You are on page 1of 10

Merekrut karyawan bukan hanya pintar, tetapi juga punya komitmen, jujur, dapat bekerja sama, dan lain-lain.

Untuk mudahnya, penilaian karyawan pada saat wawancara, maupun masa percobaan sekurang-kurangnya meliputi 7 C, sebagai berikut.

1. Capability, kemampuan nalar, kecerdasan, cara berpikir sistematis. Bisa tercermin dari nilai ijasah. Jika Anda mau merekrut seorang tenaga administrasi yang pintar, Anda mencari orang dengan satu kriteria, yakni kapabilitas yang tercermin dari nilai ijazah dan tes kemampuan. Selain pintar, Anda juga perlu karyawan yang kredibel. Itu berarti Anda harus menilai dari kriteria lainnya. 2. Capacity, kemampuan menangani masalah, menyelesaikan masalah/ konflik, menghadapi beban kerja yang tinggi/ stress, membuat prioritas. Jika capability bisa dicerminkan dari nilai ijazah dan tes kemampuan teknis, capacity tidak demikian. Jika melakukan wawancara dengan pelamar kerja, bisa menanyakan pengalaman mereka dalam berorganisasi, dalam menangani banyak masalah di rumah dan di sekolah atau di tempat kerja sebelumnya. Kemampuan mereka menghadapi banyak masalah mencerminkan kapasitasnya yang baik. 3. Character, watak, hal-hal yang menyangkut sikap, sopan-santun, cara mengendalikan emosi. Character umumnya dipengaruhi oleh nilai-nilai yang tertanam di lingkungan keluarga dan pergaulan. Dengan karakter yang berbeda seorang karyawan akan memiliki kecocokan dalam bidang kerja tertentu. 4. Credibility, kredibilitas, sikap dapat dipercaya, bisa mengemban tugas yang telah diperintahkan dengan baik. Orang-orang yang kredibel bisa dilihat dari cerita mereka ketika menjalankan perintah guru, atasan, atau orang tua. Anda bisa menanyakan ke calon karyawan mengenai pengalamannya dalam melakukan tugas berat yang diperintahkan oleh orang lain. 5. Comitment (komitmen), kesungguhan menyelesaikan tugas, keinginan untuk memajukan perusahaan. Siapa pun pasti membutuhkan karyawan yang bukan hanya pintar dan jujur, tetapi juga memiliki komitmen untuk memajukan perusahaan. 6. Creativity, kreatif dalam menyelesaikan tugas sehingga lebih efisien dan efektif. 7. Compatibility, kemampuan bekerja sama dengan orang lain. Sering terjadi, kita merasa mendapatkan karyawan yang memenuhi 6 kriteria sebelumnya. Ketika karyawan tersebut bekerja dalam sebuah tim, baru ketahuan bahwa ia sering mau menang sendiri. Oleh karena itu, kita membutuhkan karyawan yang mampu bekerja sama dengan karyawan lain, dengan bawahan, dengan pimpinan, dengan mitra usaha.

Bayangkan, ketika Anda bisa mendapatkan karyawan dengan kriteria bukan hanya pintar, tetapi juga semua kriteria yang termasuk 7 C, Anda pasti akan bisa bekerja lebih efektif. Untuk mengetahui bagaimana karyawan yang dipilih benar-benar cocok, Anda perlu

menetapkan nilai pada masing-masing kriteria di atas. Untuk mengetahui nilai nomor 1 (kapabilitas) cukup mudah karena dapat dilihat dari ijazah dan tes kemampuan teknis (misalnya calon sekretaris diuji kemampuan kesekretariatan, calon bagian keuangan diuji tentang masalah keuangan), sedangkan nomor 2-7, mau tidak mau Anda harus berdialog (wawancara) dengan pelamar kerja.

