You are on page 1of 44

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Perubahan warna gigi anterior merupakan problem estetika yang sering mendorong pasien untuk mencari perawatan. Meskipun tersedia cara restoratif (seperti pembuatan mahkota atau vinir atau pelapisan) sering kali perubahan warna dapat diperbaiki seluruhnya atau sebagian dengan menggunakan pemutihan (Walton dan Torabinejad, 1998). Perubahan warna pada gigi dapat disebabkan oleh faktor ekstrinsik dan intrinsik. Diskolorasi ekstrinsik terjadi pada permukaan luar gigi, biasanya lokal seperti noda teh atau tembakau hilang dengan pemolesan gigi sedangkan diskolorasi intrinsik terjadinya perubahan warna gigi akibat noda pada email atau dentin seperti stain tetracycline yang masuk dentin. Perubahan warna akibat obat ini sulit atau tidak dapat diputihkan, namun jika perubahannya akibat proses nekrosis dapat dihilangkan. Pada nekrosis pulpa, noda yang terjadi secara alamiah atau terjadi saat atau setelah email atau dentin terbentuk kadang akibat cidera traumatik. Adanya iritasi mekanis, bakteri maupun kimiawi yang menyebabkan penumpukan produk nekrosis di dalam tubulus dentin dan perubahan warna ini dapat diputihkan secara bleaching internal dengan hasil yang baik. Perdarahan Intrapulpa, akibat trauma pada gigi dapat menyebabkan terputusnya pembuluh darah pada pulpa dan terjadi lisis sel darah merah. Adanya

perubahan warna ini pada beberapa kasus ternyata gigi tetap vital dan proses pemutihan gigi berhasil baik (Grossman, 1996). Menurut (Walton dan Torabinejab, 1998) perubahan warna dapat terjadi pada saat atau setelah terbentuknya email dan dentin. Penyebab perubahan warga gigi dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu noda alamiah dan perawatan iatrogenik. Pertama penyebab noda alamiah disebabkan oleh sejumlah noda pada permukaan gigi setelah gigi erupsi. Noda alamiah mungkin berada pada permukaan atau berikatan dalam struktur gigi, kadang-kadang diakibatkan defek email atau karena cidera atau trauma. Bleaching merupakan suatu metode yang digunakan dokter gigi untuk mengubah warna gigi menjadi lebih putih dengan menggunakan suatu proses oksidasi yang melibatkan senyawa radikal bebas hidrogen peroxide (H2O2) dan karbopol, kedua senyawa tersebut merupakan senyawa yang berbahaya bagi tubuh (sundoro, 2005). Produk pemutih yang dianggap aman dan efektif untuk pemakaian di rumah dan telah disetujui ADA pada Maret 2003 adalah Colgate Platinum Daytime Professional Whitening System 10%, Nite White Classic Whitening Gel 10%, Opalescence Whitening Gel 10%, Patterson Brand Tooth Whitening Gel 10%, Rembrandt Lighten Bleaching Gel 10% (Asti dan Devi, 2005). Berdasarkan hasil penelitian ilmiah menunjukkan bahwa manfaat strawberry bagi kesehatan banyak diketahui. Dan orang yang mengkonsumsi strawberry diuntungkan oleh kandungan nutrisinya yang sangat banyak dan dapat mempertahankan kesehatan jantung (Kurnia, 2005).

Kandungan strawberry antara lain adalah mineral, serat, vitamin C, kalium, folat dan lain-lain. Selain itu juga terdapat senyawa Anthocyanin pigmen merah dalam strawberry yang dapat menurunkan tekanan darah, ellagic acid suatu senyawa fenol yang dapat menghambat dan mencegah pertumbuhan kanker serta sebagai anti radang (Kurnia, 2005). Pada buah strawberry terdapat ellagic acid, yang didalamnya terkandung ellagitamin yang dapat memutihkan gigi (Karina, 2005, cit. Margaretha et al., 2008). Hukum memperbaiki gigi agar tampak lebih cantik tertulis pada Al-

Quran surat An-Nisa: 119, dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merubahnya. Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. Maksud dari surat Al-Quran di atas adalah mengubah ciptaan Allah dapat berarti, mengubah yang diciptakan Allah seperti mengebiri binatang, ada yang mengartikannya dengan mengubah agama Allah. Maka dari itu dalam melakukan suatu perawatan gigi apapun yang dikatakan mengubah harus didasari niat yang baik dan tidak melanggar kaidah ajaran agama.

B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul permasalahan sebagai berikut: Apakah ada perbedaan efektivitas antara ekstrak buah strawberry 100 %

(Fragaria x annanassa) dan carbomide peroxide 10% terhadap proses pemutihan gigi (bleaching) secara in vitro?

C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan untuk mengkaji tentang perbedaan efektivitas buah strawberry 100% dan carbomide peroxide 10% terhadap proses pemutihan gigi (bleaching) yang dilakukan secara in vitro.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Masyarakat Penelitian ini di harapkan dapat menambah informasi dan alternatif lain bagi masyarakat untuk memutihkan gigi menggunakan bahan alami yang aman, dan dengan cara yang mudah dan ekonomis. 2. Bidang ilmu kedokteran gigi Harapan penelitian ini dapat menjadi dasar dan informasi untuk penelitian selanjutnya dan menambah khasanah ilmu dalam kedokteran gigi terutama pada Estetic Dentistry.

