Professional Documents
Culture Documents
pandangan awam, istilah eksperimen seringkali diartikan sama dengan percobaan. Dalam penelitian ilmiah, eksperimen berkaitan dengan salah satu jenis penelitian yang disebut penelitian eksperimental. Penelitian eksperimental adalah suatu penelitian yang di dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab-akibat (Solso & MacLin, 2002).
Dalam
Lalu, bagaimana
dengan penelitian eksperimental dalam psikologi? Sebenarnya, penelitian eksperimental, baik dalam bidang kimia, fisika, maupun psikologi, memiliki prinsip yang hampir sama, yaitu membuat sesuatu terjadi. Perbedaannya terletak pada objek yang diteliti dan cara untuk memunculkan sesuatu gejala. Untuk membedakan dari penelitian eksperimental yang lain, maka penelitian eksperimental dalam psikologi disebut eksperimen psikologis.
Eksperimen
yang objektif terhadap suatu fenomena yang dibuat agar terjadi dalam suatu kondisi yang terkontrol ketat, dimana satu atau lebih faktor divariasikan dan faktor yang lain dibuat konstan (Zimney, dlm Christensen, 2001).
1.
Penelitian eksperimental bukan hanya meneliti hubungan antar variabel, tetapi meneliti hubungan kausal (cause-effect relationship) antara VB dan VT. VB adalah variabel penyebab yang akan dilihat pengaruhnya terhadap VT. VT adalah variabel akibat dari VB. Bentuk-bentuk permasalahan yang diajukan antara lain:
a. b. c. Apakah X berpengaruh pada Y? Apakah ada pengaruh X terhadap Y? Apakah X dapat meningkatkan/menurunkan Y?
2.
Adanya manipulasi
Yang dimaksud dengan manipulasi adalah pemberian perlakuan atau mengkondisikan keadaan/kejadian yang berbeda (VB) kepada subjek penelitian. Tidak semua VB dapat dimanipulasi karena sudah menjadi karakteristik dari subjek. Misal: jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi, agama, inteligensi, usia. VB yang dapat dimanipulasi adalah variabel yang ada di luar diri subjek ataupun kondisi lingkungan fisik. Misal: suhu ruangan, metode pembelajaran, jenis kelamin guru. Penelitian non-eksperimental tidak melakukan manipulasi terhadap VB.
3.
Observasi bukan berarti peneliti harus benarbenar melakukan observasi atau pengamatan, melainkan melakukan pengukuran terhadap fenomena yang dimunculkan dalam penelitian.
4.
Dalam penelitian eksperimental, gejala/fenomena disebut sebagai VT yang akan diobservasi atau diukur kemunculannya. Penelitian eksperimen berusaha memunculkan VT di masa mendatang dengan memberikan VB kepada subjek penelitian. Penelitian non-eksperimental tidak berusaha memunculkan VT.
5.
Dalam penelitian eksperimental, kontrol yang ketat terhadap jalannya penelitian dilakukan sebagai usaha agar suatu akibat (VT) hanya ditimbulkan oleh penyebab (VB) yang sedang diteliti, bukan oleh faktor-faktor lain.
6.
Adanya faktor yang divariasikan dan faktor yang tetap konstan Yang dimaksud sebagai faktor yang divariasikan adalah VB. Variasi dilakukan dengan memberikan jenis atau kuantitas VB yang berbeda pada kelompok subjek yang berbeda. Yang dimaksud sebagai faktor yang tetap konstan adalah VS (variabel sekunder), yaitu variabel lain di luar VB yang dapat mempengaruhi VT. VS dikonstankan/disetarakan dengan cara memilih subjek penelitian dengan karakteristik yang sama, atau dilakukan randomisasi (random assignment).
P o p u l a s i
Random sampling
KE Sampel
Randomisasi
KK