You are on page 1of 13

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Pemikiran Alasan memilih judul Metode Pembelajaran & Pengajaran sangat penting. Karena membahas tentang dunia pendidikan, masalah kecerdasan, dan hal-hal yang melingkupnya. Informasi masalah tentang buku METODE PEMBELAJARAN & PENGAJARAN Pengarang : Dr. C. George Boeree Alih Bahasa : Abdul Qodir Shaleh Editor : Ilyya Muhsin Proofreader : Aziz Safa Desain Cover : TriAT Desain Isi : Maarif Penerbit : AR-RUZZ MEDIA Cetakan : April 2009

1.2 Masalah - Apa itu pendidikan liberal ala trivial pursuit? - Apa dan bagaimana fungsi serta peran pendidikan itu sendiri? - Pentingnya pembelajaran dan bagaimana agar pembelajaran itu tepat sasaran? - Bagaimana jalannya memori? - Apa itu kecerdasan dan IQ? 1.3 Tujuan Untuk memberikn gambaran agar pembaca lebih arif dalam membaca atau memahami buku yang berkaitan dengan Metode Pembelajaran & Pengajaran. 1.4 Manfaat - Memperoleh sesuatu pola dan cara yang efektif bagaimana belajar dan mengondisikan pendidikan yang baik. - Bisa lebih memahami tentang metode pembelajaran & pengajaran - Memperoleh banyak informasi dari metode pembelajaran & pengajara

BAB 11 RINGKASAN DAN PEMBAHASAN

2.1 RINGKASAN 1. Apa itu pendidikan liberal ala Trivial Pursuit? Pada dasarnya, istilah pendidikan liberal mengacu kepada sebuah pendidikan yang dibuat untuk di sesuaikan dengan tugas-tugas seorang warga Negara yang bebas. Saat ini, istilah pendidikan tersebut sering mengacu kepada makna pendidikan tambahan yang membantu seseorang menjadi manusia yang lebih baik. Progam pendidikan General pun menjadi sangat kompleks, kaku, dan sesuatu yang benarbenar tidak bisa diatur. Progam itu pada dasarnya menjamin bahwa (a) anak didik menyukai mata pelajaran dasar yang mencukupi dalam bidang Seni dan Ilmu Pengetahuan untuk menjaga kita semua agar tetap dipakai, (b) mereka akan mendirita melalui apa yang harus kita derita. a. Bahasa Inggris Dengan subjek yang paling bisa diterima sebagai tempat yang benar dalam pendidikan liberal : bahasa inggris. Sangatlah susah beragumentasi bahwa mampu berkomunikasi dalam bahasa dominan dari bangsa kita bukanlah melayani anak didik. Tapi tidak terlalu cepat. Seiring waktu, anak didik tiba pada pintu bahasa inggris, dan banyak yang mampu berbicara dengan bahasa tersebut ketika mereka kurang dari setahun, bahkan mampu menuliskan sejak kelas pertama, mampu melafalkannya, bisa menguasai tatabahasa, dan tanda baca yang dikoreksi terlalu banyak. Menulis Lintas Ilmu merupakan salah satu model terbaru yang meluas dalam suatu bangsa: Administator mendorong professor untuk memotivasi mahasiswanya untuk menulis dalam semua kelas mereka. Itu kedengarannya bagus dipermukaan, sampai menyadari bahwa professor dibidang fisika, psikologi, ekonomi, atau bidang apapun memang tidak dilatih untuk mengajar menulis, dan kenyataannya jarang ada penulis yang sangat bagus di antara mereka. Dan jangan lupa bahwa tulisa akademis, bagi banyak anak didik, adalah bahasa asing, dan sebagian dari kita percaya bahwa menulis tidak menjamin pembelajaran! b. Bahasa Mode, dalam academia dan juga dalam dunia fashion, itu selalu berputar. Begitu juga dalam bahasa, suatu saat selalu ada yang jadi mode yang membuat setiap orang belajar bahasa yang lain dari pada bahasa inggris. Yang terkandung didalamnya adalah : (a) untuk memperluas
2