E. KEASLIAN PENELITIAN Penelitian tentang strawberry sudah pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan adalah: 1. Margaretha et al. (2005) dengan judul Effect Of Strawberry Paste and Tooth,

Karbamide Peroxide Gel 10% Towards The Brightness Enamel

penelitian ini mengkaji efek perubahan warna gigi dengan aplikasi pasta strawberry, dan gel carbamide peroxide 10% dan air kemasan selama dua Minggu terhadap enamel gigi pada gigi premolar post-esktraksi. 2. Characterization of Peroxidase-Mediated Chlorophyll Bleaching in

Strawberry Fruit (Gustavo A, et al, 2001).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. DASAR TEORI 1. Strawberry a. Sejarah Penyebaran Strawberry Strawberry merupakan tanaman buah yang berupa herba dan ditemukan pertama kali di Chili, Amerika Latin. salah satu spesies tanaman strawberry yaitu Fragaria Chiloensis L menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis strawberry ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia (Kurnia, 2005). Strawberry yang kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang dihasilkan dari persilangan F. virgiana L, var Duchesne asal Amerika Utara dengan F. chiloensis L, var Duchesne asal Chili. Persilangan itu menghasilkan hybrid yang merupakan strawberry modern (komersial) Fragaria x annassa var duchesne. Varitas strawberry introduksi yang dapat ditanamn di Indonesia adalah Osogrande, Pajero, Selva, Ostara, Tenira, Robunda, Bogota, Elvira, Grella dan Red Gantlet. Di Cianjur di tanam varitas Hokowaze asal Jepang yang cepat berbuah. Petani Lembang (Bandung) yang sejak lama menanam strawberry, menggunakan varitas lokal Benggala dan Nenas yang cocok untuk membuat makanan olahan dari strawberry seperti jam (Kurnia, 2005).

b. Klasifikasi Tanaman Strawberry (Fragaria x annanassa)

Klasifikasi botani tanaman Fragaria x annanassea menurut (Kurnia, 2005) adalah sebagai berikut: Kingdom Subkingdom Ordo Divisi Sub divisi Kelas Keluarga Genus Famili Spesies : Plantae : Tracheobionta : Rosales : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Rosaceae : Fragaria : Rosaceae (suku mawar-mawaran) : Fragaria spp.

c. Macam-macam Strawberry Varietas strawberry yang banyak ditanam di Indonesia diantaranya: 1) Bogota, berasal dari Inggris mempunyai karakteristik lambat berbuah, buah besar dengan warna jingga sampai merah, produktif, ukuran buah mengecil pada tahun kedua. 2) Elvira, berasal dari Jerman dan Belanda mempunyai karakteristik cepat berbuah, buah besar dan lunak dengan warna jingga sampai merah, tahan penyakit busuk crown. 3) Gorella, berasal dari Italia Utara dan Denmark karakteristiknya cepat berbuah, buahnya besar, merah dan mengkilap, hasil panen rendah. 4) Hokowaze, berasal dari Jepang Utara karakteristiknya hasil panen tinggi, aromanya bagus, sedikit lunak, sangat rentan terhadap serangan verticcilium dan antraknosa, memiliki ketahanan yang moderat terhadap penyakit serbuk embun. 5) Nyoho, berasal dari Jepang Selatan dan Korea secara umum di tanah di pipa PVC, penampilan buah sangat menarik, mengkilap, buah padat, sangat manis, sangat cocok untuk bahan baku kue. 6) Oso grande, berasal dari California sekarang dipakai secara luas di dunia, ukurannya buah sangat besar, buahnya padat, tengahnya bertekstur seperti busa, dan hasil panen tinggi. 7) Ostara, berasal dari Jerman atau Belanda, berbuah sepanjang tahun, produktif, aromanya bagus, kecil, lembut atau lunak. 8) Selva, berasal dari California, di tanam cukup luas, tanaman panjang hari netral, buah besar dan padat, sangat produktif.

9) Sweet Charlie, berasal dari Amerika Selatan, sekarang di tanam secara luas di dunia, cepat berbuah, buah besar dengan warna dari jingga sampai merah, aroma tergolong kuat, produktif, tahan terhadap serangga colletorrichum. 10) Tristar, berasal dari Amerika Barat dan Timur, populer secara regional, tanaman panjang hari netral, ukuran buah dari medium sampai kecil, baik untuk pengolahan makanan, tahan terhadap serangga penyakit Red stele dan serbuk embun (Kurnia, 2005). d. Kandungan Senyawa Fitokimia Buah Strawberry Kandungan senyawa fitokimia buah strawberry antara lain: 1) Ellagic Acid Buah strawberry terdapat ellagic acid, yang didalamnya terkandung ellegitanin yang dapat memutihkan gigi (Karina, 2006 cit Margaretha et al., 2008). Reaksi yang terjadi pada senyawa ini ialah reaksi oksidasi dimana ellagic acid melepaskan elektron yang dapat berkaitan dengan zat yang menyebabkan perubahan warna pada enamel. Adanya perbedaan keelektronegatifan diantara O dan H+ pada gugus OH- yang lebih besar dibandingkan CO- dan OH- pada gugus COOH menyebabkan gugus OH- akan lebih mudah putus dan menghasilkan radikal H+. Radikal H+ yang terbentuk kemudian berikatan dengan 3 molekul C tersier yang terdapat pada enamel gigi yang mengalami disklorasi. Ikatan ini menyebabkan terjadinya gangguan konjugasi elektron dan perubahan penyerapan energi pada

10

molekul organik enamel sehingga terbentuk molekul organik enamel dengan struktur tidak jenuh. Setelah radikal H+ dilepaskan, ellagic acid melepaskan 4 radikal OH- yang dapat mengganggu struktur tidak jenuh dari enamel tersebut menjadi struktur jenuh dengan warna lebih terang (Sarah, 2004 cit. Margaretha et al., 2008). 2) Anthocyanin Anthocyanin tergolong dalam komponen flavonoid. Senyawa ini merupakan pigmen pemberi warna merah pada strawberry. Antocyanin memiliki efek dalam menurunkan tekanan darah serta melindungi terhadap masalah-masalah yang disebabkan oleh diabetes (Kurnia, 2005). 3) Serat makanan, Folat, kalium, vitamin C Berdasarkan penelitian Dr. Victor dari Nutrition impact LLC orang yang mengkonsumsi strawberry memiliki kadar folat darah lebih tinggi, kadar homosistein lebih rendah dibanding dengan yang tidak mengkonsumsi dan kecenderungan asupan serat makanan, folat, kalsium, dan vitamin C yang mana bisa membantu meningkatkan fungsi ingatan dan membantu mengatasi peradangan sendi

(rheumatoid arthritis) atau lebih dikenal rematik (Kurnia, 2005). e. Morfologi dan Habitat Tanaman Strawberry Morfologi tanaman strawberry adalah daun strawberry berupa daun majemuk trifoliat atau terdiri dari satu daun dan tiga anak daun dengan tepi bergerigi. Permukaan atas berbulu halus berwarna hijau tua.

