You are on page 1of 14

INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.

13

LINDUNGI NILAI INVESTASI NETO DALAM KEGIATAN USAHA LUAR NEGERI PENDAHULUAN Referensi PSAK 10 (revisi 2010) : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing PSAK 25 (revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi , dan Kesalahan PSAK %% (revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran

Latar Belakang 01. Banyak entitas pelapor memiliki investasi dalam kegiatan usaha luar negeri (seperti dijelaskan dalam PSAK 10 (revisi 2010) : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing paragraf 08). Beberapa kegiatan usaha luar negeri mungkin merupakan entitas anak, entitas asosiasi, ventura bersama, atau entitas cabang. PSAK 10 (revisi 2010) mensyaratkan entitas untuk menentukan mata uang fungsional dari setiap kegiatan usaha luar negerinya yaitu mata uang pada lingkungan ekonomi utama dari kegiatan usaha tersebut. Ketika menjabarkan hasil dan posisi keuangan kegiatan usaha luar negeri dalam mata uang penyajian, entitas disyaratkan untuk mengakui selisih kurs penjabaran dalam pendapatan komprehensif lain hingga entitas melepaskan kegiatan usaha luar negeri tersebut. 02. Akuntansi lindung nilai risiko mata uang asing yang timbul dari investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri akan diterapkan hanya ketika aset neto kegiatan usaha luar negeri tersebut dimasukkan dalam laporan keuangan1. Item yang dilindung nilai terkait dengan risiko mata uang asing yang timbul dari investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri mungkin merupakan suatu jumlah aset neto yang sama atau lebih kecil daripada jumlah tercatat aset neto kegiatan usaha luar negeri. 03. PSAK 55 (revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran mensyaratkan penetapan item yang diindungi nilai yang memenuhi syarat dan instrumen lindung nilai yang memenuhi syarat dalam hubungan akuntansi lindung nilai. Jika terdapat hubungan lindung nilai yang ditetapkan, dalam kasus lindung nilai investasi neto, maka keuntungan atau kerugian instrumen lindung nilai yang ditentukan sebagai lindung nilai investasi neto yang efektif diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan termasuk dengan selisih kurs yang timbul pada penjabaran hasil dan posisi keuangan kegiatan usaha luar negeri.

04. Entitas dengan banyak kegiatan usaha luar negeri mungkin terekspos suatu risiko jumlah mata uang asing. Interpretasi ini memberikan panduan dalam mengidentifikasi risiko mata uang asing yang memenuhi kualifikasi sebagai risiko yang dilindung nilai dalam lindung nilai investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri. 05. PSAK 55 (revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran memperkenankan entitas untuk menetapkan instrumen keuangan derivatif atau nonderivatif ( atau kombinasi dari instrumen keuangan derivatif dan nonderivatif) sebagai instrumen lindung nilai atas risiko mata uang asing. Interpretasi ini memberikan panduan tentang, dalam suatu kelompok usaha, instrumen lindung nilai atas investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri yang memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai.
1

Hal ini menjadi kasus untuk laporan keuangan konsolidasian, laporan keuangan yang didalamnya investasi dicatat dengan metode ekuitas, laporan keuangan yang didalamnya kepentingan venturer dalam ventura bersama dikonsolidasikan proporsional, dan laporan keuangan yang mencakup entitas cabang.

06. PSAK 10 (revisi 2010) : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing dan PSAK 55 (revisi 2006) : Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran mensyaratkan jumlah kumulatif yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain terkait dengan selisih kurs yang timbul pada penjabaran hasil dan posisi keuangan kegiatan usaha luar negeri, serta keuntungan atau kerugian instrumen lindung nilai yang ditentukan sebagai lindung nilai investasi neto yang efektif untuk direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi ketika entitas induk melepas kegiatan usaha luar negeri. Interpretasi ini memberikan panduan bagaimana entitas menentukan jumlah yang akan direklasifikasi dari ekuitas laba rugi baik instrumen lindung nilai maupun item yang dilindung nilai.

Ruang Lingkup 07. Interpretasi ini diterapkan untuk entitas yang melakukan lindung nilai atas risiko mata uang asing yang timbul dari investasi netonya dalam kegiatan usaha luar negeri dan berkeinginan dapat memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai sesuai PSAK 55 (revisi2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran. Untuk memudahkan, interpretasi ini mengacu pada suatu entitas sebagai entitas induk dan laporan keuangan yang mencakup aset neto kegiatan usaha luar negeri merupakan laporan keuangan konsolidasian. Semua acuan pada entitas induk diterapkan secara setara pada entitas yang memiliki investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri yang merupakan ventura bersama, entitas asosiasi, atau entitas cabang.

