You are on page 1of 13

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 1 No. 4. Desember 2007

ANALISIS PENGARUH BASED LENDING RATE TERHADAP RENTABILITAS PADA PT. BPR. ADIARTHA REKSACITRA SINGOSARI MALANG Oleh: Teguh Widodo *) Abstraksi Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif mengenai pembentukan Based Lending Rate (BLR) dan perhitungan Rasio Tingkat Rentabilitas serta Pengaruh Based Lending Rate terhadap Rentabilitas yang terjadi pada PT. BPR. Adiartha Reksacitra Singosari Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tehnik pembentukan Based Lending Rate dan bagaimana Based Lending Rate diberlakukan dalam operasional sehingga menghasilkan tingkat rentabilitas yang menunjukkan kemampuan BPR dalam menghasilkan laba bersih dan pendapatan. Variabel dalam penelitian ini adalah Based Lending Rate dan Tingkat Rentabilitas. Data Based Lending Rate diambil dari Rencana Kerja Tahunan (RKT) sedangkan Rentabilitas diambil dari Neraca dan Laporan Rugi Laba periode tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 yang dihitung dengan menggunakan alat ukur rasio yang terdiri atas: a) Net Profit Margin (NPM), b) Net Income on Total Assets (NITA), c) Rate of Return on Loans (RRL), d) Interest Margin on Earning Assets (InMEA), dan e) Interest Margin on Loans (InML). Analisa yang dipergunakan adalah analisis Regresi Berganda dan Korelasi dengan menggunakan metode SPSS 12 (Statistical Product and Service Solution). Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa penetapan Based Lending Rate(BLR) belum sepenuhnya tepat sehingga menyebabkan tingkat rasio rentabilitas yang dihasilkan cenderung menurun dari tahun ke tahun. Pengaruh penurunan ini yang paling signifikan terdapat pada komponen pembentukan Based Lending Rate yaitu pada laba yang diinginkan (Expected Return/Profit) dan Selisih Biaya Proses yang dikeluarkan BPR (Marginal Processing Cost). Kata Kunci : Based Lending Rate, Tingkat Rentabilitas, Expected Return dan selisih biaya proses *) Dosen STIE ASIA Malang Latar Belakang Sejak dikeluarkan UU Pokok Perbankan No.7 tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan dikeluarkannya UU RI No.10 tahun 1998 maka jenis perbankan di Indonesia terdiri dari dua jenis bank yaitu Bank Umum (BU) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Pengertian Bank Perkreditan Rakyat menurut UU RI No.10 tahun 1998 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau ber-dasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sehingga bisa disimpulkan bahwa kegiatan Bank Perkreditan Rakyat jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan Bank Umum. Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat meliputi a)

