You are on page 1of 15

KATA PENGANTAR

Tugas akhir ini dibuat dengan mengambil refrensi dari media cetak dan juga media elektronik yaitu internet. Tugas akhir ini berisi lima artikel yang semuanya membahas mengenai Pajak Pertambahan Nilai ( PPN) dan atau PPnBM terutama dari segi penghapusan pengenaan PPN dan atau PPnBM. Kelima artikel tersebut juga telah diberi analisis per artikel sehingga nantinya akan terdapat beberapa pandangan mengenai artikel tersebut baik positif ataupun negatif (kritik). Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis telah menuliskan analisis yang maksimal dari lima artikel dan pendapat yang dikemukan penulis dalam analisis telah ditunjang oleh berbagai refrensi yang terkait dengan pembahasan tugas akhir ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang utuh kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala penyertaan yang diberikan kepada penulis sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan. Akhir kata penulis mohon maaf apabila dalam penulisan tugas akhir ini terdapat kesalahan dan kekurangan. Diharapkan koreksi dari pembaca terhadap tugas akhir ini.

Jimbaran, November 2011

Penulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pajak Pertambahan Nilai dijadikan penulis sebagai tema dalam mencari tiga buah artikel Indonesia (permasalahan pajak di Indonesia) dan dua buah artikel asing (permasalahan pajak di luar negara Indonesia). Penulis menjadikan tema tersebut sebagai bahan membuat tugas akhir dikarenakan ketertarikannya terhadap kerumitan dalam penghitungan PPN bila dibandingkan dengan jenis pajak lainnya. Sudah pasti banyak masyarakat umum kurang memahami mengenai PPN dan atau PPnBM, baik itu pengertian, tarif, dasar pengenaan dan juga cara penghitungannya. Penulis merasa tertarik terhadap PPN dan atau PPnBM, saat mendapatkan pelajaran

Perpajakan II di perkuliahan semester tiga ini. Bila penulis tidak mendapatkan perkuliahan perpajakan, tentunya penulis tidak akan merasa tertarik dengan pajak karena penulis belum memiliki NPWP dan belum terkait dengan permasalahan pajak. Akan tetapi setelah dosen menjelaskan mengenai PPN dan atau PPnBM dan segala perhitungannya, banyak pertanyaan yang timbul karena penjelasan itu, dan semakin banyak pula keinginan penulis untuk membahas PPN dan atau PPnBM tersebut. Meskipun hanya memiliki satu tarif pokok yaitu 10% berbeda dengan jenis pajak lainnya, akan tetapi PPN memiliki ketentuan yang rumit dan banyak penyesuaian yang harus didasarkan dengan UU No. 42 Tahun 2009 akan tetapi disanalah letak keunikan belajar pajak terutama belajar mengenai Pajak Pertambahan Nilai. 1.2. Rumusan Masalah 1. Apa kaitan artikel-artikel tersebut dalam hal pembahasan Pajak Pertambahan Nilai dan atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah? 2. Bagaimana analisis mengenai artikel tersebut bila dikaitkan dengan Pajak Pertambahan Nilai dan atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah ? 3. Apa tanggapan penulis terhadap artikel tersebut, apakah menyetujui atau mengkritik?

1.3.

Tujuan 1. Memberikan pemahaman mengenai permasalahan pajak di Indonesia terutama terkait dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) 2. Memberikan pandangan terhadap permasalahan tersebut sehingga pembaca tidak hanya membaca akan tetapi dapat memiliki reaksi terhadap analisis itu, baik setuju atau mengkritik. 3. Memberikan perbandingan masalah perpajakan di negara Indonesia dengan di Luar Negeri.

