yang baik dan yang buruk) Suci dari haid dan nifas (khusus bagi wanita) Mengetahui waktu diterimanya puasa

[sunting] Rukun puasa


1. Niat 2. Meninggalkan segala hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari
Bagian dari serial dalam keyakinan Islam:

Aqidah

Rukun Islam (Sunni)


Syah dah - Pernyataan keyakinan al t - Sembahyang Zak h - Membayar sedekah wajib aum - Berpuasa selama bulan Ramadan Haji - Melakukan serangkaian ibadah di Mekkah Rukun Iman (Sunni)

All h - Tawh d Malaikat - Keberadaan dan tugasnya Kitab All h - Shuhuf dan kitab Nabi dan Rasul - Syariat agama Hari Akhir - Hari Pembalasan Qada dan Qadar - Ketentuan dan takdir Lainnya Eskatologi Islam.
Kotak ini: lihat bicara sunting

[sunting] Waktu haram puasa


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Waktu haram puasa

Umat Islam diharamkan berpuasa pada waktu-waktu berikut ini:


y

Hari raya Idul Fitri, yaitu pada (1 Syawal) Tanggal 1 Syawwal telah ditetapkan sebagai hari raya sakral umat Islam. Hari itu adalah hari kemenangan yang harus dirayakan dengan bergembira. Karena itu syariat telah mengatur bahwa di hari itu tidak diperkenankan seseorang untuk berpuasa sampai pada tingkat haram. Meski tidak ada yang bisa dimakan, paling tidak harus membatalkan puasanya atau tidak berniat untuk puasa.

Hari raya Idul Adha, yaitu pada (10 Zulhijjah) Hal yang sama juga pada tanggal 10 Zulhijjah sebagai Hari Raya kedua bagi umat Islam. Hari itu diharamkan untuk berpuasa dan umat Islam disunnahkan untuk menyembelih hewan Qurban dan membagikannya kepada fakir msikin dan kerabat serta keluarga. Agar semuanya bisa ikut merasakan kegembiraan dengan menyantap hewan qurban itu dan merayakan hari besar.

"Rasulullah SAW melarang berpuasa pada dua hari: hari Fithr dan hari Adha" (HR Muttafaq 'alaihi)

y y

Hari-hari Tasyrik, yaitu pada (11, 12, dan 13 Zulhijjah) Hari syak, yaitu pada (30 Syaban)

y y y

Puasa selamanya Wanita saat sedang haid atau nifas Puasa sunnah bagi wanita tanpa izin suaminya

[sunting] Hal-hal yang membatalkan puasa


Puasa akan batal jika;
1. Masuknya benda (seperti nasi, air, asap rokok dan sebagainya) ke dalam rongga badan dengan disengaja. 2. Muntah dengan disengaja. 3. Bersetubuh. 4. Keluar mani (Istimna' ) dengan disengaja. 5. Haid (datang bulan) dan Nifas (melahirkan anak) 6. Hilang akal (gila atau pingsan). 7. Murtad (keluar dari agama Islam).

[sunting] Orang yang boleh tidak berpuasa


Berikut ini adalah orang yang boleh untuk meninggalkan puasa wajib (puasa Ramadhan), yaitu:
Yang wajib qadha' saja

Orang-orang yang tersebut di bawah ini, boleh tidak berpuasa, tetapi wajib qadha', artinya wajib mengganti puasanya di hari lain, sebanyak hari yang ditinggalkan. Yaitu sebagai berikut :
1. 2. 3. 4. 5. 6. Orang yang sakit, yang ada harapan untuk sembuh. Orang yang bepergian jauh (musafir) sedikitnya 81 km. Orang yang hamil, yang khawatir akan keadaannya atau bayi yang dikandungnya. Orang yang sedang menyusui anak, yang khawatir akan keadaannya atau anaknya. Orang yang sedang haid (datang bulan), melahirkan anak dan nifas. Orang yang batal puasanya dengan suatu hal yang membatalkannya selain bersetubuh.

Yang tidak wajib qadha', tetapi wajib fidyah

Orang-orang di bawah ini tidak wajib qadha' (menggantikan puasa di hari lain), tetapi wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin setiap hari yang ia tidak berpuasa, berupa bahan makanan pokok sebanyak 1 mud (576 gram).
1. Orang yang sakit yang tidak ada harapan akan sembuhnya. 2. Orang tua yang sangat lemah dan tidak kuat lagi berpuasa. Yang wajib qadha' dan kifarat

Orang yang membatalkan puasa wajibnya dengan bersetubuh, wajib melakukan kifarat dan qadha'. Kifarat ialah memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Jika tidak ada hamba sahaya

yang mukmin maka wajib berpuasa dua bulan berturut-turut (selain qadha' menggantikan hari yang ditinggalkan), jika tidak bisa, wajib memberi makan 60 orang miskin, masing-masing sebanyak 1 mud (576 kg) berupa bahan makanan pokok.

[sunting] Yang lebih utama saat dalam perjalanan


1. Tetap berpuasa jika mampu 2. Berbuka puasa jika tidak mampu 3. Memilih antara tetap berpuasa atau berbuka puasa

[sunting] Tingkatan puasa


Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam bukunya Ihya al-'Ulumuddin telah membagi puasa ke dalam 3 tingkatan:
y y y

Puasanya orang awam (shaum al-'umum): menahan diri dari perkara-perkara yang membatalkan puasa seperti makan dan minum. Puasanya orang khusus (shaum al-khusus): Selain menahan diri dari perkara yang membatalkan puasa juga turut berpuasa dari panca indera dan seluruh badan dari segala bentuk dosa. Puasanya orang istimewa, super khusus (shaum khusus al-khusus): Selain menahan diri dari perkara yang membatalkan puasa dan juga berpuasa dari panca indera dan seluruh badan dari segala bentuk dosa juga turut berpuasa 'hati nurani', yaitu tidak memikirkan soal keduniaan.

Pembagian di atas memberikan umat Islam ruang untuk berpikir dan menelaah di tingkat manakah mereka berada.

Doa Untuk Kedua Orang Tua


Share

Doa berikut ini dapat dibaca kapan saja ketika kita ingin mendoakan orang tua kita. Biasanya dibaca pada saat usai melakukan shalat. Bacaan Doa Untuk Kedua Orang Tua Rabbighfir lii waliwaa lidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa Arti Doa Untuk Kedua Orang Tua Ya Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan sayangilah kedua orang tuaku sebagaimana mereka telah memelihara / mendidikku sewaktu aku kecil. A. Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Baru Saja Meninggal Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Baru Saja Meninggal adalah:

a. menutup(memejamkan) matanya, Doa menutup mata muslim yang baru saja meninggal :

b. menutup mulutnya,yaitu dengan mengikat dagu dan kepalanya, c. menutup badannya dengan kain agar auratnya tidak terlihat, d. diperbolehkan menciumnya sebagai tanda berduka cita, e. membayar utangnya, Dari Abu Hurairah,Rasulullah saw. bersabda: Diri orang mukmin itu tergantung (tidak sampai ke hadirat Allah) karena utangnya,hingga utang itu dibayar.(H.R. at- Tirmidzi) f. memberi tahu keluarga,kerabat,dan teman-temannya agar mereka segera

mengurus,mendoakan dan menyhalatkannya, g. tidak melukainya,sebagaimana tidak melukai badan orang yang masih hidup, h. tidak mencelanya. B. Pemandian Jenazah Semua jenazah muslim yang wajib dimandikan kecuali muslim yang mati syahid, yakni yang terbunuh dalam peperangan melawan kaum kafir.

