You are on page 1of 15

TUGAS KESEHATAN LINGKUNGAN BIOSFER DAN KESEHATAN

Oleh: KELOMPOK I

DOSEN : ZUKLARNAINI Msi. MT

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2010

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan Membahas tentang manusia berarti membahas tentang kehidupan sosial dan budayanya, tentang tatanan nilai-nilai, peradaban, kebudayaan, lingkungan, sumber alam, dan segala aspek yang menyangkut manusia dan lingkungannya secara menyeluruh.

Manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati, dan seterusnya, serta terkait serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik baik itu positis maupun negatif.

manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai homo sapiens (bahasa latin untuk manusia)sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.

Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya sesuai ketika tindakan-tindakan yang ia ambil. dan sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.

1.2 Tujuan Penulisan y Memahami pendalaman mengenai pengertian manusia; y Mengetahui kondisi lingkungan yang kondusif bagi manusia; y Memberikan gambaran hubungan manusia dengan lingkungannya; y Mencegah dampak-dampak negatif dari pengaruh manusia pada lingkungannya; y Menganalisis sumber alam terkait sebagai kebutuhan manusia dan mengklarifikasinya.

BAB II ISI
Biosfer adalah bagian luar dari planet Bumi, mencakup udara, daratan, dan air, yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung. Dalam pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer adalah sistem ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan antarmereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara) Bumi. Bumi hingga sekarang adalah satu-satunya tempat yang diketahui yang mendukung kehidupan. Biosfer dianggap telah berlangsung selama sekitar 3,5 milyar tahun dari 4,5 milyar tahun usia Bumi Biosfer berpengaruh terhadap kesehatan dalam dua cara, positif dan negatif. Pengaruh positif, karena didapati elemen yang menguntungkan hidup manusia seperti bahan makanan, sumber daya hayati yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraannya seperti bahan baku untuk papan, pangan, sandang, industry, mikroba, patogen, hewan dan tanaman beracun, hewan berbahaya secara fisik, vector penyakit, dan reservoir penyebab dan penyebaran penyakit. Dilihat dari aspek kesehatan, pengaruhnya ada yang langsung dan tidak langsung. 1. Pengaruh tidak langsung Secara tidak langsung disebabkan elemen-elemen didalam biosfir yang banyak dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan kesejahteraannya. Semakin sejahtera manusia, diharapkan semakin meningkat pula derajat kesehatan dari manusia tersebut. Dalam hal ini biosfir berfungsi sebagai bahan mentah untuk berbagai kegiatan industri seperti kayu, industry meubel, rotan, obat-obatan, pangan, farmasi, dan lain-lain. 2. pengaruh langsung pengaruh langsung disebabkan oleh: 1.manusia itu sendiri membutuhkan energi yang diambil dari makanan yang terdapat pada makanan. Manusia sebagai omnivora yang terdiri dari hewan dan tumbuhan. Makanan yang diproduksi di dunia ini begitu banyak jumlahnya setara dengan jumlah manusia yang ada.permasalahan yang dihadapi oleh manusia bukanlah karena jumlah produksi dari makanan tersebut tetapi jug distribusinya. Tidak semua tanah sama produksinya, demikian pula dengan kemampuan manusia untuk memproduksi tidak

sanma di seluruh wilayah dunia.oleh karena itu masih banyak di wilayah bumi yang tidak mendapatkan pasokan makanan. Hal ini tentu akan mempengaruhi kebutuhan gizi pada setia manusia yang ada di dunia yang akan mempengaruhi kesehatan masing-masing individu. 2. karena adanya elemen yang langsung yang dapat membahayakan kesehatan secara fisik, misalnya beruang, harimau, skorpio dan lain-lain. 3. karena adanya element-elemen mikroorganisme yang dapat menyebabkan