11

Permukaan bawah berwarna keabu-abuan dan memiliki 300-400 stomata per mm2, tekstur daun dan tangkai sangat keras tajuk daun sangat unik yakni melingkari batang secara spiral jaraknya rapat. Batang, strawberry memiliki batang utama tempat daun tersusun yang melingkari batang, batangnya pendek, tekstur lunak, dan tidak berkayu, batang ini tersembunyi di antara tangkai-tangkai daun strawberry. Akar memiliki 20-35 akar primer, biasanya strawberry dewasa bisa mencapai kedalaman satu meter. Stolon atau perpanjangan tunas akan terbentuk jika mendapatkan sinar matahari kurang dari 11 jam. Bunga strawberry memiliki lima kelopak bunga (sepal), 20-35 benang sari. Buah strawberry yang populer sebenarnya adalah buah semu dimana berwarna merah (Kurnia, 2005). 2. Perubahan Warna (discoloration) Menurut (Walton dan Torabinejab, 1996) perubahan warna dapat terjadi pada saat atau setelah terbentuknya email dan dentin. Penyebab perubahan warna gigi dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu noda alamiah dan perawatan iatrogenik. Pertama penyebab noda alamiah disebabkan oleh sejumlah noda pada permukaan gigi setelah gigi erupsi. Noda alamiah mungkin berada pada permukaan atau berikatan dalam struktur gigi, kadangkadang diakibatkan defek email karena cidera atau trauma. Contoh penyebab noda alamiah menurut (Walton dan Torabinejab, 1996) adalah sebagai berikut:

12

1) Pulpa nekrosis Produk kerusakan jaringan yang dilepaskan masuk ke dalam tubuh dentin dan mewarnai dentin di sekitarnya. 2) Perdarahan intrapulpa Disebabkan oleh trauma pada gigi dan akan menyebabkan perdarahan dan lisis eritrosit. Produk disintegrasi darah diduga sebagai ion sulfida, masuk ke dalam tubulus dentin sehingga menyebabkan perubahan warna gigi yang makin lama semakin meningkat. 3) Metamorfosis kalsium Pembentukan dentin sekunder ireguler secara ekstentif di dalam kamar pulpa atau pada dinding saluran pulpa menyebabkan translusensi mahkota gigi berkurang atau warna gigi berubah menjadi kekuningan atau kuning kecoklatan. Pada pasien yang sudah tua, perubahan warna terjadi secara fisiologis sebagai akibat dentin secara berlebihan disamping karena penipisan dan perubahan optik dalam email. 4) Defek perkembangan Perubahan warna terjadi karena kerusakan pada saat perkembangan gigi. a) Florosis endemic

Masuknya sejumlah flour pada saat pembentukan gigi menyebabkan kerusakan struktur yang mengalami mineralisasi dan mengakibatkan terjadinya hipoplasia. Permukaan gigi menjadi porus dan akan menyerap warna di dalam rongga mulut.

13

b)

Obat-obatan sistemik

Masuknya obat-obatan atau bahan kimia pada saat pembentukan gigi dapat menyebabkan perubahan warna gigi paling berat adalah tetrasiklin, menyebabkan gigi berwarna kuning kecoklatan sampai abu-abu tua. Hal ini tergantung kepada jumlah, jenis tetrasiklin dan umur pasien saat meminum obat. c) Defek dalam perkembangan gigi

Kerusakan dalam pembentukan gigi terjadi sebatas email berupa hipoplasia atau hipoklasifikasi, terlihat warna kecoklatan. d) Kelainan darah dan faktor lain-lain:

Kondisi sistemik mengakibatkan lisis eritrosit secara luas. Produk kerusakan darah dapat bergabung ke dalam dentin mewarnai gigi. Suhu tubuh yang tinggi saat pembentukan gigi menyebabkan perubahan warna berbentuk pita pada email. Profiria penyakit metabolisme menyebabkan gigi susu atau gigi permanen berubah warna menjadi kemerahan atau kecoklatan. Penyakit sistemik jarang dan tidak dapat diidentifikasi. Kelompok kedua, perubahan warna karena iatrogenik perubahan warna sebagai akibat prosedur perawatan gigi atau dapat disebabkan oleh berbagai bahan kimia dan bahan yang dipakai di bidang kedokteran gigi. Contoh penyebab perubahan warna iatrogenik menurut (Walton dan Torabinejab, 1996) adalah sebagai berikut:

14

1) Perubahan warna gigi karena perawatan endodontik Perubahan warna gigi akibat perawatan endodontik dapat disebabkan oleh beberapa hal tersebut di bawah ini (Walton & Torabinejab, 1996): a) Bahan obturasi Bahan obturasi yang dapat menyebabkan perubahan warna gigi adalah semen saluran akar dari jenis seng oksida eugenol atau semen saluran akar dengan komponen logam. b) Sisa-sisa jaringan pulpa Fragmen jaringan pulpa yang tertinggal di dalam mahkota, biasanya dalam tanduk pulpa, dapat mengakibatkan perubahan warna secara perlahan. c) Obat-obatan intra kanal Kebanyakan obat-obatan dapat menyebabkan perubahan warna gigi, misalnya obat intra kanal golongan fenol berkontak langsung dengan dentin, dalam waktu yang lama memungkinkan obat berpenetrasi dalam dentin sehingga akan menyebabkan perubahan warna gigi. 2) Perubahan warna gigi karena reatorasi korona Restorasi yang dipakai biasanya ada dua tipe yaitu (Walton & Torabinejab, 1998) a) Restorasi logam Amalgam merupakan penyebab paling hebat karena elemen warna gelap dapat mengubah warna dentin menjadi abu-abu gelap.