08. Interpretasi ini diterapkan hanya untuk lindung nilai atas investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri; hal ini tidak diterapkan dengan analogi untuk akuntansi lindung nilai lain.

Permasalahan 09. Investasi dalam kegiatan usaha luar negeri mungkin dilaksanakan secara langsung oleh entitas induk atau tidak langsung oleh entitas anaknya. Permasalahan yang disampaikan dalam interpretasi ini adalah: (a) sifat risiko yang dlindung nilai dan jumlah item yang dilindung nilai saat hubungan indung nilai diterapkan: i. apakah entitas induk dapat menetapkan sebagai risiko yang dilindung nilai hanya atas selisih kurs yang timbul dari perbedaan antara mata uang fungsional entitas induk dan kegiatan usaha luar negerinya, atau apakah entitas induk juga dapat menetapkan sebagai risiko dilindung nilai atas selisih kurs yang timbul dari perbedaan antara mata uang penyajian laporan keuangan konsolidasian entitas induk dan mata uang fungsional kegiatan usaha luar negeri. Jika entitas induk melakukan kegiatan luar negeri secara tidak langsung, apakah risiko yang dilindung nilai mencakup hanya selisih kurs yang timbul dari perbedaan mata uang fungsional antara kegiatan usaha luar negeri dan entitas induk terdekat, atau apakah risiko lindung nilai juga dapat mencakup setiap selisih kurs antara mata uang fungsional kegiatan usaha luar negeri dan entitas induk antara atau entitas induk akhir (misalnya apakah fakta bahwa investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri yang dilakukan melalui entitas induk antara mempengaruhi risiko ekonomi terhadap entitas induk akhir). suatu kelompok usaha instrumen lindung nilai dapat

ii.

(b) dimana dalam dilaksanakan: i.

Apakah suatu hubungan akuntansi lindung nilai yang memenuhi syarat dapat ditetapkan hanya jika entitas melindung nilai investasi netonya yang merupakan bagian dari instrumen lindung nilai atau apakah setiap entitas dalam kelompok usaha tersebut, tanpa memperhatikan mata uang fungsionalnya, dapat memiliki instrumen lindung nilai; Apakah sifat instrumen lindung nilai (derivatif atau nonderivatif) atau metode konsolidasi mempengaruhi penilaian atas efektivitas lindung nilai.

ii.

(c) berapa jumlah yang direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi dalam pelepasan kegiatan usaha luar negeri: i. Ketika pelepasan suatu kegiatan usaha luar negeri yang dilindung nilai, berapa jumlah dari cadangan penjabaran mata uang asing entitas induk terkait dengan instrumen lindung nilai dan kegiatan usaha luar negeri direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi dalam laporan keuangan konsolidasian entitas induk; Apakah metode konsolidasi mempengaruhi penentuan jumlah yang direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi.

ii.

INTERPRETASI Sifat Risiko yang Dilindung Nilai dan Jumlah Item yang Dilindung Nilai untuk Hubungan Lindung Nilai yang Dapat Ditetapkan 10. Akuntansi lindung nilai hanya dapat diterapkan terdapat selisih kurs yang timbul antara mata uang fungsional kegiatan usaha luar negeri dan mata uang fungsional entitas induk. 11. Dalam lindung nilai risiko mata uang asing yang timbul dari investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri, item yang dilindung nilai dapat berupa suatu jumlah aset neto yang setara atau kurang dari jumlah tercatat aset neto kegiatan usaha luar negeri dalam laporan keuangan konsolidasian entitas induk. Jumlah tercatat aset neto kegiatan usaha luar negeri yang dapat ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai dalam laporan keuangan konsolidasian suatu entitas induk bergantung pada apakah terdapat entitas induk yang lebih rendah dari entitas yang melakukan kegiatan usaha luar negeri yang telah menerapkan akuntansi lindung nilai untuk seluruh atau sebagian aset neto, serta akuntansi tersebut telah dilaksanakan dalam laporan keuangan konsolidasian entitas induk. 12. Risiko yang dilindung nilai dapat ditetapkan sebagai eksposur mat uang asing yang timbul antara mata uang fungsional kegiatan usaha luar negeri dan mata uang fungsional setiap entitas induk (entitas induk terdekat, entitas induk antara, atau entitas induk akhir) dari kegiatan usaha luar negeri tersebut. Fakta bahwa investasi neto dimiliki melalui suatu entitas induk antara tidak mempengaruhi sifat risiko ekonomi yang timbul dari eksposur mata uang asing terhadap entitas induk akhir. 13. Eksposur risiko mata uang asing yang timbul dari investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri dapat memenuhi syarat sebagai akuntansi lindung nilai hanya dalam laporan keuangan konsolidasian. Oleh karena itu, jika aset neto yang sama dari suatu kegiatan usaha luar negeri dilindung nilai oleh lebih dari satu entitas induk dalam kelompok usaha ( misalnya, baik oleh entitas induk langsung maupun

