You are on page 1of 11

Oleh: Nunuk Mulandari

pandangan awam, istilah eksperimen seringkali diartikan sama dengan percobaan. Dalam penelitian ilmiah, eksperimen berkaitan dengan salah satu jenis penelitian yang disebut penelitian eksperimental. Penelitian eksperimental adalah suatu penelitian yang di dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab-akibat (Solso & MacLin, 2002).
Dalam

Lalu, bagaimana

dengan penelitian eksperimental dalam psikologi? Sebenarnya, penelitian eksperimental, baik dalam bidang kimia, fisika, maupun psikologi, memiliki prinsip yang hampir sama, yaitu membuat sesuatu terjadi. Perbedaannya terletak pada objek yang diteliti dan cara untuk memunculkan sesuatu gejala. Untuk membedakan dari penelitian eksperimental yang lain, maka penelitian eksperimental dalam psikologi disebut eksperimen psikologis.

Eksperimen

psikologis adalah observasi

yang objektif terhadap suatu fenomena yang dibuat agar terjadi dalam suatu kondisi yang terkontrol ketat, dimana satu atau lebih faktor divariasikan dan faktor yang lain dibuat konstan (Zimney, dlm Christensen, 2001).

1.

Meneliti hubungan sebab-akibat sebab

Penelitian eksperimental bukan hanya meneliti hubungan antar variabel, tetapi meneliti hubungan kausal (cause-effect relationship) antara VB dan VT. VB adalah variabel penyebab yang akan dilihat pengaruhnya terhadap VT. VT adalah variabel akibat dari VB. Bentuk-bentuk permasalahan yang diajukan antara lain:
a. b. c. Apakah X berpengaruh pada Y? Apakah ada pengaruh X terhadap Y? Apakah X dapat meningkatkan/menurunkan Y?

2.

Adanya manipulasi

Yang dimaksud dengan manipulasi adalah pemberian perlakuan atau mengkondisikan keadaan/kejadian yang berbeda (VB) kepada subjek penelitian. Tidak semua VB dapat dimanipulasi karena sudah menjadi karakteristik dari subjek. Misal: jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi, agama, inteligensi, usia. VB yang dapat dimanipulasi adalah variabel yang ada di luar diri subjek ataupun kondisi lingkungan fisik. Misal: suhu ruangan, metode pembelajaran, jenis kelamin guru. Penelitian non-eksperimental tidak melakukan manipulasi terhadap VB.

3.

Dilakukan melalui observasi yang objektif

Observasi bukan berarti peneliti harus benarbenar melakukan observasi atau pengamatan, melainkan melakukan pengukuran terhadap fenomena yang dimunculkan dalam penelitian.

Objektif berarti bahwa pelaksanaan penelitian


eksperimental tidak dipengaruhi oleh faktor subjektivitas dari peneliti.

4.

Memunculkan/ Memunculkan/menciptakan terjadinya suatu gejala/fenomena gejala/

Dalam penelitian eksperimental, gejala/fenomena disebut sebagai VT yang akan diobservasi atau diukur kemunculannya. Penelitian eksperimen berusaha memunculkan VT di masa mendatang dengan memberikan VB kepada subjek penelitian. Penelitian non-eksperimental tidak berusaha memunculkan VT.

5.

Dilakukan dalam situasi yang terkontrol ketat

Dalam penelitian eksperimental, kontrol yang ketat terhadap jalannya penelitian dilakukan sebagai usaha agar suatu akibat (VT) hanya ditimbulkan oleh penyebab (VB) yang sedang diteliti, bukan oleh faktor-faktor lain.

6.

Adanya faktor yang divariasikan dan faktor yang tetap konstan Yang dimaksud sebagai faktor yang divariasikan adalah VB. Variasi dilakukan dengan memberikan jenis atau kuantitas VB yang berbeda pada kelompok subjek yang berbeda. Yang dimaksud sebagai faktor yang tetap konstan adalah VS (variabel sekunder), yaitu variabel lain di luar VB yang dapat mempengaruhi VT. VS dikonstankan/disetarakan dengan cara memilih subjek penelitian dengan karakteristik yang sama, atau dilakukan randomisasi (random assignment).

P o p u l a s i

Random sampling

KE Sampel

Randomisasi
KK

You might also like