You are on page 1of 7

Harga Pokok Produksi Dalam produksi suatu barang terdapat dua jenis biaya, yaitu : biaya produksi dan

biaya non produksi. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Sedangkan biaya nonproduksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan non produksi, yaitu meliputi bahan baku dan tenaga kerja tidak langsung. (Mulyadi, 2005). Komponen biaya atau harga pokok produksi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : a. Bahan baku langsung (direct materials) Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. Contoh dari bahan baku langsung adalah kayu yang digunakan untuk membuat mebel dan minyak mentah yang digunakan untuk membuat bensin (Usry, 2002). b. Tenaga kerja langsung (direct labor) Tenaga kerja langsung adalah tenaga keja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu (Usry, 2002). c. Overhead pabrik (manufacture overhead) Overhead pabrik terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead pabrik biasanya memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung (Usry, 2002) Fungsi harga pokok adalah sebagai berikut : 1. Sebagai dasar penentuan harga jual. Dengan mengetahui harga pokok suatu produk, maka penjual akan dapt menentukan harga jual produk terebut. 2. Sebagai dasar untuk menentukan besarnya keuntungan. Disamping tujuan lainnya, keuntungan yang layak adalah menjadi tujuan utama dari setiap perusahaan, perusahaan harus mengetahui harga pokok, dengan demikian perusahaan harus menjual produknya di atas harga pokok untuk memperoleh keuntungan. 3. Sebagai dasar untuk pengawasan terhadap efisiensi perusahaan. Dengan mengetahui perhitungan harga pokok sebuah produk, maka diketahui cara bekerjanya manajemen, efisiensi atau tidak. 4. Sebagai alat untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan. Kebijaksanaan yang diambil pimpinan sangat berpengaruh terhadap jalannya kegiatan usaha, untuk itu memerlukan data-data dan informasi mengenai hal-hal yang menyangkut proses produksi. 5. Sebagai dasar untuk menyusun laporan keuangan. Jumlah persediaan bahan mentah (material), produk dalam proses, produk yang telah siap dijual, upah tenaga kerja yang sudah dan masih harus dibayar, pinjaman yang belum terlunasi, akan menjadi data-data dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan. Harga Pokok Penjualan Yang dimaksud dengan harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang akan dijual

Manfaat dari harga pokok penjualan : * Sebagai patokan untuk menentukan harga jual * Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih besar dariharga pokok penjualan, maka akan diperoleh keuntungan, dan sebaliknya apabila hargajual lebih kecil dari harga pokok penjualan, maka akan diperoleh kerugian.

Metode Pengumpulan Biaya produksi Pengumpulan harga pokok produksi dapat ditentukan oleh cara produksi, yakni : a) Produksiatas dasar pesanan dan b) Produksi massa. Perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan menggunakan metode harga pokok pesanan (job order cost method) . Sedangkan perusahaan yang berproduksi massa, mengumpulkan harga pokok produksi dengan menggunakan metode harga pokok proses (proses cost) Metode Harga Pokok Pesanan (Job order Costing Method) Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok produk di mana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan identitasnya. Pada harga pokok pesanan, harga pokokdikumpulkan untuk setiap pesanan sesuai dengan biaya yang dinikmati oleh setiap pesanan, jumlah biaya produksi setiap pesanan akan dihitung pada saat pesanan selesai. Untuk menghitung biaya satuan, jumlah biaya produksi pesanan tertentu dibagi jumlah produksi pesanan yang bersangkutan Metode ini memiliki beberapa karakteristik, antara lain : * Harga pokok produk dihitung untuk setiap produk pesanan. * Penentuan harga pokok setiap produk pesanan dilakukan setelah produk tersebut selesai dikerjakan. * Harga pokok produksi per unit dihitung dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalampesanan yang bersangkutan. Job Costing Tujuh-Langkah 1. Mengidentifikasi Job yang jadi objek biaya 2. Mengidentifikasi Biaya Langsung Job 3. Memilih dasar Alokasi-Biaya yang digunakan untuk mengalokasikan Biaya Tidak Langsung ke Job 4. Memasangkan Biaya Tidak Langsung ke setiap dasar Alokasi-Biayanya 5. Menghitung Tarif Alokasi Overhead (OH). Biaya OH Aktual Dasar Alokasi OH Aktual 6. Mengalokasikan Biaya Overhead (OH) ke Job. Tarif Alokasi OH x Aktivitas Dasar Aktual untuk Job 7. Menghitung Biaya Job total dengan menjumlahkan semua biaya langsung dan tidak langsung