BAB II PEMBAHASAN

Artikel 1 Konsumsi Minyak Goreng Curah Ditekan Medan- Pemerintah menargetkan pangsa konsumsi minyak goreng curah dapat turun hingga di bawah 50% tahun depan. Untuk itu, Kementrian Perdagangan (Kemendag) akan terus menyosialisasikan minyak goreng kemasan MinyaKita dan membuat produk ini lebih murah dengan menanggung pajak pertambahan nilainya (PPN). Kita maunya konsumsi minyak goreng curah bisa ditekan sampai di bawah 50%, ujar Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan dalam kunjungan kerjanya di Medan, kemarin. Menurut dia, saat ini pangsa minyak goreng curah masih mencapai 60 - 70% dari total konsumsi minyak goreng nasional sebanyak 3,2 juta ton. Gita mengatakan bahwa pemerintah mendorong konsumsi minyak goreng kemasan karena lebih higienis. Selain itu dari sisi harga pun minyak kemasan menurutnya tidak jauh berbeda dari minyak goreng curah. Gita mencontohkan, MinyaKita dijual dengan harga Rp. 9.500 per liter, sedikit lebih murah dibandingkan harga minyak goreng curah. Kita akan kasih harga yang bersaing, pemerintah bersedia menanggung pajak pertambahan nilai MinyaKita sebesar 10%, ujarnya. Direktur Bahan Pokok dan Barang Strategis Kementrian Perdagangan, Retno Rukmawati mengatakan, PPN ditanggung pemerintah untuk MinyaKita sebesar 10% nantinya akan dikonversikan langsung ke Direktorat Jenderal Pajak Kementrian Keuangan. Sementara Direktur Perdagangan Dalam Negeri Kementrian Perdagangan, Gunaryo mengatakan, ada pula rencana untuk menghapuskan PPN DTP untuk minyak goreng curah tahun depan. Dengan kebijakan itu, Gunaryo berharap disparitas harga antara minyak goreng curah dan MinyaKita semakin tipis. (vivanews.com)

Artikel 2 Tanpa PPN, Daya Saing Industri Kapal Akan Naik Jakarta- Rencana pemerintah menghapus Pajak Pertambahan Nilai (PPN) komponen pembuatan kapal disambut gembira pengusaha galangan kapal. Mereka berharap, aturan ini akan menambah daya saing dan mendorong pertumbuhan industri. Ketua Ikatan Perusahaan Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Tjahjono Rusdianto mengaku pembebasan PPN telah menjadi keinginan dan usulan Iperindo sejak lama. Sebab, PPN 10% untuk pembelian komponen kapal telah menambah biaya. (news.yahoo.com) Alhasil, harga produk kapal dalam negeri sulit bersaing dengan kapal impor. Apalagi pemerintah juga membebaskan PPN bagi impor kapal jadi. Karena lebih murah, perusahaan pelayaran lebih suka membeli kapal impor. Di samping itu, industri galangan kapal di Batam ternyata sudah bebas PPN karena mengikuti aturan khusus otorita Batam. Pekan lalu Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan, kementriannya mengusulkan pembebasan PPN komponen kapal baik impor maupun dalam negeri. Selain itu, Kemperin juga ingin mengubah ketentuan impor soal usia kapal bekas yang semula batasnya 20 tahun menjadi 15 tahun. Kebijakan itu mulai berlaku tahun 2013. Dengan pembebasan PPN, perusahaan galangan kapal akan terus berinvestasi untuk menambah kapasitas, seperti halnya galangan kapal di Lamongan dan Surabaya. (Kompasnews.com)

Artikel 3 Pemerintah Kaji Naikkan PPN Blackberry Jakarta pemerintah merencanakan akan membuat sebuah aturan mengenai barang yang produksi di luar negeri tetapi konsumsinya di Indonesia dengan salah satu cara adalah dengan manaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Menteri Perindustrian M.S. Hidayat menjelaskan hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan investasi di Indonesia, dimana ini menjadi salah satu kendala investasi di tanah air. Produksi tidak di Indonesia, tapi konsumsinya di Indonesia, nanti kita akan buat aturannya. Seperti Blackberry misalnya, ujar Hidayat ketika ditemui di Gedung Kemenko Jakarta, Rabu (6/9/2011). Nantinya, menurut Hidayat aturan seperti ini akan meningkatkan investasi di Indonesia sehingga pertumbuhan perekonomian Indonesia tetap terjaga. Ada PPN tambahan, sehingga orang tertarik untuk investasi di Indonesia, jelasnya.

