You are on page 1of 18

9 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu karena adanya interaksi antar individu dan individu dengan

lingkunganya. Kriteria keberhasilan dalam belajar ditandai dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar. Misalnya, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan. Menurut Slameto (2010: 2). Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Brunner (Rustantiningsih, 2008: 4). Belajar secara kognitif adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku. Sedangkan menurut Budiningsih (2005: 51). Belajar secara kognitif adalah perubahan pemahaman tentang situasi di lingkungnnya yang tidak akan selalu nampak dari perubahan tingkah laku. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dikatakan bahwa belajar adalah sebagai berikut. 9

10 a) Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu. b) Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu, positif, aktif,

mempunyai tujuan, serta perubahan menyangkut seluruh aspek tingkah laku. c) Perubahan itu tidak harus segera tampak, akan tetapi dapat nampak dalam kesempatan yang akan datang. d) Belajar merupakan pengolahan informasi yang diperoleh selama proses belajar mengajar berlangsung untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dan lingkungannya sehingga terjadi perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari individu maupun eksternal yang datang dari lingkungan. Pada pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan tingkah laku. Pembelajaran memuat dua proses kegiatan yaitu kegiatan guru dan kegiatan siswa. Kegiatan siswa belajar, sedangkan kegiatan guru melakukan proses dan menjadikan siswa belajar. Interaksi antara guru dengan peserta didik itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Interaksi dalam

11 kegiatan pembelajaran mempunyai arti yang sangat luas, tidak sekedar hubungan dengan antara guru dan peserta didik tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini, bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri peserta didik yang sedang belajar. Menurut (Rustantiningsih, 2008: 2) Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Teori pembelajaran menyediakan panduan bagi guru untuk membantu siswa dalam mengembangkan kognitif, emosional, sosial, fisik, dan spiritual. Panduan-panduan tersebut adalah informasi yang mendeskripsikan tujuan, pengetahuan yang diperlukan. Hal ini adalah untuk

mengantisipasi perubahan yang terjadi di dunia pendidikan. Konsep pembelajaran menurut pandangan konstruktivistik

meletakkan landasan yang meyakinkan bahwa peranan pengajar tidak lebih dari sebagai fasilitator, suatu posisi yang berbeda dengan pandangan tradisional. Tugas sebagai fasilitator relatif lebih berat dibandingkan hanya sebagai transmiter pembelajaran.

12 2. Pembelajaran Dengan Modul Menurut E. Mulyasa (2006: 231) modul adalah satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, dan disertai pedoman penggunanya untuk para guru. Pengajaran modul merupakan usaha-usaha merealisasikan pengajaran individual yang menggunakan asas belajar tuntas. James D Rusell dalam Soenarwan (2002: 41) menyatakan bahwa: Modul

merupakan sebuah paket pengajaran yang berisi sebuah konsep satuan pengajaran. Modul merupakan suatu usaha untuk mengindividukan pelajaran dengan memungkinkan siswa untuk menguasai satu satuan pelajaran sebelum berpindah kepada satuan pelajaran yang lain. Menurut Winkel (1999: 421) modul merupakan satuan program belajar mengajar yang terkecil, yang dipelajari oleh siswa kepada dirinya sendiri, setelah siswa melakukan satuan yang satu, dia melangkah maju mempelajari satuan berikutnya. Berdasarkan pengertian modul seperti yang diuraikan di atas maka dapat dirumuskan bahwa pengajaran modul adalah sistem pengajaran yang menyajikan bahan pelajaran dengan menggunakan modul, dimana modul tersebut merupakan suatu paket kurikulum yang disediakan untuk belajar mandiri dan hakekat pembelajaran diarahkan pada perbedaan individu. Dengan demikian hal ini sangat memungkinkan bagi setiap peserta didik belajar sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dan menguasai seluruh bahan pelajaran secara utuh.