entitas induk tidak langsung) untuk risiko yang sama, maka hanya satu hubungan lindung nilai yang akan memenuhi sebagai akuntansi lindung nilai dalam laporan keuangan konsolidasian entitas induk akhir. Hubungan lindung nilai yang ditetapkan oleh satu entitas induk dalam laporan keuangan konsolidasiannya tidak perlu dilaksanakan oleh entitas induk lain yang lebih tinggi. Namun, jika tidak dilaksanakan oleh entitas induk yang lebih tinggi, maka akuntansi lindung nilai yang diterapkan oleh entitas induk yang lebih rendah dibalik sebelum pengakuan akuntansi lindung nilai entitas induk yang lebih tingi. Dimana Instrumen Lindung Nilai Dapat Dilaksanakan 14. Suatu instrumen derivatif atau noderivatif (atau kombinasi dari instrumen derivatif dan nonderivatif) dapat ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam suatu lindung nilai investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri. Instrumen lindung nilai dapat dimiliki oleh setiap entitas atau entitas-entitas dalam kelompok usaha, sepanjang terpenuhinya persyaratan penetapan, dokumentasi, dan efektivitas dalam PSAK 55 (2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran paragraf 90 yang terkait dengan lindung nilai investasi neto. Khususnya, strategi lindung nilai dalam kelompok usaha secara jelas didokumentasikan karena kemungkinan perbedaan penetapan pada tingkatan berbeda dari kelompok usaha tersebut. 15. Untuk tujuan penilaian efektivitas, perubahan nilai dari instrumen lindung nilai terkait dengan risiko valuta asing dihitung dengan mengacu pada mata uang fungsional entitas induk terhadap mata uang fungsional entitas induk dari risiko yang dilindung nilai yang diukur, sesuai dengan dokumentasi akuntansi lindung nilai. Bergantung pada dimana instrumen lindung nilai dilaksanakan, jika tidak terdapat akuntansi lindung nilai, maka perubahan nilai total tersebut mungkin diakui dalam laba rugi, pendapatan komprehensif lain, atau keduanya. Namun demikian, penilaian efektivitas tidak dipengaruhi apakah perubahan nilai dari instrumen lindung nilai diakui dalam laba rugi atau pendapatan komprehensif lain. Sebagai bagian dari penerapan akuntansi lindung nilai, total bagian efektif dari perubahan tersebut dimasukkan dalam pendapatan komprehensif lain. Penilaian efektivitas tidak dipengaruhi oleh apakah instrumen lindung nilai adalah instrumen derivatif atau noderivatif atau oleh metode konsolidasi.

Pelepasan Kegiatan Usaha Luar Negeri yang Dilindung Nilai 16. Jika kegiatan luar negeri yang dilindung nilai dilepaskan, maka jumlah yang direklasifikasi dari cadangan penjabaran mata uang asing ke laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi dalam laporan keuangan konsolidasian entitas induk terkait dengan instrumen lindung nilai adalah jumlah yang dipersyaratkan untuk diidentifikasi oleh PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran paragraf 105. Jumlah tersebut merupakan keuntungan atau kerugian

kumulatif dari instrumen lindung nilai yang ditentukan sebagai suatu lindung nilai efektif. 17. Jumlah yang direklasifikasi dari cadangan penjabaran mata uang asing ke laba rugi dalam laporan keuangan konsolidasian entitas induk terkait dengan investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri tersebut sesuai dengan PSAK 10 (revisi 2010) : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing paragraf 45 merupakan jumlah yang termasuk dalam cadangan penjabaran mata uang asing entitas induk terkait dengan kegiatan usaha luar negeri. Dalam laporan keuangan konsolidasian entitas induk akhir, jumlah agregat neto yang diakui dalam cadangan penjabaran mata uang asing terkait semua kegiatan usaha luar negeri, tidak dipengaruhi oleh metode konsolidasi. Namun, apakah entitas induk akhir menggunakan metode konsolidasi langsung atau metode konsolidasi bertahap2 dapat mempengaruhi jumlah yang dimasukkan dalam cadangan penjabaran mata uang asingnya terkait dengan suatu kegiatan usaha luar negeri individual. Penggunaan metode konsolidasi bertahap dapat mengakibatkan jumlah yang direklasifikasi ke laba rugi berbeda dari jumlah yang digunakan untuk menentukan efektivitas lindung nilai. Perbedaan ini dapat dieliminasi dengan menentukan jumlah yang terkait dengan kegiatan usaha luar negeri yang seharusnya muncul jika menggunakan metode konsolidasi langsung. Penyesuaian ini tidak disyaratkan PSAK 10 (revisi 2010) : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing. Namun demikian, hal tersebut merupakan pilihan kebijakan akuntansi yang diikuti secara konsisten untuk seluruh investasi neto.
2