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang

40

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 1 No. 4. Desember 2007

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; b) memberikan kredit; Untuk meningkatkan efisiensi dan profesionalitas Bank Perkreditan Rakyat dituntut menghimpun dana dari masyarakat sebanyak-banyaknya (funding) dan menyalurkannya (lending) kembali kepada masyarakat dengan mengurangi ketergantungan kepada bank sentral. Persaingan memperoleh nasabah makin ketat terutama pada jasa-jasa perbankan yang ditawarkan semakin beraneka ragam, sarana pelayanan kepada nasabah semakin canggih, dan meningkatnya kualitas pelayanan dan lain-lain. Perbankan mempunyai beberapa cara melalui penawaran deposito berjangka dan tabungan dengan suku bunga yang berbeda-beda, yang akan menimbulkan biaya yang lazim disebut dengan biaya dana (cost of fund). Biaya ini merupakan komponen penting yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen bank sebelum menentukan based lending rate. Komponen-komponen lain selain cost of fund untuk menentukan based lending rate antara lain: cost of loanable fund, marginal processing cost, expected return/profit, corporate risk premium dan industry risk premium serta suku bunga pinjamam (lending rate) yang ditawarkan oleh pihak bank lainnya, sebab mahal murahnya dana yang dapat dihimpun akan mempengaruhi based lending rate itu sendiri. Tinggi rendahnya based lending rate merupakan kendala utama dari pihak perbankan untuk dapat melayani dan mendukung kegiatan dunia usaha, karena dunia usaha merupakan debitur yang akan mempengaruhi volume pinjaman yang dimintanya.Banyak tidaknya volume pinjaman akan mempengaruhi jumlah pendapatan dan besarnya laba (expected Return/Profit) oleh pihak bank. Kemampuan manajemen dalam mengelola seluruh sumber daya dan dana untuk mendapatkan laba mencerminkan tingkat rentabilitas bank. Rentabilitas yang tinggi dari suatu bank akan menunjukkan tingkat kesehatan yang baik dan sustainability (berkelanjutan)nya. Masalah yang dihadapi PT. BPR Adiartha Reksacitra adalah dalam menentukan based lending rate tidak fleksibel dalam arti bank hanya menetapkan based lending rate yang tetap (monoton rate) kepada setiap nasabah kredit, sehingga laba yang diharapkan tidak maksimal, disamping itu prinsip kehati-hatian yang berlebihan dalam memberikan pinjaman kredit dan masih minimnya sumber daya manusia di bidang penanganan kredit (account officer). Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian Adapun perumusan masalahnya adalah: Seberapa besar pengaruh based lending rate yang ditetapkan dalam rencana kerja tahunan dengan rentabilitas pada PT. BPR. Adiartha Reksacitra ? Penelitian ini bertujuan 1) untuk mengetahui tehnik menentukan based lending rate pada PT. BPR. Adiartha Reksacitra , 2) untuk mengetahui tingkat rentabilitas perusahaan serta 3) untuk mengetahui pengaruh dan hubungan antara based lending rate dengan rentabilitas Tinjauan Teori Arti dan Jenis Bank Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 41

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 1 No. 4. Desember 2007

rakyat banyak. Jenis bank ada 2, yaitu Bank Umum (BU) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Menurut Muchdarsyah Sinungan (1990:24) Bank Umum (BU) adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran yang diperkenankan memberikan kredit, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Yang dimaksud dengan perkreditan jangka pendek adalah mendisconto wesel-wesel maupun surat-surat berharga, jual beli wesel dalam negeri dan luar negeri, pinjaman jangka pendek yang tidak lebih dari satu tahun kepada para pengusaha industri, lembaga-lembaga swasta, yayasan dan lain-lain. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Selain hal diatas dalam pasal 13 juga diperkenankan untuk memberikan kredit. Bunga Bank , Jenis dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya Bunga bank dapat diartikan sebagai imbalan atau balas jasa yang diberikan kepada masyarakat yang mau menyimpan uangnya di bank, baik dalam bentuk tabungan harian atau dalam bentuk deposito dan bentuk lain, sesuai dengan produk yang ditawarkan oleh bank. Bunga bank juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar oleh bank karena membeli dana dari masyarakat dengan harga tertentu. Yang biasa dalam dunia perbankan disebut biaya dana (cost of fund), yang mana biaya dana ini merupakan salah satu komponen dalam menentukan suku bunga kredit yang diberikan (based lending rate) khususnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana dengan menetapkan suku bunga tertentu untuk diberikan kepada masyarakat sebagai balas jasa. Macam-macam bunga meliputi 1)Bunga simpanan yaitu bunga yang diberikan oleh bank sebagai rangsangan atau balas jasa bagi masyarakat yang mau menyimpan uangnya dan 2)Bunga Pinjaman adalah suku bunga kredit yang ditetapkan oleh bank kepada para peminjam uang atau harga yang harus dibayar oleh peminjam sebagai nasabah. Bunga pinjaman ini yang disebut based lending rate. Setiap dana yang diperoleh bank harus membayar sejumlah prosentase tingkat bunga tertentu sebagai balas jasa. Pada prinsipnya bank menginginkan sumber dana dengan tingkat bunga yang rendah serta menyalurkan dalam bentuk pinjaman dengan tingkat bunga yang lebih tinggi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi bunga bank antara lain: 1. Persaingan yang dapat terjadi untuk menarik simpati masyarakat agar mau menjadi nasabah, baik sebagai penabung maupun sebagai peminjam. 2. Kebijaksanan Pemerintah merujuk pada UU. No. 23 tahun 1999 tentang ketentuan umum, menentukan kebijakan moneter dalam memelihara kestabilan nilai rupiah antara lain melalui pengendalian jumlah uang yang beredar dan/ atau suku bunga dengan penempatan tingkat disconto. Yang dimaksud dengan penempatan tingkat disconto adalah penempatan tingkat bunga sertifikat Bank Indinesia (SBI), bunga Deposito yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia berkaitan dengan pemberian kredit. 3. Target laba yang dinginkan 4. Sesuai dengan tujuan semula bank didirikan adalah untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Jika laba yang diinginkan besar tentunya suku bunga yang diberikan pasti tinggi pula.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang

42

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 1 No. 4. Desember 2007

5. Jangka waktu untuk mensikapi suku bunga yang berfluktuasi sebagai sikap kehatihatian. Untuk menjaga kemungkinan yang tidak diinginkan bank menentukan suku bunga simpanan sebagai sumber dana berupa deposito dan tabungan 6. Kualitas Jaminan yang diberikan nasabah kepada bank dapat mengurangi suku bunga yang diberikan. Semakin likuid anggunan yang diberikan semakin rendah bunga kredit yang dibebankan. 7. Reputasi Bank dengan melihat besar kecilnya kredit macet ini akan mempengaruhi bank untuk mendapatkan dana dari pihak ketiga. Untuk menjaga reputasi bank tentunya kredit macet harus ditekan sekecil mungkin. 8. Produk yang kompetitif maka bank harus selektif, pada produk apa yang harus dibiayai dan bagaimana produk tersebut laku dipasaran. Untuk produk yang kompetitif tentunya bunga kredit yang diberikan relatif lebih rendah dibanding dengan produk yang kurang kompetitif. 9. Hubungan baik dengan nasabah umumnya dibedakan sebagai nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder) didasarkan pada ke-aktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Komponen-Komponen dalam Menentukan Based Lending Rate Untuk menentukan besar kecilnya based lending rate yang akan diberikan kepada pada debitur terdapat beberapa komponen yang mempengaruhi. Adapun komponen dalam menentukan based lending rate antara lain : 1. Biaya dana (cost of fund) merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh dana simpanan baik dalam bentuk simpanan deposito atau tabungan (Kasmir ,2001:125 . Jadi cost of fund adalah sejumlah biaya yang harus dibayar oleh bank atas setiap rupiah dana yang dihimpun dari pihak ketiga atau pihak lain bukan bank (masyarakat) dalam bentuk Giro, tabungan, deposito dan lain-lain. 2. Cost of Loanable Fund adalah sejumlah biaya yang harus dibayar oleh bank atas setiap rupiah dana yang dihimpun dari pihak ketiga (masyarakat) setelah disisikan sejumlah dana (pada prosentase tertentu) yang harus dipelihara sebagai alat likuid. 3. Biaya operasi (Marginal Processing Cost), Dalam melakukan setiap kegiatan setiap bank membutuhkan berbagai sarana dan prasarana baik berupa manusia maupun alat. Penggunaan sarana dan prasarana ini memerlukan sejumlah biaya yang harus ditanggung bank sebagai biaya operasi. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam melaksanakan operasinya, biasanya disebut biaya overhead, yang terdiri dari biaya gaji pegawai, biaya penyusutan aktiva dan inventaris, biaya operasional lainnya, dan biaya-biaya non operasional. 4. Biaya untuk uang Cost of Money (COM) adalah merupakan hasil penjumlahan dari Cost of Loanable Fund (COLF) dengan Marginal Processing Cost/biaya overhead. 5. Laba yang diinginkan (Expected Return /Profit) karena besar-nya laba sangat mempengaruhi besarnya based lending rate, untuk menentukan laba yang diinginkan bisa ditulis dengan rumus sebagai berikut:

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang

43

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 1 No. 4. Desember 2007

EXP r = Keterangan: EXPr Income Loan 100%

Income
Loan

100%

: Laba yang diinginkan : Laba bersih : Pinjaman diberikan : Prosentase

6. Pajak (Corporate Risk Premium) Pajak merupakan kewajiban yang dibebankan pemerintah kepada bank yang memberikan fasilitas kredit kepada para nasabahnya. Pajak ini dipungut dari laba yang didapat berdasarkan penghasilan kena pajak (PKP) yang tercantum dalam Pph 21 wajib pajak badan. 7. Cadangan resiko kredit macet (k) (Industry Risk Premium) merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang diberikan,disebabkan setiap kredit yang diberikan pasti mengandung suatu resiko tidak terbayar. Resiko ini dapat timbul baik disengaja atau maupun tidak sehingga bank perlu mencadangkan dengan cara membebankan sejumlah prosentase tertentu dengan penyisihan aktiva produktif maksimum 1,25% dari aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR). Menurut Bambang Riyanto (1995:87) Resiko Kredit adalah tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada para pelanggan . Pada umumnya bank atau perusahaan dalam mengadakan penilaian resiko kredit adalah dengan memperhatikan lima C. Lima C tersebut adalah: 1. Character adalah penilaian pimpinan dalam kejujuran, informasi yang men-cerminkan integritas yang kurang baik dari langganan penting bagi penilaian pimpinan, karena setiap transaksi kredit mengandung kesanggupan untuk membayar. 2. Capacity adalah pendapat subyektif mengenai kemampuan langganan dengan menunjukkan bahwa perusahaannya beroperasi sukses. Hal ini ditunjukkan oleh profit record dari perusahaan langganan. 3. Capital adalah yang berhubungan dengan penilaian sumber-sumber finansial dari perusahaan langganan, terutama ditunjukkan oleh neracanya. 4. Collateral adalah yang berhubungan dengan pencerminan aktiva perusahaan lang-ganan sebagai jaminan keamanan kredit yang diberikan kepada perusahaan tersebut. 5. Condition adalah menunjukkan pengaruh langsung dari kondisi ekonomi pada umumnya terhadap perusahaan yang bersangkutan atau perkembangan khusus dalam suatu bidang ekonomi tertentu yang mungkin mempunyai efek terhadap kemampuan langganan untuk memenuhi kewajibannya.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang

44

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 1 No. 4. Desember 2007

Rentabilitas Menurut Harnanto (1991:91) mengartikan rentabilitas sebagai jumlah relatif laba yang dihasilkan dari sejumlah investasi/modal yang ditanamkan dalam usaha. Menurut Bambang Riyanto (1995:35) rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Peneliti Terdahulu Lukas (1994) memperoleh hasil bahwa korelasi antara Cost of Funds dengan Average Lending rate adalah sebesar 0,95303 berarti hubungan antara Cost of Funds dengan suku bunga pinjaman adalah sangat tinggi. Maka dalam menentukan suku bunga pinjaman bank lebih tinggi dalam penentuan suku bunga untuk memperoleh keuntungan lebih maksimal. Penelitian ini juga menggunakan sumber dana/cost of funds yang berhasil dihimpun dari pihak ketiga (masyarakat) dan metode analisis korelasi pearson seperti penelitian terdahulu, namun perbedaannya bahwa penelitian ini mengkorelasikan based lending rate terbentuk dengan rentabilitas yang dimiliki untuk menghasilkan laba/ dan pendapatan yang setinggi-tingginya juga komponen pembentuk Average lending rate oleh penelitian terdahulu tidak dianalisis dahulu dengan menggunakan multiple regression analysis sehingga tidak diketahui kompomen mana yang paling berpengaruh terhadap pembentuk average lending rate, sedangkan penelitian akan mencoba menganalisis terlebih dahulu komponen pembentuk based lending rate dengan menggunakan multiple regression analysis sehingga diketahui variabel independent mana yang paling berpengaruh terhadap based lending rate tersebut. Hipotesa Penelitian ini mengemukakan Ho (hipotesa nol) yang menunjukkan pengaruh variabel bebas (Based Lending Rate) terhadap variabel terikat (Rentabilitas) tidak nyata bila Ho diterima berarti Based Lending Rate yang ditetapkan dan diberlakukan tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap Rentabilitas b) Sedangkan Ha (hipotesa Alternatif) yaitu hipotesa yang menunjukkan variabel bebas (Based Lending Rate) berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Rentabilitas) bila Ha diterima maka Ho (hipotesa nol) ditolak berarti Based Lending Rate yang ditetapkan dan diberlakukan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap Rentabilitas Dari kedua variabel tersebut yaitu antara Based Lending Rate yang ditetapkan dan Rentabilitas yang dihasilkan diduga mempunyai hubungan yang signifikan. a)