13

a. Tujuan Pengajaran Modul Menurut Nasution (2003: 205) Tujuan pengajaran modul adalah 1) Membuka kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-masing. 2) Pengajaran modul memberi kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut caranya masing-masing, ini dikarenakan, mereka

menggunakan teknik yang berbeda-beda untuk memecahkan masalah tertentu. 3) Memberikan pilihan dari sejumlah besar topik dalam rangka suatu mata diklat tertentu. 4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengenal kelebihan dan kekurangannya.

Menurut E. Mulyasa (2006: 232) Tujuan utama sistem modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah baik waktu, dana, fasilitas maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal. b. Keuntungan pengajaran modul. 1) Keuntungan Bagi Siswa Modul yang disusun dengan baik banyak memberikan keuntungan bagi siswa antara lain (Nasution, 2003: 206) :

14 a) Balikan atau feed back Modul yang memberikan balikan feed back yang banyak sehingga siswa dapat mengetahui taraf hasil belajarnya. b) Penguasaan tuntas atau mastery Setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk mencapai angka tertinggi dengan menguasai bahan pelajaran secara tuntas. c) Modul memiliki tujuan yang jelas. Dengan tujuan yang jelas usaha murid terarah untuk mencapainya dengan segera. d) Fleksibilitas Pengajaran modul dapat disesuaikan dengan perbedaan siswa antara lain cara belajar, kecepatan belajar dan bahan-pelajaran. e) Kerja-sama Pengajaran modul mengurangi rasa persaingan dikalangan siswa oleh sebab semua akan mendapat hasil belajar yang lebih tinggi. f) Pengajaran remedial Pengajaran modul dengan sengaja memberikan kesempatan untuk pelajaran remedial yakni memperbaiki kelemahan, kesalahan atau kekurangan murid yang segera ditemui sendiri berdasarkan evaluasi yang diberikan secara kontiniu.

15

2) Keuntungan Bagi Pengajar Selain dari pada siswa bagi pengajar pengajaran modul juga memiliki keuntungan (Nasution, 2003: 207): a) Modul disusun dengan cermat sehingga memudahkan siswa belajar untuk menguasai bahan pelajaran menurut metode yang sesuai dengan kemampuan setiap murid. b) Pengajaran modul memberikan kesempatan kepada guru lebih besar dan waktu yang lebih banyak dalam memberikan bantuan dan perhatian individual kepada setiap murid. c) Modul memiliki evaluasi yang formatif dengan mengadakan pre-test dan post-test .

c. Karateristik modul Vembriarto (1985: 27) menyimpulkan sifat-sifat dari modul adalah sebagai berikut: 1) 2) Modul merupakan unit bagian terkecil dan lengkap. Modul itu memuat rangkaian kegiatan belajar yang direncanakan dan sistematik. 3) Modul memuat tujuan belajar (pengajaran yang dirumuasan secara eksplisit dan spesifik). 4) Modul memungkinkan peserta didik belajar sendiri(independent) serta memuat semua bahan yang bersifat self- instructional.

16 5) Modul merupakan realisasi pengakuan perbedaan individual, merupakan salah satu perwujud pengajaran individual. E. Mulyasa (2006:232) menyebutkan bahwa pembelajaran dengan sistem modul memiliki karateristik sebagai berikut: 1) Setiap modul harus memberikan informasi dan memberikan petunjuk pelaksanaan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang peserta didik, bagaimana melakukannya, dan sumber belajar apa yang harus digunakan. 2) Modul merupakan pembelajaran individual, sehingga

mengupayakan untuk melibatkan sebanyak mungkin karateristik peserta didik. 3) Pengalaman belajar dalam modul disediakan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran seefektif dan seefisien mungkin. 4) Materi pembelajaran disajian secara logis dan sistematis, sehingga peserta didik dapat mengetahui kapan ia memulai dan kapan ia mengakhiri suatu modul, dan tidak menimbulkan pertanyaan tentang apa yang harus ia lakukan. 5) Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan belajar peserta didik, terutama untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik dalam mencapai ketuntasan belajar.