Wawancara bisa dilakukan secara formal maupun informal (sambil makan, ngobrol). Anda perlu membuat pelamar kerja bersikap santai dan mau menceritakan bagaimana perjalanan karir dan pengalaman hidup, lingkungan keluarga, dan pergaulannya. Buatlah calon karyawan menceritakan kreativitasnya, prestasinya, bagaimana bekerja sama dengan orang lain serta bagaimana menghadapi masalah.

Cara ini membuat Anda bisa menemukan informasi yang tidak terduga. Penulis pernah menemukan seorang yang penampilannya baik, ramah, dan santun. Namun, ketika penulis wawancarai, ternyata dia memiliki nilai yang sangat rendah dalam hal kemampuan bekerja sama sehingga akhirnya tim penilai memutuskan pelamar kerja itu tidak bisa diterima.

Sebaliknya dalam mengambil keputusan penerimaan karyawan, Anda tidak sendirian supaya ada nilai pembanding. Misalnya Anda baru membuka usaha dan seorang diri, Anda bisa minta bantuan teman atau istri/suami. Hal ini supaya penilaian lebih obyektif.

Mungkin Anda berpikir, apakah layak melakukan seleksi penerimaan karyawan dengan cara seperti ini, padahal mau menggaji karyawan dengan upah sangat minim? Jawabannya, justru karena pada tahap usaha pemula Anda mungkin belum bisa menggaji secara layak atau bahkan dengan pola bagi hasil maka wawancara sangat perlu dilakukan. Pertimbangan lain, bahwa wawancara memiliki dampak psikologis yang baik bagi pelamar kerja. Bayangkan, jika menyeleksi 20 orang untuk menerima satu karyawan maka karyawan yang diterima akan bangga jika diberitahu bahwa dia telah mengalahkan 19 pesaingnya. Karyawan yang diterima juga akan merasa bahwa ia masuk ke perusahaan yang professional dalam merekrut karyawan meskipun usaha baru mulai dan masih kecil.

Ketika memutuskan penerimaan karyawan, ucapkanlah kata-kata yang memberi motivasi kerja. Selamat, Anda satu-satunya yang bisa diterima di usaha kami, dari 20 orang pelamar kerja. Saya percaya Anda akan membuktikan kemampuan Anda di perusahaan ini, demikian kira- kira kata-kata yang pas untuk karyawan baru.

Agar suatu organisasi bisa berjalan secara efektif, diperlukan kriteria tertentu untuk mendudukan seseorang menjadi pemimpinnya. Pada perbincangan ringan, seusai rapat suatu organisasi nir laba (organisasi perjuangan), secara berseloroh kawan kawan fungsinioris/aktifis menyodorkan beberapa kriteria pemimpin organisasi yang baik. Subtansi persyaratan dimaksud sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Namun kami coba reka reka agar istilahnya terasa unik sehingga secara filisofis mudah difahami, meskipun dalam kontek ini kami memanfaatkan satu bahasa daerah tertentu (Jawa). Lima ER, biasa kami sebut, 1. Seorang pemimpin harus MEMPER. Dalam artian pantas. Memiliki kompotensi, pengetahuan kecakapan, pengalaman dan kapasitas bergaul yang memadai, sehingga mampu merumuskan program dan atau sekaligus melaksanakannya 2. Seorang pemimpin harus BENER. Memiliki kejujuran atau integritas tinggi. Tidak mementingkan diri sendiri maupun kroni-kroninya. Bisa dijadikan suri tauladan, karena antara kata dan perbuatan seirama 3. Seorang pemimpin haruslah ORA KUMINTER. Ini dimaknai sebagai pribadi yang tidak sombong, tidak merasa yang paling benar atau hebat. Bisa empati dan simpati bukan anti pati. Mampu berdialog dengan siapapun sekaligus mampu memberi motivasi dan inspirasi serta bisa menempatkan diri secara proporsional. 4. Seorang pemimpin harus yang tidak mudah TENGER-TENGER (terbengong bengong). Harus mempunyai mental baja yang tidak gampang stres dan diombang ambing keadaan, konsisten, tidak lari dari tanggung jawab. Mampu memcari solusi yang tepat manakala manghadapi tantangan dan guncangan berat. 5. Seorang pemimpin harus KOBER, yang mengandung makna sebagai pribadi yang pandai mengatur waktu. Punya waktu untuk mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi, mendengar berbagai keluhan dan memperjuangkannya. Bisa jadi Lima ER diatas, bukan sesuatu yang pasti pas seperti slogan Pertamina.