penyakit(pathogen). Mikroba ini digolongkan kedalamberbagai jenis seperti virus, rickettsia, bakteri, protozoa, fungi, dan metazoan. Penyakut yang disebabkan oleh virus sudah sangat banyak sekali dikenal. Untuk penyakiat golongan ini sampai saat ini masih belum ditemukan obat yang langsung dapat membunuh virus tersebut. Segala pengobatan terhadap virus tersebut hanya bersifat simptomatis. Badan manusia sendiri lah yang akhirnya membunuh virus tersebut. Penyakit yang disebabkan oleh virus yang tersebar melalui udara, seperti Morbilli, Varicella, Hepatitis, Variola, Influenza, dan lain- lain. Penyakit yang disebabkan oleh virus yang tersebar melalui air : polio, rotavirus, dan lain-lain. Sebagian dari virus yang terdapat di Indonesia disebabkan oleh kondisi lingkungan yang berpengaruh langsung trhadap manusia. Penyakit tersebut juga dapat langsung tertular dari seseorang ke orang lain melalui lingkungan sosial. 4. karena adanya vector, yakni serangga penyebar penyebab penyakit, dan reservoir agen penyakit . Vektor penyakit yang penting diindonesia adalah nyamuk, lalat, kutu, pinjal, dan tungau. Vektor bersama-sama dengan penderita penyakit dapat merupakan suatu system mekanisme yang memelihara kelestarian suatu penyebab penyakit atu disebut dengan reservoir penyakit. Lingkungan Makanan makanan adalah sumber energi satu-satunya bagi manusia. Karena jumlah penduduk makin berkembang, maka jumlah produksi makanan juga terus bertambah memenuhi kebutuhan asupan makanan manusia. Tapi yang menjadi masalah adalah permasalahan yang diakibatkan oleh kualitas dan kuantitas bahan pangan.

Dari segi kualitas, baik kelebihan maupunkekurangan asupan makanan akan menyebabkan kelainan gizi. Penyakit yang berhubungan dengan kegemukan yang disebbkan oleh jumlah asupan makanan yang berlebihan, selain itu kualitas dari makanan yang tidak seimbang. Demikian pula dengan penderita kekurangan gizi, dimana penderita kekurangan asupan makanan dan kualitas makanan juga tidak terpenuhi. Di Indonesia penyakit kekurangan gizi biasanya diderita oleh anak-anak. Kekurangan gizi dipengaruhi oleh: 1. pengetahuan masyarakat tentang gizi yang kurang, berbagai kepercayaan tentang makanan sehingga anak-anak tidak mendapatkan makanan yang bergizi. 2. Kontaminasi makanan dan minuman bayi akibat dari lingkungan yang tidak sehat, sehingga bayi menderita penyakit bawaaan makanan yang mengakibatkan pertumbuhan anak terganggu. 3. Prioritas hidup lainnya selain makanan bergizi, misalnya membeli dan memiliki brang elektronik atu kendaraan bermotor. Apabila kekurangan gizi pada anak tidak ditangani secara baik maka akan mengakibatkan anak akan menderita komplikasi pada organ tubuhnya, bahkan dapat menyebabkan kematian. Kontaminasi makanan Makanan dapat terkontaminasi oleh berbagai racun yang berasal dari tanah, air, udara, manusia dan vector. Zat racun yang terdapat pada udara, tanah, air termasuk racun yang tidak dapat diuraikan. Sehingga apabila dikonsumsi oleh biota dalm taraf trofis yang lebih tinggi maka konsentrasi racun pada masing masing biota pengonsumsi juga akan makin meningkat. Zat racun pengkontaminasi makanan semakin banyak wujud dan bentuknya hal ini disebabkan oleh hasil sampingan dari pertanian, peternakan, pengawetan makanan, dll. Berbagai insectisida yang digunakan dalam proses pertanian akan terkonsentrasi dalam biota rantai makanan sehingga apabila sampai pada manusia akan mengakibatkan akumulasi konsentrasi zat racun yang tinggi.