17 d. Komponen-Komponen Modul. Menurut E. Mulyasa (2006:233) sebuah modul terdiri atas beberapa komponen : 1) Lembaran kegiatan peserta didik, memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik. Susunan meteri sesuai dengan tujuan instruksional yang akan dicapai, disusun langkah demi langkah sehingga mempermudah peserta didik belajar. 2) Lembaran kerja, menyertai lembaran kegitan peserta didik yang dipakai untuk menjawab atau mengerjakan tugas -tugas. 3) Kunci lembaran kerja, Berfungsi mengevaluasi atau mengkoreksi sendiri hasil pekerjaan peseta didik 4) Lembaran soal, merupakan alat untuk mengevaluasi keberhasilan tujuan yang telah dirumuskan dalam modul. Lembaran tes berisi soal-soal guna menilai keberhasilan peserta didik. 5) Kunci jawaban. Merupakan alat koreksi terhadap penilaian yang dilaksanakan oleh peserta didik Berbagai komponen tersebut selanjutnya dikemas dalam format modul sebagi berikut (E. Mulyasa, 2006:233): 1) Pendahuluan. Bagian ini berisikan deskripsi umum seperti materi yang disajikan, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan dicapai setelah belajar.

18 2) Tujuan pembelajaran. Bagian ini berisi tujuan tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai oleh setiap peserta didik setelah mempelajari modul dalam bagian ini dimuat pula tujuan terminal dan tujuan akhir, serta kondisi mencapai tujuan. 3) Tes awal berguna untuk menetapkan posisi peserta didik dan mengetahuai kemampuan awalnya untuk menentukan dari mana ia memulai dan apakah perlu untuk mempelajari modul tersebut atau tidak. 4) Pengalaman belajar. Bagian ini merupakan rincian materi untuk setiap tujuan pembelajaran khusus, yang berisi sejumlah materi, diikuti dengan penilaian formatif sebagai balikan bagi peserta didik tentang tujuan belajar yang dicapainya. 5) Sumber belajar pada bagian ini disajikan tentang sumber-sumber belajar yang dapat ditelusuri dan digunakan oleh peserta didik. Penetapan sumber belajar ini perlu dilakuan dengan baik oleh pengembangan modul, sehingga peserta didik tidak sulit untuk memperolehnya . 6) Tes akhir ini instrumennya sama dengan tes awal, hanya lebih difokuskan pada tujuan terminal dari setiap modul.

19 e. Keterbatasan atau Kekurangan Modul Menurut E. Mulyasa (2006: 236) keterbatasan atau kekurangan modul adalah sebagai berikut. 1) Penyusunan modul yang baik membutuhkan keahlian tertentu. 2) Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusan serta membutuhkanmanajeman pendidikan yang sangat berbeda dari pembelajaran konvensional. 3) Dukungan pembelajaran berupa sumber belajar, pada umumnya cukup mahal, karena peserta didik harus mencarai sendiri.

3. Membaca Gambar Teknik Gambar teknik menurut Eka Yogaswara (2007: 3) adalah gambar kerja merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan ide teknik dari seorang desainer sebagai perencana produksi atau sebagai seorang juru gambar ke orang teknik lainnya sebagai pelaksana produksi. a. Fungsi gambar teknik Untuk menyampaikan idea tau gagasan yang bersangkutan dengan teknik misalnya membuat komponen mesin, maka bentuk dari komponenmesin tersebut dibuat dalam bentuk gambar, dengan membaca gambar teknik maka persepsi antara perencana, pelaksana dan konsumen sebagai pengguna dari suatu produk mempunyai persepsi yang sama (Eka Yogaswara, 2007:1).