Dalil wajibnya memandikan jenazah ialah hadits Nabi SAW yang berkenaan dengan sahabat yang meninggal karena jatuh dari ontanya: Dari Ibnu Abbas Ia berkata: Tatkala seorang laki-laki jatuh dari kendaraannya lalu ia meninggal, sabda Beliau: Mandikanlah dia dengan air serta daun bidara (atau dengan sesuatu yang menghilangkan daki seperti sabun). (H.R Bukhari dan Muslim). Memandikan mayat hukumnya adalah fardhu kifayah atas musilmin lain yang masih hidup. Artinya, apabila diantara mereka ada yang mengerjakannya, maka kewajiban itu sudah terbayar dan gugur bagi muslimin selebihnya. Karena perintah memandikan mayat itu adalah kepada umumnya kaum muslimin Sedangkan muslim yang mati syahid tidaklah dimandikan walau ia dalam keadaan junub sekalipun, melainkan ia hanya dikafani dengan pakaian yang baik untuk kain kafan, ditambah jika kurang atau dikurangi jika berlebih dari tuntunan sunnah, lalu dimakamkan dengan darahnya tanpa dibasuh sedikitpun juga. Diriwayatkan oleh Ahmad bahwa Raslullah SAW bersabda Janganlah kamu mandikan mereka, karena setiap luka atau setiap tetes darah akan semerbak dengan bau yang wangi pada hari kiamat. Dan beliau menyuruh agar para syuhada dari perang Uhud dikubukan dengan darah mereka tanpa dimandikan dan disembahyangkan. a. Syarat Wajib Memandikan Jenazah.Syarat wajib mandi ialah:

1. Mayat orang Islam, 2. Ada tubuhnya walaupun sedikit, dan 3. Mayat itu bukan mati syahid. b. Tahap-tahap memandikan jenazah

1. Letakkan mayat pada tempat yang tinggi,seperti bangku panjang,batabg pisang yang dijejerkan,dan lain-lain. 2. Gunakan tabir untuk melindungi tempat memandikan dari pandangan umum. 3. Ganti pakaian jenazah dengan pakaian basahan, seperi sarung agar lebih mudah memandikannya,tetapi auratnya tetap ditutup. 4. Sandarkan punggung jenazah dan urutlah perutnya agar kotoran di dalamnya keluar. 5. Basuhlah mulut,gigi,jari,kepala dan janggutnya. 6. Sisirlah rambutnya agar rapi. 7. Siramlah seluruh badan lalu bilas dengan sabun. 8. Wudhukanlah jenazah. Laki-laki:

Wanita :

9. Siram dengan air yang dicampur kapur barus,daun bidara,atau daun lain yang berbau harum. c. Yang Berhak Memandikan Mayat

Jikalau mayat itu laki-laki, yang memandikannya laki-laki pula. Perempuan tidak boleh memandikan mayat laki-laki, kecuali istri dan mahramnya. Sebaliknya juga jika mayat itu adalah perempuan. Jika suami dan mahram sama-sama ada, maka istri lebih berhak memandikan suaminya. Bila seorang perempuan meninggal dan di tempat itu tidak ada perempuan, suami atau mahramnya, maka mayat itu hendaklah ditayammumkan saja, tidak boleh dimandikan oleh laki-laki yang lain. Kecuali kalau mayat itu adalah anak-anak, maka laki-laki boleh memandikanya Begitu juga kalau yang meninggal adalah seorang laki-laki. Jika ada beberapa orang ayng berhak memandikan, maka yang lebih berhak ialah keluarga yang terdekat dengan si mayyit, dengan syarat ia mengetahui kewajiban mandi serta dapat dipercaya. Kalau tidak, berpindahlah hak itu kepadakeluarga jauh yang berpengetahuan serta amanah (dipecaya). Rasulullah SAW bersabda : Dari Aisyah Rasul bersabda: Barang siapa memandikan mayat dan dijaganya kepercayaan, tidak dibukakannya kepada orang lain apa-apa yang dilihat pada mayat itu, maka bersihlah ia dari segala dosanya, seperti keadaannya sewaktu dilahirkan oleh ibunya. Kata Beliau lagi: Yang memimpinnya hendaklah keluarga yang terdekat kepada mayat jika ia pandai memandikan mayat. Jika ia tidak pandai, maka siapa saja yang dipandang berhak karena waranya atau karena amanahnya. (H.R Ahmad) d. Cara Memandikan Jenazah Dalam memandikan jenazah sebaiknya mayat diletakkan di tempat yang tinggi, seperti ranjang atau balai-balai; di tempat yang sunyi, berarti tidak ada orang yang masuk ke tempat itu selain orang yang memandikan dan orang yang menolong mengurus keperluan yang bersangkutan. Pakaian mayat diganti dengan kain mandi atau basahan, sebaiknya kain sarung supaya auratnya tidak mudah terlihat.

Mula-mula jenazah didudukkan secara lemah lembut dengan posisi miring ke belakang, orang yang memandikan meletakkan tangan kanan di bahu jenazah dengan ibu jarinya pada lekukan tengkuk dan lututnya menahan punggung jenazah. Lalu perut jenazah diurut dengan tangan kiri untuk mengeluarkan kotoran yang mungkin keluar. Kemudian jenazah ditelentangkan dan kedua kemaluannya dibersihkan dengan tangan kiri yang dibalut dengan perca. Setelah perca pembalut tangan diganti, mulut; gigi dan lubang hidungnya juga dibersihkan. Berikutnya, jenazah diwudhukan seperti wudhu orang hidup. Setelah itu kepalanya, kemudian jenggotnya dibasuh dengan menggunakan sidr, dan dirapikan dengan sisir, dengan memperhatikan agar rambut yang gugur dikembalikan. Setelah itu dibasuh bagian kanan kemudian bagian kirinya badannya, lalu tubuhnya dibaringkan ke kiri dan dibasuh bagian belakang sebelah kanan. Kemudian dibaringkan ke sebelah kanan dan dibasuh pula bagian belakang badannya yang sebelah kiri. Untuk semua ini digunakan air bercampur sidr, setelah itu air bercampur sidr tadi dihilangkan dengan menyiraminya secara merata dengan air bersih. Kemudian sekali lagi disiram dengan air bercampur sedikit kapur. Dengan melakukan rangkaian ini, berarti telah selesai satu kali mandi, namun masih disunnahkan melakukannya sampai tiga kali. Nabi Muhammad bersabda kepada para wanita yang memandikan putrinya Ummi Kulsum: Kamu mandikanlah ia tiga kali, lima kali atau lebih jika kamu pandang hal itu perlu, dengan air dan sidr; dan taruhlah kapur atau sedikit kapur pada yang terakhir. Mulailah dengan bagian sebelah kanan dan tempat-tempat wudhunya. (H.R Bukhari) Apabila ternyata setelah selesai dimandikan masih ada najis yang keluar, maka najis itu wajib dibersihkan. Niat dalam pemandian jenazah : a. Dewasa Laki-laki

b. Dewasa Perempuan

c. Anak Laki-laki

d. Anak Perempuan

C. Mengafani Jenazah Setelah dimandikan,kewajiban yang harus kita lakukan adalah mengafani. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengafani jenazah yaitu sebagai berikut. 1. Kain kafan harus dalam keadaan baik,tetapi tidak boleh berlebihan. Tidak dari jenis yang mewah dan mahal harganya. Janganlah kamu berlebig-lebihan (memilih kain yang mahal) untuk kafan karena sesungguhnya kafan itu akan hancur dengan segera.(H.R.Abu Dawud) 2. Kain kafan hendaknya bersih dan kering serta diberi minyak wangi. 3. Laki-laki dikafani dengan tiga lapis kain kafan, sedangkan perempuan dengan lima lapis. Dari Aisyah,Rasulullah saw. dikafani dengan tiga lapis kain putih bersih yang terbuat dari kapas,tanpa baju dan tanpa serban di dalamnya.(H.R.al-Bukhari) Hadits lain yang mengatakan lima lapis bagi perempuan yaitu : Dari Laila binti Qanif,katanya,Saya adalah salah seorang yang turut memandikan Ummu Kulsum binti Rasulullah saw.ketika wafatnya. Yang mula-mula diberikan Rasulullah saw. kepada kami adalah kain basahan,kemudian baju,kemudian tutup kepala,lalu kerudung, dan sesudah itu dimasukka ke dalam kain yang lain(yang menutup sekalian badan). Sedangkan Rasulullah saw. berdiri di tengah pintu membawa kafannya dan memberikannya kepada kami sehelai-sehelai.(H.R.Abu Dawud) 4. Orang yang meninggal dalam ihram,baik ihram haji maupun umrah,tidak boleh diberi wangi-wangian dan tutup kepala. Cara mengafani jenazah : a. Hamparkan kain sehelai demi sehelai,

b. Taburkan wangi-wangian tiap helai, c. Letakkan jenazah di atas kafan dengan pelan-pelan, d. Letakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada, e. Ikatlah dengan kuat yaitu dengan 3,5 atau 7 ikatan. -Doa menyobek Kain Kafan

D. Menyhalati Jenazah a. Syarat-syarat shalat jenazah 1. Jenazah sudah dimandikan dan dikafani 2. Letak jenazah sebelah kiblat dari orang yang menyembahyangi,kecuali bila shalat dilakukan di atas kuburan atau shalat gaib. 3. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain,yaitu harus : suci dari hadas dan najis,suci badan tempat dan pakaian,menutup auratnya,dan menghadap kiblat. b. Rukun dan cara mengerjakan shalat jenazah Shalat jenazah tidak dengan ruku dan sujud,tidak dengan adzan dan iqamat. Caranya sebagai berikut. Sesudah berdiri seperti biasanya akan mengerjakan shalat, lalu mengerjakan : 1. Niat, sengaja mengerjakan shalat atas jenazah dengan 4 takbir, menghadap kiblat,karena Allah.