kisaran anak didik dalam ketrampilan berkomunikasi, dan (b) untuk memperluas kesadaran kultural anak didik. Memaksakan bahasa kepada orang lain mungkin akan membuat mereka kurang atau tidak lebih terbuka terhadap kebudayaan lain. Seperti halnya matematika, belajar bahasa juga mampu menciptakan kecemasan dan perilaku menghindar yang kuat pada anak didik. Di samping itu, ada banyak cara yang lebih langsung dalam mendrong pemahaman lintas budaya, seperti antropologi budaya dan mata pelajaran geografi budaya, kelompok-kelompok diskusi antar bangsa dan antaretnis, pembacaan sambil lalu,dan perjalanan. c. Sastra Kebanyakan akademisi percaya bahwa pembacaan sastra yang baik (dan melihat permainan yang baik) bisa memperbaiki seseorang. Mereka biasanya benar-benar siap untuk memperbaiki daftar sastra yang baik. Sebagian sastra member pandangan baru terhadap segala hal. Tapi, banyak sastra pada mulanya diciptakan untuk menghibur, bukan mencerahkan, dan jika mencerahkan, berarti kemudian dia bisa juga menghibur. Dan lagi, sebagian sastra mangomunikasikan kebencian, kekerasan, prasangka, seksisme, kelasme, dan takhayul. d. Seni dan Musik Seperti halnya pendukung sastra agung, professor seni dan musik juga percaya bahwa seseorang seharusnya tahu sang Master. Tentunya, itu berarti mempunyai anak didik yang melakukan segala hal yang paling kurang bermakna yang seseorang mungkin bisa lakukan dengan bekerja seni dan musik : mengakui, mengategorisasi, dan memberinya tanggal. Pelajuaranapresiasi seni dan musik bahkan bisa menjadi buruk. Anak didik harus di ajarkan apa yang disuka dan mengapa ia menyukainya! Yang terjadi kebanyakan anak didik adalah mereka belajar untuk berpura-pura menyukai apa yang mereka katakana yang telah seharusnya mereka sukai, ketika mereka terus benar-benar suka apa yang mereka lakukan. e. Matematika Banyak orang di akademi yang percaya bahwa matematika di hubungkan dengan kecerdasan, dan bahwa praktik dalam matematika adalah praktik dalam kecerdasan. Dengan demikian, kecerdasan seseorang berarti mereka harus bagus dalam matematika! Tapi, argument itu salah kaprah : orang yang baik dalam matematika adalah orang yang mutuskan kecerdasan apa yang akan terkandung pada awalnya! Piaget menunjukan dan bukti ini sangat kuat bahwa aljabar membutuhkan perangkat pikiran yang terbentuk seiring dengan usia dan ia datang kepada sebagianorang dari pada kepada yang lain. Jika mengajarkannya terlalu awal, pikiran anak didik akan siap untuk
3