Kemudian dia juga mengatakan untuk meningkatkan perekonomian ini Indonesia juga harus memperhatikan kualitas ekspor, jangan hanya meningkat, tetapi kualitasnya akan lebih diperhatikan lagi. Yang penting apa diekspor, kalau diekspor 70% meningkat tapi hanya bahan mentah tidak berkualitas, tandasnya. (detik.com)

Artikel 4 Telat Bayar Pajak, Menteri Inggris Didenda VIVAnews Menteri Bisnis Inggris, Vince Cable, dijatuhi denda karena terlambat membayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk pemasukannya sebelum menjabat. Padahal, menteri ini terkenal kritis terhadap praktek penghindaran pajak. Menurut stasiun berita BBC, 27 Oktober 2011, denda sebesar 500 poundsterling (Rp 7,1 juta) dijatuhkan karena Cable telat membayar PPN sebesar 25.000 poundstreling (Rp 335 juta). Pajak ini berasal dari pemasukannya ketika menjadi penulis di berbagai surat kabar dan pembicara pada tahun 2009-2010. Menurut BBC, pemasukan Cable kala itu, 192.000 poundsterling (Rp 2,7 miliar), melebihi pemasukannya sebagai menteri yang hanya 65.738 poundsterling (Rp 934 juta). Cable dinilai lalai karena tidak melaporkan pemasukan sebelumnya kepada depertemen pajak Inggris. Menurut peraturan, penghasilan lebih dari 73.000 poundsterling harus didaftarkan dalam jangka waktu 30 hari. Juru bicara Cable mengatakan bahwa permasalahan pajak ini telah diselesaikan, bahkan Departemen Pajak memberikan potongan denda 50% karena dibayarkan dengan cepat. Juru bicara Cable menegaskan bahwa Cable tidak tahu menahu mengenai kesalahan yang dibuatnya. Ketika menjabat pertama kali sebagai menteri Mei 2010, Cable mengatakan salah satu prioritasnya adalah mengatasi para pengemplang pajak di dunia bisnis. Dalam sebuah artikel yang ditulisnya pada sebuah koran pada 2009, Cable mengatakan Bukti adanya penghindaran pajak secara sistematis oleh orang-orang kaya dan perusahaan Inggris merupakan catatan yang buruk di masa-masa sulit Inggris seperti sekarang ini. ( (Sumber : Weblog DJP) Artikel 5 Jepang Tangguhkan kenaikkan Pajak Penjualan Tokyo. Partai berluasa di jepang yaitu democratic party of japan (DPJ) menyetujui penundaan kenaikan pajak penjualan di tengah ketatnya perputaran roda ekonomi. Panel DPJ

setuju menangguhkan kenaikkan pajak sebesar 8 % sampai April 2014. Pajak baru akan naik pada Oktiber 2015. Seharusnya kenaikan pjak berlaku sejak April 2013. Perdana Menteri Jepang, Yoshihiko Noda terus memperbaiki neraca keuangan Jepang dengan menaikkan pajak hingga dua kali lipat dari yang saat ini 5%. Maklum rasio utang negara ini jauh di atas rata-rata negara lain, bahkan di atas Eropa. Penundaan kenaikan pajak datang beberapa hari setelah akhir pekan lalu Jepang mengajukan draft rancangan anggaran belanja untuk tahun fiskal April 2012-April 2013sebesar 90,3 triliun yen. (tax.yahoo.co.id)