-Laki-laki Dewasa

-Wanita Dewasa

-Anak Laki-laki

-Anak Perempuan

-Mayit Gaib

2. Setelah membaca niat, talu takbiratul ikhram (mengucapkan Allaahu Akbar),lalu meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri pada perut (sedekap),kemudian membaca surat Fatihah (tidak membaca surat yang lain),setelah membaca Fatihah lalu takbir kedua yaitu mengucapkan Allaahu Akbar. 3. Selesai takbir yang kedua, lalu membaca salawat atas Nabi Muhammad saw.

4. Setelah takbir yang ketiga, lalu membaca doa setidak-tidaknya sebagai berikut.

( )

( )

Supaya lebih sempurna bacalah doa sebagai berikut.

( ) )

Keterangan :

Bila

mayat

perempuan

lafads Lahaa menjadi Lahu dan selanjutnya. - Posisi imam untuk menshalati laki-laki jenazah adalah di

samping kepala mayat. - Posisi imam untuk menshalati perempuan jenazah adalah

disamping mayat. Bila mayat

perut

anaksebagai

anak,doanya berikut.

5. Setelah selesai takbir keempat, lalu membaca doa sebagai berikut.

Akan lebih sempurna dan lebih lengkap dengan membaca doa:

6. Kemudian memberi salam. E. Menguburkan Jenazah Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penguburan jenazah adalah : a. Jenazah segera dikuburkan. Dari Abu Hurairah,Rasulullah saw. bersabda,Hendaklah kamu segerakan mengubur jenazah,karena jika orang shaleh,maka kamu mendekatkannya pada kebaikan,dan jika ia bukan orang yang shaleh,supaya kejahatan itu lekas terbuang dari tanggunganmu. (H.R.Muslim) b. Liang lahat dibuat seukuran jenazah dengan dengan kedalaman kira-kira setinggi orang ditambah setengah lengan,lebar kira-kira 1 meter. c. Liang lahat tidak dibongkar dengan binatang buas. Maksud menguburkan jenazah adalah untuk menjaga kehormatan mayat dan menjaga keehatan orang-orang disekitar makam dari bau busuk. d. Mayat dipikul dari empat penjuru.

Barang siapa yang mengikuti jenazah maka hendaklah memikul pada keempat penjuru ranjang(keranda) karena sesungguhnya seperti itu adalah dari sunah Nabi.(H.R.Ibnu Majah) e. Setelah sampai di tempat pemakaman,jenazah dimasukkan ke liang lahat dengan posisi miring ke kanan dan dihadapkan ke kiblat. Ketika meletakkan jenazah di dalam kubur,kita membaca doa:

Artinya : Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah.(H.R.at-Tirmidzi) f. Lepaskan tali-tali pengikat,lalu tutup dengan papan,kayu,atau bambu,dan timbun sampai galian liang kubur menjadi rata. Doa Orek Kubur :

g. Mendoakan dan memohonkan ampun atas jenazah. Tata Cara Menguburkan Jenazah : Dalam penguburan jenazah, kita tidak boleh sembarangan. Kita harus mengetahui tata cara penguburannya. Tata cara tersebut adalah sebagai berikut. a. Waktu Untuk Mengubur Mayat

Mengubur mayat boleh pada siang atau malam hari beberapa sahabat Rasulullah Saw dan keluarga beliau dikubur pada malam hari. b. Memperdalam Galian Lubang Kubur Maksud mengubur mayat ialah supaya tertutup, tidak nampak jasadnya dan tidak tercium baunya dan juga agar tidak mudah dimakan burung atau binatang lainnya. Oleh sebab itu, lubang kubur harus cukup dalam sehingga jasad mayat itu aman dari hal-hal di atas. c. Tentang Liang Lahad Cara menaruh mayat dalam kubur ada yang ditaruh di tepi lubang sebelah kiblat, kemudian di atasnya ditaruh semacam bata dengan posisi agak condong, supaya nantinya setelah ditimbun mayat tidak langsung tertimpa tanah. Cara ini dalam bahasa Arab disebut lahad. Ada juga dengan menggali di tengah-tengah dasar lubang kubur, kemudian mayat diletakkan di dalamnya, lalu di atasnya diletakkan semacam bata dengan posisi mendatar untuk penahan tanah timbunan. Cara ini dalam bahasa Arab disebut syaqqu atau dlarhu. Cara lain ialah menaruh mayat dalam peti dan menanam bersama peti tersebut ke dalam kubur. Atau peti tersebut terlebih dahulu diletakkan dalam keadaan kosong dan terbuka, kemudian setelah mayat dimasukkan ke dalam peti lalu peti itu ditutup lalu ditimbun dengan tanah. d. Cara Memasukkan Mayat ke Dalam Lubang Kubur Cara terbaik ialah dengan mendahulukan memasukkan kepala mayat dari arah kaki kubur, karena demikian menurut sunnah Rasulullah SAW. e. Menghadapkan Mayat ke Arah Kiblat

Baik di dalam lahad, syaqqu maupun dikubur di dalam peti, mayat diletakkan miring ke kanan menghadap kea rah kiblat dengan menyandarkan bagian tubuh sebelah kiri ke dinding kubur atau dinding peti supaya tidak terlentang kembali. f. Tentang Mengalas Dasar Kubur Para ulama mazhab empat berpendapat makruh menaruh hamparan atau bantal di bawah mayat di dalam kubur. Bahkan para ulama menganjurkan supaya ditaruh tanah di bawah pipi mayat sebelah kanan setelah dibukakan kain kafannya dari pipi itu ditempelkan langsung ke tanah. g. Berdoa Waktu Menaruh Mayat Dalam Kubur Pada waktu mayat dimasukkan ke dalam kubur maka dianjurkan supaya membaca doa:

Artinya: Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah. h. Menutupi Kubur Mayat Perempuan Pada Waktu Ia Dimasukkan Kedalamnya Bagi mayat perempuan hendaknya dibentangkan kain dan sebagainya di atas kuburnya pada waktu ia dimasukkan kedalamnya. i. Mencurah Kubur Dengan Tanah Tiga Kali Sesudah mayat diletakkan dengan baik, maka masing-masing orang yang menyaksikan penguburan itu dianjurkan mencurahi lubang kubur itu dengan tanah tiga kali dengan tangannya dari arah kepalanya. Sesudah itu, dilanjutkan ditimbun dengan tanah galian kubur itu sampai cukup.

j. Sunat Menyapu Kubur Dengan Telapak Tangan Disunnatkan bagi orang yang menyaksikan pemakaman mayat, menyapu kubur dari arah kepala mayat sebanyak tiga kali. k. Sunat Berdoa Untuk Mayat Seusai Pemakaman Disunatkan memohon ampun bagi mayat dalam kubur. dan minta dikuatkan

pendiriannya seusai ia dimakamkan, karena pada saat itu ia sedang ditanya di

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan Apabila seorang muslim meninggal, maka fardhu kifayah atas orang yang hidup menyelenggarakan empat perkara, yaitu: 1. Memandikan mayat Syarat wajib mandi ialah mayat orang Islam, ada tubuhnya walaupun sedikit, dan mayat itu bukan mati syahid. 2. Mengkafani mayat Kain kafan sekurang-kurangnya selapis kain yang menutupi seluruh badan mayat. Tetapi sebaiknya tiga lembar untuk laki-laki dan lima lembar untuk perempuan. 3. Menshalatkan mayat Syarat-syaratnya yaitu:

a. Sebagaimana syarat-syarat shalat lainnya, seperti menutup aurat; suci badan; dll. b. Dilakukan sesudah mayat dimandikan dan dikafani. c. Letak mayat di sebelah kiblat orang yang menyalatkan. Rukun-rukunnya yaitu: a. Niat, b. Berdiri jika mampu c. Takbir empat kali d. Membaca al-fatihah setelah takbiratul ihram e. Membaca shlawat atas Nabi sesudah takbir kedua f. Mendoakan mayat sesudah takbir ketiga g. Memberi salam 4. Menguburkan jenazah Merupakan kewajiban yang terakhir. Dalamnya kubur sekurang-kurangnya sampai kira-kira bau busuk mayat tidak tercium dari atasnya dan tidak dapat dibongkar oleh binatang buas.