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang

45

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 1 No. 4. Desember 2007

Kerangka Konsep

Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan tehnik mengumpulkan data yang dapat dinyatakan dalam angka-angka kemudian diolah dan diproses menjadi sumber informasi. Obyek penelitian pada PT. BPR. Adiartha Reksacitra yang berlokasi di jalan Raya Mondoroko 114 Singosari Malang Variabel Penelitian 1. Bunga Bank Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada langganannya yang membeli atau menjual produknya. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 46

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 1 No. 4. Desember 2007

2. Prosedur dalam menentukan based lending rate, yang dapat dilakukan dengan cara a) mencari biaya dana (cost of fund) rata-rata tertimbang yang meliputi:Tabungan, Deposito dan Pihak lain b) Mencari Cost of Loanable Fund c)mencari Marginal Processing Cost d)mencari Cost of Money e)mencari Expected Return/Profit f) mencari Corporate Risk Premium dan g)mencari Industry Risk Premium 3. Rasio Rentabilitas Rasio Rentabilitas adalah merupakan suatu cara untuk mengukur sampai sejauh mana kemampuan manajemen di bank yang bersangkutan dalam meningkatkan rentabilitas. Tehnik Pengumpulan dan Analisa Data Guna mendapatkan data yang diperlukan mengunakan metode Library Research , Field Research melalui tehnis wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan untuk menganalisa hubungan antara Based Lending Rate dengan Rentabiltas digunakan Metode Analisa Statistik Regresi berganda (Multiple Regression Analysis) dan Korelasi, serta Uji F dan Uji t untuk menguji hipotesis. Hasil Penelitian Berikut dipaparkan informasi yang berkenaan dengan analisa data, Tabel 1 Based Lending Rate (berdasar COLF,MPC &EXPr) dan Rentabilitas Dalam prosentase Tahun Pembentukan Penetapan NPM NITA RRL InMEA 2000 45,59 48,00 11,79 6,11 54,68 29,89 2001 40,42 48,00 13,26 5,00 38,13 20,85 2002 39,24 48,00 15,21 5,79 38,51 19,63 2003 48,85 48,00 14,43 6,66 58,30 25,99 2004 41,20 48,00 13,90 4,85 40,78 22,09 Sumber : Data primer, diolah

InML 34,15 23,14 22,60 34,74 28,18

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang

47

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 1 No. 4. Desember 2007

Variabel Dependent: NPM Predictor: EXPr,MPC,COLF EXPr,MPC

Tabel 2 Hubungan Based Lending Rate dan Rentabilitas


R F Sign Model a) COLF MPC EXPr Model b) MPC EXPr Model a) COLF MPC EXPr Model b) COLF EXPr Model c) EXPr Model a) COLF MPC EXPr Model b) MPC EXPr Model a) COLF MPC EXPr Model b) COLF MPC Model c) MPC Model a) COLF MPC EXPr Model b) MPC EXPr Model c) MPC T 1,545 4,829 4,744 4,861 3,594

Sign 0,366 0,130 0,132 0,040 0,069 0,241 0,570 0,196 0,116 0,078 0,020

0,989 0,961

14,579 12,208

0,190 0,076

Dependent :NITA Predictor: EXPr, MPC,COLF EXPr,COLF EXPr

0,991 0,986 0,933

19,077 34,481 20,284

0,166 0,028 0,020

2,510 -0,801 3,144 2,673 3,371 4,504

Dependent:RRL Predictor: EXPr,MPC,COLF EXPr,MPC

0,995 0,994

30,309 86,990

0,133 0,011

0,212 3,738 3,405 6,039 5,872 2,463 13,985 -2,015 1,015 8,703 13,026 -3,774 12,782 5,959 4,524 1,682 5,401

0,867 0,166 0,182 0,026 0,028 0,246 0,045 0,293 0,417 0,013 0,001 0,165 0,050 0,106 0,046 0,235 0,012

Dependent : InMEA Predictor: EXPr,MPC,COLF MPC,COLF MPC

0,999 0,994 0,991

46,771 86,176 169,669

0,061 0,011 0,001

Dependent : InML Predictor: EXPr, MPC, COLF EXPr, MPC MPC

0,999 0,980 0,952

131,216 24,889 29,166

0,064 0,039 0,012

Sumber : Data primer, diolah.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang

48

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 1 No. 4. Desember 2007

Keterangan : COLF MPC EXPr NPM NITA RRL In MEA In ML

: Cost of Loanable Fund : Marginal Processing Cost : Expected Return / Profit : Net Profit Margin : Net Income on Total Assets : Rate of Return on Loan : Interest Margin on Earning Assets : Interests Margin on Loan

Pembahasan Dari hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa pembentukan Based Lending Rate yang terjadi pada PT BPR Adiartha reksacitra antara tahun 2000 sampai dengan 2004 mengalami fluktuasi yang cenderung menurun, hal ini disebabkan oleh besar kecilnya Cost of Funds yang dihimpun dan Marginal Processing Costs yang dikeluarkan oleh BPR. Jika dibandingkan antara pembentukan dan penetapan Based Lending Rate antara tahun 2000 sampai dengan 2004 maka nampak jelas bahwa penetapannya lebih tinggi, hal ini wajar sebab makin tinggi tingkat Based Lending Rate yang diberlakukan semakin besar pendapatan yang diperoleh BPR. Net Profit Margin (NPM) rasio dari tahun 2000 sampai dengan 2002 mengalami peningkatan, berarti kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih ditinjau dari Operating Incomenya semakin baik.Sedangkan penurunan selama tahun 2003 dan 2004 terjadi karena kenaikan Overhead Cost yang menyebabkan laba menurun Net Income on Total Assets (NITA) yang mencerminkan pengelolaan assets untuk menghasilkan laba bersih terjadi fluktuasi, di mana penurunan disebabkan oleh tidak seimbangnya antara meningkatkan laba bersih dengan total assets yang dikuasai oleh BPR. Sedangkan peningkatan disebabkan peningkatan laba bersih lebih tinggi dibanding peningkatan total assetnya. Rate of Return on Loan (RRL) mencerminkan kemampuan BPR dalam menghasilkan pendapatan ditinjau dari pengembalian bunga per unit kredit dari jumlah kredit yang diberikan, maka selama tahun 2000 sampai dengan 2004 menunjukkan kondisi yang berfluktuasi. Naiknya RRL disebabkan oleh meningkatnya hasil bunga dari tahun sebelumnya dan turunnya total loan lebih rendah dari hasil bunga tersebut. Sedangkan penurunan RRL disebabkan meningkatnya hasil bunga yang rendah dibanding dengan naiknya total loannya. Interest Margin on Earning Assets (InMEA) menunjukkan kemampuan BPR dalam menghasilkan pendapatan ditinjau dari selisih antara hasil bunga yang diperoleh dengan beban bunga yang harus dibayar untuk dibandingkan dengan earning assets yang dimiliki BPR. Kenaikan InMEA disebabkan oleh naiknya hasil bunga terhadap beban bunga dan turunnya earning assets BPR. Sedangkan penurunan InMEA disebabkan oleh turunnya hasil bunga terhadap beban bunga tahun sebelumnya dan naiknya earning assets BPR. Interest Margin on Loan (In ML) merupakan kemampuan BPR dalam menghasilkan pendapatan yang ditinjau dari selisih antara hasil bunga yang diperoleh dengan beban bunga yang harus dibayar untuk dibandingkan dengan total pinjaman (loan) yang dimiliki BPR. Penurunan InML disebabkan turunnya hasil bunga terhadap beban bunga pada tahun