berhadapan dengan abstraksi yang berlabelkan x ini. Itu sama halnya mencba mengajarkan membaca kepada anak. f. Ilmu Pengetahuan Ilmu pengetahuan atau sains menjadi puncak dari daftar yang di butuhkan sejak era Sputnik, dan para politisi bahkan tidak mau menyerah. Suatu alternatif terhadap pelajaran kimia (atau fisika, atau juga biologi) permulaan ini merupakan pelajaran yang khusus dikonstruksi untuk pendidikan umum (General Education), seperti Mengeksplorasi Atmosfer dan Dunia Geologis Kita. Ini sering kali menarik dan bahkan sangat berguna. Misalnya, akan sangat baik jika kita benar-benar tahu apa yang dimaksudkan para penyelidik cuaca dengan occluded front (yakni, udara hangat yang dipaksa berada diatas udara dingin) itu. Jadi, biarkan turun kepada hal yang dasar. Bukankah kita semua tahu metode ilmiah? Bukankah itu menyelamatkan kita dari berfikir takhayul? Tapi, apa yang kebanyakan para peneliti ilmu pengetahuan maksudkan dengan metode ilmiah adalah seperangkat kecik paradigma yang digunakan dalam lapangan keilmuan mereka, yang digunakan tanpa pertanyaan berkali-kali sebagai pengganti dari penalaran dan penelitian yang seksama. g. Sejarah Pembelaan paling umum terhadap syarat-syarat sejarah adalah suatu ungkapan tunggal dari filosof Santayana : mereka yang mengabaikan sejarah harus dihukum dengan mengulangi sejarah itu. Tampaknya Santayasa tidak mengerti pelajaran ilmu pengetahuan yang benar, sebab penegasan ini tidak pernah diuji coba secara ilmiah. Kenyataannya, pernyataan itu mungkin tidak bisa diujicobakan : situasi-situasi sejarah begitu unik dan pernyataan untuk mengulangi sejarah mungkin perlu diperdebatkan. Masalah terbesar dari syarat-syarat sejarah adalah untuk apa sejarah itu. Sejarah Amerika Serikat? Terlalu sempit. Sejarah dunia? Terlalu dangkal. Sejarah Barat? Tidak benar secara politik. Sejarah Non-Barat? Tidak juga relevan. Jika menggunakan hal-hal yang spesifik untuk menjelaskan berbagai prinsip umum yang universal dari sejarah! Pertama, benar-benar sangat berani. Tapi kedua, tidakkah mengajarkan hal-hal yang universal itu dalam konstek sejarah mutakhir dari peristiwa-peristiwa sekarang, yakni dalam konstek yang paling bermakna bagi anak didik. h. Ilmu Pengetahuan Manusia

Ilmu politik, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi kadang-kadang menemukan cara menjadi setidaknya porsi pelajaran pilihan yang terbatas dalam progam Pendidikan Umum. Dalam hasrat kompulsif untuk menjadi suatu ilmu pengetahuan yang nyata, metode dan statistika eksperimental, dan memaksa anak didik kita. Ketika kita tidak mengajarkan teori-teori yang tidak mendukung, kita mengajarkan tanpa akhir sedikit eksperimen yang tidak ada relevansinya bagi kehidupan nyata. Kebenarannya adalah kita tidak tahu banyak. Kita tidak tahu apa itu genetika dan apa yang kita pelajari. Kita bahkan tidak bisa memprediksi perilaku-perilaku sedramatis bunuh diri. 2. Pembelajaran a. Pembelajaran Pembelajaran merupakan komponen yang paling utama. Semua pembelajaran pada akhirnya terjebak pada asosiasi dan diferensiasi. Keduanya merupakan mekanisme dasar pembelajaran (dan memori) yang telah diajukan selama berabad-abad. Asosiasi adalah pembelajaran bahwa dua hal itu harus dijalankan bersama-sama. Misalnya, kita belajar bahwa sendok akan selalu di gunakan bersama dengan pisau, cangkir dengan piring, Guntur akan diikuti kilatan cahaya, rasa sakit disebabkan karena luka, dan seterusnya. Sedangkan diferensia adalah pembelajaran untuk membedakan satu hal dengan hal yang lain. Kita belajar bahwa hijau bukan merah, berarti kita harus jalan; bahwa kucing bukan anjing, mempunyai kuku yang tajam; bahwa bangsa burungmempunyai bulu sedangkan bangsa reptil tidak punya. Dengan demikian, jelas bahwa asosiasi dan diferensiasi merupakan dua sisi dari satu koin, dimana yang satu kadang tampak lebih jelas sedangkan yang lain tidak. Ada beberapa hal yang bisa membantu kita menguasai asosiasi dan diferensiasi : yang pertama adalah jelas : Repetisi atau Pengulangan. Dengan melakukan praktik, membuat semuanya menjadi sempurna! Kemudian ada hal-hal seperti kejelasan (vividness) dan intensitas. Kita lebih suka mengingat nama seseorang jika mereka banyak bicara dan penuh warna dari pada mereka pendiam dan statis. Dan akhirnya, kita mempunyai pengondisian yaitu, penggabungan seluruh asosiasi dan diferensiasi dengan sesuatu yang memotivasi kita, apakah itu makanan, pertemanan, uang, kebanggaan, ketakutan terhadap penderitaan atau apa pun. Jenis pembelajaran paling sederhana, yang kita bagi dengan semua makhluk, kita sebut dengan lingkungan. Pengondisian lingkungan menambah sebuah konsekuensi positif atau negative terhadap pembelajaran yang tercetak di dalamnya. Bagi makhluk social,kebanyakan dari pembelajaran ini dating dari orang lain yakni,dengan jalan pengondisian social, yang juga dikenal dengan imbalan dan hukuman.