akarta, PelitaOnline MENJADI atasan atau bos di kantor bukanlah satu hal yang mudah. Selain harus memikul tanggung jawab yang besar untuk memajukan perusahaan, dibutuhkan jiwa dan mental yang tinggi untuk bisa menduduki posisi tersebut. Bila posisi ini diberikan pada orang yang tidak tepat, justru akan mempengaruhi sistem di perusahaan. Bagaimana tipe ideal seseorang yang bisa menjadi seorang pemimpin yang disenangi bawahannya? Berikut kriterianya: Adil Seorang atasan harus mampu menilai dengan objektif kelebihan dan kekurangan karyawan. Penilaian ini penting menyangkut tanggung jawab yang akan diberikan kepadanya. Mau menerima dan mendengarkan masukan Seorang atasan harus mengetahui kapan mesti bertanya pada bawahan dan kapan harus mengikuti saran yang diajukan para karyawan. Berani mengambil tanggung jawab Seorang atasan yang baik mampu mengambil tanggung jawab dan melakukan perbaikan bila ada tugas yang tidak berjalan semestinya. Mampu menjadi contoh Jika ingin bawahan selalu bisa memenuhi tanggung jawab dan patuh terhadap aturan perusahaan yang berlaku, mulailah dari diri sendiri agar bisa menjadi contoh bagi bawahan. Mengenal dan mengembangkan potensi karyawan. Bila karyawan menunjukkan potensi yang baik, berikan kesempatan padanya untuk mengembangkan kemampuan tersebut. Bila perlu, berikan penghargaan untuk mereka yang berprestasi. Berinisiatif memperjuangkan kepentingan karyawan Seorang atasan harus mampu bertindak sebagai mediator antara perusahaan dan staf. Sehingga sinergi kerja dalam perusahaan bisa dapat berjalan sesuai yang diinginkan.

18 Kriteria atau syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin yang baik dan bijaksana, yaitu memiliki: 1. Kekuatan atau energi Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan lahiriah dan rokhaniah sehingga mampu bekerja keras dan banyak berfikir untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. 2. Penguasaan emosional Seorang pemimpin harus dapat menguasai perasaannya dan tidak mudah marah dan putus asa. 3. Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan Seorang pemimpin harus dapat mengadakan hubungan yang manusiawi dengan bawahannya dan orang-orang lain, sehingga mudah mendapatkan bantuan dalam setiap kesulitan yang dihadapinya. 4. Motivasi dan dorongan pribadi, yang akan mampu menimbulkan semangat, gairah, dan ketekunan dalam bekerja. 5. Kecakapan berkomunikasi kemampuan menyampaikan ide, pendapat serta keinginan dengan baik kepada orang lain, serta dapat dengan mudah mengambil intisari pembicaraan. 6. Kecakapan mengajar pemimpin yang baik adalah guru yang mampu mengajar dan memberikan teladan dan petunjuk-petunjuk, menerangkan yang belum dengan gambaran jelas serta memperbaiki yang salah. 7. Kecakapan bergaul dapat mengetahui sifat dan watak orang lain melalui pergaulan agar dengan mudah dapat memperoleh kesetiaan dan kepercayaan. Sebaiknya bawahan juga bersedia bekerja dengan senang hati dan sukarela untuk mencapai tujuan. 8. Kemampuan teknis kepemimpinan mengetahui azas dan tujuan organisasi. Mampu merencanakan, mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan, mengawasi, dan lain-lain untuk tercapainya tujuan. Seorang pemimpin harus menguasai baik kemampuan managerial maupun kemampuan teknis dalam bidang usaha yang dipimpinnya.