Syarat penyelenggaraan
Adapun syarat yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan salat ini adalah:
y y y

Yang melakukan salat harus memenuhi syarat sah salat secara umum (menutup aurat, suci dari hadas, menghadap kiblat dst) Jenazah/Mayit harus sudah dimandikan dan dikafani. Jenazah diletakkan disebelah mereka yang menyalati, kecuali dilakukan di atas kubur atau salat ghaib

[sunting] Rukun Salat Jenazah


Salat jenazah tidak dilakukan dengan ruku', sujud maupun iqamah, melainkan dalam posisi berdiri sejak takbiratul ihram hingga salam. Berikut adalah urutannya:
1. Berniat, niat salat ini, sebagaimana juga salat-salat yang lain cukup diucapkan di dalam hati dan tidak perlu dilafalkan, tidak terdapat riwayat yang menyatakan keharusan untuk melafalkan niat. [1][2]Niat salat jenazah

> Untuk jenazah laki-laki : " Ushalli 'alaa haadzal mayyiti arba 'a takbiiraatin fardhal kifaayati ma'muumam/imaaman lillahi ta'aalaa, Allahu akbar " > Untuk jenazah perempuan : " Ushalli 'alaa haadzihil mayyiti arba 'a takbiiraatiin fardhal kifaayati ma'muuman/imaaman lillahi ta 'aalaa, Allaahu akbar "
1. Takbiratul Ihram pertama kemudian membaca surat Al Fatihah 2. Takbiratul Ihram kedua kemudian membaca shalawat atas Rasulullah SAW minimal :"Allahumma Shalli 'alaa Muhammadin" artinya : "Yaa Allah berilah salawat atas nabi Muhammad" 3. Takbiratul Ihram ketiga kemudian membaca do'a untuk jenazah minimal:"Allahhummaghfir lahu warhamhu wa'aafihi wa'fu anhu" yang artinya : "Yaa Allah ampunilah dia, berilah rahmat, kesejahteraan dan ma'afkanlah dia".Apabila jenazah yang disalati itu perempuan, maka bacaan Lahuu diganti dengan Lahaa. Jadi untuk jenazah wanita bacaannya menjadi: "Allahhummaghfir laha warhamha wa'aafiha wa'fu anha". Jika mayatnya banyak maka bacaan Lahuu diganti dengan Lahum. Jadi untuk jenazah banyak bacaannya menjadi: "Allahhummaghfir lahum warhamhum wa'aafihim wa'fu anhum" 4. Takbir keempat kemudian membaca do'a minimal:"Allahumma laa tahrimnaa ajrahu walaa taftinna ba'dahu waghfirlanaa walahu."yang artinya : "Yaa Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepadanya atau janganlah Engkau meluputkan kami akan pahalanya, dan janganlah Engkau memberi kami fitnah sepeninggalnya, serta ampunilah kami dan dia." Jika jenazahnya adalah wanita, bacaannya menjadi: "Allahumma laa tahrimnaa ajraha walaa taftinna ba'daha waghfirlanaa walaha." 5. Mengucapkan salam

[sunting] Salat Ghaib


Bila terdapat keluarga atau muslim lain yang meninggal di tempat yang jauh sehingga jenazahnya tidak bisa dihadirkan maka dapat dilakukan salat ghaib atas jenazah tersebut. Pelaksanaannya serupa dengan salat jenazah, perbedaan hanya pada niat salatnya. Niat salat ghaib :"Ushalli 'alaa mayyiti (Fulanin) al ghaaibi arba'a takbiraatin fardlal kifaayati lillahi ta'alaa" Artinya : "aku niat salat gaib atas mayat (fulanin) empat takbir fardu kifayah sebagai (makmum/imam) karena Allah"" kata fulanin diganti dengan nama mayat yang disalati.
Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 2

PADA SAAT SAKIT


1. Orang yang sakit wajib menerima qadha (ketentuan) Allah, bersabar menghadapi serta berbaik sangka kepada Allah, semua ini baik baginya. 2. Ia harus mempunyai perasaan takut serta harapan, yaitu takut akan siksaan Allah karena adanya dosa-dosa yang telah ia lakukan, serta harapan akan rahmat Allah. 3. Bagaimana parahnya penyakitnya, ia tidak boleh mengangan-angan kematian, kalaupun terpaksa, maka hendaknya ia berdoa : -Allahumma ahyanii maa kanati al-hayatu khairan lii wa tawaffaniy idzaa kanati al-wafaatu khairan lii- "Artinya : Ya Allah hidupkanlah akau jika kehidupan lebih baik bagiku, matiknalah aku jika kematian lebih baik bagiku" 4. Jika ia mempunyai kewajiban yang menyangkut hak orang lain, hendaknya menyelesaikan secepat mungkin. Jika tidak mampu, hendaknya berwasiat untuk penyelesaiannya. 5. Ia harus bersegera berwasiat Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 3

MENJELANG MATI
1. Menjelang mati, maka orang-orang yang ada di sekitarnya harus melakukan hal-hal berikut :

a. Mentalqin (menuntun) mengucapkan -Laa Ilaha Illal-llah- "Artinya : Tiada yang berhak disembah selain Allah" b. Mendo'akan c. Mengucapkan perkataan yang baik. 2. Adapun membacakan surat Yaa sin di sisi orang yang meninggal atau menghadapkan ke kiblat maka amalan tersebut tidak ada dalilnya. 3. Seorang muslim boleh menghadiri kematian orang nonmuslim untuk menganjurkan kepadanya supaya masuk Islam (sebelum meninggal dunia). Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 4

KETIKA MENINGGAL DUNIA


Jika sudah meninggal dunia maka orang-orang yang ada disekitarnya harus melakukan hal-hal berikut : 1. Memejamkan mata mayyit 2. Mendo'akan 3. Menutupnya dengan kain yang meliputi semua anggota tubuhnya. Tapi jika yang meninggal sedang melakukan ihram, maka kepala dan wajahnya tidak ditutupi 4. Bersegera menyelenggarakan jenazahnya setelah yakin bahwa ia sudah betul-betul meninggal 5. Menguburkan di kampung tempat ia meninggal, tidak memindahkan ke daerah lain kecuali dalam kondisi darurat.

Karena memindahkan mayat ke daerah lain berarti menyalahi perintah mempercepat pelaksanaan jenazah. 6. Bersegera menyelesaikan utang-utangnya semuanya dari harta si mayyit sendiri, mekipun sampai habis hartanya, maka negaralah yang menutupi utang-utangnya setelah ia sendiri sudah berusaha membayarnya. Jika negara tidak melakukan hal itu dan ada yang berbaik budi melunasinya, maka hal itu dibolehkan. Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 5

YANG BOLEH DILAKUKAN PARA KERABATNYA DAN ORANG LAIN


1. Boleh membuka wajah mayyit dan menciumnya, menangisi tanpa ratapan- dalam kurung tiga hari 2. Tatkala berita kematian sampai kepada kerabat mayyit, mereka harus : a. Bersabar serta redha akan ketentuan Allah b. Beristirjaa' yaitu membaca : - Inna Lillahi wa Innaa Ilaihi Raaji'uun- "Artinya : Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan kepada-Nya-lah kita akan kembal" 3. Tidaklah menyalahi kesabaran jika ada wanita yang tidak berhias sama sekali asal tidak melebihi tiga hari setelah meninggalnya ayahnya atau selain ayahnya. Kecuali jika

yang meninggal adalah suaminya, maka ia tidak berhias selama empat bulan sepuluh hari, karena hal ini ada dalilnya. 4. Jika yang meninggal selain suaminya, maka lebih afdhal jika tidak meninggalkan perhiasannya untuk meredlakan/menyenangkan suaminya serta memuaskannya. Dan diharapkan adanya kebaikan di balik itu. Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 6