Secara historis,ada dua bentuk pengondisian yang menjadi focus kajian: Pengondisia Klasik(Clasical Conditioning) dan Pengondisian Operan (Operant Conditioning) b. pengondisian klasik pengondisian klasik (atau pengondisian Pavlovian) dikaitkan dengaan gerak refleks (reflexes): kita mulai dengan sebuah stimulus yang tidak terkondisikan (unconditioned stimulus) dan juga respons yang tidak terkondisikan (unconditioned response). Keduanya tentu berkaitan dengan sebuah gerak refleks! kita kemudian menggabungkan stimulus netral (neutral stimulus) dengan gerak refleks dengan cara menghadirkannya bersama dengan stimulus yang tidak terkondisikan. Setelah melakukan sejumlah pengulangan, stimulus netral dengan sendirinya akan mendatangkan respons! pada poin ini, stimulus netral dinamakan kembali menjadi stimulus terkondisikan (conditioned stimulus), dan responsnya dinamakan respons terkondisikan (conditioned response). c. pengondisian operan pengondisian operan (atau pengondisian skinnerian) didasarkan pada konsekuensikonsekuensi: organisme ada dalam proses mengoperasikan lingkungan, yang dalam istilah umumnya berarti ia memantul-mantul disekitar dunia, dengan melakukan apa yang harus dilakukan selama proses pengoperasian ini, organisme menghadapi sejenis stimulus khusus, yang disebut dengan stimulus yang memperkuat (reinforcing stimulus) atau bisa disingkat sebagai penguat (reinforcer). Stimulus khusus ini mempunyai efek yang semakin meningkat dimana kemungkinan perilaku terjadi hanya sebelum penguat. Inilah yang dimaksud pengondisian operan: perilaku diikuti dengan sebuah konsekuensi, dan sifat dasar konsekuensi memodifikasi kecenderungan organisme-organisme untuk mengulangi perilaku-perilaku tersebut di masa depan. Dan kemudian ada hukuman. Jika mengejutkan seekor tikus untuk melakukan sesuatu, ia akan melakukan kurang dari sesuatu tersebut. jika melempar Johnny dengan mainan dia akan melemparkan mainannya juga (mungkin). hukuman biasanya mencakup stimulus aversif (aversive stimulus) yang merupakan kebalikan dari stimulus penguat (renforcing stimulus). d. bentuk-bentuk pembelajaran lebih tinggi kemampuan lain yang umum dimiliki makhluk social adalah kemampuan untuk belajar dengan meneliti orang lain.ini misalnya adalah pembelajaran yang seolah mengalami sendiri, dialami orang lain ,dan dilakukan untuk orang lain (vicarious learning). Bahkan yang lebih penting adalah kemampuan yang disebut dengan imitasi (imitation) (kadang disebut juga dengan pemodelan (modeling)). Kita tidak hanya belajar tentang berbagai konsekuensi perilaku dengan melihat orang lain (seperti dalam vicarious learning), namun kita juga belajar perilaku mereka! orang tua sering tidak nyaman jika dikejutkan dengan betapa
6