Analisis Artikel 1. Konsumsi Minyak Goreng Curah Ditekan Sebelum menganalisis artikel ini, terlebih dahulu diketahui pengertian dari minyak goreng curah. Minyak goreng curah merupakan minyak goreng yang didapat dengan mencurahkan minyak goreng dari tangki minyak pada plastik kiloan atau dirigen bekas. Minyak curah merupakan minyak goreng yang paling banyak dikonsumsi oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah, sebab harga yang murah dengan jumlah minyak yang didapat lebih banyak dibandingkan dengan minyak goreng kemasan yang banyak diikalankan di media elektronik. Kebijakan pemerintah untuk mengurangi konsumsi minyak goreng curah di pasaran dengan alasan melindungi kesehatan masyarakat Indonesia dari kualitas minyak goreng yang buruk menjadikan kebijakan tersebut sangat sulit untuk ditolak. Lalu tindakan pemerintah setelah memberikan kebijakan tersebut adalah menjaga hubungan yang baik antara pemerintah, Dirjen Pajak, dan juga mekanisme di pasaran sehingga nantinya kebijakan tersebut tidak merugikan kepentingan salah satu pihak yang terkait. Harga yang murah dengan kemasan yang higienis menjadikan masyarakat Indonesia akan lebih memilih menggunakan minyak goreng kemasan sederhana MinyaKita dibandingkan minyak goreng curah. Ketakutan produsen minyak goreng curah untuk tersaingi dengan adanya minyak goreng kemasan MinyaKita menjadikan minyak

goreng curah saat ini menjual per liternya dengan harga yang lebih murah dibandingkan sebelumnya padahal bahan baku minyak curah relatif meningkat harganya. Dalam hal ini, MinyaKita telah berhasil menekan keberadaan minyak goreng curah meskipun tidak secara agregat. Akan tetapi setelah kebijakan tersebut dikeluarkan pemerintah, produsen minyak goreng yang menggunakan merek bersama MinyaKita mengeluhkan kerancuan harga produk yang dirilis pemerintah pada akhir Januari 2011 lalu. Pencitraan harga MinyaKita Rp. 6.000 per liter akan merugikan pembeli dan mengakibatkan penjual dituduh menipu konsumen. Dikarenakan harga jual MinyaKita dipasaran Rp. 9.000 per liter, dengan kondisi saat itu minyak goreng curah berada pada kisaran harga Rp. 7.600 per liter dan minyak goreng bermerek berada pada harga Rp. 10.500 per liter. Dengan begitu, masyarakat dan produsen sangat sulit untuk memberikan kepercayaan terhadap kebijakan yang diberikan pemerintah meskipun kebijakan tersebut sangat berdampak positif bagi seluruh masyarakat akan tetapi buntutnya berdampak positif bagi sebagian masyarakat. Sangat sulit untuk menghindari penyalahgunaan hak dalam kasus ini akan tetapi, bila pemerintah dan masyarakat benar-benar memahami kebijakan pemerintah yang sebenarnya tanpa memasukkan konflik kepentingan dalam kebijakan ini pasti akan menjadi lebih baik kebijakan PPN DTP pada Minyak Goreng MinyaKita ini.

2. Tanpa PPN, Daya Saing Industri Kapal Akan Naik Terlihat dalam artikel tersebut, keberadaan produsen galangan kapal sebelum penerapan kebijakan penghapusan PPN 10% terhadap komponen pembuatan kapal baik impor maupun dalam negeri begitu memprihatinkan. Negara Indonesia yang merupakan negara maritim, tidak memiliki kualitas kapal yang memuaskan. Selalu terjadi kecelakaan dalam transportasi laut, dan penyebabnya adalah keusangan kapal yang tetap dioperasikan. dan yang perlu dipertanyakan adalah, kenapa impor kapal jadi dibebaskan dari PPN? apakah itu menandakan Indonesia tidak memiliki keahlian dalam bidang pembuatan kapal? Bagaimana dengan insinyur-insinyur perkapalan kita? Kendala apa yang menjadikan industri perkapalan kita lebih memilih mengimpor kapal jadi? Semua terjawab karena produsen kapal di Indonesia terbentur penambahan biaya PPN sebesar 10% untuk pembelian komponen pembuatan kapal baik dalam dan luar