Makanan juga dapat terkontaminasi oleh mikroba beberapa contoh mikroba yang dapat membuat racun baik antara lain: salmonella, staphylococcus, Clostridium, bacillus cocovenans, dll Penyakit bawaan makanan Penyakit bawaan makanan tidak dapat dipisahkan secara nyata dari penyakit bawaan air. Penyakit bawaan makanan adalah penyakit umum yang diderita sesesorang akibat mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh pathogen misalnya virus, bakteri, protozoa, metazoan, dll. Makanan dapat terkontaminasi oleh beberapa hal: 1. pengolahan makanan yang tidak steril. 2. Terkontaminasinya makanan dari hewan peliharaan. 3. Dapur, alat masak makanan yang kotor 4. Makanan yang sudah jatuh, tapi tetap saja dimakan. 5. Makanan yang disimpan tampa tutup, sehingga terkonntaminsi oleh lalat, tikus, dll 6. Makanan mentah dan masak disimpan bersama 7. Makanan yang dicuci dengan air kotor 8. Makanan yang terkontaminasi oleh hewan yang berkeliaran disekitar 9. Sayuran dan buah-buahan yang ditanam pada tanah yang terkontaminasi 10. Pasar yang kotor Beberapa penyakit bawaan makanan Penyakit Diare Hepatitis A Cholera Disentri Tipus Tubercolosa Ascariasis Oxyuriasis Penyebab Rotavirus Virus hepatitis A Vibrio Cholera Shigella spp Salmonella thypi Mycobacterium tuberculosa Ascariasis lumbricoides Enterobius vernicularis

Trichinosis Trichuariasis Ancylostomiasis Dracontiasis Diphyllobothriasis Cysticercosis

Trichinosis Trichua Trichuris trichiura Ancylostoma Duodenae Dracunculus medinensis Diphyllobothrium latum Cysticercus cellulosae

2.1.2 Perkembangama, dimana n Budaya Dilihat dari segi budaya, proses pendewasaan yang lambat ini dapat merupakan suatu keuntungan. Orang tua dan masyarakat sekitarnya mempunyai kesempatan yang banyak untuk memberi pelajaran mengenai adat, kebiasaan, norma, dan pengetahuan yang ada, ataupun mentransfer budayanya secara turun menurun dari satu generasi kepada yang berikutnya. Anak manusia sering kali tergantung pada orang tua untuk hampir sepertiga usianya. Jadi baik bentuk fisik, fungsi tubuh, maupun perkembangan fisik manusia sangat menunjang perkembangan budayanya. 2.1.3 Reaksi Manusia Terhadap Stimuli Sekalipun manusia dapat dilihat dari segi fisik maupun mental/budaya, kedua aspek tersebut merupakan satu kesatuan. Hal ini perlu disadari karena manusia bereaksi terhadap stimulus dengan segala kemampuan yang ada padanya. Secara alamiah manusia akan bereaksi secara biologis yang dapat diperkuat oleh tindakan-tindakan yang didasari kebudayaannya. Manusia dapat bereaksi terhadap berbagai jenis stimuli lingkungan. Secara garis besar berbagai stimuli tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian berdasarkan asalnya sebagai berikut : a. Stimuli dari dalam tubuh manusia sendiri dan disebut stimuli endogenous Stimuli endogenous dapat berupa stimuli dari kadar-kadar hormon yang diproduksi kelenjarkelenjar hormon tubuh sendiri ataupun segala reaksi-reaksi biokimia yang terjadi di dalam tubuh. Misalnya, didalam tubuh terdapat terlalu banyak hormone thyroid, maka metabolisme