Rincian mengenai suatu pesanan dicatat dalam kartu biaya pesanan. Kartu ini berfungsi sebagai rekening pembantu yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiappesanan. Biaya produksi dipisahkan menjadi biaya produksi langsung (biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja) dan biaya produksi tidak langsung (BOP). Biaya produksi langsung dicatat dalam kartu biaya pesanan yang bersngkutan secara langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung dicatat dalam kartu biaya pesanan berdasarkan suatu tarif tertentu. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi. Yakni merupakan cara memperhitungkan unsure-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Ada dua pendekatan, : (1) Full Costingdan (2) Variable Costing.

Metode Harga Pokok Proses (process costing method) Metode Harga Pokok Proses (process costing method) Adalah metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara massa (Mulyadi, 2005). Di dalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses tertentu, selama periode tertentu, dengan jumlah satuan produk yang dihasilakn dari proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan (Mulyadi, 2005). Supriyono (1999: 142); karakteristik utama dari metode harga pokok proses adalah sebagai berikut: 1. Laporan harga pokok produksi digunakan untuk mengumpulkan, meringkas dan menghitung harga pokok baik total maupun satuan atau per unit. Apabila produk diolah melalui beberapa tahap atau departemen, laporan harga pokok disusun setiap departemen di mana produk diolah. 2. Biaya produksi periode tertenlu dibebankan kepada produk melalui rekening barang dalam proses yang diselenggarakan untuk setiap elemen biaya. Apabila produk diolah melalui beberapa departemen. rekening barang dalam proses disamping diselenggarakan untuk setiap elemen biaya harus diselenggarakan untuk setiap departemen di mana produk diproses. 3. Produksi dikumpulkan dan dilaporkan untuk satuan waktu atau periode tertentu. Apabila produk diproses melalui beberapa tahap atau departemen, laporan produksi tersebut dibuat untuk setiap departemen. 4. Produksi ekuivalen {equivalent production) digunakan untuk menghitung harga pokok satuan. Produksi ekuivalen adalah tingkatan atau jumlah produksi di mana pengolahan produk dinyatakan dalam ukuran produk selesai. 5. Untuk menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya produksi terlentu, maka elemen biaya produksi tertentu (misalnya biaya bahan) tersebut dibagi dengan produksi ekuivalen imtuk elemen biaya yang bersangkutan (produksi ekuivalen bahan)

6.

Harga pokok yang diperhitungkan untuk mengetahui elemen-elemen yang menikmati biaya yang dibebankan, berapa yang dinikmati produk selesai dari departemen tertentu atau pengolahan yang dipindahkan ke gudang atau ke departemen berikutnya dan berapaharga pokok produk dalam proses akhir. 7. Apabila dalam proses pengolahan produk timbul produk hilang, produk rusak, produk cacat, tambahan produk akan diperhitungkan pengaruhnya dalam perhitungan harga pokok produk.

Manfaat penentuan harga pokok produksi dengan metode harga pokok proses yaitu: 1) Menentukan harga jual 2) Memantau realisasi biaya produksi, 3) Menghitung laba atau rugi bruto periode tertentu, 4) Menentukan harga pokok persediaan barang jadi dan harga pokok persediaan barang dalam proses yang disajikan di neraca. Dalam kalkulasi biaya proses, biaya total dan biaya per unit pada setiap departemen akan diiktisarkan dalam laporan biaya produksi. Arus produk yang berkaitan dengan metode kalkulasi biaya proses dibagi dalam tiga bentuk yaitu : 1) Arus produk berurutan (Sequential Product Flow). Dalam arus produk berurutan, setiap produk diproses melalui rangkaian langkah yang sama; 2) Arus produk sejajar (Parallel Product Flow). Dalam arus produk sejajar, bagian tertentu dari pekerjaan dilaksanakan secara serentak atauberbarengan kemudian bersama-sama ditransfer ke proses penyelesaian danm akhirnya diteruskan ke barang jadi; 3) Arus produk selektif (Selective Product Flow). Dalam arus selektif, produk bergerak melalui departemen yang berbeda-beda di pabrik sesuai dengan produk akhir yang diinginkan. Namun dalam prakteknya penggunaan metode harga pokok proses dapat menghadapi kesulitan-kesulitan diantaranya : Penentuan kualitas produksi dan tahap-tahap penyelesaiannya seringkali menjadi masalah. Perhitungan biaya bahan memerlukan analisis yang cermat, sehingga biaya bahan mungkin akan dicatat dalam laporan terpisah guna memudahkan manajemen dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan pesediaan bahan. Bila terjadi kehilangan unit karena penyusutan, kerusakan atau penguapan maka saat terjadinya kehilangan tersebut akan mempengaruhi kalkulasi biaya akhir. Industri yang menggunakan prosedur biaya proses merupakan jenis industri yang menghasilkan banyak produk, maka biaya pemrosesan gabungan harus dialokasi ke produk yang dihasilkan dari proses tersebut. Prosedur dalam rangka menentukan harga pokok produk pada metode harga pokok proses sebagai berikut (Supriyono 1999, 143): 1. Mengumpulkan data produksi dalam periode tertentu untuk menyusun laporan produksi dan menghitung produksi ekuivalen dalam rangka menghitung harga pokok satuan.