negeri. Selain itu, banyaknya kapal impor jadi yang masuk ke Indonesia menjadikan produsen kapal Indonesia sangat sulit bersaing. Beban industri galangan kapal nasional juga bertambah, dengan minimnya dukungan lembaga pembiayaan. Di negara lain, perbankan sanggup menyediakan anggaran khusus untuk industri galangan kapal. Sehingga tidak dapat disalahkan bila kapal berbendera Indonesia saat ini mayoritas diproduksi di luar negeri. Kementerian Perindustrian mengatakan akan mendukung pengembangan industri perkapalan di Indonesia. Potensi industri galangan kapal nasional tumbuh menjanjikan. Dengan adanya 240 industri galangan kapal di Indonesia dengan kapasitas terpasang mencapai 700.000 DWT, yaitu 70 galangan kapal ada di Batam dan sisanya tersebar di seluruh Indonesia. Kemenperin juga berjanji akan fokus memperjuangkan insentif berupa keringanan, kemudahan, dan pemberian fiskal. Selain itu akan diusahakan keringanan pajak penghasilan. Sikap Kemenperin dalam memberi dukungan industri perkapalan Indonesia harus ditunjang dengan anggaran yang mencukupi sehingga nantinya industri perkapalan tidak mengganggu keberadaan industri lainnya di Indonesia. Selain itu pemberian insentif atau keringanan fiskal kepada industri kapal harus benar-benar dirundingkan dengan Dirjen Pajak agar nantinya penerimaan pajak tidak menurun dikarenakan penghapusan dan juga keringanan pajak yang difokuskan pada industri perkapalan. Harus memperhatikan kondisi keuangan Indonesia dan juga kondisi fiskal Indonesia agar tercipta kondisi yang seimbang. Karena tujuan utama pajak adalah membiayai seluruh pembangunan negara bukan hanya membiayai sebagian aspek dari pembangunan tersebut. 3. Pemerintah Kaji Naikkan PPN Blackberry Kebijakan pemerintah untuk memberikan PPnBM tambahan bagi smart phone Blackberry tentunya perlu dikaji sebab hal tersebut tidak sesuai dengan perjanjian Information Technology Agreement. Dalam perjanjian tersebut dinyatakan bahwa tidak adanya pemberian bea masuk bagi masuknya pesawat telepon ke Indonesia. Apabila Indonesia tetap akan memberikan disinsentif bagi Blackberry, harus mendiskusikan kembali perjanjian tersebut dan juga keberadaan Free Trade Area. Tindakan pemerintah Indonesia dalam menyikapi permasalahan ini harus benar-benar tepat dan efektif sehingga nantinya Indonesia tidak menanggung rugi karena RIM

lebih memilih membangun pabriknya

di negara tetangga yang konsumsi

balckberrynya masih rendah bila dibandingkan degan konsumsi masif yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia terhadap Blackberry.

4. Telat Bayar Pajak, Menteri Inggris Didenda Ternyata konflik kepentingan tidak hanya terjadi pada pejabat-pejabat penting di Indonesia saja melainkan juga terjadi pada pejabat-pejabat penting di Inggris yang mana pejabat tersebut adalah Vince Cable yang menjabat sebagai menteri bisnis Inggris. Keinginannya untuk mengungkap seluruh pengemplang pajak di negaranya dan juga menyatakan bahwa perusahaan dan orang kaya yang tidak membayar pajak secara sistematis menjadikan kerugian yang signifikan pada negara. Dan saat menjabat sebagai menteri bisnis, tindakannya sangat berbalik dengan pernyataannya pada sebuah artikel yang ditulisnya sebelum menjabat sebagai menteri bisnis. Keterlambatan dirinya mendaftarkan diri sebgai wajib pajak atas penghasilan dari tulisannya menjadikan Cable mendapatkan krisis kepercayaan dari masyarakat Inggris. Saat Cable melunasi tunggakan pajaknya, mencerminkan bahwa dia memang benar-benar tidak menginginkan dirinya dicap sebagai orang-orang kaya dan perusahaan Inggris yang melakukan penghindaran pajak secara sistematis. Berbeda halnya dengan kondisi pejabat kita di Indonesia yang selalu berkelit bila menerima kenyataan kurang atau menunggak pajak. Dan lebih parahnya, Dirjen Pajak harus berkoordinasi dengan pihak luar untuk menangkap pengemplang pajak yang dengan mudahnya berkeliaran di luar negeri padahal negaranya mengalami kesulitan ekonomi. Meskipun hanya sebagian pejabat dan orang-orang kaya di Indonesia yang melakukan penghindaran pajak secara sistematis, namun banyak pula perusahaan perusahaan yang baru berkembang sudah berani mempermainkan pajak. Hukum telah diterapkan, denda dan sanksi sudah diberikan tetapi tetap saja terjadi permasalahan penghindaran pajak sistematis yang merugikan negara. Kesadaran akan warga negara yang selalu mempergunakan barang publik, sudah patutnya melakukan pembenahan pembangunan bangsa melalui pembayaran pajak.