tubuh akan terjadi secara berlebihan. Tubuh akan berkeringat, terasa sering lapar, tekanan darah meninggi, dan seterusnya. b. Stimuli dari luar tubuh manusia dan disebut stimuli exogenous Stimuli exogenous berasalkan dari luar tubuh. Misalnya keadaan temperatur udara yang tinggi dapat menimbulkan reaksi tubuh yang lebih banyak mengeluarkan keringat. Hal ini terjadi agar tubuh tidak terpengaruh oleh keadaan yang panas tadi. Bila keadaan tersebut terjadi cukup lama, maka orang akan kekurangan cairan dan merasa haus. Stimulus ini mengakibatkan terjadinya reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh seperti halnya contoh-contoh terdahulu, yang berbeda hanyalah asal dari stimulusnya. Stimuli exogenous dibagi kedalam dua kelompok berdasarkan cara kerja stimuli tersebut pada badan. Oleh karena itu didapat stimuli yang bekerja secara langsung dan yang tidak bekerja secara langsung. Stimuli yang bekerja langsung terhadap tubuh antara lain adalah sinar-sinar yang dapat menembus kulit dan menyebabkan efek pada organ-organ tubuh yang terkena penyinaran. Stimuli tak langsung dapat menimbulkan reaksi lewat putting-putting reseptor urat syaraf yang ada didalam kulit, pada pancaindera, dan lainnya yang kemudian disalurkan pada susunan saraf pusat untuk kemudian diproses dan respons disalurkan pada organ yang sesuai. 2.1.4 Respon Manusia Terhadap Stimuli Reaksi manusia terhadap stimuli disebut respon. Respon manusia terhadap stimuli dapat dikelompokkan kedalam kategori sebagai berikut : y Respon yang terjadi secara otomatis, dibawah sadar (involutary) seperti reflex-reflex, reaksi fisika-kimia dalam tubuh, dan untuk taraf tertentu tak dapat dikendalikan.. y Respon yang terjadi secara sadar (voluntary), yakni respon yang dilakukan atas kendali otak manusia. y Respon kombinasi antara respon sadar dan respon tak sadar.

2.2 Interaksi Manusia Dengan Lingkungannya Relasi manusia dan lingkungan adalah hubungan yang timbal balik dan simbiotik mutulisme. Disebut sebagai timbal balik dan simbiotik mutualisme karena manusia hidup di alam lingkungan hidup dan alam sebagai lingkungan hidup juga membutuhkan manusia untuk pelestariannya. Jadi, manusia butuh alam untuk kehidupannya dan alam juga membutuhkan manusia untuk pelestariannya.

2.3 Lingkungan Bagi manusia, lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitarnya, baik berupa benda hidup, benda mati, benda nyata ataupun abstrak, termasuk manusia lainnya, serta suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi antara elemen-elemen di alam tersebut. Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri). Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi. Lingkungan di Indonesia sering juga disebut "lingkungan hidup". Misalnya dalam UndangUndang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, definisi Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai: 1. Daerah di mana sesuatu mahluk hidup berada. 2. Keadaan/kondisi yang melingkupi suatu mahluk hidup. 3. Keseluruhan keadaan yang meliputi suatu mahluk hidup atau sekumpulan mahluk hidup, terutama: 1. Kombinasi dari berbagai kondisi fisik di luar mahluk hidup yang mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan kemampuan mahluk hidup untuk bertahan hidup. 2. Gabungan dari kondisi sosial dan budaya yang berpengaruh pada keadaan suatu individu mahluk hidup atau suatu perkumpulan/komunitas mahluk hidup.