15

b) Restorasi komposit Kebocoran mikro tumpatan onposit dapat menyebabkan perubahan warna gigi. Tepi tumpatan merupakan tempat masuknya bahan kimia yang mewarnai dentin 3. Pemutihan gigi (bleaching) a. Sejarah bleaching Dental bleaching bukan hal yang baru. Melihat sejarahnya, dental bleaching ini sudah dilakukan sejak 1898, menurut Haywood (www.jurnalbogor.com). Tapi baru sedikit sekali dokter gigi yang melakukannya. Bahan yang pertama kali dilaporkan sebagai bleaching agent adalah asam oksalat, yang dijelaskan oleh Chappel tahun 1877. Dengan serangkaian percobaan, dokter gigi menemukan agen yang lebih efektif, di mana Harlan melaporkan penggunaan hidrogen peroksida pada tahun 1884. Baru pada tahun 1990-an, dental bleaching dengan cepat meraih popularitas, dimana home bleaching pertama kali diperkenalkan (http://gigi.klikdokter.com). b. Cara Pemutihan Bleaching (pemutihan gigi) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu bleaching secara eksternal yang dilakukan pada gigi vital yang mengalami perubahan warna dan bleaching secara internal, dilakukan pada gigi non vital yang telah dirawat saluran akar dengan baik.

16

1)

Teknik Non Vital Bleaching (Internal) Pemutihan gigi intra korona pada gigi non vital dipakai teknik

termokatalitik atau walking bleach. Adanya oksigen yang bebas akan mendorong zat warna keluar dari tubulus dentin (Grossman, 1995). a) Teknik Walking Bleach Teknik ini dilakukan dengan cara menempatkan pasta campuran superoxol dan sodium parborat dalam kamar pulpa. Prosedur meliputi pengontrolan warna gigi, pemolesan

permukaan email, aplikasi petroleum jeli pada gingival dan pemasangan rubberdam untuk isolasi dan untuk menghindari iritasi, preparasi akses kavitas, perawatan saluran akar, keluarkan guttap point 2 mm dari orifice dan tanduk pulpa dibersihkan, beri basis 2 mm di atas guttap, menghilangkan smearlayer dengan menggunakan EDTA, pembilasan dengan sodium hipoklorit dan air, mengeringkan kavitas, masukkan pasta dengan baik, letakkan butiran kapas yang mengandung superoxol, tutup orifice dengan ZnOP cement IRM, pasien kembali 3 sampai 7 hari (Grossman, 1995). b) Teknik Termokatalitik Teknik ini dilakukan dengan bantuan cahaya dan panas. Caranya dengan meletakkan bahan oksidator hydrogen peroxide (Grossman, 1995).

17

c. Hasil Perawatan Perawatan bleaching biasanya mempunyai efek samping yang paling sering terjadi adalah sensitivitas gigi dan iritasi pada jaringan lunak seperti gusi. Hidrogen peroxide dapat berpenetrasi ke ruang pulpa melalui email dan dentin, dan menyebabkan rasa ngilu. Oleh karena itu dianjurkan untuk dilakukan aplikasi flour paska perawatan bleaching untuk mengurangi rasa ngilu (Grossman, 1995). d. Warna gigi Warna normal gigi sulung adalah putih keabu-abuan. Warna normal gigi permanen adalah kuning keabu-abuan, atau putih kekuningkuningan. Warna gigi ditentukan oleh translusidan ketebalan email, ketebalan dan warna dentin yang melapisi di bawahnya, dan warna pulpa. Perubahan dalam warna dapat bersifat fisiologik dan patologik atau oksogenus dan endogenus (Grossman, 1995). Dengan bertambahnya umur, email menjadi lebih tebal karena deposisi dentin skunder dan reparatif, yang menghasilkan perubahan warna pada gigi selama hidup seseorang. Gigi orang tua biasanya lebih kuning atau keabu-abuan atau abu-abu kekuning-kuningan dari pada gigi orang muda (Grossman, 1995).

18

Menurut

(Grossman,

1995)

penyebab

warna

gigi

dapat

diklasifikasikan sebagai perubahan warna ekstrinsik dan perubahan warna intrinsic, perubahan warna ekstrinsik biasanya terjadi faktor dari lokal seperti noda atau stai tembakau. Sedangkan perubahan warna intrinsic adalah noda yang terdapat dalam email dan dentin yang disebabkan oleh penumpukan atau penggabungan bahan di dalam struktur-struktur seperti stain tetracycline. Karena perubahan warna intrinsik sulit bahkan sulit hilang dibanding dengan perubahan warna ekstrinsik karena berasal dari kerusakan perkembangan email dan dentin, tetapi stain yang disebabkan karena nekrosis dapat dihilangkan dengan pemutihan. Menurut (Walton dan Torabinejab, 1998) Material pemutih bisa bertindak sebagai material pengoksidasi (oksidator) atau agen pereduksi ini tersedia cukup banyak preparatnya. Material yang banyak dipakai adalah larutan hidrogen peroksida dengan beberapa konsentrasi, natrium perborat, karbamid peroksida. Natrium perborat dan karbamid peroksida adalah bahan kimia yang secara bertahap terdegradasi sehingga melepaskan hidrogen peroksida kadar rendah. Hidrogen peroksida dan karbamis peroksida hanya diindikasikan bagi penelitian eksternal sementara natrium perborat sebagian besar digunakan untuk pemutihan internal. Semua telah terbukti efektif. Macam-macam bahan pemutih gigi menurut pemaparan (Walton & Torabinejab, 1998) sebagai berikut: 1) Hydrogen Peroxide (H2O2)

19

Merupakan pengoksidasi kuat yang tersedia dalam beberapa tingkat kekuatan walaupun yang biasa dipakai adalah larutan yang distabilkan dengan kadar 30 sampai 35 % (superoxol, perhidrol). Merupakan bahan yang paling umum. Caairan yang mempunyai konsentrasi tinggi ini harus ditangani dengan hati-hati karena tidak stabil, cepat meepaskan oksigen, dan dapat meledak kecuali jika diletakan dalm lemari pendingin dan disimpan dalam botol gelap. Juga merupakan bahan yang kaustik, dan apabila berkontak, jaringan dapat terbakar. 2) Carbamid Peroxide

Carbamid peroxide, juga dikenal sebagai urea hydrogen peroxide, yang dapat diperoleh dalam berbagai konsentrasi antara 3 dan 15%. Preparat komersial yang kira-kira mengandung carbamid peroxide dan mempunyai pH rata-rata 5 sampai 6,5. Biasanya mengandung gliserin atau propilen glikol. Natrium stannat, asam fosfat, dan aroma. Dalam beberapa preparat ditambahkan Carbopol, suatu resin yang larut dalam air untuk memperlama pelepasan periksida aktif dan meningkatkan masa penyimpanan. Cabamid peroxide 10% akan terurai menjadi urea, ammonia, karbondioksida, dan sekitar 3,5% hydrogen peroxide sistem Carbamid peroxide digunakan pada pemutihan eksternal dan dikaitkan dengan beberapa derajat kerusakan gigi dan jaringan lunak sekitarnya (biasanya ringan). Material ini

