You are on page 1of 3

Pemimipin Perempuan Vidayana ST.

MM
Hari ini kita sedang disibukkan dengan masalah contreng mencontreng.Cukup membingungkan juga, ketika kita harus memilih dimana tidak satupun diantara pilihan yang ada, yang memenuhi kriteria pemilihan kita. Tapi yah..pilih saja yang the best among the worst. Untuk Pemilihan caleg periode ini, beberapa perturan untuk para partai peserta pemilu telah diterbitkan, dan salah satunya pertauran mengenai Caleg Wanita, atau jumlah persentase caleg wanita. Kalau di pikir untuk apa sebenernya dibuat peraturan seperti itu, siapa saja boleh menjadi Caleg, tidak perduli wanita atau pria. Kalau kebetulan jumlah caleg Pria lebih banyak dari pada caleg wanita, toh memang sudah semestinya seperti itu. Bahwa Pria adalah Imam sudah menjadi hal yang ditentukan oleh Islam. Dan juga sudah menjadi ketentuan bahwa para wanita tidak boleh meng imami Pria. Wacana mengenai gender equity atau persamaan hak pria dan wanita,menyeruak dalam pemikiran bangasa Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim tidak lain dan tidak bukan adalah atas usaha dari bangasa barat melalui LSM yang banyakj beroprasi di wilayah Indonesia. Mereka menanamkan pemikiran tentang persamaan hak, memlalui kegiatan mereka di bidang politik ,ekonomi dan sosial. Itu fakta tidak terbantahkan, banyak bukti yang bisa didapatkan dengan mudah.Anda bisa cari di Internet salah situs salah satu LSM atau Lembaga donor, dan kemudian lihat apa saja kegiatan yang mereka lalukan di negara kita ini.Pasti anda akan menemukan jenis kegiatan yang bertema pemberdayaan perempuan, baik dibidang sosial,ekonomi maumpun politik. Itu adalah cara-cara mereka menanamkan pola pikir mereka tentang perempuan kepada bangasa ini. Karena mereka menilai ada yang salah dengan pola pikir Islam dan bangsa ini tentang perempuan. Sebenarnya kalau dilihat secara history, geraka gender equity timbul berdasarkan pengalaman bukruk yang dialami oleh para perempuan eropa pada abad pertengahan, dimana mereka menerima perlakuan diskrimanasi yang sangat buruk sekali, banyak penyiksaan fisik yang mereka alami, bahkan samapi dibinasahkan. Dari pengalaman sejarah ini, maka gerakan persamaan hak antara perempuah dan laki-laki timbuk dan berkembang. Dan mereka ingin pemikiran ini meyebar keselur negara didunia. Dan gerakan ini sekarang seakan menjadi gerakan pemaksaan, dimana seluruh negara harus mempunyai pola pikir seperti mereka. Bagi orang muslim sendiri, Pedoman bahwa Laki-laki adalah Imam, itu sudah sangat jelas dan tegas, bawha pemikiran tentang Gender Equity versi barat ini jelas suatu pemahaman yang salah. Di sini saya sebutkan Gender Equity versi barat karena saya ingin menegaskan bahwa, di dunia Islam sendiri mempunyai versi tentang Gender Equity. Al qur'an adalah sebuah Kitab yang sangat sempurna, yang mengatur segala aspek kehidupan masyarakat, dan tentunya juga mengatur tentang bagaimana hubungan antara Pria dan Wanita yang seharusnya.Termasuk persamaaan hak antara Pria dan Wanita. Sebagai gambaran perbedaan versi antara Gender Equity (GE) versi barat dan GE versi Islam., saya akan mengilustrasikannya melalui persamaan Matemeatika.

Untuk GE versi Barat dimana, para wanita minta untuk diberikan hak yang sama dengan hak yang Pria, tanpa pengecualian, dapat saya gambarkan melelui persamaan seperti ini: 2+4=2+4 Dimana ada dua persamaan yang dipisahkan oleh tanda sama dengan (=). Kita umpamakan bahwa persamaan yang ada disebelah kiri tanda (=) adalah untuk Wanita, dan yang di sebelah kanan tanda (=) adalah Pria. Jadi bahwa GE versi dari Barat adalah benar-benar sama persis apa yang ada di sebelah kiri tanda (=) dan di sebelah kanannya.

Bagaimana dengan GE veri Islam dan Indonesia, persaman yang terbentuk adalah seperti ini: 2+4=5+1 Anda bisa melihat perbedaan yang ada diantara dua persamaan diatas, bahwa walaupun komponen yang ada disebelah Kanan tanda (=) dan disebeleh kiri nya Completely different, tapi total atau jumlah atau inti dari persamaan terbut tetap EQUAL. Itulah yang mendasari saya untuk tidak setuju akan GE versi barat,dan tetap berpegang pada GE versi Alqur'an. Dari persamaan tersebut bisa anda lihat, bahwa Versi Al Qur'an lebih bersifat Luwes dari pada versi Barat, karena tidak mengharuskan perlakuan yang sama atas Pria dan Wanita, tapi lebih menitik beratkan kepada Keseluruhan aspek yang ada. Jadi untuk mencapai persamaan hak tidak perlu perlakuan yang sama antara Pria dan WAnita, karena memang secara biologis sendiri, sudah jelas adanya perbedaan antara Pria dan Wanita. Bahwa pria mempunya susunan otot dan rangka yang lebih kokoh dari wanita, dan juga bahwa Wanita mempunyai organ istimewa yang tidak dimiliki oleh Pria (rahim) telah mengkokohkan bahwa tidak mungkin persamaan hak versi barat ini dilakukan. Kalau ada yang ingin memaksakan pemikiran Gender equity versi barat, jelas suatu tindakan yang akan mendekatkan diri kepada hari akhir. Dimana, pada saat menjelah hari akhir, kondisi masyarakat dari sisi Sosial dan Moral sudah sangat rusak sekali. Salah satu tanda-tanda mendekatnya hari akhir adalah ketika semua hal sudah menjadi terbolak-balik. Kita menuju kesana, hari akhir, itu sudah pasti.Setiap detik dan jam, selalu membuat langkahlangkah menuju hari akhir.Tidak ada satupun yang dapat menjauhkan kita dari hari itu, tapi paling tidak kita bisa memperlambat langkah-langkah itu. Gerakan Gender equity Versi barat, adalah sebuah langkah menuju ke hari akhir, karena jelas telah terjadi pembolak-balikan kebenaran yang hakekat antara kedudukan Pria dan Wanita. Tapi masih bayak orang yang mendukung gerakan barat ini.Bagi yang Muslim, sebaiknya anda coba untuk mecari alasan yang melatar belakangi kenapa Wanita tidak boleh meng Imami pria.Kalau anda tidak mampu menemukannya, berarti pemahaman anda tentang Persahamaan Hak ini masih sangat minim, dan perlu di perluas lagi

You might also like