Metode konsolidasi langsung adalah metode konsolidasi yang mana laporan keuangan kegiatan usaha luar negeri dijabarkan langsung ke dalam mata uang fungsional dari entitas induk akhir. Metode konsolidasi bertahap adalah metode konsolidasi yang mana laporan keuangan kegiatan usaha luar negeri pertama-tama dijabarkan ke dalam mata uang fungsional entitas induk antara dan kemudian dijabarkan ke dalam mata uang fungsional entitas induk akhir (atau mata uang penyajian, jika berbeda)

TANGGAL EFEKTIF 18. Entitas menerapkan Interpretasi ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012. Penerapan dini diperkenankan. Jika entitas menerapkan Interpretasi ini untuk periode yang dimulai sebelum 1 Januari 2012, maka fakta tersebut diungkapkan.

KETENTUAN TRANSISI 19. PSAK 25 (revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan menentukan bagaimana entitas menerapkan suatu perubahan dalam kebijakan akuntansi yang dihasilkan dari penerapan awal suatu interpretasi. Entitas

tidak disyaratkan untuk tunduk pada persyaratan tersebut ketika pertama kali menerapkan interpretasi ini. Jika entitas telah menetapkan instrumen lindung nilai sebagai suatu lindung nilai atas investasi neto, tetapi lindung nilai tersebut tidak memenuhi kondisi untuk menrapkan PSAK 55 (revisi 2006) : Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran untuk menghentikan akuntansi lindung nilai secara prospektif.

PANDUAN APLIKASI Panduan Aplikasi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ISAK 13. PA01. Panduan aplikasi ini mengilustrasikan penerapan Interpretasi ini dengan penggunakan struktur korporasi yang diilustrasikan dibawah ini. Dalam seluruh kasus, hubungan lindung nilai yang digambarkan akan diuji efektivitasnya sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran, meskipun pengujian tersebut tidak dibahas dalam Panduan Aplikasi ini. Entitas induk yang menjadi entitas induk akhir, menyajikan laporan keuangan konsolidasinya dalam mata uang fungsional rupiah (IDR). Masing-masing entitas anak dimiliki secara penuh. Investasi neto Entitas Induk sebesar 500 juta pada entitas anak B (mata uang fungsional poundsterling (GBP)) termasuk 159 juta setara dengan investasi neto entitas anak B sebesar $300 juta pada entitas Anak C (mata uang fungsional dollar Amerika (USD)). Dengan kata lain, aset neto entitas anak B selain investasinya pada entitas anak C adalah 341 juta.

Sifat Risiko yang Dilindung Nilai untuk Hubungan Lindung Nilai yang Dapat Ditetapkan (Paragraf 10-13) PA02. Entitas Induk dapat melindung nilai atas investasi netonya pada setiap entitas anak A,B dan C untuk risiko valuta asing antara mata uang fungsional mereka (berturut-turut adalah yen Jepang (JPY), poundsterling (GBP), dan dollar Amerika Serikat (USD)) dan rupiah. Sebagai tambahan, entitas induk dapat melindungi nilai risiko valuta asing USD/GBP antara mata uang fungsional entitas anak B dan entitas anak C. dalam laporan konsolidasiannya, entitas anak B dapat melindung nilai investasi netonya pada entitas anak C untuk risiko valuta asing antar mata uang fungsionalnya yaitu dollar AS dan pundsterling. Pada contoh berikut risiko yang ditetapkan adalah risiko valuta asing spot karena instrumen lindung nilai bukan merupakan derivatif. Jika instrumen lindung nilai adalah kontrak forward, maka entitas induk dapat menetapkan risiko valuta asing forward.