20

dapat mempengaruhi kekuatan ikatan resin komposit serta penutupan tepinya. 3) Natrium perborat

Bahan oksidator natrium perborat dapat diperoleh dalam bentuk bubuk atau berbagai kombinasi capuran komersial. Jika masih baru bagan ini mengandung kira-kira 95 % perborat, dalam 9,9 % oksigen. Namun lebih stabil dalam keadaan kering, tetapi dengan adanya asam, air hangat, atau air akan berubah menjadi natrium metaborat, hydrogen peroxide, dan oksigen berbentuk nasen. Kebanyakan preparat natrium prborat bersifat alkali. Natrium perborat lebih mudah dikontrol dan lebih aman dibandingkan hydrogen peroxide pekat. Natrium perborat dapat diperoleh dalam berbagai macam bentuk; semuanya cukup efektif.

B. KERANGKA KONSEP Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian GIGI DISKOLORISASI

BLEACHING

EKSTRAK STRAWBERRY 100%

CARBAMIDE PEROXIDE 10%

21

GIGI MENJADI LEBIH PUTIH

C. HIPOTESIS Berdasarkan dari dasar teori di atas maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut: Terdapat perbedaan ekstrak buah strawberry 100% (Fragaria x annanassa) dan carbamide peroxide 10% terhadap perubahan warna gigi pada proses pemutihan gigi (bleaching) secara in vitro.

22

BAB III METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen laboratories in vitro.

B. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian ini dilakukan di laboratorium tekhnik tekstil UII, laboratorium penelitian UMY, dan LPPT UGM selama lebih kurang satu bulan.

C. SUBYEK PENELITIAN Gigi Gigi yang digunakan dalam penelitian ini adalah gigi incisivus, gigi caninus, dan gigi premolar sebanyak 10 gigi. Gigi harus memiliki mahkota utuh sebab yang akan diamati adalah mahkota gigi. Akar gigi tidak boleh mengalami perforasi dimana keadaan akar tertembus atau berlubang, tidak karies dan tidak dalam keadaan anomali, sebab ekstrak strawberry akan masuk ke dalam pulpa atau dentin gigi sehingga dapat mempengaruhi perubahan warna gigi.

23

D. KRITERIA INKLUSI DAN EKSLUSI 1. Kriteria Inklusi: a. Gigi permanen Gigi incisivus, gigi caninus dan gigi premolar yang mahkotanya masih utuh dan akar tidak perforasi, tidak karies, dan tidak anomali. b. Strawberry Dengan kriteria masih segar (baru dipetik), warnanya masih bagus, dan sudah matang. c. Ekstrak strawberry Ekstrak strawberry yang baru atau belum kadaluwarsa. d. Gel Carbamide peroxide 10% 2. Kriteria Ekslusi a. Gigi molar, akar perforasi, dan gigi yang karies. b. Selain strawberry jenis Fragaria x ananassa. c. Strawberry yang sudah busuk atau warnanya sudah tidak bagus lagi. d. Strawberry yang sudah lama disimpan sehingga kandungannya sudah berubah. e. Strawberry yang belum matang. f. Ekstrak strawberry yang sudah kadaluwarsa dan sudah berubah warnanya. g. Selain gel Carbamide peroxide 10%

24

E. IDENTIFIKASI OPERASIONAL

VARIABEL

PENELITIAN

DAN

DEFINISI

1. Variabel Penelitian a. Variabel pengaruh: ekstrak buah strawberry (100%) b. Variabel terpengaruh: warna gigi c. Variabel pengganggu 1) Variabel terkendali a) Jenis gigi b) Jenis buah c) Teknik pemutihan gigi d) Volume ekstrak buah e) Konsentrasi ekstrak buah strawberry f) Volume larutan ellagic acid g) Konsentrasi ekstrak strawberry h) Waktu 2) Variabel tak terkendali a) Umur gigi b) Umur buah 2. Definisi Operasional a. Bleaching: upaya untuk memutihkan gigi yang dilakukan pada bidang kedokteran gigi. b. Ekstrak buah strawberry dan jenis Fragaria x ananassa.

25

c. Jenis gigi yang digunakan adalah gigi incisuvus, gigi caninus, gigi premolar pada rahang atas ataupun rahang bawah. d. Waktu adalah ukuran lama yang dibutuhkan dalam proses pemutihan gigi dalam waktu 56 jam. e. Diskolorisasi adalah perubahan warna yang disebabkan oleh faktor ekstrinsik dan faktor intrinsik. f. Carbamide peroxide 10% adalah bahan bleaching yang umum digunakan home bleaching, terdiri dari 7% hydrogen peroxide dari 3 % urea.

F. INSTRUMEN PENELITIAN 1. Alat yang digunakan a. Spectrophotometer b. Shade Guide c. Wadah plastik d. Alat tulis e. Lakban tulis f. Cat kuku g. Teh hitam 2. Bahan yang digunakan a. Ekstrak buah strawberry 100% b. Gigi c. Gel carbamide peroxide 10% merek Total Care

26

G. CARA KERJA 1. Tahap persiapan a. Menemukan dan mengumpulkan sampel penelitian. b. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan. c. Menentukan tempat untuk melakukan penelitian.

2. Tahap pelaksanaan a. Proses Ekstrak Buah Strawberry Proses ekstraksi buah strawberry dilakukan di LPPT UGM. Proses ekstraksi buah strawberry sebagai berikut: pertama-tama buah strawberry ditimbang dan dipotong-potong, lalu buah strawberry diblender sampai halus kemudian direndam selama 24 jam. Setelah itu dilakukan penyaringan atau filtrasi menggunakan corong buchner dan diperoleh hasil fitrat dan residu. Residu buah strawberry diproses lagi seperti yang telah dilakukan di atas selama dua kali sehingga didapat dan fitrat lagi. Semua fitrat buah strawberry dilakukan evavorasi (diuapkan) dengan rotary evavator sehingga menghasilkan ekstrak strawberry yang kental kemudian dikeringkan yang akhirnya akan diperoleh ekstrak strawberry murni 100%. b. Pengukuran Warna Gigi Sebelum dan Sesudah Pertama-tama warna gigi yang sudah diberi perlakuan diskororisasi diukur dengan Shade guide terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan

27

menggunakan spectrophotometer sebelum dan sesudah pemutihan dengan teknik termokatalitik pada ekstrak buah.