9. Integritas kepada orang lain Integritas atau memberikan kesetiaan atau kepedulian kepada orang lain atau bawahan, berarti mempertahankan nilai-nilai dan moral yang dipercayai kepada orang lain. Integritas akan menunjukkan kepada orang lain, komitmen terhadap satu hal dan bukan sebagai orang yang tulalit. 10. Memelihara orang lain Jika kita melihat ke sekeliling kita, maka akan kita saksikan bahwa ada orang di dalam hidup kita yang ingin diberi makan, dengan dorongan aman dan harapan, yang merupakan kebutuhan setiap manusia. Inti dari proses pemeliharaan adalah perhatian tulus kepada orang lain. Berikan perhatian dan rasa aman kepada orang yang dipimpin, namun tetap dengan cara yang mendidik. 11. Percaya terhadap kemampuan orang lain Setiap orang akan senang jika mereka merasa dipercaya dan banyak orang akan mengerjakan apa saja untuk memenuhi kepercayaan tersebut. Berilah kepercayaan kepada orang yang kita pimpin sesuai dengan kemampuan dan wilayah kerjanya, namun sampaikan terlebih dahulu dengan jelas apa yang harus dia lakukan. 12. Mendengar apa yang disampaikan orang lain Dengarkan dan perhatikan apa yang di sampaikan orang lain disekitar kita, ketika hal tersebut dilakukan sesungguhnya kita membangun hubungan terhadap orang lain dan mereka akan merasa dihargai. Karena pada dasarnya setiap orang pasti ingin dirinya dihargai, maka berikanlah hal itu. Orang yang tidak pernah menghargai orang lain, jangan pernah berharap dia akan dihargai apalagi dicintai. 13. Kemampuan memahami orang lain Setiap orang sebenarnya ingin didengar, dihormati dan dipahami, ketika orang melihat bahwa mereka dipahami, mereka akan merasa dimotivasi dan dipengaruhi secara positif. Sesungguhnya cara paling halus dan jitu untuk mempengaruhi dan mengambil hati orang lain adalah dengan memahami dan mendengarkan apa yang dia sampaikan. Berikan sepenuhnya apa yang sudah menjadi hak mereka tanpa harus melalaikan pendidikan untuk mereka sadar akan kewajiban mereka juga. 14. Mengembangkan bakat orang lain Berarti kita membantu mereka menangkap peluang untuk membantu mewujudkan potensi mereka. Berikan kesempatan kepada orang yang kita pimpin agar mereka bisa terus maju dan meraih jenjang yang lebih tinggi. Tak akan pernah kita rugi bila kelak orang yang kita pimpin menjadi individu yang mandiri dan lebih sukses. Bahkan mereka mungkin akan menjadi akses atau relasi yang menguntungkan bagi kita di masa depan.