Entitas Induk Mata uang fungsional IDR Entitas anak A Mata uang fungsional Entitas anak B Entitas anak C Mata uang fungsional GBP Mata uang fungsional USD

Jumlah Item yang Dilindung Nilai untuk Hubungan Lindung Nilai yang Dapat Ditetapkan (Paragraf 10-13) PA03. Entitas induk mengharapkan untuk melindungi nilai risiko valuta asing atas investasi neto pada entitas anak C. diasumsikan bahwa entitas anak A memiliki pinjaman eksternal sebesar US$300juta. Aset neto entitas anak A pada awal periode pelaporan sebesar 400,000 juta termasuk hasil pinjaman eksternal sebesar US$300juta. PA04. Item yang dilindung nilai dapat berupa suatu jumlah dari aset neto yang setara atau lebih kecil dari jumlah tercatat investasi neto Entitas Induk pada entitas anak C (US$300 juta) dalam laporan keuangan konsolidasiannya. Dalam laporan keuangan konsolidasiannya, entitas induk dapat menetapkan pinjaman eksternal US$300 juta dari Entitas anak A sebagai suatu lindung nilai dari risiko valuta asing spot IDR/USD, yang terkait dengan investasi netonya pada entitas anak C sebesar US$ 300 juta. Dalam kasus ini, baik selisih kurs IDR/USD pinjaman eksternal US$ 300 juta di entitas anak A dan selisih kurs IDR/USD investasi neto US$ 300juta pada entitas anak C dimasukkan dalam cadangan penjabaran mata uang asing dalam laporan keuangan konsolidasian entitas induk setelah penerapan akuntansi lindung nilai. PA05. Jika tidak ada akuntansi lindung nilai, maka total selisih kurs USD/IDR pinjaman eksternal US$ 300 juta di entitas anak A akan diakui pada laporan keuangan konsolidasian entitas induk sbb: - perubahan kurs spot USD/JPY, dijabarkan ke rupiah dalam laba rugi, dan - perubahan kurs spot JPY/IDR, dalam pendapatan komprehensif lain.

Selain penetapan di paragraf PA04, dalam laporan keuangan konsolidasian entitas induk dapat menetapkan pinjaman eksternal US$ 300 juta di entitas anak A sebagai lindung nilai atas risiko valuta asing spot GBP/USD antara entitas anak C dan entitas anak B. dalam kasus ini, total selisih kurs USD/IDR atas pinjaman eksternal US$ 300 juta di entitas anak A diakui dalam laporan keuangan konsolidasi Entitas induk sbb: - perubahan kurs spot GBP/USD dalam cadangan penjabaran mata uang asing terkait dengan entitas anak C - perubahan kurs spot GBP/JPY , dijabarkan ke rupiah, dalam laba rugi, dan - perubahan kurs valuta asing spot JPY/RP dalam pendapatan komprehensif lain.

PA06. Entitas induk tidak dapat menetapkan pinjaman eksternal US$ 30 juta di entitas anak A sebagai lindung nilai atas risiko valuta asing spot IDR/USD dan risiko valuta asing GBP/USD bersamaan dalam laporan keuangan konsolidasinya. Instrumen lindung nilai tunggal hanya dapat sekali saja ditetapkan untuk melindung nilai atas risiko yang sama. Entitas anak B tidak dapat menerapkan akuntansi lindung nilai dalam laporan keuangan konsolidasiannya karena instrumen lindung nilai dilakukan di luar kelompok usaha yang terdiri dari entitas anak B dan entitas anak C.

Dimana dalam Kelompok Usaha Instrumen Lindung Nilai Dapat Dilaksanakan (Paragraf 14 dan 15)? PA07. Seperti dijelaskan di paragraf PA05 , total perubahan nilai risiko valuta asing pinjaman eksternal US$300 juta di entitas anak A dicatat dalam laba rugi (risiko spot USD/ JPY) dan pendapatan komprehensif lain (risiko spot IDR/JPY) dalam laporan keuangan konsolidasian entitas induk jika tidak ada akuntansi lindung nilai. Kedua jumlah tersebut dimasukkan untuk tujuan penilaian efektivitas lindung nilai yang ditetapkan di paragraf PA04 karena perubahan nilai instrumen lindung nilai dan item yang dilindung nilai dihitung dengan mengacu pada rupiah (mata uang fungsional entitas induk terhadap dolar AS (mata uang fungsional entitas anak C), sesuai dengan dokumentasi lindung nilai. Metode konsolidasi (metode langsung atau metode bertahap) tidak mempengaruhi penilaian efektivitas lindung nilai tersebut.