banyaknya anak mereka yang tidak sama dengan apa yang mereka harapkan,meskipun mereka telah berusaha dengan beragan cara untuk mengubah anak mereka itu menjadi orang yang lebih baik.dan anak-anak mereka juga sering dikejutkan dengan betapa serupanya mereka dengan orang tua mereka,meskipun mereka telah berusaha untuk berbeda.imitasi merupakan cara pembelajaran tunggal paling signifikan yang bisa digunakan oleh umat manusia Dan akhirnya, kita bisa belajar dari berbagai deskripsi perilaku, yang mana kita bisa meniru seolah-olah kita telah meneliti mereka. ini biasanya disebut dengan pembelajaran simbolis. Selanjutnya,kita bisa belajar keseliruhan perilaku,pikiran,dan perasaan yang kompleks seperti keyakinan, sistem keyakinan, perilaku, dan nilai-nilai. 3. Pengajaran, Pembelajaran, dan Fenomenologi Makna a. Metode Dikatakan bahwa tidak ada sesuatu yang begitu berguna bila dibandingkan dengan teori yang baik. Sebagai pengajar, yakni orang yang selalu mengaplikasikan berbagai disiplin ilmu,kita tau ini sebagai sebuah kebenaran: potongan-potongan penelitian yang terputus (disconnected research) tidak meninggalkan kita apapun yang mendasri segala aksi kita terhadapnya. tapi, sebagai pengajar, kita juga sadar bahwa teori-teori selalu datang dan pergi, dan perginya selalu lebih banyak karena mereka tidak mampu menangkap detail realita setiap harinya. Esensi metode fenomenologis adalah menguji pengalaman secara seksama, tanpa prasangka teoretis; menemukan keesensialan dari setiap pengalaman tersebut; dan mengomunikasikan apa yang ditemukan agar bisa dilakukan verifikasi yang lain. b.makna Ada dua pemaknaan makna yang menarik. pertama, pemaknaan biasa (mundane meaning): secara emotional, jenis pemaknaan ini bersifatflat. Lawan dari pemaknaan ini bisa dikatakan sebagai seuatu yang tanpa makna. selain itu, jenis pemaknaan ini secara emosional juga bersifat flat. Sesuatu yang tanpa makna dalm pengertin ini tidaklah tampak sebagai hal yang problematik atau mengancam. Tulisan dinding mempunyai pola yang tanpa makna, juga acak atau tidak relevan, serta tidak punya makna yang bisa mengarah kepada suatu pengertian. Dalam versi kedua ini ,versi yang lebih penting, pemaknaan merupakan suatu masalah. Kenyataannya, hal itu hanya tentang pemaknaan biasa. c. pembelajaran aktif Tempat yang pasti untuk menemukan pemaknaan dalam pendidikan adalah dalam bentuk pemaknaan aktif yang beragam.