Tergantung kebutuhan, lingkungan dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara sebagai berikut : a. Lingkungan yang hidup (biotis) dan lingkungan tidak hidup (abiotis); b. Lingkungan alamiah, dan lingkungan buatan (manusia); c. Lingkungan prenatal dan lingkungan postnatal; d. Lingkungan biofisis dan lingkungan psikososial; e. Lingkungan air (hidrosfir), lingkungan udara (atmosfir), lingkungan tanah (litosfir), lingkungan biologis (biosfir), dan lingkungan social (sosiosfir); f. Kombinasi dari klasifikasi-klasifikasi tersebut. 2.4 Studi Kasus Studi kasus yang berkaitan dengan manusia dan lingkungan adalah banjir, longsor, dan lainlain. a. Banjir Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air. Peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi. Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air banjir juga membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut. Banjir adalah hal yang rutin, setiap tahun pasti datang. Banjir, sebenarnya merupakan fenomena kejadian alam "biasa" yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar, karena meminta korban besar. Contoh kasusnya adalah sebagai berikut : y Banjir Jakarta 2007 adalah bencana banjir yang menghantam Jakarta dan sekitarnya sejak 1 Februari 2007 malam hari. Selain sistem drainase yang buruk, banjir berawal dari hujan lebat yang berlangsung sejak sore hari tanggal 1 Februari hingga keesokan harinya tanggal 2 Februari, ditambah banyaknya volume air 13 sungai yang melintasi Jakarta yang berasal dari Bogor-Puncak-Cianjur, dan air laut yang sedang pasang, mengakibatkan hampir 60% wilayah DKI Jakarta terendam banjir dengan kedalaman mencapai hingga 5 meter di beberapa titik lokasi banjir.

Pantauan di 11 pos pengamatan hujan milik Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) menunjukkan, hujan yang terjadi pada Jumat, 2 Februari, malam lalu mencapai ratarata 235 mm, bahkan tertinggi di stasiun pengamat Pondok Betung mencapai 340 mm. Hujan rata-rata di Jakarta yang mencapai 235 mm itu sebanding dengan periode ulang hujan 100 tahun dengan probabilitas kejadiannya 20 persen. Banjir 2007 ini lebih luas dan lebih banyak memakan korban manusia dibandingkan bencana serupa yang melanda pada tahun 2002 dan 1996. Sedikitnya 80 orang dinyatakan tewas selama 10 hari karena terseret arus, tersengat listrik, atau sakit. Kerugian material akibat matinya perputaran bisnis mencapai triliunan rupiah, diperkirakan 4,3 triliun rupiah. Warga yang mengungsi mencapai 320.000 orang hingga 7 Februari 2007. Penyebab utama banjir ini adalah curah hujan yang tinggi, dan musim hujan di Indonesia mulai bulan Desember dan berakhir bulan Maret. Pada tahun 2007, intensitas hujan mencapai puncaknya pada bulan Februari, dengan intensitas terbesar pada akhir bulan. Hingga tanggal 8 Februari 2007, menurut data Polda Metro Jaya jumlah korban meninggal akibat banjir di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi mencapai 48 orang; dan di Bogor sebanyak 7 orang. Pada tanggal 9 Februari 2007 meningkat menjadi 66 orang, sebagaimana dicatat Kantor Berita Antara Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana (Bakornas PB) menyatakan sebanyak 66 orang meninggal akibat bencana banjir yang terjadi di tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Pada tanggal 10 Februari jumlah korban meningkat menjadi 80 orang. Jumlah ini mencakup korban di tiga provinsi dengan perincian DKI Jakarta 48 orang, Jawa Barat 19 orang, dan Banten 13 orang. Setelah banjir penyakit infeksi saluran pernafasan, diare, dan penyakit kulit menjangkiti warga Jakarta, terutama yang berada di pengungsian. Ini disebabkan keadaan sanitasi dan cuaca yang buruk.