Jumlah yang Direklasifikasi ke Laba Rugi Pada Pelepasan Kegiatan Usaha Luar Negeri (paragraf 16 dan 17)

PA08. Ketika entitas anak C dilepaskan, jumlah yang direklasifikasi ke laba rugi dalam laporan keuangan konsolidasian entitas induk dari Cadangan Penjabaran Mata Uang Asing (CPMUA) adalah: a) terkait pinjaman eksternal US$300 juta entitas anak A, jumlah yang disyaratkan PSAK 55 (revisi2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran diidentifikasi, yaitu total perubahan nilai atas risiko valuta asing yang telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain sebagai bagian efektif dari lindung nilai; dan b) terkait investasi neto US$ 300 juta pada entitas anak C, jumlah tersebut ditentukan oleh metode konsolidasi. Jika entitas induk menggunakan metode langsung, maka CPMUA terkait entitas anak C ditentukan secara langsung dengan kurs IDR/USD. Jika entitas induk menggunakan metode bertahap, maka CPMUA terkait entitas anak C ditentukan dengan CPMUA yang diakui oleh entitas anak B yang mencerminkan kurs GBP/USD, dijabarkan ke mata uang fungsional entitas induk menggunakan kurs IDR/GBP. Penggunaan metode konsolidasi bertahap oleh entitas induk dalam periode sebelumnya tidak mensyaratkan atau menghindarkan entitas induk untuk menentukan jumlah CPMUA yang akan direklasifikasi ketika entitas induk melepaskan entitas anak C sebagai jumlah yang akan diakui jika entitas induk selalu menggunakan metode langsung, bergantung pada kebijakan akuntansinya.

Lindung Nilai Lebih dari Satu Kegiatan Usaha Luar Negeri (Paragraf 11,13, dan 15) PA09. Contoh berikut mengilustrasikan bahwa dalam laporan keuangan konsolidasian entitas induk, risiko yang dapat dilindung nilai selalu risiko antara mata uang fungsional entitas induk (rupiah) mata uang fungsional entitas anak B dan C. terlepas bagaimana lindung nilai ditetapkan, jumlah maksimum lindung nilai yang efektif untuk dimasukkan ke cadangan penjabaran mata uang asing dalam laporan keuangan konsolidasian entitas induk ketika kedua kegiatan usaha luar negeri dilindung nilai adalah US$ 300 juta untuk risiko IDR/USD dan 341 juta untuk risiko IDR/GBP. Perubahan lain terhadap nilai yang disebabkan karena perubahan kurs dimasukkan ke laba rugi kosnolidasian entitas induk. Tentu dimungkinkan bagi entitas induk untuk menetapkan US$300 juta hanya untuk perubahan kurs spot USD/GBP atau 500 juta hanya untuk perubahan kurs spot GBP/IDR.

Entitas Induk yang Memiliki Instrumen Lindung Nilai USD dan GBP PA10. Entitas Induk mungkin berharap untuk melindung nilai risiko valuta asing terkait dengan investasi netonya pada entitas anak B, begitu juga dengan entitas anak C. diasumsikan bahwa entitas induk memegang istrumen lindung nilai yang

sesuai yang didenominasi dalam dollar AS dan poundsterling yang dapat ditetapkan sebagai lindung nilai atas investasi netonya pada entitas anak A dan B dan Entitas anak C. penetapan lindung nilai dapat dilakukan oleh entitas induk dalam laporan keuangan konsolidasiannya termasuks ebagai berikut, tetapi tidak terbatas pada: a) instrumen lindung nilai US$ 300 juta ditetapkan sebagai lindung nilai atas investasi neto US$ 300 juta pada entitas anak C dengan risiko eksposur valuta asing spot (IDR/USD) antara entitas induk dan entitas anak C serta sampai dengan341 juta pada entitas anak B dengan risiko eksposur valuta asing spot (IDR/GBP) antara entitas induk dan entitas anak B. b) instrumen lindung nilai US$ 300 juta yang ditetapkan sebagai lindung nilai atas investasi neto US$ 300 juta pada entitas anak C dengan risiko eksposur valuta asing spot (GBP/USD)antara entitas anak B dan entitas anak C serta sampai dengan 500 juta instrumen lindung nilai yang ditetapkan sebagai lindung nilai juta investasi neto 500 pada entitas anak B dengan risiko atas eksposur valuta asing spot (IDR/GBP) antara entitas induk dengan entitas anak B.