15. Menjadi arah (navigator) bagi orang lain Berarti mengidentifikasi tempat tujuan. Ketika seseorang memiliki potensi pribadinya maka ia memerlukan arah untuk mengembangkan potensi tersebut. Dengan mengarahkan orang lain kepada kesuksesan, tanpa kita sadari kita pun telah melatih diri kita untuk menjadi pribadi yang lebih sukses. Ilmu kita meningkat, pengalaman kita bertambah, kemampuan kita semakin diasah, relasi atau jaringan kita bertambah dan kebaikan kita pun berlipat ganda. Sungguh sebuah multiple effect yang luar biasa. 16. Berhubungan dengan orang lain Dianalogikan pada rangkaian gerbong kereta api dan apa yang terjadi. Gerbong itu berada di atas rel, dimuati barang-barang, mempunyai tujuan dan rute. Tapi gerbong ini tidak memiliki arah jika tidak dihubungkan dengan lokomotif. Sama halnya ketika kita membawa orang pergi, kemana mereka harus pergi, dimana keberadaannya, ini hanya akan diketahui jika kita memiliki hubungan dengan banyak pihak, (maksudnya seorang pemimpin harus mempunyai arah dan tujuan yang jelas). Relationship dan multiple link adalah satu hal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin jika ia ingin timnya dan dirinya sukses. Semakin banyak relasi dan semakin luas jaringan yang kita miliki maka semakin besar peluang yang kita raih. 17. Memperlengkapi orang lain Artinya ketika kita mempercayakan orang lain dengan sebuah keputusan penting maka kita harus dengan senang mendukungnya. Ketika kita memberi wewenang kepada orang lain maka kita telah meningkatkan kemampuan orang lain tanpa menurunkan kemampuan kita. Maksudnya jika seorang pemimpin telah mampu mendelegasikan tugas dengan baik kepada bawahannya, berarti ia telah membuat langkah cerdas dalam kerjanya, tugas yang tercapai lebih banyak dan lebih cepat. Bawahannya semakin pintar dan pada akhirnya tujuan bersama pun tercapai dengan hasil terbaik. Namun syarat sebelum pendelegasian adalah berikan penjelasan dan ilmu sampai orang yang kita delegasikan tersebut paham benar tentang apa yang harus ia lakukan. 18. Memproduksi orang berpengaruh Artinya bagaimana ketika kita telah mengubah orang lain agar ia menjadi pengikut seperti diri kita. Pada akhirnya kita akan mampu menciptakan orang-orang berpengaruh yang kelak akan menciptakan orang-orang seperti kita juga. Dan terus seperti itu. Sehingga dalam lingkungan/koridor kepemimpinan kita semua personil, elemen dan pihak memiliki kemampuan seperti kita dan melakukan seperti apa yang kita inginkan tanpa harus selalu diperintah.

Kriteria PEMIMPIN Bangsa


Pemimpin bangsa adalah pemimpin yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membangun dan mengatasi permasalahan Negara dalam rangka

menyejahterakan seluruh rakyatnya. Yang termasuk jajaran ini adalah semua pimpinan baik jabatan politik maupun karier di pemerintahan maupun di sektor swasta. Pada bulan ini ada pergantian pucuk pimpinan Nasional dan sejumlah pimpinan di tingkat Daerah karena habis masa jabatannya. Tiga jabatan yang saat ini sedang hangat diperdebatkan adalah Pimpinan KPK, Ka POLRI dan Jaksa Agung. Perdebatan seru antara masyarakat dan fihak terkait yang berkepentingan. Perdebatan Pimpinan KPK dan Ka POLRI belakangan sudah mulai reda walaupun masih dalam proses sedangkan yang masih hangat adalah calon Jaksa Agung. Sebagian berharap berasal dari luar dan sebagian dari jabatan karir. Namun telah ada titik terang bahwa dari mana asalnya bukanlah hal prinsip,asalkan mampu membersihkan korupsi dan mafia hukum dari mulai Century, Perpajakan dan lainnya. Kriteria jabatan pimpinan baik tingkat Nasional, Wilayah maupun daerah hendaknya adalah sebagai berikut : 1. Penegak Kebenaran yang Gigih dan Berani (Sidiq). Kondisi bangsa saat ini membutuhkan orang-orang bukan saja Penegak kebenaran, tapi juga orang yang gigih dan berani dalam menegakkannya. Ketika pemimpin memiliki kegigihan dan keberanian yang tinggi, maka ia tidak akan terjaadi tebang pilih dan mampu menyelesaikan masalah dalam jumlah yang lebih banyak. Saat ini dibutuhkan kegigihan dan keberanian dalam menyelesaikan masalah Korupsi dan mafia hukum/pajak . 2. Dapat dipercaya Kapabilitas, Kredibilitas dan Integritas pribadinya (Amanah). Setiap pejabat pimpinan harus memiliki kompetensi yang mencakup kesanggupan dan kemampuan Profesional/keahlian teknis ( kapabilitas). Para pejabat pimpinan harus memperoleh kepercayaan dan keyakinan dari masyarakat ( kredibilitas) atau dengan kata lain ia mampu meyakinkan masyarakat bahwa dirinya mampu mengatasi permasalahan yang ada dan mampu membuktikannya. Aspek lain yang menjadikan pejabat dipercaya adalah integritasnya. Kesatuan antara ucapan dan tindakan bermutu yang memancarkan kejujuran dan kewibawaan. Kejujuran merupakan pilar penting dalam integritas. Tidak ada seorang pemimpin yang mampu bersikap jujur, selama ia masih bisa dan berani membohongi dirinya. Dengan kejujuran inilah ia mampu membangun pemerintahan yang baik, bersih dan sejahtera. 3. Mampu mengkomunikasikan masalah dan keputusan secara Transparan dan Adil (Tabligh). Sikap transparan dapat mengantarkan pada keadilan apabila dikomunikasikan ke masyarakat luas. Timbulnya tebang pilih atau ketidak adilan dalam menyeleaikan masalah disebabkan karena sikap tertutup dan takut diketahui masyarakat karena keputusan atau tindakannya tidak adil.