5.

Jepang tangguhkan Kenaikkaan pajak Penjualan Kebijakan Jepang untuk menangguhkan pajak penjualan, berbanding terbalik dengan kebijakan awal Jepang yang menaikkan pajak untuk sementara guna membiayai rekonstruksi pasca gempa mematikan maret 2011 lalu. Akan tetapi melihat tindakan

pemerintah jepang untuk kembali menjadikan jepang negara yang maju, sangat baik bila kenaikan pajak penjualan tersebut ditangguhkan sehingga nantinya akan menumbuhkan daya saing antar perusahaan yang berada di Jepang. Namun selain menangguhkan kenaikan pajak penjualan, Jepang juga harus memikirkan apakah mampu memangkas pajak korporasi lebih dari 5% sehingga nantinya akan menjadikan Jepang tempat yang lebih atraktif bagi investor asing dalam berinvestasi dan juga menjadikan perusahaan di Jepang dapat lebih menambah pajak masukan di Jepang dengan tidak terlalu mementingkan emerging market melainkan juga bersaing dengan investor asing yang lain.

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan Melihat permasalahan dalam artikel tersebut, dapat terlihat peran yang sangat penting dari PPN dan atau PPnBM terhadap pembangunan di Indonesia, seperti halnya industri kapal dan juga minyak goreng, dengan adanya Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10%, maka akan berdampak baik bagi industri tersebut dan juga bagi masyarakat Indonesia secara umum. Dan untuk kelima artikel tersebut menjelaskan bahwa PPN dan atau PPnBM harus tetap diperhatikan dalam pengambilan kebijakan agar nantinya kebijakan tersebut tidak merugikan beberapa pihak. Terlihat pula, PPN dapat memberikan kendala bagi perusahaan di suatu negara untuk bersaing terlebih saat keadaan suatu negara memburuk.

3.2.

Saran Penulis memberikan saran bagi permasalahan yang terdapat di dalam artikel ; 1. Keberhasilan suatu negara adalah, saat suatu negara dapat mengelola dengan baik pajak di negaranya untuk pembangunan negara, sehingga dalam menerapkan suatu kebijakan pemerintah harus benar-benar mempertimbangkan kebijakan tersebut agar tidak mengurangi pajak secara berlebihan sehingga akan merugikan negara. 2. Untuk perusahaan yang dibebaskan PPN, harus benar-benar memanfaatkan kondisi dan situasi agar nantinya kebijakan tersebut tidak segera dihapuskan 3. Untuk masyarakat secara umum, penerapan PPN diperuntukan agar peruahaan juga memberikan kontribusi bagi pembangunan negara dan bukan karena kepentingan beberapa individu, sehingga bila masyarakat membeli barang dan telah dikenakan PPN, patut berbangga karena telah membayar PPN untuk pembangunan bangsa.

Daftar Pustaka

www.VIVAnews.com www.okezone.com www.yahoo.news.com

TUGAS AKHIR PAJAK PPN DAN PPnBM

OLEH MARIA KARLINA MARSELI NABOR 1006305062

FAKULTAS EKONOMI 2012

You might also like