Syarat-syaratnya: sebuah masalah yang benar-benar masalah merupakan sesuatu yang di lihat sebagai hal yang sah dari perspektif anak didik, yang itu berarti harus digunakan, nyata atau realistik, relevan dan menghibur dan seterusnya, ia tidak harus dilakukan secara rutin, berulangulang. Yang paling penting anak didik tidak bisa dipaksa untuk memecahkan masalah mereka karena gurulah yang mengaplikasikan pembelajaran aktif tersebut dan itu berarti tidak tampak ketika guru harus turut campur tangan dengan proses tersebut. d. Pembelajaran Menghafal Tanpa Berfikir (Rote Learning) Rote learning tidak berarti tanpa makna karena ia merupakan makna-makna yang hadir dalam hidup kita yang telah meresap ke dalam fikiran sehingga bisa di hafal dalam luar kepala. Anak didik harus didorong untuk merasa butuh pada rote learning karena rote learning merupakan suatu kumpulan fakta yang sangat penting bagi perkembangan anak kususnya dalam mengingat cepat. Rote learning menjadi bermakna jika diperhatikan dan didukung. e. Perspektif Anak Didik Untuk bisa mendidik dengan baik seorang pengajar harus mampu merasakan suatu pembelajaran yang dilihat dari sudut pandang anak didiknya. Seorang pendidik harus bisa beradaptasi dengan pemahaman mereka dan kemampuan alami mereka. Pendidik harus mengembangkan sensibilitas fenomenologis mereka. Singkatnya meskipun banyak berbeda namun kita cukup serupa dengan anak didik kita bahwa jika kita secara kalem mendengarkan mereka tanpa sikap defensif, artinya kita bisa memahami mereka. Ini bukanlah sebuah asunsi bahwa mereka benar-benar mendengarkan didikan kita dan bahkan bisa menegaskan dan mengoreksi pemahaman kita. Jadi, pengajaran bermakna itu adalah sebentuk keharuan seperti dalam parafrasa Spinoza, keharuan adalah cinta sepanjang kita menikmati dalam kenikmatan orang lain dan menderita dlam penderitaan orang lain. 4. Memori Pendekatan tradisional tentang memori terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama disebut memori sensoris. Memori sensoris adalah sebuah pengalaman yang berlangsung pada setiap waktu yang pendek, karena pada saat itu saraf-saraf sensoris membutuhkan sedetik atau dua detik untuk kembali dari stimulusnya.

Memori sensoris visual ini juga disebut memori ikonok (iconic memory), dan prosesnya berlangsung hanya kurang dari detik. Sedangkan versi audionya disebut memori echoic (echoic memory), dan itu berlangsung sekitar tiga atau empat detik. Jenis memori selanjutnya disebut memori jangka pendek. Sekarang ini, memori ini lebih sering disebut memori bekerja (working memory). Hal ini merupakan aspek memori yang menerangkan bahwa sadar akan sesuatu atau bisa kembali dengan sangat cepat dan mudah. Analogi yang bisa dikatakan disini adalah memori bekerja itu sama dengan RAM dari sebuah computer. Disamping singkat, memori jangka pendek ini kapasitasnya juga terbatas. Ia bisa mengingat 7 plus atau minus 2 potongan-potongan informasi, yakni dari 5 sampai 9 hal. Jenis memori yang terakhir adalah memori jangka panjang (long term memory). Memori jangak panjang bisa dibilang sebagai hard drive pada computer. Tiga hal paling signifikan yang bisa membantu menggerakan sesuatu dari memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang adalah pengaturan (organization), kebermaknaan (meaningfulness), dan perumpamaan (imagery). Misalnya, ia membantu meletakkan hal-hal kedalam kepala dan kepala bagian dalam, atau menggunakan kerangka-kerangka untuk mengatur bahan yang sulit. a. Struktur Kognitif Kita sering berfikir tentang memori sebagai penyimpanan segala bahan dalam otak atau fikiran, tapi hal itu hanya sebuah metafora. Ketika menggunakan model-model linguistikaini, kita berbicara tentang struktur kognitif kita (system konstruksi), dan komponen-komponen atau blok bangunan dasar dari struktur kognitif kita sebut konsep-konsep (atau konstruk-konstruk, kekontrasan, dimensi, kategori). Mengendarai mobil, bermain rugby, mangendarai sepeda, memalu paku, dsb, tanpa harus menggunaka pikiran. Semua keterampilan, aturan, skema, di sebut dengan memori procedural (procedural memory). b. Otak Memori procedural sering kali melibatkan otak kecil (cerebellum), yang membuat indra dalam system aturan kitasemuanya bergerak. Inilah yang bisa menerangkan amnesia kanakkanak (infantile amnesia) fakta bahwa kebanyakan dari kitabisa mengingat banyak yang terjadi sebelum ulang tahun kita yang kedua: jika memori-memori awal ini kebanyakan procedural, hal ini mungkin tidak dengan mudah tersedia pada bagian-bagian otak yang lebih tinggi. Baik memori semantic maupun memori episodik membutuhkan hippocampus (area otak yang berhubungan dengan memori). Hippocampus tampaknya tercakup dalam memori jangka
9