HAL-HAL YANG TERLARANG


Rasulullah telah melarang/mengharamkan hal yang selalu dilakukan oleh banyak orang disaat ada yang meninggal, hal-hal yang dilarang tersebut wajib diketahui untuk dihindari, di antaranya : 1. Meratap, yaitu menangis berlebih-lebihan, berteriak, memukul wajah, merobek-robek kantong pakaian dan lain-lain. 2. Mengacak-acak rambut 3. Laki-laki memperpanjang jenggot selama beberapa hari sebagai selama beberapa hari sebagai tanda duka atas kematian seseorang. Jika duka sudah berlalu maka mereka kembali mencukur jenggot lagi. 4. Mengumumkan kematian lewat menara-menara atau tempat lain, karena cara mengumumkan yang seperti itu terlarang dan syariat

Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 7

CARA MENGUMUMKAN KEMATIAN YANG DIBOLEHKAN


1. Boleh menyampaikan berita kematian tanpa menempuh cara-cara yang diamalkan pada zaman jahiliyah dahulu. Bahkan terkadang menyampaikan berita kematian hukumnya menjadi wajib jika tidak ada yang memandikannya, mengkafani, menshalati dan lain-lain. 2. Bagi yang menyampaikan berita kematian dibolehkan meminta kepada orang lain supaya mendo'akan mayyit, karena hal ini ada landasannya di dalam sunnah Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 8

TANDA-TANDA HUSNUL KHATIMAH


Telah sah pejelasan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam beliau menyebutkan beberapa tanda husnul khatimah. Jika seseorang meninggal dunia dengan mengalami salah satu di antara tandatanda itu maka itu merupakan kabar gembira. 1. Mengucapkan syahadat di saat meninggal 2. Mati dengan berkeringat pada dahi 3. Mati pada hari Jum'at atau pada malam Jum'at 4. Mati Syahid di medan jihad 5. Mati terkena penyait thaa'uun

6. Mati terkena penyakit perut 7. Mati tenggelam 8. Mati terkena reruntuhan 9. Mati seorang wanita hamil karena janinnya 10. Mati terkena penyakit paru 11. Mati membela agama atau diri 12. Mati mempertahankan harta yang akan dirampok 13. Mati dalam keterikatan dengan jalan Allah 14. Mati dalam suatu amalan shalih 15. Mati terbakar Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 9

PUJIAN ORANG TERHADAP MAYYIT


1. Pujian baik terjadap mayyit dari sekelompok orang-orang muslim yang benar-benar, paling kurang dua orang di antara tetangga-tetangganya yang arif, shalih dan berilmu dapat menjadi penyebab masuknya mayyit ke dalam surga. 2. Jika kematian seseorang bertetapan dengan gerhana matahari atau bulan, maka hal itu tidak menunjukkan sesuatu. Sedangkan anggapan bahwa hal itu merupakan tanda-tanda kemuliaan si mayyit adalah khurafat jahiliyah yang bathil Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 10

MEMANDIKAN MAYYIT
1. Jika sudah meninggal, maka orang-orang yang ada di sekitarnya harus segera memandikannya 2. Dalam memandikan mayyit, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Memandikan tiga kali atau lebih, sesuai dengan yang dibutuhkan b. Memandikan dengan jumlah ganjil c. Mencampur sebagian dengan sidr, atau yang bisa menggantikan fungsinya seperti sabun d. Mencampur mandi terakhir dengan wangi-wangian seperti kapur barus/kamper dan ini lebih afdhal. (terkecuali jika yang meninggal sedang melakukan ihram maka tidak boleh diberi wangi-wangian) e. Ikatan rambut harus dibuka, lalu rambut dicuci dengan baik. f. Menyisir rambut g. Mengikat menjadi tiga bagian untuk rambut wanita, lalu membentangkan ke belakangnya h. Memulai memandikan dari bagian kanannya dan anggota wudhunya dan anggota wudhunya i. Laki-laki dimandikan oleh laki-laki juga, dan wanita dimandikan oleh wanita juga. (Terkecuali bagi suamiRingkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 11

istri, boleh saling memandikan, karena ada dalil sunnah yang memperkuat amalan ini) j. Memandikan dengan potongan-potongan kain dalam keadaan terbuka dengan kain di atas tubuhnya setelah membuka semua pakaiannya k. Yang memandikan mayyit adalah orang yang lebih mengetahui cara penyelenggaraan mayat/jenazah sesuai dengan sunnah Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, lebih-lebih jika termasuk kerabat keluarga mayyit 3. Yang memandikan mayyit akan mendapatkan pahala yang besar jika memenuhi dua syarat berikut a. Menutupi kekurangan yang ia dapati dari mayyit dan tidak menceritakan kepada orang lain b. Ikhlas karena Allah semata dalam menjalankan urusan jenazah tanpa mengharapkan pamrih dan terima kasih serta tanpa tujuan-tujuan duniawi. Karena Allah tidak menerima amalan akhirat tanpa keikhlasan semata-mata kepada-Nya. 4. Dianjurkan bagi yang memandikan jenazah supaya mandi. (Tidak diwajibkan) 5. Tidak disyariatkan memandikan orang yang mati syahid di medan perang, meskipun ia gugur dalam keadaan junub Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 12

MENGAFANI MAYAT
1. Setelah selesai memandikan mayat, maka wajib dikafani 2. Kain kafan serta biayanya diambil dari harta si mayyit sendiri, meskipun hartanya sampai habis, tidak ada yang tertinggal lagi 3. Seharusnya kain kafan menutupi semua anggota tubuhnya 4. Jika seandainya kain kafan tidak mencukupi semua tubuhnya, maka diutamakan menutupi kepalanya sampai ke sebagian tubuhnya, adapun yang masih terbuka maka ditutupi dengan daun-daunan yang wangi. (Hal yang seperti ini jarang terjadi pada zaman kita sekarang ini, tetapi ini adalah hukum syar'i) 5. Jika kain kafan kurang, sementara jumlah mayat banyak, maka boleh mengkafani mereka secara massal dalam satu kafan, yaitu dengan cara membagi-bagi jumlah tertentu di kalangan mereka dengan mendahulukan orang-orang yang lebih banyak mengetahui dan menghafal Al-Qur'an ke arah kiblat 6. Tidak boleh membuka pakaian orang yang mati syahid yang dipakainya sewaktu mati, ia dikuburkan dengan pakaian yang dipakai syahid Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 13 7. Dianjurkan mengkafani orang yang mati syahid dengan selembar kain kafan atau lebih di atas pakaian yang sedang

di pakai 8. Orang yang mati dalam keadaan ber-ihram dikafani dengan kedua pakaian ihram yang sedang dipakainya 9. Hal-hal yang dianjurkan dalam pemakaian kain kafan : a. Warna putih b. Menyiapkan tiga lembar c. Satu diantaranya bergaris-garis (Ini tidak bertentangan dengan bagian (a) ) karena dua hal: - Pada umumnya kain putih bergaris-garis putih, - Di antara ketiga lembar kafan tadi, satu yang bergaris-garis sedangkan yang lainnya putih d. Memberikan wangi-wangian tiga kali. 10. Tidak boleh berfoya-foya dalam pemakain kain kafan, dan tidak boleh lebih dari tiga lembar, karena hal itu menyalahi cara kafan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan terlebih lagi perbuatan itu dianggap menyia-nyiakan harta 11. Dalam cara mengkafani tadi, mengkafani wanita sama caranya dengan mengkafani pria karena tidak adanya dalil yang menjelaskan perbedaan itu. Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 14

MEMBAWA JENAZAH SERTA MENGANTARNYA


1. Wajib membawa jenazah dan mengantarnya, karena hal itu adalah hak seorang muslim yang mati terhadap kaum muslimin yang lain.