H. ALUR PENELITIAN Gigi Incisivus Caninus, Premolar Diskolorisasi Metode Maserasi Shade Guide Ekstrak Buah Strawberry 100%

Buah Strawberry (Fragrarea x annanassa)

Spectrophotometer

Bleaching

6 Gigi direndam dalam Gel Carbomide peroxide 10% selama 56 jam

6 Gigi direndam dalam Ekstra Buah Strawberry 100% selama 56 jam

Shade Guide

Spectrophotometer

Data

28

Analisis Data

Hasil

I. ANALISIS DATA Analisis statistik yang digunakan statistik inferensial parametik. Metode analisis yang digunakan paired sampel t-tes dimana data penelitian ini merupakan data kuantitatif yang berupa bilangan atau angka yang mencerminkan nilai perubahan warna gigi. Fasilitas ini digunakan untuk menguji 2 sampel yang berpasangan (paired), paired dalam hal ini diartikan sebagai sebuah sampel dengan subyek yang sama, namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Setelah itu, untuk 2 sampel yang independen antara ekstrak strawberry 100% dengan carbomide peroxide 10% menggunakan independen sampel t-test.

29

30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perubahan warna email gigi pada sampel yang diberi bahan pemutih yaitu ekstrak stawberry 100% dan carbamid peroxide 10%. Sampel gigi terlebih dahulu didiskolorisasi atau diredam dalam larutan the hitam selama 12 hari agar terjadi perubahan warna ekstrinsik. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan

sebelumnya. Perubahan email pada gigi setelah dirandam dalam larutan the hitam selama 12 jam dijadikan warna awal gigi. Pengukuran awal pada sampel menggunakan shade guide di Laboratorium Kedokteran Gigi UMY dan dilanjutkan dengan alat ukur spectrophotometer yang dilakukan di Laboratorium Teknik Tekstil UII untuk menentukan parameter warna pada jarak L*, a*, dan b*( lightness ) sebagai colour cordinate untuk melihat penerangan dari obyek. a* ( crhoma ) colour cordinate untuk mendapatkan jumlah warna per unit area, b* ( hue ) colour cordinate merupakan warna spesifik dari cahaya yang pada panjang gelombang tertentu dapat mengenai retina mata. Dari nilai La*, a*, b* didapatkan nilai dE*ab sebagai jumlah perbedaan warna atau jarak antara 2 warna sehingga penelitian ini lebih difokuskan pada nilai dE*ab. Berikut data tabel hasil penelitian:

31

Tabel 1. Data nilai dE*ab dan shade guide pada awal sampel Pengukuran awal Spectrophotometer Shade guide sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 140, 97 149,59 139,18 154,94 140,59 145,10 160,29 177,42 141,62 145,21 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3 B3

Keterangan: B3 indeks warna gigi kekuningan gelap Keterangan urutan perubahan warna padaa shade guide: 1. 2. 3. 4. 5. 6. B1: Putih level 1 A1: Putih kekuningan C1: Putih keabu-abuan B2: Kekuningan level 2 C2: Keabu-abuan level 2 C3: keabu-abuan level 3 7. 8. 9. A2: Kekuningan level 2 A3: Kekuningan level 3 B3: Kekuning level 3

10. B4: Kekuning level 4 11. A3.5: Kekuningan level 5

31

Untuk mengetahui adanya perbedaan efektifitas antara ekstrak strawberry 100% dengan gel carbamid peroxide 10 % dalam proses pemutihan gigi dilakukan pengaplikasikan bahan pemutih gigi (bleaching) pada sample dengan menggunakan ekstrak strawberry 100% dan carbamid peroxide 10% selama 56 jam. Hasil pengukuran perubahan warna email gigi setelah perendaman ekstrak strawberry 100% dan carbamid peroxide 10% selama 56 jam dengan menggunakan shade guide dan spectrophotometer, dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3. Table 2 Data nilai dE*ab sebelum dan sesudah perendaman ekstrak strawberry 100% Sampel Sebelum 1 2 3 4 5 139.71 147.95 137.32 153.89 138.71 Ekstrak strawberry 100% Shade Guide B3 B3 B3 B3 B3 Sesudah 134.42 146.21 134.32 150.17 136.77 Shade Guide B2 B2 B2 B2 B2

Tabel 3 Data nilai dE*ab sebelum dan sesudah perendaman carbamid peroxide 10% Sampel Carbamid perokside 10%

32

Sebelum 6 7 8 9 10 145,10 160,29 177,42 141,62 145,21

Shade Guide B3 B3 B3 B3 B3

sesudah 129,96 139.01 140,25 135,35 138,97

Shade Guide B1 B1 B1 B1 B1

Berdasarkan table 2 dan 3 dapat dilihat bahwa terjadi perubahan nilai dE*ab sebelum dan sesudah gigi direndam pada ekstrak strawberry 100% dan carbamid peroxide 10% . Nilai perendaman sebelum lebih besar dari nilai sesudah perendaman, begitu juga dengan nilai shade guide yang mengalami penurunan setelah dilakukan perendaman dengan ekstrak strawberry 100% dan carbamid peroxide 10%. Hal ini dapat diartikan bahwa terjadi penyerapan warna pada sampel sehingga menurunkan warna sampel setelah dilakukan perendaman dengan ekstrak strawberry 100% dan carbamid peroxide 10%. Berikut data selisih nilai dE*ab sebelum dan sesudah perendaman gigi.