PA11. Risiko IDR/USD terhadap investasi neto entitas induk pada entitas anak C merupakan risiko yang berbeda dari risiko IDR/GBP terhadap investasi neto entitas induk pada entitas anak B. namun, dalam kasus yang dijelaskan di paragraf PA10 (a), dengan penetapan instrumen lindung nilai USD yang dimiliki, entitas induk telah secara penuh melindung nilai risiko IDR/USD atas investasi netonya pada entitas anak C. jika entitas induk juga menetapkan instrumen GBP yang dimilikinya sebagai lindung nilai atas 500 juta investasi netonya pada entitas anak B, maka 159 juta dari investasi neto tersebut yang menggambarkan ekuivalen GBP dengan investasi neto USD dalam entitas anak C akan dilindung nilai dua kali untuk risiko GBP/IDR dalam laporan keuangan konsolidasian entitas induk.

PA12. Dalam kasus yang digambarkan di paragaraf PA10 (b), jika entitas induk menetapkan risiko lindung nilai sebagai eksposur valuta asing spot (GBP/USD) antara entitas anak B dan entitas anak C, maka hanya bagian GBP/USD atas perubahan nilai dari instrumen lindung nilai US$ 300 juta yang dimasukkan dalam cadangan penjabaran mata uang asing entitas induk terkait dengan entitas anak C. perubahan yang tersisa (setara dengan perubahan GBP/IDR atas 159 juta) dimasukkan dalam laba rugi konsolidasian entitas induk, sebagaimana dijelaskan di paragraf PA05. Disebabkan penetapan risiko USD/GBP antara entitas anak B dan C tidak memasukkan risiko GBP/IDR, entitas induk juga dapat menetapkan sampai 500 juta atas investasi netonya pada entitas anak B dengan risiko eksposur valuta asing spot (GBP/IDR) antara entitas induk dan entitas anak B.

Entitas anak B memiliki Instrumen Lindung Nilai USD PA13. Diasumsikan bahwa entitas anak B memiliki pinjaman eksternal US$ 300 juta, yang mana hasilnya dialihkan kepada entitas induk melalui pinjaman antar perusahaan yang didenominasi dalam pundsterling. Disebabkan aset dan liabilitas meningkat sebesar 159 juta, aset neto entitas anak B tidak berubah. Entitas anak B dapat menetapkan pinjaman eksternal tersebut sebagai lindung nilai atas risiko GBP/USD terhadap investasi netonya pada entitas anak C dalam laporan keuangan konsolidasiannya. Entitas induk dapat mempertahankan penetapan entitas anak B atas instrumen lindung nilai tersebut sebagai lindung nilai atas US$300 juta investasi neto pada entitas anak C untuk risiko GBP/USD (lihat paragraf 13) serta entitas induk dapat menetapkan instrumen lindung nilai GBP yang dimilikinya sebagai lindung nilai atas seluruh 500 juta investasi netonya pada entitas anak B. lindung nilai pertama ditetapkan oleh entitas anak B akan dinilai dengan mengacu pada mata uang fungsional entitas anak B (poundsterling), dan lindung nilai kedua yang ditetapkan oleh entitas induk akan dinilai dengan mengacu pada mata uang fungsional entitas induk (rupiah). Dalam kasus ini, hanya risiko GBP/USD terhadap investasi neto entitas induk pada entitas anak C yang telah dilindung nilai dalam laporan keuangan konsolidasian entitas induk dengan instrumen lindung nilai USD, bukan seluruh risiko IDR/USD. Oleh karena itu, seluruh risiko IDR/GBP dari investasi neto entitas induk pada entitas anak B sebesar 500 juta dapat dilindung nilai dalam laporan keuangan konsolidasian entitas induk.

PA14. Namun, akuntansi untuk utang entitas induk 159 juta kepada entitas anak B harus juga dipertimbangkan. Jika pinjaman entitas induk tidak dipertimbangkan sebagai bagian dari investasi netonya pada entitas anak B karena tidak memenuhi kondisi dalam PSAK 10 (revisi 2010) : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing paragraf 14, maka selisih kurs GBP/IDR yang timbul pada penjabaran tersebut akan dimasukkan dalam laba rugi konsolidasian entitas induk. Jika utang 159 juta kepada entitas anak B tersebut adalah bagian yang dipertimbangkan dari investasi neto entitas induk, maka investasi neto seharusnya hanya 341 juta dan jumlah yang dapat tetapkan oleh entitas induk sebagai item yang dilindung nilai untuk risiko GBP/IDR akan berkurang dari 500juta menjadi 341 juta.