pendek (short term memory) atau memori bekerja (working memory), dan juga bertanggung jawab untuk urusan transfer informasi ke korteks otak besar, yang jelas-jelas menjadi lokus bagi kenyakan memori jangka banyak. Jika ada kerusakan dalam hippocampus, kita punya masalah dalam pengembangan memori-memori semantic dan memori episodik. Jika kerusakan itu separo kiri dari hippocampus, memori verbal kita yang yang paling banyak kena getahnya. Jika kerusakan itu terjadi di separo kanan, maka memori spasial kita yang kena pengaruhnya. c. Proses Mengingat dan Melupa Proses mengingat (sering disebut mendapatkan kembali informasi (retrieval) dalam literature penelitian) berasal dari dua bentuk: penyebutan kembali (recall) dan pengakuan (recognition). Gangguan proaktif (proactive interference) terjadi ketika memori lama terhalang dengan mengingat memori yang lebih baru. Informasi luaran mungkin bisa mengubah memori-memori yang telah rekonstruksikan sebelumnya. Sebagian orang bahkan ada yang dengan mudah termanipulasi, dan setiap orang bisa dimanipulasi dalam beberapa tingkatan. 5. Kesadaran dan IQ? Kecerdasan adalah kapasitas seseorang untuk: 1. Memperoleh pengetahuann (yakni belajar dan memahami) 2. Mengaplikasikan pengetahuan (memecahkan masalah) 3. Melakuka penalaran abstrak Kecerdasan adalah ketentual akal seseorang, dan itu jelas-jelas sangat penting bagi kehidupan manusia karena aspek dari keseluruhan kesejahteraan manusia. Intelligence Quotien (IQ) adalah skor dalam teskecerdasan. Awalnya itu merupakan sebuah hasil bagi (sebuah rasio): IQ =MA/CA x 100 [MA adalah usia mental (mental age), sedangkan CA adalah usia kronologis (chronological age)]. Sekarang ini, skor itu disesuaikan dengan norma-norma skor populasi actual. a. Statistika Deskriptif Untuk memahami IQ dan penelitan mengenai IQ, kita harus memahami dasar-dasar statistika deskriptif berikut ini: 1. Kurva Normal. Kurva ini, yang juga disebut kurva berbentuk bel, adalah suatu versi ideal tentang pa yang terjadi dalam banyak perangkat pengukuran yang besar. 2. Titik rata-rata (Mean). Jumlah skor IQ seseorangyang dibagi oleh jumlah-jumlah skor, adalah rata-rata, yang pada dasarnya dibentuk pada skor 100sesuai persetujuan. 3. Devinisi Standar. Devinisi standar serupa tingkatannya dengan tingkatan rata-rata yang mana skornya berdeviasi dari mean (nilai rata-rata). Dalam kontekskita, diketahui bahwa standar
10

deviasi 1 yakni diatas dan dibawah titik rata-rata [skor IQ 85 sampai 115] berjumlah 68% dari jumlah semua skor, standar variasi 2 [skor IQ 70 sampai 130] berjumlah 95% dan standar deviasi 3 [55 sampai 145] berjumlah 99,7%. b. Jenis-jenis Kecerdasan Macam-macam kecerdasan, yaitu: 1. Kecerdasan verbal, numerik, spasial, penalaran, kelancaran, kecepatan perceptual. 2. Kecerdasan fluida vs terkristalisasi (Cattell). 3. Kecerdasn linguistik, musikal, logis-matematis, spasial, kinestetik, intrapersonal, dan kecerdasan interpersonal (Gardner) Sebagian kecerdasan itu misalnya, cerdasa karena pengalaman, common sense, dan kecerdasan sosial merupakan spesialisasi kecerdasan, dan sama dengan kecerdasan akademis. Sedangkan kecerdasan yang lain seperti, kemampuan bermusik atau kemampuan kinestetik atau kemampuan aristik adalah bakat-bakat alami. c. Efek Lingkungan Terhadap Kecerdasan Lingkungan termasuk salah satu hal yang mempunyai pengaruh yang luas terhadap kecerdasan. Sebagian dari variable tersebut memengaruhi seluruh populasi, ketika yang lain berkontribusi untuk membentuk individi-individu yang berbeda dalam suatu kelompok tertentu. Sebagian dari mereka bersifat sosial, dan sebagian lagi bersifat biologis; pada poin ini, sebagian masih misterius. Hal yang mungkin bisa terjadi adalah interpretasiyang sesuai tentang variable lingkungan membutuhkan pertimbangan simultan dari efek-efek genetika.