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang

49

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 1 No. 4. Desember 2007

sebelumnya dan naiknya total pinjaman yang lebih besar. Sedangkan kenaikan InML disebabkan naiknya hasil bunga terhadap beban bunga tahun sebelumnya dan turunnya total pinjaman . Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan , maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tehnik pembentukan Based Lending Rate (BLR) ada kecenderungan Cost of Funds yang dihimpun menunjukkan kecenderungan menurun, sehingga dalam pembentukannya belum sepenuhnya tepat. Dalam operationalnya PT BPR Adiartha Reksacitra menetapkan Based Lending Rate cenderung monoton yakni sebesar 48,00 % selama tahun 2000 sampai dengan 2004. Hal ini tampak jelas pada hasil perhitungan Net Profit Margin, Net Income on Total Assets, Rate of Return on Loan, Interest Income on Total Assets, dan Interest Income on Loan ada kecenderungan makin menurun, meskipun ada kenaikan. Rasio rentabilitas PT BPR Adiartha Reksacitra dari tahun 2000 sampai tahun 2002 mengalami penurunan baik NPM,NITA,RRL,InMEA dan InML, dan baru meningkat mulai tahun 2003 dan menurun kembali pada tahun 2004. Hubungan antara Based Lending Rate (BLR) dengan NPM dalam menghasilkan laba bersih dilihat dari operating incomenya dipengaruhi oleh EXPr dan MPC yang sangat kuat (R sebesar 0,989 dan 0961) , indikasi EXPr menurun karena MPC meningkat. Hubungan antara BLR dengan NITA dalam menghasilkan laba bersih dilihat dari total assetnya dipengaruhi oleh EXPr yang sangat kuat (R=0,991) indikasi EXPr menurun karena asetnya meningkat oleh pengaruh Deposito Berjangka pihak terkait, sedangkan kredit yang diberikan meningkat tetapi rendah sehingga laba menurun karena dipergunakan membayar beban bunga. Hubungan BLR dengan RRL dalam menghasilkan pendapatan dapat dilihat dari besarnya pengembalian bunga per unit kreditnya dipengaruhi oleh EXPr dan MPC yang sangat kuat (R sebesar 0,995 dan 0,994) Hubungan BLR dengan InMEA dalam menghasilkan pendapatan dapat dilihat dari bunga yang diperoleh dikurangi dengan beban bunga yang harus dibayar, dipengaruhi MPC yang sangat kuat (R= 0,991) Hubungan BLR dan InML dalam menghasilkan pendapatan dapat dilihat dari hasil bunga yang diperoleh dikurangi dengan beban bunga yang harus dibayar ditinjau dari Total Loan dan dipengaruhi oleh MPC yang sangat kuat (R=0,952). Saran Dalam menentukan Based Lending Rate (BLR) PT BPR Adiartha Reksacitra agar lebih fleksibel. Begitu juga dalam pemberian kredit kepada debitur terlebih dahulu harus diadakan penilaian dalam berbagai hal, karenanya sangat penting untuk pengendalian resiko kredit macet . Maka penilaian yang sering dipakai adalah system 5C ( Character, Capacity , Capital, Collateral, and Condition) Untuk menunjang operasional perusahaan SDM (sumber daya manusia) sangat diperlukan oleh karena itu BPR dituntut membekali karyawan dengan menganggarkan biaya pendidikan, pelatihan ,kursus, dan pengembangan lainnya.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang

50

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 1 No. 4. Desember 2007

DAFTAR PUSTAKA Aziz, Noor, 2002. Ekonomi Manajerial. Cetakan I. Malang Dayan, Anto, 1986. Pengantar Metode Statistik. Cetakan II. LP3ES, Jakarta. Harnanto, 1991. Analisa Laporan Keuangan. AMP YKPN, Yogyakarta Kasmir, 2001. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi. Cetakan V. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Lukas, 1994. Pentingnya Penentuan Cost of Funds dan Hubungannya dengan Tingkat Suku Bunga Pinjaman pada PT. Bank Pasar Trikarya Waranugraha Malang. STIE Malangkuceswara, Malang. Manullang, 1985. Pokok-pokok Pembelanjaan Perusahaan. Edisi ke-2, Cetakan II. STIE YKPN, Yogyakarta. Nasir, Mohammad, 1983. Metode Penelitian. Cetakan III. Ghalia Indonesia, Jakarta. P. Mulyono, Teguh, 1990. Aplikasi Manajemen Audit. Edisi ke-1, Cetakan I. BPFE, Yogyakarta. Rianto, Bambang, 1995. Dasar-dasar Pembelanjaan perusahaan. Edisi Ke IV, Cetakan I. BPFE, Yogyakarta. Syamsudin, Lukman, 1987. Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan II. Hanindita Graha Widya, Yogyakarta. Sinungan, Muchdarsyah, 1990. Manajemen Dana Bank. Cetakan I. Nineka Cipta. Jakarta Winarno, Surakhmad, 1984. Pengantar Penelitian Ilmiah. Edisi Ke VII cetakan I. Tarsito, Bandung.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang

51

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 1 No. 4. Desember 2007

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang

52

You might also like