PA15. Jika entitas induk membalik hubungan lindung nilai yang ditetapkan oleh entitas anak B, maka Entitas induk dapat menetapkan pinjaman eksternal US$300 juta yang dilakukan oleh entitas anak B sebagai lindung nilai atas investasi neto US$300 juta pada entitas anak C untuk risiko IDR/USD dan menetapkan instrumen lindung nilai GBP yang dimilikinya sendiri sebagai suatu lindung nilai hanya sampai 341 juta dari investasi neto pada entitas anak B. dalam kasus ini efektivitas kedua

lindung nilai akan dihitung dengan mengacu pada mata uang fungsional entitas induk (rupiah). Akibatnya, perubahan USD/GBP terhadap nilai pinjaman eksternal yang dilakukan entitas anak B dan perubahan GBP/IDR terhadap nilai pinjaman entitas induk kepada entitas anak B (ekuivalen dengan total USD/IDR) akan dimasukkan dalam cadangan penjabaran mata uang asing dalam laporan keuangan konsolidasian entitas induk. Disebabkan entitas induk telah sepenuhnya melindung nilai risiko IDR/USD atas investasi netonya pada entitas anak C, entitas induk hanya dapat melindung nilai sampai 341 juta untuk risiko IDR/GBP atas investasi netonya pada entitas anak B.

CONTOH ILUSTRASI Contoh ilustrasi ini melengkapi, namun bukan merupakan bagian dari ISAK 13. Pelepasan Kegiatan Usaha Luar Negeri (Paragraf 16 dan 17) C101. Contoh ini menjelaskan penerapan paragraf 16 dan 17 dalam hubungannya dengan penyesuaian reklasifikasi pada pelepasan kegiatan usaha luar negeri.

Latar Belakang. C102. Contoh ini mengasumsikan struktur kelompok usaha yang dijelaskan dalam Pedoman Aplikasi dan Entitas Induk menggunakan pinjaman USD di entitas anak A untuk melindung nilai risiko IDR/USD atas investasi neto pada entitas anak C dalam laporan keuangan konsolidasiannya. Entitas induk menggunakan metode konsolidasi bertahap. Diasumsikan bahwa lindung nilai telah sepenuhnya efektif dan akumulasi perubahan seluruh USD/IDR atas instrumen lindung nilai sebelum pelepasan entitas anak C adalah Rp.24 juta (keuntungan). Hal ini sesuai dengan jatuhnya nilai investasi neto pada entitas anak C, ketika diukur menggunakan mata uang fungsional entitas induk (rupiah).

C103. Jika metode konsolidasi langsung digunakan, maka turunnya investasi neto entitas induk dalam entitas anak C sebesar Rp.24 juta akan digambarkan secara total dalam cadangan penjabaran mata uang asing terkait dengan entitas anak C dalam laporan keuangan konsolidasian entitas induk. Namun, karena entitas induk menggunakan metode bertahap, penurunan nilai investasi neto pada entitas anak C sebesar Rp.24 juta akan digambarkan baik dalam cadangan penjabaran mata uang asing entitas anak B yang terkait dengan entitas anak C maupun dalam cadangan penjabaran mata uang asing entitas induk terkait entitas anak B.

C104. Jumlah agregat yang diakui dalam cadangan penjabaran mata uang asing terkait entitas anak B dan C tidak dipengaruhi oleh metode konsolidasi. Diasumsikan menggunakan metode konsolidasi langsung, cadangan penjabaran mata uang asing untuk entitas anak B dan C dalam laporan keuangan konsolidasian entitas induk adalah RP62 juta (keuntungan) dan Rp 24 juta (kerugian); menggunakan metode konsolidasi bertahap jumlah tersebut adalah Rp 49 juta (keuntungan) dan Rp 11 juta (kerugian).

Reklasifikasi C105. Ketika investasi pada entitas anak C dilepaskan, PSAK 55 (revisi 2006) : Instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran mensyaratkan semua keuntungan RP 24 juta atas instrumen lindung nilai direklasifikasi ke laba rugi. Dalam hal menggunakan metode bertahap, jumlah direklasifikasi ke laba rugi terkait dengan investasi neto pada entitas anak C menjadi hanya kerugian RP 11 juta. Entitas induk dapat menyesuaikan cadangan penjabaran mata uang asing entitas anak B dan C sebesar Rp 13 juta untuk menyesuaikan dengan jumlah yang direklasifikasi terkait dengan instrumen lindung nilai dan investasi neto sebagaimana kasusnya jika digunakan metode konsolidasi langsung, jika hal ini merupakan kebijakan akuntansi entitas induk. Suatu entitas yang tidak melindung nilai investasi netonya dapat membuat reklasifikasi yang sama

You might also like