4. Cerdas, Cepat dan Akurat dalam menggali dan menyelesaikan masalah (Fathonah). Permasalahan bangsa begitu banyak dan komplek. Oleh karena itu dibutuhkan pemimpin yang cerdas, cepat dan akurat/cermat dalam menggali dan menyelesaikan masalah. Masalah-masalah dikaji secara komprehensif sehingga penyelesaian di satu sisi tidak menimbulkan banyak masalah di sisi lain. Solusi yang dihasilkan mampu menghentikan masalah, mencegah timbulnya masalah, membangun dan meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak. 5. Memiliki masa lalu yang bersih (Masum). Ada sebuah analogi yang sangat tepat : jangan membersihkan lantai yang kotor menggunakan sapu kotor. Tidak logis pimpinan yang kotor akan membersihkan keadaan yang ada. Oleh karena itu pimpinan harus bebas dari dosa-dosa politik, KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), manipulasi, hak azasi, skandal seks, Narkoba dan sejenisnya. Bila semua kriteria tersebut di atas melekat pada diri setiap calon pimpinan bangsa ini, saya yakin akan terjadi perubahan yang cepat dan menyeluruh. Carilah sampai didapat, walaupun yang memiliki semua kriteria secara karir / angkat belum memenuhi.( khaerudin)

AKTUALISASI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL PADA RUMAH SAKIT TNIDALAM RANGKA PERCEPATAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANANKESEHATAN KEPADA ANGGOTA

Oleh: Tanto Alfiathur Nugroho A.PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Keberadaan rumah sakit TNI di lingkungan m a s y a r a k a t t e l a h membuktikan bahwa kedekatan TNI dengan rakyat merupakan satu kata kuncipendukung keberhasilan tugas TNI. Rumah sakit TNI tidak hanya memberikanp e l a y a n a n k e s e h a t a n k e p a d a a n g g o t a T N I d a n k e l u a r g a s a j a , n a m u n j u g a mempunyai kewajiban moral memberikan pelayanan kepada masyarakat sekitar tanpa memberikan perbedaan kualitas pelayanan. Oleh karena itu, seperti halnyarumah sakit- rumah sakit pada umumnya, system manajerial rumah sakit TNItidak berbeda jauh dengan rumah sakit-rumah sakit tersebut.Hal yang sangat menarik adalah apabila rumah sakit pada umumnyadipimpin oleh orang umum dengan latar belakang pendidikan manajerial atausejenisnya, namun di rumah sakit TNI dipimpin oleh seorang TNI aktif denganl a t a r b e l a k a n g p e n d i d i k a n d o k t e r D a n b e r k u a l i f i k a s i p e r n a h m e n g e n y a m pendidikan militer.

You might also like