2.2 KOMENTAR Ada banyak sarana yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran dan pengajaran guna tercapinya suatu tujuan pembelajaran: intelektualitas dan emotionalitas anak didik yang baik dan terkontrol dapat terwujud. Terganantung kreatifitas guru atau pendidik. Dalam proses pembelajaran guru merupakan sumber inspirasi bagi anak-anak didiknya, maka guru tidak boleh sampai kehilangan daya ktreatifitasnya. Kemudian, sarana tersebut harus didukung dengan serangkaian metode yang bisa digunakan dalam pengembangan kualitas intelektualitas, kreatifitas dan emotionalitas anak didik. Berbagai macam cara itu dipelajari dan diteliti perkembangannya agar suatu proses pembelajaran seiring dengan waktu dapat lebih bisa menghasilkan output yang berkualitas dan bisa mewujudkan cita-cita pendidikan, yaitu kecerdasan anak bangsa.

11

BAB 111 KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan Semua pembelajaran pada akhirnya terjebak pada asosiasi dan diferensiasi. Keduanya merupakan mekanisme dasar pembelajaran (dan memori) yang telah diajukan selama berabadabad. Asosiasi adalah pembelajaran bahwa dua hal itu harus dijalankan bersama. Misalnya, kita belajar bahwa sendok akan selalu di gunakan bersama dengan pisau, cangkir dengan piring, dll. Sedangkan diferensiasi adalah pembelajaran untuk membedakan satu hal dengan hal yang lain. Kita belajar bahwa hijau bukan merah, berarti kita harus jalan; bahwa kucing bukan anjing, mempunyai kuku yang tajam; bahwa pembicaraan yang lembut, bukan urakan, harus kita lakukan kepada orang yang lebih tua; dll. Jika kita membuat asumsi bahwa dunia luar pikiran kita adalah jauh lebih indah saat kita mengalaminya, maka kemudian sifat-sifat yang membentuk kesadaran di atas sensitivitas terhadap stimuli termasuk hal-hal berikut ini: 1. Dalam diri kita ada kebutuhan atau seperangkat kebutuhan tertentu, sebuah kapasitas untuk membedakan apa yang bermakana bagi kita dengan apa yang tidak. 2. Seiring dengan waktu kita mengoleksi pengalaman diri yang relevan, yang didasarkan pada kebutuhan. 3. Kesadaran member kita berbagai suasana hati, emosi, antisipasi, memori, dsb, yang menjadi bagian dari parade peristiwa lahir dan batin yang terus berlangsung yang menyatakan pengalaman kita.

3.2 Saran Untuk memperbaiki pengajaran dan pembelajaran, kita harus melibatkan diri dalam kelompok-kelompok, belajar sambil praktek (learning-by-doing), dsb, dan menghindari segala teknik pengajaran model lama. Dan sebagai pengajar juga, kita bermimpi membangkitkan kembali kesenangan pembelajaran. Kesenangan adalah jalan manusia dari kekurangan menuju kesempurnaan yang lebih besar.

12

DAFTAR PUSTAKA

George Boeree, C., Dr. 2009. Metode Pembelajaran & Pengajaran. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

13

You might also like