Table 4 Data selisih nilai dE*ab setelah dan susudah perendaman gigi Sampel Bahan Bleaching Ekstrak Strawberry Carbamid peroxide 100% 5.29 1.74 3.00 3.72 1.94 10% 15.14 21.28 37.17 6.27 6.24 23

1 2 3 4 5

33

Berdasarkan table 4 dapat dilihat bahwa selisih nilai dE*ab setelah dan sebelum perendaman gigi masing-masing spesimen gigi berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, yang akan lebih dijelaskan secara rinci pada pembahasan. Data hasil perubahan email gigi yang dilihat dari nilai dE*ab pada kedua kelompok tersebut terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data, untuk menentukan hipotesis yang akan dilakukan selanjutnya. Berikut data hasil uji normalitasnya:

Table 5. Data uji normalitas Variabel Gigi sebelum direndam Ekstrak strawberry Gigi setelah direndam Ekstrak strawberry Gigi sebelum direndam Gel KP Gigi setelah direndam Gel KP Mean 143,5160 143.1760 153,9280 136,7080 K-S 0.678 0.645 0.715 0.682 Sig. (2-tailed) 0.747 0.799 0.686 0.740 .

23

34

Berdasarkan data hasil uji normalitas, maka penyebaran data pada kedua kelompok dapat dikatakan normal, karena nilai p>0,05. Ekstrak strawberry mempunyai nilai p=0,747 sebelum direndam dan p=0,799 setelah direndam. Begitu juga dengan gel carbanid peroxide mempunyai nilai p=0,686 sebelum direndam dan p=0,740 setelah direndam. Untuk menguji hipotesis jika data terdistribusi normal maka dilakukan uji parametrik. Uji parametrik yang digunakan untuk menentukan derajat perubahan warna sebelum dan setelah dilakukan perendaman selama 56 jam, yaitu uji t-Test berpasangan. Berikut data hasil pengujiannya:

Tabel 6. Data uji t-Tes berpasangan Sig. (2Correlatio Variabel n tailed ) 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Sig. (2tailed)

23

35

Pair 1 Gigi sebelum direndamGigi sesudah direndam ekstrak strawberry Pair 1 Gigi sebelum direndamGigi sesudah direndam Carbamid perokside 10 % Berdasarkan hasil uji t-Test berpasangan, maka diperoleh nilai signifikansi pada kelompok yang direndam ekstrak strawberry p=0,000 dan pada kelompok yang direndam gel carbamid peroxide p=0,000. Pada uji t-Test berpasangan dikatakan terdapat perbedaan bila p<0,05 sehingga dapat dikatakan pada kedua kelompok uji terdapat perbedaan yang bermakna. Sebelum dan sesudah direndam selama 56 jam. Pada data juga menunjukkan nilai korelasi antara kedua variabel dengan nilai p=0,008 dan p=0,040 secara statistika dikatakan terdapat korelasi antara kedua variabel bila nilai p<0,05 sehingga dapat diartikan bahwa korelasi antara warna gigi sebelum dan sesudah direndam ekstrak strawberry dan gel carbamid peroxide adalah sangat erat dan benar-benar berhubungan secara nyata. Untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan yang ada diantara kelompok uji dilanjutkan dengan uji Independent sample t-Test. Independent sample t-Test digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya perbedaan yang bermakna antara kelompok yang direndam dengan ekstrak strawberry dan kelompok yang direndam gel carbamid peroxide. Berikut data hasil pengujiannya 0, 980 0.008 1,34096 4,93504 0.000

0.614

0.040

1,27929

33,16071 0.000

23

36

Table 7. Data uji independent samplel t-Test

Perubahan warna gigi

Perlakuan Ekstrak strawberry Gel Carbamid perokside

Mean 3.1380

17,2200

Tabel. 8 Independent Samples Test


Levene's Test for Equality of Variances t-tes for Equality of Means Sig. (295%Confidence Interval of tailed) F diasumsikan
-27.40558

Sig (2-tailed) 0.028 0.000

the Differnces Lower Upper


-0.75842 1.80410

terdapat perbedaan diasumsikan tidak terdapat perbedaan

7.225

-29.96810

0.000

23

37

Berdasarkan uji independent t-Test diatas, dapat diartikan bahwa pada uji varian dari ekstrak strawberry dan gel carbamide perokside 10 % diperoleh nilai signifikansi p = 0,028 berarti nilai p<0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang nyata dari kedua sample maka untuk uji mean menggunakan dasar diasumsikankedua varian sama . pada uji mean diperoleh dari nilai p=0,000 dimana jika p<0,05 dikatakan perbedaan rerata yang bermakna antara kelompok yang direndam ekstrak strawberry dibanding kelompok yang direndam dengan gel carbamid perokside.

B . PEMBAHASAN Untuk mengetahui adanya perbedaan efektifitas antara ekstrak strawberry dan gel carbamid perokside dalam proses pemutihan gigi yang mengalami perubahan warna dilakukan penelitian dengan menggunakan beberapa gigi postekstraksi sebagai sampel penelitian. Sampel terlebih dahulu direndam dalam seduhan teh hitam selama 12 hari agar terjadi perubahan warna. Berdasarkan penelitan (Juwita dkk, 2008 ) menyatakan bahwa perendaman gigi selama 12 hari sudah dapat menyebabkan gigi mengalami perubahan warna ekstrinsik (ekstrinsik stain ). Perubahan warna ekstrinsik ditemukan pada permukaan luar gigi dan biasanya berasal dari faktor lokal, seperti kebersihan mulut yang tidak baik dimana sejumlah plak yang mengandung produk bakteri kromogenik yang

23

38

dapat menyebakan perubahan warna pada gigi, noda tembakau, rokok, kopi dan teh yang menyebabkan warna gigi menjadi coklat kekuning-kuningan sampai hitam (Grossman, 1995). Penelitian ini merupakan teknik pemutihan gigi (bleaching )secara eksternal. Bleaching eksternal merupakan salah satu cara pemutihan kembali gigi yang berubah warna akibat faktor lokal seperti noda tembakau, rokok, teh, dan kopi yang dapat dilakukan sendiri oleh pasien dirumah (home bleaching) dengan pantauan dari dokter gigi dengan menggunakan bahan pemutih gigi yang berperan sebagai oksidator maupun reduktor, namun kebanyakan bahan pemutih gigi yang biasa dipakai sebagai (bleaching) secara eksternal adalah oksidator salah satunya yaitu carbamid peroxide (Walton dan Torabinejad, 1996 ). Buah strawberry dapat digunakan sebagai bahan alternatif pemutih gigi. Dalam buah strawberry terdapat berbagai macam kandungan dan salah satunya adalah ellagic acid yang didalamnya mengandung ellagictanin yang dapat memutihkan gigi, dimana reaksi yang terjadi pada senyawa ini ialah reaksi oksidasi dimana ellagic acid melepaskan elektron yang dapat berkaitan dengan zat yang menyebabkan perubahan warna pada enamel. Adanya perbedaan keelektronegatifan diantara O dan H+ pada gugus OH- yang lebih besar dibandingkan CO- dan OH- pada gugus COOH menyebabkan gugus OH- akan lebih mudah putus dan menghasilkan radikal H+. Radikal H+ yang terbentuk kemudian berikatan dengan 3 molekul C tersier yang terdapat pada enamel gigi yang mengalami diskolorasi. Ikatan ini menyebabkan terjadinya gangguan konjugasi elektron dan perubahan penyerapan energi pada molekul organik