1. 2.

3. 4.

Mengumpulkan biaya bahan, biaya tenaga kerja. dan biaya overhead pabrik periode tertentu. Apabila produk diproses melalui beberapa departemen elemen biaya tersebut dikumpulkan unluk setiap departemen. 3. Menghiiung harga pokok satuan setiap elemen biaya, yaitu jumlah elemen biaya tertentu dibagi produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan. 4. Menghilung harga pokok produk selesai yang dipindahkan ke gudang alau ke departemen berikutnya dan menghitung harga pokok produk dalam proses akhir Adanya berbagai anggapan ini menimbulkan berbagai metode penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai yaitu: 1. Metode harga pokok masuk pertama, keluar pertama (first in first out cost method). Dalam metode ini, biaya persediaan awal barang dalam proses dicantutnkan sebagai satu angka yang terpisah. Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan unit-unit persediaan awal ditambahkan ke biaya tadi. Jumlah kedua biaya ini kemudian ditransfer ke departemen berikutnya. Unit yang dimulai dan diselesaikan selama periode tersebut memiliki biaya per unit tersendiri yang lasimnya berbeda dengan biaya per unit lengkap untuk unit- unit dalam proses. Jadi metode ini mengidentifikasi secara terpisah biaya-biaya per unit sebuah departemen pada periode berjalan untuk kepentingan manajemen. Sayangnya, biaya-biaya ini akan disatukan lagi di departemen berikutnya sehingga hilanglah banyaknya nilai yang ada kaitannya dengan penggunaan metode ini. Perlakuan produk dalam proses awal dengan metode harga pokok pertama masuk pertama ke luar memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Proses produksi dianggap untuk menyelesaikan produk dalam proses awal menjadi produk selesai, baru kemudian untuk mengolah produk yang baru masuk proses yang sebagian akan menjadi bagian produk selesai yang disebut production current dan sisanya merupakan produk dalam proses pada akhir periode. 2) Setiap elemen harga pokok produk dalam proses awal tidak digabungkan dengan elemen biaya yang terjadi dalam penode yang bersangkutan. 3) Harga pokok produk dalam proses pada awal penode tidak perlu dipecah kembali menurut elemennya ke dalam setiap elemen biaya. 4) Produksi ekuivalen = (Produksi dalam proses awal x Tingkat penyelesaian yang diperlukan) + Produksi current + (Produk dalam proses akhir x Tingkat penyelesaian yang sudah dinikmati). 5) Besarnya harga pokok satuan setiap elemen biaya dihitung sebesar elemen biaya yang terjadi pada periode yang bersangkutan dibagi jumlah produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan. 6) Harga pokok produk selesai dipisahkan menjadi dua golongan, pertama, produk selesai yang berasal dari produk dalam proses awal, kedua, produk selesai yang berasal dari produksi current. 2. Metode harga pokok terakhir masuk pertama ke luar (last in first out costing method). Dalam metode ini, harga pokok per satuan bahan baku yang terakhir masuk dalam persediaan gudang, dipakai untuk menentukan harga pokok bahan baku yang pertama kali dipakai dalam produksi.

2.