2. Mengikuti jenazah ada dua tahap : a. Mengikuti dari keluarganya sampai dishalati b. Mengikuti dari keluarganya sampai selesai penguburannya, dan inilah yang lebih utama 3. Mengikuti jenazah hanya dibolehkan bagi laki-laki, tidak dibolehkan bagi wanita, karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang wanita mengikuti jenazah 4. Tidak dibolehkan mengikuti jenazah dengan cara-cara sambil menangis, begitu pula membawa wangi-wangian dan sebagainya. (Termasuk dalam kategori ini amalan orang awam sambil membaca : "Wahhiduul -Ilaaha" atau jenis dzikir-dzikir lainnya yang dibuat-buat) 5. Harus cepat-cepat dalam membawa jenazah dalam arti tidak berlari-lari 6. Boleh berjalan di depan jenazah, di belakangnya (ini yang lebih afdhal), boleh juga di samping kanannya atau kirinya dengan posisi dekat dengan jenazah, kecuali yang berkendaraan maka mengikuti dari belakang. (Perlu Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 15 diketahui bahwa berjalan lebih afdhal dari pada berkendaraan) 7. Boleh pulang berkendaraan setelah menguburkan mayat, tidak makruh 8. Adapun membawa jenazah di atas kereta khusus atau mobil

ambulance, kemudian orang-orang yang mengantarnya juga memakai mobil, maka hal ini termasuk tidak disyari'atkan, karena ini adalah kebiasaan orang-orang kafir, serta menghilangkan nilai-nilai yang terkandung dalam pengantaran jenazah yaitu mengingat-ingat akhirat, lebihlebih lagi karena hal itu menjadi penyebab terkuat berkurangnya pengantar jenazah dan hilang kesempatan orang-orang yang ingin mendapatkan pahala. (Kecuali dalam keadaan darurat maka boleh memakai mobil) 9. Berdiri untuk menghormati jenazah hukumnya mansukh (dihapuskan), oleh karena itu tidak boleh lagi diamalkan. 10. Dianjurkan bagi yang membawa jenazah supaya berwudhu, tapi ini tidak wajib Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 16

SHALAT JENAZAH
1. Menshalati mayat muslim hukumnya fardhu kifayah 2. Yang tidak wajib hukumnya dishalati (tapi boleh) : a. Anak yang belum baligh (Boleh dishalati meskipun lahir karena keguguran, yaitu yang gugur dari kandungan ibunya sebelum sempurna umur kandungan. Ini jika umurnya dalam kandungan ibunya sampai empat bulan. Jika gugur sebelum empat bulan maka ia tidak dishalati). b. Orang yang mati syahid

3. Disyariatkan menshalati : a. Orang yang meninggal karena dibunuh dalam pelaksaanaan huhud hukum Allah b. Orang yang berbuat dosa dan melakukan hal-hal yang haram. Orang ahlul ilmi dan ahlul diin tidak menshalati supaya menjadi pelajaran bagi orang-orang yang seperti itu c. Orang yang berutang yang tidak meninggalkan harta yang bisa menutupi utang-utangnya, maka orang yang seperti ini dishalati Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 17 d. Orang yang dikuburkan sebelum dishalati (atau sebagian orang sudah menshalati sementara yang lainnya belum menshalati) maka mereka boleh menshalati di kuburnya. e. Orang yang mati di suatu tempat dimana tidak ada seorangpun yang menshalati di sana, maka sekelompok kaum muslimin menshalatinya dengan shalat gaib. (Karena tidak semua yang meninggal dishalati dengan shalat gaib) 4. Diharamkan menshalati, memohonkan ampunan dan rahmat untuk orang-orang kaf ir dan orang-orang munaf ik (mereka bisa diketahui dari sikap mereka memperolok-olokkan serta memusuhi hukum dan syari'at Islam, dengan ciri-ciri yang lain).

5. Berjamaah dalam shalat jenazah hukumnya wajib, seperti halnya dengan shalat-shalat wajib yang lainnya. Jika mereka shalat jenazah satu persatu/sendiri-sendiri maka kewajiban shalat jenazah sudah terpenuhi, tetapi mereka berdosa karena meninggalkan jama'ah, wallahu 'alam 6. Jumlah minimal jemaah yang tersebutkan dalam pelaksanaan shalat jenazah adalah tiga orang 7. Lebih banyak jumlah jemaah lebih afdhal bagi mayyit 8. Disukai membuat shaf/baris di belakang imam tiga shaf ke atas Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 18 9. Jika yang shalat dengan imam hanya satu orang, maka orang itu tidak berdiri pas di samping imam sejajar seperti halnya dalam shalat-shalat lain, tapi ia berdiri di belakang imam. (Dari sini anda mengetahui kesalahan banyak orang bahkan orang-orang terpelajar yaitu dalam shalat-shalat biasa lainnya jika hanya berdua maka yang ma'mum mundur sedikit dari posisi yang sejajar imam) 10. Pemimpin umat atau wakilnya lebih berhak menjadi imam dalam shalat, jika keduanya tidak ada maka yang lebih pantas mengimami adalah yang lebih baik bacaan/hafalan Qur'an-nya, kemudian yang selanjutnya tersebutkan dalam sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 11. Jika kebetulkan banyak sekali jenazah terdiri dari jenazah

laki-laki dan jenazah wanita, maka mereka dishalati sekali shalat. Jenazah laki-laki (meskipun masih anak-anak) diletakkan lebih dekat dengan imam, sedangkan jenazah wanita di arah kiblat. 12. Boleh juga dishalati satu persatu, karena ini adalah hukum asalnya 13. Lebih afdhal jika shalat jenazah di luar masjid, yaitu di suatu tempat yang disiapkan untuk shalat jenazah, dan boleh juga di masjid karena semuanya ini pernah diamalkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 19 14. Tidak boleh shalat jenazah di antara pekuburan (Bagi yang mencermati baik-baik, hal ini tidak bertentangan dengan yang disebutkan di Bagian XII No.3 bagian [d]) 15. Imam berdiri di posisi kepala mayat laki-laki dan di posisi pertengahan mayat wanita 16. Bertakbir 4 kali inilah yang paling kuat atau 5 sampai 9 kali, semua ini sah dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Lebih utama jika diragamkan, kadang-kadang mengamalkan yang satu dan kadang-kadang mengamalkan yang lain. 17. Disyariatkan mengangkat kedua tangan pada takbir yang pertama saja. 18. Lalu meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri lalu menempelkan di dada.

19. Setelah takbir yang pertama membaca surah Al-Fatihah dan satu surah. (Disini tidak ada penjelasan yang menyebutkan adanya do'a istiftaah) 20. Bacaan dalam shalat jenazah sifatnya sir (pelan) 21. Lalu takbir yang kedua kemudian membaca shalawat kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam 22. Lalu bertakbir untuk takbir selanjutnya, dan mengikhlaskan doa untuk mayyit 23. Berdoa dengan doa yang sah dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, seperti : "Alahumma 'abduka wabna amatika Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 20 ahyaaja ilaa rahmatika wa anta ghaniyyi an 'adzabihi in kana muhsinan farid fii hasanaatihi, saayyian fatajawaja 'an sayyiatihi" Artinya : "Ya Allah, ini adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu, ia memerlukan rahmat-Mu, Engkau berkuasa untuk tidak menyiksanya, jika ia baik maka tambahlah kebaikannya, jika ia jahat maka maafkanlah kejahatannya" 24. Berdoa antara takbir yang terakhir dengan salam disyariatkan 25. Kemudian salam dua kali seperti halnya pada shalat wajib yang lain, yang pertama ke kanan dan yang kedua ke kiri, boleh juga salam hanya satu kali, karena kedua cara ini tersebutkan dalam sunnah.

26. Menurut sunnah salam pada shalat jenazah dengan cara sir (pelan), bagi imam dan orang-orang yang ikut di belalakangnya 27. Tidak boleh shalat pada waktu-waktu terlarang, kecuali karena darurat. (waktu-waktu terlarang; saat terbitnya matahari, tatkala matahari pas dipertengahan dan tatkala terbenam) Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 21

MENGUBURKAN MAYIT
1. Wajib menguburkan mayyit, meskipun kafir 2. Tidak boleh menguburkan seorang muslim dengan seorang kafir, begitu pula sebaliknya, harus di pekuburan masingmasing 3. Menurut sunnah Rasul, menguburkan di tempat penguburan, kecuali orang-orang yang mati syahid mereka dikuburkan di lokasi mereka gugur tidak dipindahkan ke penguburan. (Hal ini memuat bantahan terhadap sebagian orang yang mewasiatkan supaya dikuburkan di masjid atau di makam khusus atau di tempat lainnya yang sebenarnya tidak boleh di dalam syariat Allah Subhanahu wa Ta'ala) 4. Tidak boleh menguburkan pada waktu-waktu terlarang (Lihat Bagian XII No 27) atau pada waktu malam, kecuali karena dalam keadaan darurat, meskipun dengan cara memakai lampu dan turun di lubang kubur untuk memudahkan pelaksanaan penguburan.