20 Gambar teknik direncanakan dan dibuat sesuai dengan kebutuhan, gambar teknik berfungsi antara lain untuk: 1) Mewujudkan idea tau gagasan dalam pembuatan produk teknik 2) Pembuat produk dengan operasi pemesinan atau manual 3) Komunikasi teknik 4) Perakitan dan service b. Standar gambar teknik Gambar teknik harus dapat dibaca dengan persepsi yang sama oleh orang-orang yang terkait dalam bidang teknik mesin. Supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam membaca gambar perlu kiranya orang-orang yang terkait dalam bidang teknik tersebut mengetahui tentang standar, standar tersebut merupakan suatu keseragaman atau suatu ketentuan yang harus dipatuhi dan berfungsi untuk menghindari salah baca atau salah pengertian dalam komunikasi teknik.

Negara-negara yang telah membuat standar antara lain: 1) Jepang 2) Belanda 3) Jerman 4) Indonesia 5) Amerika : Japanese Industrial Standard (JIS) : Nederland Normalisatie Institute (NNI) : Deutsche Industrie Normen (DIN) : Standar Nasional Indonesia (SNI) : American National Standard Institute (ANSI) 6) Standar Internasional : International Standardization for Organization (ISO)

21 Standar internasional bertujuan untuk menyatukan pengertian teknik antara bangsa-bangsa dengan jalan membuat standar

internasional yang dikenal dengan ISO ( International Standardization for Organization), dan SNI mengacu pada standar ISO (Eka Yogaswara, 2007: 2-3).

4. Hasil Belajar Hasil belajar menurut Nana Sudjana (1990:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami sendiri oleh peserta didik. Peserta didik sebagai penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat peserta didik memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau halhal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar. Menurut Djamarah (2000:13) Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. Perubahan yang terjadi itu sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu. Perubahan itu adalah hasil yang telah dicapai dari proses belajar. Jadi untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk perubahan harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh dalam diri individu dan diluar individu.

22 Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1990:85) belajar

merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Sebagai hasil belajar perubahan yang terjadi di dalam individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Perubahan ini berlangsung terus menerus hingga kecakapannya menjadi lebih baik dan sempurna. Menurut Slameto 2010: 3) ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah : a. Perubahan yang terjadi secara sadar. b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Dengan berakhirnya proses belajar, maka peserta didik

memperoleh hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah adalah berkat tindakan guru dalam suatu pencapaian

23 tujuan pengajaran. Pada bagian lain, merupakan peningkatan kemampuan mental dan keterampilan siswa. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik dapat diketahui dengan menggunakan suatu indikator hasil belajar yaitu tes. Hasil tes dianalisis oleh guru dan diberikan penilaian. Menurut Suharsimi Arikunto (1992:7) penilaian bertujuan untuk dapat mengetahui peserta didik mana yang berhak melanjutkan pelajaran karena sudah menguasai materi serta mampu mengetahui apakah metode mengajar yang digunakan sudah tepat atau belum. Penilaian hasil belajar dapat diungkapkan dalam bentuk angka dan huruf. Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar, yakni : informasi verbal, kecakapan intelektul, strategi kognitif, sikap dan keterampilan. Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik (Nana Sudjana, 1990:22). Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu : a. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, factor fisik dan psikis. b. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.

24 Hasil belajar yang dicapai siswa menurut Nana Sudjana (1990:56), melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut. a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai. b. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya. c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya. d. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku. e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

25 B. Kerangka Konseptual Penelitian dilakukan dengan membandingkan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan modul dengan mengikuti pembelajaran non modul. Untuk lebih jelasnya penelitian akan digambarkan melalui alur pada diagram sebagai berikut: hasil belajar siswa yang

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Pre Tes Proses Pembelajaran Menggunakan Modul

Pre Tes Proses Pembelajaran Menggunakan Non Modul

Post Tes

Post Tes

Hasil Belajar

Hasil Belajar

Dibandingkan

26 C. Hipotesis Hipotesis adalah suatu pernyataan yang diandaikan benar untuk sementara waktu, sampai kebenarannya diuji melalui data yang terkumpul. Maka hipotesisnya adalah Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan pembelajaran modul dan pembelajaran non modul pada mata diklat membaca gambar teknik di SMK N 2 Merangin

You might also like