Perlakuan produk dalam proses awal dengan metode terakhir masuk pertama ke luar memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Proses produksi dianggap untuk menyelesaikan produk yang baru masuk proses pada periode yang bersangkutan, apabila semua produk yang baru masuk proses sudah dapat diselesaikan kemudian untuk mengolah produk dalam proses awal. 2) Setiap elemen harga pokok produk dalam proses awal periode tidak perlu digabungkan dengan setiap elemen biaya yang terjadi pada periode yang bersangkutan. 3) Besarnya produksi ekuivalen dapat dihitung sebagai berikut: a. Proses ekuivalen = Produk selesai + ((Produk dalam proses akhir x Tingkat penyelesaian yang sudah dinikmati) - (Produk dalam proses awal x Tingkat penyelesaian yang sudah dinikmati periode sebeyimnya)). b. Produksi ekuivalen = Produk selesai dari produk yang baru masuk proses Tingkat penyelesaian yang masih diperlukan untuk menyelesaikan). 4) Besarnya harga pokok satuan setiap elemen biaya dihitung dengan cara membagi elemen biaya tertentu yang terjadi pada periode yang bersangkutan dengan produksi ekuivalen biaya yang bersangkutan. 5) Dibedakan asal dari produk selesai atau produk dalam proses akhir dari produk yang baru masuk proses dengan yang berasal dari produk dalam proses awal. 3. Metode harga pokok rata-rata tertimbang (weighted average cost method). Berdasarkan Mulyadi (1999:110); dalam metode ini, harga pokok persediaan produk dalam proses awal ditambahkan kepada biaya produksi sekarang, dan jumlahnya kemudian dibagi dengan unit ekuivalensi produk untuk mendapatkan harga pokok rata-rata tertimbang. Harga pokok rata-rata tertimbang ini kemudian digunakan untuk menentukan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang dengan cara mengalihkannya pada jumlah kuantitasnya. Perlakuan produk dalam proses awal dengan rnetode harga pokok rata-rata memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Setiap elemen harga pokok produk dalam proses awal digabungkan dengan elemen biaya yang terjadi dalam periode yang bersangkutan. 2) Oleh karena setiap elemen harga pokok produk dalam proses digabungkan dengan biaya periode yang bersangkutan, harga pokok produk dalam proses awal harus dipecah kembali ke dalam setiap elemen biaya. 3) Produksi Ekuivalen = Produk Selesai + Produk Dalam Proses Akhir (Tingkat Penyelesaian). 4) Besarnya harga pokok satuan untuk setiap elemen biaya dihitung dengan cara membagi jumlah total elemen biaya yang bersangkutan setelah digabung dengan jumlah produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan. 5) Tidak dibedakan asal dari produk selesai dan produk dalam proses akhir apakah dari produk dalam proses awal atau dari produk yang baru dimasukkan proses.

Aplikasi perhitungan harga pokok produksi dengan metode process costing ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

1.

Menghitung biaya proses departemen A (direct labor, direct material, manufacturing overhead). Hasil dari perhitungan ini akan dijumlahkan dalam biaya proses departemen B (Usry & Carter, 2002) 2. Menggunakan 5 langkah untuk menentukan ending WIP inventory dan untuk unit completed (Usry & Carter, 2002). Langkah langkahnya adalah : a. Menjumlahkan aliran unit fisik (summarize the flow of physical units) Beginning balance + transfer in = transfer out + ending balance Saldo awal unit + unit masuk = unit keluar + saldo akhir unit b. Menghitung equivalent units (compute the equivalent units product) E.U. produced = Unit transferred out + E.U. in ending WIP inventory Unit equivalent yang diproduksi = unit yang dikirim keluar + Unit equivalent pada akhir WIP inventory c. Summarize the total cost to be accounted for Total cost to be accounted for = cost in beginning WIP inventory + cost incurred this period Total biaya yang akan dicatat = biaya awal WIP inventory + biaya yang terjadi pada periode ini d. Compute cost per equivalent unit Weighted average unit cost = cost in beginning WIP + current period cost / unit transferred out + E.U. in ending WIP inventory Biaya rata rata per unit = biaya awal WIP + biaya yang terjadi pada periode ini/unit yang keluar + unit equivalent pada akhir WIP inventory e. Assign cost to goods transferred out and to ending inventory Total cost accounted for = total transferred out + total WIP Total biaya yang dicatat = total biaya unit yang keluar + total WIP Menghitung harga pokok produksi secara keseluruhan. COGM = beginning WIP inventory + total manufacturing cost ending WIP inventory Harga Pokok Produksi = saldo awal WIP inventory + total biaya manufaktur saldo akhir WIP inventory 4. Menghitung harga pokok penjualan. COGS = COGM + beginning finished goods inventory endingfinished goods inventory Harga Pokok Penjualan = harga pokok produksi + saldo awal Barang jadi saldo akhir barang jadi 5. Membuat laporan cost of production, laporan cost of goods manufacture, laporan varians biaya overhead keseluruhan 3.

You might also like