23

39

enamel sehingga terbentuk molekul organik enamel dengan struktur tidak jenuh. Setelah radikal H+ dilepaskan, ellagic acid melepaskan 4 radikal OH- yang dapat mengganggu struktur tidak jenuh dari enamel tersebut menjadi struktur jenuh dengan warna lebih terang (Sarah, 2004 cit. Margaretha et al., 2008). Teknik pemutihan gigi (bleaching) secara eksternal dalam penelitian ini dilakukan dengan cara merendam specimen gigi kedalam ekstrak strawberry dengan konsentrasi 100% dan gel carbamid perokside selama 56 jam. Waktu pengaplikasian diperoleh dari lama pemakaian home bleaching selama 2 minggu dan setiap harinya digunakan selama 4 jam yang kemudian digabung sehingga diperoleh waktu perendaman selama 56 jam. Dimana sebelumnya dilakukan ekstraksi buah strawberry menjadi ekstrak strawberry 100% di LPPT UGM. Selain direndam dalam ekstrak strawberry 100%, specimen juga direndam dalam carbamid peroxide sebagai kelompok pembanding. Berdasarkan tabel hasil penyinaran dapat dilihat bahwa pada masing-masing sampel gigi memiliki nilai dE*ab yang berbeda, hal ini dapat diartikan bahwa perubahan warna pada masing-masing sampel gigi juga berbeda yang disebabkan karena

ketidakseragaman sampel gigi yang digunakan, yaitu dari segi kondisi gigi, usia gigi dan juga ketebalan email gigi. Warna gigi ditentukan oleh translusensi dan ketebalan email, ketebalan dan warna dentin yang melapisi dibawahnya dan warna pulpa. Perubahan pada warna dapat bersifat fisiologik dan patologik atau eksogen dan endogen ( Grossman, 1995). Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil pada kelompok yang diaplikasikan dengan ekstrak strawberry sebelum dan sesudah nilai dE*ab

23

40

nya sesudah pengaplikasian lebih kecil dari pada sebelumnya. Hal ini juga terjadi pada kelompok yang diaplikasikan gel carbaamid peroxide nilai dE*ab sesudah pengaplikasian lebih kecil dibandingkan sebelumnya. Semakin kecilnya nilai tersebut dikarenakan sinar yang dipantulkan semakin kecil dan penyerapan zat warna semakin besar. Semakin besarnya zat warna yang terserap menyebabkan sampel gigi akan semakin putih. Dari hasil uji statistik t-Test berpasangan juga memperlihatkan bahwa terjadi perubahan warna gigi yang signifikan sebelum dan sesudah pengaplikasian pada kedua kelompok uji. Pada pengamatan visual yang dilihat dengan menggunakan shade guide pun terlihat adanya penurunan warna pada masing-masing kelompok uji. Hasil uji statistik t-Test tidak berpasangan antara ekstrak strawberry dan gel carbamid peroxide menunjukkan perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok. Hal ini tentunya sesuai dengan hipotesis peneliti yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan efektifitas antara ekstrak strawberry dan gel carbamid peroxide dalam memutihkan gigi. Dimana gel carbamid peroxide lebih efektif dalam memutihkan gigi bila dibandingkan dengan ekstrak strawberry. Walaupun gel carbamid peroxide lebih efektif dalam memutihkan gigi tetapi ekstrak buah strawberry tetap bisa digunakan sebagai bahan dalam proses pemutihan gigi karena kandungan ellagic acid yang terdapat pada buah strawberry. Dari hasil penelitian ini kita dapat mengetahui bahwa buah strawberry merupakan bahan alami yang dapat digunakan untuk memutihkan gigi yang mengalami perubahan warna ekstrinsik meskipun hasilnya tidak sebanding dengan bahan pemutih yang sudah sering digunakan seperti carbamid peroxide. Selain kandungan bahan

23

41

kimia yaitu ellagic acid yang terdapat pada buah strawberry, pH asam (3-4) yang terkandung didalamnya juga merupakan salah satu faktor kuat dalam memutihkan gigi dikarenakan sifat asam dapat mengikis permukaan email gigi sehingga memberikan efek pemutihan pada gigi yang mengalami perubahan warna secara ekstrinsik ( Margaretha, Juwita dkk 2004 ).

23

42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.

KESIMPULAN

Dari hasil pemelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan: 1. Berdasarkan uji analisis data independent sampel t-Tes didapat nilai

p= 0,028 dimana p<0,05 artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara ekstrak strawberry dan gel carbamid peroxide. 2. Ekstrak buah strawberry (Fragaria x annanasa) merupakan bahan

alami yang dapat digunakan untuk memutihkan gigi yang mengaami perubahan warna, walaupun hasilnya belum sebanding dengan bahan pemutih yang tersedia dipasaran, seperti carbamid peroxide.

B. SARAN 1. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk menguji lama

perendaman ekstrak buah strawberry sehingga diperoleh waktu perendaman yang efektif. 2. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk menguji

perbedaan konsentrasi dan lama perendaman dari ekstrak strawberry terhadap gigi vital (secara in vivo) sehingga dapat diperoleh bahan pemutih yang aman, alami, dan efektif

23

43

3.

Perlu adanya penelitian untuk menguji seberapa

besar (persentase) kandungan asam elagat yang terkandung dalam ekstrak strawberry.

42

23

You might also like