Ditemui pula beberapa kasus demam berdarah dan leptospirosis sebagai akibat genangan air setelah banjir. Untuk menangani banjir, Provinsi DKI Jakarta telah membangun serangkaian Sistem Pengendali Banjir Jakarta. y Karawang Banjir akibat luapan sungai Citarum yang terjadi awal Februari 2007 telah menggenangi 17.000 hektar sawah di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Kerugian diperkirakan mencapai sekitar Rp 1,7 miliar. Banjir yang menggenangi 25 dari 30 kecamatan di Karawang diperparah dengan jebolnya tanggul Sungai Citarum. Tanggul yang jebol ada di Kaceot I dan II, Tangkil, serta saluran induk Tarung Utara. Hingga 10 Februari, ada lima kecamatan yang masih dianggap rawan banjir, yakni Pakisjaya, Batujaya, Rengasdengklok, Jayakerta, dan Tirtajaya. Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan Kabupaten Karawang mencatat, sawah yang terendam banjir tersebar di 22 kecamatan. Ketinggian genangan bervariasi antara 20 hingga 70 sentimeter. y Subang dan Indramayu Banjir juga hampir sepekan merendam sawah dan permukiman di Subang dan Indramayu yang masih termasuk wilayah pantai utara Jawa Barat. Setidaknya 18.488 hektar sawah dipastikan rusak. Berdasarkan pantauan, di Kabupaten Subang, kerusakan terluas terjadi di Kecamatan Pamanukan (2.101 ha), Pusakanegara (1.275,5 ha), dan Legon Kulon (2.792 ha), sedangkan di Kabupaten Indramayu banjir menggenangi areal sawah di Kecamatan Kandanghaur. b. Longsor Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang mempengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktorfaktor lainnya yang turut berpengaruh:

y Erosi yang disebabkan sungai-sungai atau gelombang laut yang menciptakan lereng-

lereng yang terlalu curam;


y Lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan

lebat;
y Gempa bumi menyebabkan tekanan yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng

yang lemah;
y Gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran

debu-debu;
y Getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir; y Berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju.

Contoh kasus : y Bencana Tanah Longsor di Tenjolaya Lokasi bencana tanah longsor di kawasan Perkebunan Teh Dewata, Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasir Jambu, Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (24/2/2010). Akibat peristiwa ini sedikitnya 43 orang meninggal dan 28 bangunan tertimbun tanah longsor. y Bencana Tanah Longsor di Bengkulu Jalur penghubung Kota Pagaralam, Sumatera Selatan dan Kota Manna, Bengkulu, Jumat (12/11/2010) tertimbun longsor sepanjang 15 meter, akibatnya lumpuh total kendaraan tidak bisa melintas. bencana longsor ini terjadi pada saat hujan deras mengguyur sejumlah lokasi tersebut dalam waktu dua hari terkahir. Akibatnya air dari arah perbukitan menyerap ke dalam tanah dan mengalir dengan membawa matrial longsor.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Terdapat berbagai cara mendefinisikan manusia dan lingkungan. Setiap definisi itu menjelaskan sifat manusia yang khusus yang menjadikannya manusia. Salah satu cara mendefinisikan manusia adalah menerusi kreativitinya. Setiap manusia akan berinteraksi terhadap lingkungan dan interaksi tersebut akan menimbulkan berbagai dampak, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. 3.2 Saran Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan yang maha esa diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap lingkungan tanpa menimbulkan dampak negatif.

DAFTAR PUSTAKA

Soemirat Slamet, Juli. 1994. Kesehatan Lingkungan. Bandung : ITB Anonymous A. 2010. Definisi Lingkungan Hidup.

(http://yukez.wordpress.com/2009/02/12/definisi-lingkungan-hidup/). Tanggal akses 22 November 2010 Anonymous B. 2010. Manusia. (http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia). Tanggal akses 22 November 2010 Anonymous A. 2010. Banjir Jakarta 2007. (http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_Jakarta_2007). Tanggal akses 22 November 2010 Anonymous C. 2010. Longsor Jalur Pagaralam Bengkulu Lumpuh .

(http://regional.kompas.com/read/2010/11/12/22133253/Longsor..Jalur.Pagara lam-Bengkulu.Lumpuh). Tanggal akses 22 November 2010 Anonymous D. 2010. Tanah_Longsor_Apa_Penyebabnya.

(http://zamiali.multiply.com/journal/item/9/tanah_longsor_apa_penyebabnya). Tanggal akses 22 November 2010

You might also like