5. Wajib memperdalam lubang kubur, memperluas serta memperbaiki 6. Penataan kubur tempat mayat ada dua cara yang dibolehkan : Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 22 a. Lahad : yaitu melubangi liang kubur ke arah kiblat (ini yang afdhal) b. Syaq : Melubangi ke bawah di pertengahan liang kubur 7. Dalam kondisi darurat boleh menguburkan dalam satu lubang dua mayat atau lebih, dan yang lebih didahulukan adalah yang lebih afdhal di antara mereka. 8. Yang menurunkan mayat adalah kaum laki-laki (meskipun mayatnya perempuan) 9. Para wali-wali si mayyit lebih berhak menurunkannya 10. Boleh seorang suami mengerjakan sendiri penguburan istrinya 11. Dipersyaratkan bagi yang menguburkan wanita; yang semalam itu tidak menyetubuhi isterinya. 12. Menurut sunnah: memasukkan mayat dari arah belakang liang kubur 13. Meletakkan mayat di atas sebelah kanannya, wajahnya menghadap kiblat, kepala dan kedua kakinya melentang ke kanan dan kekiri kiblat 14. Orang yang meletakkan mayat di kubur membaca :

"bismillahi wa'alaa sunnati rasuulillahi shallallahu 'alaihi wa sallama" -Artinya: '(Aku meletakkannya) dengan nama Allah dan menurut sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam" atau : "bismillahi wa 'alaa millati rasulillahi Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 23 shallallahu 'alaihi wa sallama" - Artinya: "(Aku meletakkan) dengan nama Allah dan menurut millah (agama) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam". 15. Setelah menimbun kubur disunnahkan hal-hal berikut : a. Meninggikan kubur sekitar sejengkal dari permukaan tanah, tidak diratakan, supaya dapat dikenal dan dipelihara serta tidak dihinakan b. Meninggikan hanya dengan batas yang tersebut tadi c. Memberi tanda dengan batu atau selain batu supaya dikenali d. Berdiri di kubur sambil mendoakan dan memerintahkan kepada yang hadir supaya mendoakan dan memohonkan ampunan juga. (Inilah yang tersebutkan di dalam sunnah Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam, adapun talqin yang banyak dilakukan oleh orang-orang awam pada zaman ini maka hal itu tidak ada dalil landasannya di dalam sunnah) 16. Boleh duduk saat pemakaman dengan maksud memberi peringatan orang-orang yang hadir akan kematian serta

alam setelah kematian. (Hadits Al-Barra bin 'Aazib). 17. Menggali kuburan sebagai persiapan sebelum mati, yang dilakukan oleh sebagian orang adalah perbuatan yang tidak dianjurkan dalam syari'at, karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah melakukan hal itu, para sahabat Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 24 beliaupun tidak melakukannya. Seorang hamba tidak mengetahui di mana ia akan mati. Jika ia melakukan hal itu dengan dalih supaya bersiap-siap mati atau untuk mengingat kematian maka itu dapat dilakukan dengan cara memperbanyak amalan shaleh, berziarah ke kubur, bukan dengan cara melakukan hal-hal yang hanya dibikin-bikin oleh orang Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 25

TAKZIYAH
1. Disyariatkan bertakziyah pada keluarga mayyit, yaitu menganjurkan supaya mereka bersabar, mengharapkan pahala serta mendo'akan mayyit 2. Bertakziyah dengan menyenangkan mereka serta meringankan kesedihan mereka, membuat mereka ridha dan sabar sesuai dengan yang teriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. (Seperti : "Sesungguhnya milik Allah apa yang Dia ambil, milik Allah apa yang Dia berikan, segalanya

sudah ditentukan di sisi Allah bersifat sementara, maka hendaklah bersabar dan mengharapkan sepenuhnya kepada Allah"). Ini dibaca jika ia masih ingat yang sah dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, jika lupa maka cukup dengan kata-kata yang baik dan bisa membawa kepada tujuan takziyah dengan cara yang tidak menyalahi syari'at). 3. Takziyah tidak dibatasi tiga hari, kapan sempat saat itupun dapat dilakukan 4. Harus menghindari dua hal berikut ini, meskipun sudah dilakukan secara turun-temurun oleh banyak orang : a. Berkumpul untuk bertakziyah pada suatu tempat khusus, seperti rumah, kuburan atau masjid. Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 26 b. Keluarga mayyit sengaja menyiapkan makanan untuk orang-orang yang datang bertakziyah. (Seperti pada hari ketiga, ketujuh, keempat puluh atau waktu yang lain yang sama sekali tidak ada landasannya di dalam syari'at). 5. Yang ada di dalam sunnah: Para kerabat mayyit dan tetangganya membuatkan makanan untuk keluarga mayyit supaya mereka kenyang. 6. Disukai mengusap kepala anak yatim, memuliakan serta berlemah lembut kepadanya Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah

27

YANG DAPAT BERMANFAAT BAGI MAYYIT


1. Do'a orang muslim untuknya 2. Wali mayyit mengqadla/menutupi puasa nadzar mayyit 3. Utang mayyit dibayar oleh seseorang, walinya atau selain walinya. (Lihat bagian III, F) 4. Amalan shaleh dari anak shaleh dari sang mayyit, karena Ayahnya mendapat pahala seperti pahala anaknya tanpa mengurangi pahala si anak sedikitpun. 5. Semua peninggalan baik sang mayyit, begitu pula amal jariyah Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 28

ZIARAH KUBUR
1. Disyariatkan berziarah ke kubur untuk mengambil pelajaran serta mengingat akhirat, dengan syarat tidak melakukan halhal yang mengundang murka Allah Subhanahu wa Ta'ala, seperti berdo'a (meminta) kepada mayyit, meminta pertolongan dengan perantaraan mayyit (bukan langsung kepada Allah), berlebih-lebihan di dalam memuji mayyit (takziyah), serta memastikan bahwa dia masuk surga. [Seperti : " Syahid fulan ...." ini merupakan yang dilarang. Seperti yang di babkan oleh Imam Al-Bukhari dalam kitab " Shahih" nya, Bab Tidak boleh berkata: Si Fulan Syahid), lihat

Fathul Baariy 6/89] 2. Wanita dalam hal berziarah kubur sama dengan pria dianjurkan ziarah, dengan syarat menghindari ikhtilaath (bercampur baur dengan laki-laki), meratap, tabarruj (memperlihatkan aurat/perhiasan), dan semua jenis kemungkaran yang memenuhi kuburan pada zaman ini. 3. Tapi tidak boleh bagi wanita benyak berziarah kubur, karena hal ini bisa menjadi penyebab terjadinya pelanggaranpelanggaran yang disebutkan tadi. 4. Boleh berziarah ke kubur orang yang mati di luar Islam untuk sekedar mengambil pelajaran 5. Tujuan berziarah ke kubur ada dua : Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 29 a. Manfaat bagi yang berziarah, yaitu untuk mengingat mati dan mengenang orang-orang yang sudah mati, bahwa tempat kembali mereka hanya ada dua kemungkinan, yaitu surga atau neraka, hal ini berlaku bagi semua orang. b. Memberi manfaat bagi mayyit dan berbuat baik kepada mereka dengan cara memberi salam kepada mereka, mendo'akan serta memohonkan ampunan, ini berlaku hanya bagi orang muslim. (Tidak disyariatkan membaca surat Al-Fatihah atau surah lainnya di kuburan, bahkan yang sah sunnah adalah membaca doa-doa yang sah dari

nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam seperti bacaan : "Assalaamu 'ala ahli ad-diaari minalmu'miniina wal muslimiina, wayarhamu al-llahu al-muqaddiminna minnaa walmuta'akhirinna wa-innaa insyaa al-llahu bikum la-ahiquna" Artinya " Keselamatan atas kalian para enghuni di tempat ini di antara orang-orang mukmin dan orang-orang muslim, semoga Allah merahmati orang-orang yang mendahului si antara kita dan orangorang datang kemudian, dan sesungguhnya kami pasti akan menyusul kalian insya Allah" 6. Boleh mengangkat kedua tangan saat berdoa untuk mayyit pada saat berziarah kubur karena hal ini sah dalam sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, hal ini dilakukan tidak menghadap ke kubur tapi menghadap ke kiblat saat berdoa Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 30 7. Jika berziarah ke kubur orang kaf ir tidak boleh salam kepadanya tidak juga mendo'akan, bahkan memberinya berita siksa akan neraka. 8. Tidak berjalan di antara kuburan muslim dengan alas kaki, tapi dibuka. 9. Tidak disyariatkan menaruh wangi-wangian dan kembang di atas kubur, karena hal ini tida ada dasar amalannya dari ulama salaf terdahulu, andaikan hal ini baik niscaya mereka

lebih dahulu melaksanakannya dari pada kita. (Begitu juga menancapkan pelepah kurma di atas kubur, pengamalan yang ada dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang hal itu merupakan kekhususan bagi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana yang dijelaskan oleh banyak ulama) 10. Saat di kubur, haram melakukan hal-hal berikut ini : a. Menyembelih b. Meninggikan kuburan melebihi kadar tanah yang ada seperti yang telah dijelaskan c. Mencat kuburan d. Membangung di atasnya e. Duduk diatasnya f. Shalat menghadap kubur g. Shalat si kubur meskipun tidak menghadap kubur h. Membangun masjid di atas kubur Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 31 i. Menyalakan lampu diatasnya j. Menghancurkan tulang mayat orang muslim. (Adapun mayat orang kafir maka boleh, karena tidak ada nilai kehormatan untuknya) k. Menggali kuburan orang Islam, kecuali jika ada sebab yang dibolehkan oleh syari'at 11. Boleh menggali kubur orang-orang kaf ir, karena tidak ada nilai kehormatan baginya

Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 32

BEBERAPA KESALAHAN YANG BERTENTANGAN DENGAN SYARI'AT


Banyak orang awam, terlebih lagi yang membesar-besarkan para Syaikh, melakukan banyak kesalahan yang bertentangan dengan syari'at, khususnya yang menyangkut jenazah dan hukum- hukum pelaksanaannya (sebagian sudah disebutkan). Mereka menyangka hal itu bersumber dari agama Islam, padahal tidak, karena bertentangan dengan sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam atau karena memang tidak ada dalilnya atau karena berasal dari adat kebiasaan orang-orang kafir, atau tidak sah dalilnya, yang mana semua sebab tadi tidak samar bagi orang yang menuntut ilmu dan konsekwen, diantaranya 1. Membaca surah (Yaa Siin) untuk orang yang sakaratul maut 2. Menghadapkan orang yang sakaratul maut ke kiblat 3. Memasukkan kapas di pantat mayyit, tenggorokan serta hidungnya 4. Keluarga mayyit tidak makan sampai mereka selesai menguburkan 5. Mereka memanjangkan jenggot sebagai tanda sedih terhadap mayyit, kemudian dicukur lagi

Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 33 6. Mengumumkan berita kematian lewat menara-menara 7. Mereka membaca saat seorang memberitakan kematian : Al-Fatihah 'ala ruuh.... 8. Yang memandikan mayat membaca bacaan tertentu saat membasuh setiap anggota tubuh mayat 9. Mengeraskan dzikir saat memandikan mayat atau saat mengantar jenazah 10. Menghias jenazah 11. Meletakkan selendang di atas keranda 12. Keyakinan bahwa jika mayat baik maka jenazahnya ringan dibawa, sebaliknya jika jahat maka jenazahnya berat 13. Pelan-pelan dalam membawa jenazah 14. Mengangkat suara saat menghadiri jenazah, atau sibuk bercanda dengan orang lain 15. Memuji-muji jenazah saat menghadirinya di masjid sebelum di shalati atau sesudahnya, begitu pula sebelum dan menjelang pemakaman 16. Kebiasaan membawa jenazah dengan memakai mobil, serta mengantar dengan memakai mobil 17. Shalat ghaib, padahal sudah diketahui bahwa sudah dishalati di tempat meninggalnya Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah

34 18. Imam berdiri lurus pada posisi tengah mayat laki-laki, atau posisi lurus dengan dada mayat wanita 19. Setelah shalat jenazah, ada yang bertanya dengan suara yang keras: "Bagaimana kesaksian kalian terhadap si mayyit ini ?" Lalu para hadirin menjawab : "Dia adalah orang shaleh". 20. Sengaja memasukkan mayyit dari arah liang kubur 21. Menyebar pasir di bawah mayat tanpa ada alasan darurat 22. Memercikkan bantal untuk mayyit atau jenis lain di bawah kepalanya di dalam liang kubur 23. Memakaikan air kembang ke mayat di dalam kuburnya 24. Talqin dengan kata-kata : "Wahai fulan ....." jika datang kepadamu dua malaikat .... dst 25. Takziyah di kuburan, dengan cara berdiri berbaris-baris 26. Berkumpul pada suatu tempat untuk bertakziyah 27. Membatasi takziyah dengan tiga hari 28. Bertakziyah dengan kata-kata : "Semoga Allah memperbanyak pahalamu" sebagai prasangka bahwa cara itu yang ada sunnahnya, padahal itu tidak ada dalam sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam 29. Penyiapan hidangan makanan dari keluarga mayyit di beberapa hari tertentu Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 35

30. Membuat makanan tertentu atau membelinya pada hari ke tujuh 31. Keluar pagi-pagi menuju ke mayyit yang telah mereka kuburkan kemarin, bersama kerabat keluarga dan teman-teman 32. Merayakan pujian untuk mayyit pada malam ke empat puluh, atau setahun setelah meninggal. (Abdur Razzaq Naufal dalam kitabnya Al-Hayaat Al-Ukhraa hal. 156 berkata : "Sesungguhnya peringatan ke empat puluh ini berasal dari adat raja-raja Fir'aun, sebab mereka sibuk dengan pengawetan mayat, persiapan serta perjalanan ke kuburan selama empat puluh hari, lalu setelah itu mereka menjadikan perayaan pemakaman) 33. Menggali kubur sebelum wafat sebagai tanda kesiapan mati 34. Mengkhususkan ziarah kubur pada hari Idul Fitri 35. Mengkhususkan ziarah kubur pada hari Senin dan Kamis 36. Membaca Al-Fatihah atau Yaa Siin di kuburan 37. Mengirim salam kepada para nabi melalui mayat yang di ziarahi di kuburan 38. Menghadiahkan pahala ibadah seperti shalat dan bacaan Al-Qur'an kepada orang-orang muslim yang sudah mati Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 36 39. Menghadiahkan pahala amalan-amalan kepada Nabi

Shallallahu 'alaihi wa sallam 40. Memberikan gaji kepada orang yang membaca Al-Qur'an dan menghadiahkannya untuk mayyit 41. Pendapat mereka: Bahwa do'a di sekitar kubur para nabi dan orang-orang shalih mustajab (dikabulkan) 42. Menghiasi kubur 43. Bergantung di kubur nabi dan menciumnya 44. Bertawaf (berkeliling) di kubur para nabi dan orangorang shalih. (Sebagaimana yang dilakukan orang-orang jahil di sebagian negara Islam seperti: Mesir, sayang sekali mereka menemukan orang yang memfatwakan kepada mereka bolehnya hal itu, yaitu dari kesesatan para syaikh-syaikh bid'ah) 45. Meminta pertolongan dari mayyit, atau meminta doanya 46. Mempertinggi dan membangun kubur 47. Menulis nama mayyit serta tanggal wafatnya di atas kubur 48. Menguburkan mayyit di masjid, atau membangun masjid di atas kubur 49. Sengaja bepergian jauh untuk berziarah ke kubur para nabi Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah 37 50. Mengirim tulisan yang berisi permohonan hajat kepada nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam saat berziarah

51. Anggapan mereka: "Bahwa tidak ada perbedaan antara semasa hidup dan sesudah mati nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam menyaksikan ummatnya, serta mengetahui keadaan dan urusan mereka. Demikianlah yang dapat saya ikhtisarkan tentang hukum jenazah di dalam f iqh Islami, Alhamdulillah atas petunjuk-Nya

Previo PETUA MENCARI MALAM LAILATUL QADAR - OLEH IMAM GHAZALI & LAIN-LAIN ULAMA' Siguiente: Sehari di Kediaman Rasulullah Syaikh Abdul Malik al-Qosim

You might also like